Jumat, 30 November 2018

SADAR! SEMUA KARENA TUHAN


How are you today?
Firman Tuhan :
Hakim-hakim 7:1–8:3

Jangan-jangan orang Israel memegah-megahkan diri terhadap Aku, sambil berkata: Tanganku sendirilah yang menyelamatkan aku. (Hakim-hakim 7:2)

Bacaan Alkitab Setahun:
2 Korintus 9-13

Setiap akan melakukan sesuatu yang sulit, saya berdoa dengan sungguh-sungguh dan meminta orang-orang dekat untuk turut mendoakan. Sering saya memperoleh tambahan energi yang besar ketika bertugas. Saya juga merasakan penyertaan Tuhan yang ajaib. Namun sesudahnya, saya justru merasa bangga pada diri sendiri, seolah saya sanggup menghadapi persoalan tanpa Tuhan. Saya lupa betapa besar rasa takut dan ketidakberdayaan saya sebelum itu. Saya bagaikan pahlawan kesiangan.

Melupakan pertolongan dan kebaikan TUHAN juga merupakan karakter umat Israel. Ketika situasi ekonomi dan keamanan baik, mereka melakukan yang jahat di mata TUHAN. Karena itu, TUHAN menyerahkan mereka ke tangan bangsa asing, salah satunya adalah orang Midian. Orang Israel menjadi miskin karena orang Midian memusnahkan segala hasil bumi mereka (lihat 6:5-6). Sedemikian takutnya orang Israel, sehingga mereka berlindung di gua dan kubu-kubu yang mereka buat di pegunungan (lihat 6:2). Ketika orang Israel berseru pada TUHAN, TUHAN membangkitkan Gideon untuk memimpin mereka. Hanya tiga ratus orang yang terpilih untuk berangkat berperang. Itu pun bukan perang yang sesungguhnya, karena TUHAN-lah yang membuat orang Midian saling bunuh di antara mereka sendiri (7:22). TUHAN menyatakan kuasa dan kemurahan-Nya, agar Israel sadar bahwa kemenangan itu adalah hasil karya TUHAN.

Apakah Anda saat ini menikmati kesuksesan? Dalam kesuksesan Anda, jangan pernah lupakan Tuhan yang memberi kesuksesan itu

Jayapura, 30 November 2018
Ps. GELPHY NARTHA S.

Salam dahsyat dan tetap semangat....

Silahkan download aplikasi saya di google Play Store pada android atau Handpone Anda dengan mengetik Gelphy Nartha di kotak pencarian/search.

https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha

http:gelphyministry.blogspot.co.id

Kamis, 29 November 2018

TETAP KONSISTEN DAN PRIMA


How are you today?
Firman Tuhan :
Filipi 2:12-18

Tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir. (Filipi 2:12)

Bacaan Alkitab Setahun:
2 Korintus 5-8

Ketika menonton salah satu episode Berpacu dalam Melodi di TVRI, saya terharu. Bintang tamunya Ernie Djohan, penyanyi yang telah 50 tahun malang-melintang di blantika musik Indonesia. Namun, masa keemasannya sudah lewat. Ia tak lagi memproduksi album baru. Saya bayangkan, ia sesekali hanya tampil di panggung kecil dari kota ke kota. Toh, mudah diduga, ia tekun menjaga kualitas suaranya. Terbukti malam itu ia tampil prima.

Paulus menasihati jemaat di Filipi agar tekun mengerjakan keselamatan. Menariknya, ia memberi catatan: terutama saat ia tidak hadir di antara mereka. Kita sudah dianugerahi keselamatan, dan dipanggil untuk hidup dalam iman selaras dengan anugerah-Nya. Bukan hanya ketika ada orang lain, namun juga ketika sendiri. Bukan hanya ketika keadaan baik, namun juga ketika keadaan tidak mendukung.

Saya jadi malu. Jujur, relatif lebih mudah saya hidup dalam iman ketika bersama dengan saudara seiman yang lain. Atau, saya baru giat belajar firman menjelang berkhotbah dalam suatu persekutuan. Namun, bagaimana saat tidak ada orang yang mengawasi saya? Saat tidak ada yang menolong dan menguatkan saya? Godaan untuk bersikap sembrono atau berputus asa mengetuk di muka pintu.

Seperti penyanyi profesional yang tekun menjaga kualitas suaranya, apakah saya tekun mengerjakan keselamatan dalam keadaan apa pun? Syukurlah, saya tidak perlu mengandalkan kekuatan sendiri. “Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya” (ay. 13).

Jayapura, 29 November 2018
Ps. GELPHY NARTHA S.

Salam dahsyat dan tetap semangat....

Silahkan download aplikasi saya di google Play Store pada android atau Handpone Anda dengan mengetik Gelphy Nartha di kotak pencarian/search.

https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha

http:gelphyministry.blogspot.co.id

Rabu, 28 November 2018

KONFRONTASI


How are you today?
Firman Tuhan :
2 Samuel 12:1-14

Kemudian berkatalah Natan kepada Daud: “Engkaulah orang itu!” (2 Samuel 12:7)

Bacaan Alkitab Setahun:
2 Korintus 1-4

Konfrontasi artinya teguran secara tatap muka. Tidak mudah melakukannya. Biasanya orang enggan berkonfrontasi karena takut. Takut pada wibawa pihak yang ditegur. Takut akan risikonya. Atau, sungkan. Bisa juga karena tidak mau ikut campur. Atau, karena tidak peduli. Di sisi lain, ada orang yang memberanikan diri melakukannya agar tidak dikatakan takut, sungkan, atau tidak peduli. Benarkah untuk melakukan konfrontasi hanya memerlukan keberanian?

Natan melakukan konfrontasi terhadap Daud setelah kira-kira setahun lamanya raja itu menyimpan dosa: merebut istri Uria, lalu membunuh pria itu dengan licik. Namun, selain mempunyai keberanian yang tulus, ia pun memenuhi persyaratan konfrontasi yang benar. Pertama, setelah cukup berdoa dan menimbang, ia tahu kejadian sebenarnya. Bukan hanya tahu sebagian, tapi berlagak tahu semua. Bukan sekadar mendengar kata orang atau termakan hasutan. Kedua, ia mengenal betul siapa Daud. Bukan asal menegur orang yang tidak dikenal dengan baik. Ketiga, ia mencari kesempatan terbaik untuk melakukannya secara pribadi, tanpa niat mempermalukan atau mencari muka. Keempat, dengan berhikmat, ia menggunakan cara yang cerdik dan jitu sehingga melahirkan pertobatan.

Jika Anda tergerak untuk melakukan konfrontasi, penuhilah persyaratan alkitabiahnya. Jika tidak, Anda hanya akan merasa puas diri karena “merasa benar dan berani” atau “merasa sudah jadi pahlawan rohani yang sok suci.” Sudah sepatutnya konfrontasi dilakukan oleh orang yang memang patut.

Jayapura, 28 November 2018
Ps. GELPHY NARTHA S.

Salam dahsyat dan tetap semangat....

Silahkan download aplikasi saya di google Play Store pada android atau Handpone Anda dengan mengetik Gelphy Nartha di kotak pencarian/search.

https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha

http:gelphyministry.blogspot.co.id

Selasa, 27 November 2018

MENGAPA YESUS MENGUTUK POHON ARA?


How are you today?
Firman Tuhan :
Markus 11:12-14

Tetapi waktu tiba di situ, Ia tidak menemukan apa-apa selain daun-daun saja, sebab memang bukan musim buah ara. (Markus 11:13)

Bacaan Alkitab Setahun:
1 Korintus 14-16

Dalam perjalanan dari Betania ke Yerusalem bersama murid-murid-Nya, Yesus merasa lapar. Dari jauh, Dia melihat pohon ara yang rindang, lalu mendekatinya. Namun, ternyata Dia tidak mendapati buah di pohon itu. Yesus mengutuk bahwa tidak akan ada orang yang makan buahnya sampai selama-lamanya. Keesokan harinya, ketika mereka melintasi jalan yang sama, para murid terheran-heran menyaksikan bahwa pohon itu sudah kering sampai ke akar-akarnya. Uniknya, penulis Injil Markus mencatat bahwa saat itu bukanlah musim buah ara. Mengapa Yesus bertindak demikian?

Ketika musim semi tiba, pohon ara akan mengeluarkan daun-daun, sekaligus putik-putik yang bentuknya seperti buah kecil, yang dapat dimakan. Putik-putik ini akan rontok sebelum buah ara yang sesungguhnya keluar. Jika ada pohon ara yang mengeluarkan daun tetapi tanpa putik, berarti pohon itu tidak akan menghasilkan buah. Ia tidak akan berbuah selama-lamanya. Tidak ada gunanya ia hidup.

Banyak orang Kristen yang kelihatannya “rindang” dan melakukan berbagai rutinitas agama dengan rajin. Mereka sibuk dengan berbagai aktivitas kerohanian, namun hanya untuk memuaskan ego pribadi. Begitulah. Tanpa digerakkan oleh kasih, berbagai aktivitas tersebut hanya seperti daun-daun, bukan buah yang sejati (bandingkan dengan 1 Korintus 13:1-3). Padahal, kita hanya mungkin menghasilkan buah jika kita tinggal di dalam Kristus. Dialah yang akan mengalirkan kasih-Nya melalui kehidupan kita untuk mendatangkan kesejahteraan bagi sesama.

Jayapura, 27 November 2018
Ps. GELPHY NARTHA S.

Salam dahsyat dan tetap semangat....

Silahkan download aplikasi saya di google Play Store pada android atau Handpone Anda dengan mengetik Gelphy Nartha di kotak pencarian/search.

https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha

http:gelphyministry.blogspot.co.id

Senin, 26 November 2018

MENGASIHI HARUS MAU BERKORBAN


How are you today?
Firman Tuhan :
1 Yohanes 3:11-18

Dengan inilah kita mengenal kasih Kristus, yaitu bahwa Kristus telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kita pun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara seiman kita. (1 Yohanes 3:16)

Bacaan Alkitab Setahun:
1 Korintus 10-13

Sarah Elfira melahirkan anak-anak kami melalui operasi caesar. Selama beberapa hari ia menahan rasa sakit yang sangat nyeri. Ia juga mesti sering bangun pada malam hari untuk menyusui si kecil. Akibatnya, ia sering kelelahan karena kurang istirahat. Tetapi, ia sama sekali tidak mengeluh. Ia selalu memandang bayi kami dengan mata yang bersinar penuh kebahagiaan dan kebanggaan. Sekarang anak-anak kami sudah pada besar.

Memang sudah lazim bagi kasih untuk berkurban (Yoh. 15:13). Ciri-ciri orang yang mengasihi adalah memiliki kesenangan yang meluap kepada pihak yang ia kasihi. Allah senang akan ciptaan-Nya. Kasih Allah merupakan salah satu kenyataan besar yang terdapat di alam semesta ini, suatu tiang sandaran harapan dunia. Tetapi, kasih-Nya itu juga merupakan sesuatu yang intim dan pribadi. Allah bukan mengasihi penduduk dunia secara massal, tetapi juga mengasihi setiap manusia pribadi demi pribadi. Dia mengasihi kita semua dengan kasih yang besar, kasih yang tidak berawal dan tidak berakhir.

Julian dari Norwick berkata, “Jiwa kita secara istimewa begitu dikasihi oleh Dia sehingga kasih-Nya berada di luar jangkauan pengetahuan segala makhluk. Itu berarti bahwa dari segala makhluk ciptaan-Nya tidak ada satu pun yang dapat mengetahui betapa besar, betapa manis, dan betapa mesranya Sang Pencipta mengasihi kita.” Karena itulah Dia telah mengurbankan Anak-Nya untuk kita. Dan Dia mengharapkan kita melakukan hal yang sama. Kasih memotivasi kita untuk berkurban demi kesejahteraan orang yang kita kasihi.

Jayapura, 26 November 2018
Ps. GELPHY NARTHA S.

Salam dahsyat dan tetap semangat....

Silahkan download aplikasi saya di google Play Store pada android atau Handpone Anda dengan mengetik Gelphy Nartha di kotak pencarian/search.

https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha

http:gelphyministry.blogspot.co.id

Minggu, 25 November 2018

TUBUH SEHAT, JIWA SEHAT


How are you today?
Firman Tuhan :
Matius 9:1-8

Teguhkanlah hatimu, hai anak-Ku, dosa-dosamu sudah diampuni... Bangunlah, angkat tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu! (Matius 9:2,6)

Bacaan Alkitab Setahun:
1 Korintus 5-9

Judul renungan ini berarti "jiwa yang sehat ada di dalam tubuh yang sehat". Kesehatan jiwa mendukung kesehatan tubuh. Dunia kedokteran menunjukkan, banyak penyakit yang disebabkan oleh gangguan jiwa, seperti kecemasan, dendam, iri, putus asa. Di Palestina kuno pada zaman Yesus ada kepercayaan: orang yang sakit tidak akan sembuh jika dosanya belum diampuni. Tentu saja, tidak semua penyakit merupakan ganjaran dari dosa. Di sisi lain, semua manusia telah jatuh ke dalam dosa (Rom. 3:23).

Si lumpuh mungkin merasa terbelenggu dosa sehingga apatis dan putus asa, pasrah terhadap nasib. Syukurlah, teman-temannya peduli dan membawanya kepada Yesus. Dan Yesus Sang Mesias menyapanya, "Dosa-dosamu sudah diampuni. Bangun dan bawalah tilammu dan pulanglah ke rumahmu." Keyakinan bahwa dosanya diampuni menyebabkan si lumpuh itu segera bangun, lalu pulang. Para ahli Taurat menuduh Yesus menghujat Allah sebab hanya Allah yang dapat mengampuni dosa manusia. Tetapi, Yesus memberikan kepastian bahwa Dialah Anak Manusia, yaitu Allah Sang Putra yang mempunyai hak dan kuasa mengampuni dosa (ay. 6).

Dosa menyebabkan kita tidak lagi berpaut kepada Allah, dan kita hidup hanya dengan mengandalkan diri sendiri atau hal-hal lain. Akibatnya, jiwa kita menjadi sakit, dan tak jarang tubuh kita menjadi terganggu dan jatuh sakit pula. Kita dapat belajar mengembangkan persekutuan dengan teman-teman seiman yang rindu untuk menolong kita senantiasa dekat dengan Yesus; Dia pasti akan memedulikan kita.

Happy sunday....
Jayapura, 25 November 2018
Ps. GELPHY NARTHA S.

Salam dahsyat dan tetap semangat....

Silahkan download aplikasi saya di google Play Store pada android atau Handpone Anda dengan mengetik Gelphy Nartha di kotak pencarian/search.

https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha

http:gelphyministry.blogspot.co.id

Jumat, 23 November 2018

BIARKANLAH ENGKAU DITINDAS


How are you today?
Firman Tuhan :
Kejadian 16:1-16

Lalu kata Malaikat TUHAN itu kepadanya: "Kembalilah kepada nyonyamu, biarkanlah engkau ditindas di bawah kekuasaannya." (Kejadian 16:9)

Bacaan Alkitab Setahun:
Roma 14-16

Dalam sistem masyarakat yang melegalkan perbudakan, nasib seorang budak tidak lebih dari sebuah barang. Ia tidak berhak menentukan hidupnya. Sepenuhnya milik tuan dan nyonyanya. Ia dapat diperlakukan dengan sekehendak hati oleh tuan dan nyonyanya. Tidaklah pantas seorang budak menentang tuan dan nyonyanya.

Namun Hagar merendahkan nyonyanya saat dirinya mengandung dari tuannya, Abraham (ay. 4-5). Sarai geram. Sebagai majikan, ia tidak bisa menerima perlakuan lancang itu. Sarai mengadu, dan Abraham mempersilakan Sarai menindas Hagar. Tidak kuat menanggungnya, Hagar lari. Ajaib, di tengah pelarian ia berjumpa malaikat Tuhan (ay. 7). Hagar diperintahkan agar kembali ke dalam penindasan nyonyanya (ay. 9). Dijanjikan kepadanya, darinya akan lahir banyak keturunan (ay. 10). Seorang budak yang telah melarikan diri, lalu menyerahkan diri kembali-bagaimana mungkin ia bisa melihat adanya masa depan dalam hidupnya?

Tetapi, begitulah rencana Tuhan. Keadaan tidak membatasi karya-Nya. Penindasan, kelaparan, ketelanjangan, bahaya, bencana, perang-tidak ada yang sanggup menggagalkan rencana-Nya. Dia akan menunjukkan jalan supaya janji-Nya itu tergenapi. Namun, Dia menuntut kita untuk berjalan dalam ketaatan. Dalam kasus Hagar, ia harus kembali kepada Sarai. Dengan cara itu hidupnya terpelihara dan tetap ada dalam naungan janji Tuhan. Bagaimana dengan kita? Tetapkah kita meyakini janji dan pemeliharaan-Nya saat jalan hidup kita terjal?

Jayapura, 23 November 2018
Ps. GELPHY NARTHA S.

Salam dahsyat dan tetap semangat....

Silahkan download aplikasi saya di google Play Store pada android atau Handpone Anda dengan mengetik Gelphy Nartha di kotak pencarian/search.

https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha

http:gelphyministry.blogspot.co.id

Kamis, 22 November 2018

BUANG WAKTU


How are you today?
Firman Tuhan :
Efesus 5:1-21

... dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. (Efesus 5:16)

Bacaan Alkitab Setahun:
Roma 11-13

Tingkat kriminalitas di suatu daerah kerap berkaitan dengan tingkat pengangguran di sana. Dengan semakin banyaknya orang yang menganggur, semakin banyak orang yang terpaksa melakukan tindak kejahatan untuk mencukupi kebutuhannya. Selain itu, orang yang menganggur biasanya memiliki banyak waktu luang sehingga mudah tergoda untuk melakukan kegiatan yang merugikan.

Tetapi, persoalan waktu luang ini bukan hanya berlaku bagi mereka yang tidak punya pekerjaan tetap. Jujur saja, kita yang memiliki pekerjaan tetap pun sering mengisi waktu luang dengan kegiatan yang tidak berguna atau bahkan merusak. Bagaimana kita berlibur? Apakah kita bermalas-malasan saja sepanjang hari? Atau, malah mengisinya dengan menonton film porno, berjudi, mabuk-mabukan, dan aneka aktivitas buruk yang lain?

Paulus mengingatkan kita untuk bijaksana dalam menggunakan waktu yang ada. Ada potensi kejahatan yang mengintai jika kita tidak mempergunakan waktu dengan baik. Selain itu, memang sudah menjadi tanggung jawab kita untuk memakai waktu yang Tuhan karuniakan untuk mengerjakan hal-hal yang sesuai dengan kehendak-Nya.

Secara praktis, kita bisa menuruti nasihat ini dengan mengisi waktu kita dengan kegiatan yang berguna dan produktif. Sebagai contoh, daripada bermalas-malasan seharian penuh, lebih baik kita berkumpul bersama keluarga dan orang-orang yang kita kasihi untuk mempererat tali kasih yang ada. Kita juga dapat membaca buku yang bermutu. Dan masih banyak lagi pilihan aktivitas yang berguna.

Jayapura, 22 November 2018
Ps. GELPHY NARTHA S.

Salam dahsyat dan tetap semangat....

Silahkan download aplikasi saya di google Play Store pada android atau Handpone Anda dengan mengetik Gelphy Nartha di kotak pencarian/search.

https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha

http:gelphyministry.blogspot.co.id

Rabu, 21 November 2018

MENJADI TEDUH SEKALI


How are you today?
Firman Tuhan :
Matius 8:23-27

Ia berkata kepada mereka, "Mengapa kamu takut, hai kamu yang kurang percaya?" Lalu bangunlah Yesus membentak angin dan danau itu, sehingga danau itu menjadi teduh sekali. (Matius 8:26)

Bacaan Alkitab Setahun:
Roma 8-100  

Banyak penduduk negeri ini yang bertekun sebagai nelayan. Namun, tidak sedikit pula yang tidak hidup di laut dan belum pernah mengalami gelombang laut yang ganas. Sebaliknya, ada sebagian orang yang kehilangan anggota keluarga karena keganasan taufan di laut. Nah, petikan kisah Yesus ini tentu menyiratkan makna yang berbeda bagi kita masing-masing. Namun, di balik kejadian itu, ada suatu kebenaran abadi yang dapat menjadi penghiburan bagi kita semua. Menurut teolog William Barclay, peristiwa itu menunjukkan bahwa "di mana ada Yesus, maka gelora dan angin ribut kehidupan pasti tenang dan teduh."

Kala bertiup angin kesedihan yang gelap menggetarkan, kehadiran Yesus pasti membawa penghiburan dan ketenangan. Kala angin ribut kemarahan yang meluap-luap datang menggelora di hati kita, kehadiran Yesus pasti membawa kedamaian dan ketenteraman. Kala angin ribut keragu-raguan bertiup seolah ingin mencabut iman kita dari akarnya, kehadiran Yesus membawa keteguhan hati.

Murid-murid yang mengalami mukjizat ini terpesona karenanya. Mereka berkata, "Siapa sebenarnya orang ini, sehingga Ia memberi perintah kepada angin dan air dan mereka taat kepada-Nya?" (ay. 25). Dia adalah Tuhan Sang Pencipta alam semesta. Dia berkuasa mengatur dan mengendalikan alam. Dia juga berkuasa menjaga kehidupan kita, anak-anak-Nya yang bersandar kepada-Nya. Terlebih ketika takut dan berseru kepada-Nya, "Tuhan, tolonglah, kita binasa" (ay. 24).

Seperti para murid, kita pun akan terpesona oleh-Nya.

Jayapura, 21 November 2018
Ps. GELPHY NARTHA S.

Salam dahsyat dan tetap semangat....

Silahkan download aplikasi saya di google Play Store pada android atau Handpone Anda dengan mengetik Gelphy Nartha di kotak pencarian/search.

https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha

http:gelphyministry.blogspot.co.id

Selasa, 20 November 2018

SIAPA YANG TERHILANG?


How are you today?
Firman Tuhan :
Lukas 15:11-32

Anak sulung itu marah dan ia tidak mau masuk. (Lukas 15:28)

Bacaan Alkitab Setahun:
Roma 4-7

Spontan kita akan menjawab: si bungsu. Ia meminta warisan kala sang ayah masih hidup, meninggalkan rumah, menghamburkan harta dalam pesta pora, memiskinkan diri, dan menggerogoti keluhuran martabatnya sebagai manusia. Lalu, saat tersadar akan kondisinya, ia terseok pulang, dan sang ayah menyambut dan memeluknya. Ya, si bungsulah si anak terhilang.

Benarkah? Bisa jadi. Namun, jika kita menilik lagi kisahnya dengan baik, kita akan menemukan alternatif lain. Bukankah si bungsu yang kurang ajar ini akhirnya kembali ke dalam pelukan Bapa yang penuh kasih dan penerimaan? Sebaliknya, bukankah si sulung masih terus bergumul dengan kemarahannya hingga cerita berakhir? Bukankah ia tak mampu mengasihi adiknya seperti diteladankan sang ayah? Bukankah ia, karena merasa diperlakukan tidak adil, kehilangan kepekaan bahwa segala milik ayahnya adalah miliknya pula? Tidakkah si sulung sejatinya juga "hilang"?

Jadi, siapa yang sebenarnya hilang dari kasih Tuhan? Jawabannya tergantung dari sikap batin dan sikap hidup orang terhadap kasih Tuhan yang lestari bak mentari. Bila orang mau membuka mata hati dan mengarahkan hidup kepada kasih Tuhan, sejauh apapun ia tersesat, ia dapat kembali pulang. Bila hati mati dan hidupnya beku dan kaku, sedekat apapun seseorang dengan Tuhan, bisa jadi ia tak tahu jalan menuju Tuhan, dan tersesat di tengah "terang" hari. Siapakah kita? Si bungsu atau si sulung? Siapapun kita, marilah pulang. Pulang ke dalam kasih Tuhan. Pulang ke lubuk hati-Nya.

Jayapura, 20 November 2018
Ps. GELPHY NARTHA S.

Salam dahsyat dan tetap semangat....

Silahkan download aplikasi saya di google Play Store pada android atau Handpone Anda dengan mengetik Gelphy Nartha di kotak pencarian/search.

https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha

http:gelphyministry.blogspot.co.id

Senin, 19 November 2018

BERPRASANGKA BURUK


How are you today?
Firman Tuhan :
Yohanes 1:43-51

Kata Natanael kepadanya, "Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?" (Yohanes 1:46)

Bacaan Alkitab Setahun:
Roma 1-3

Seorang teman menceritakan pengalaman yang menjengkelkan di sebuah bandara di Amerika Serikat. Saat pemeriksaan paspor, entah mengapa tiba-tiba beberapa petugas membawanya ke kantor untuk diinterogasi. Rupanya mereka curiga karena kota asal teman saya, menurut informasi yang mereka ketahui, adalah sarang teroris. Perlu waktu berjam-jam bagi teman saya untuk meyakinkan bahwa dirinya "bersih" dan barulah petugas bandara mempercayainya.

Nazaret berlokasi di pegunungan sebelah selatan Galilea, dekat persimpangan jalan kafilah besar dalam rute perdagangan era itu. Pasukan Romawi yang bertugas di Galilea ditempatkan di kota kecil ini. Orang Nazaret selalu berhubungan dengan bangsa-bangsa dari seluruh dunia sehingga berita dunia cepat sampai kepada mereka. Mereka bersikap independen, tak terikat, sikap yang dianggap rendah oleh orang Yahudi lain. Barangkali inilah alasan di balik komentar Natanael. Ia berprasangka buruk dan menyamaratakan seluruh penduduk kota itu, padahal ada seseorang yang sungguh-sungguh baik tinggal di sana: Yesus, Sang Mesias.

Kita semestinya berhati-hati agar tidak terlalu cepat berprasangka buruk dan menilai orang hanya berdasarkan asal-usul atau tempat tinggalnya. Belum tentu ia berperilaku buruk seperti dugaan kita, bukan? Kita menilai secara tidak adil, membangun tembok, dan tidak berinisiatif untuk mengenal orang lain secara mendalam. Jika kita bersikap seperti itu, bagaimana kita akan menunjukkan kasih Kristus kepadanya?

Jayapura, 19 November 2018
Ps. GELPHY NARTHA S.

Salam dahsyat dan tetap semangat....

Silahkan download aplikasi saya di google Play Store pada android atau Handpone Anda dengan mengetik Gelphy Nartha di kotak pencarian/search.

https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha

http:gelphyministry.blogspot.co.id

Minggu, 18 November 2018

KASIH WANITA BERDOSA


How are you today?
Firman Tuhan :
Lukas 7:36-50

Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia telah banyak mengasihi. Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit juga ia mengasihi. (Lukas 7:47)

Bacaan Alkitab Setahun:
Kisah Para Rasul 26-28

Hananto menerima dua undangan pada hari yang sama. Yang satu untuk pernikahan anak tetangganya; yang lain untuk pernikahan anak atasannya. Ia memilih untuk datang ke pernikahan anak atasannya, dan hanya menitipkan kado untuk anak tetangganya. Kira-kira siapakah yang lebih dihormati Hananto? Atasannya, bukan?

Melalui perumpamaan, Yesus secara tersirat membandingkan perbuatan kasih Simon orang Farisi dengan kasih perempuan "yang terkenal sebagai seorang berdosa" (ay. 37). Simon menyatakan kasih secara terbatas: mengundang Yesus makan, namun tidak memperlakukan-Nya sebagai tamu terhormat. Sebaliknya, perempuan itu mengungkapkan kasih secara tak terduga, melampaui kelaziman, dan dengan sepenuh hati. Ada orang yang mencurigainya sebagai sikap yang kurang ajar (ay. 39), namun Yesus menilainya sebagai kasih yang besar (ay. 47). Berbeda dari Hananto yang bisa jadi memilih berdasarkan pertimbangan karier, Simon dan perempuan itu memilih, menurut Yesus, berdasarkan kesadaran mereka masing-masing akan pengampunan yang telah mereka terima. Yang satu merasa dibebaskan dari utang lima ratus dinar; yang lain hanya lima puluh dinar (ay. 41).

Kita berbuat kasih bukan untuk meraih keselamatan. Sebaliknya, kita berbuat kasih karena telah diselamatkan oleh penebusan Kristus. Pertanyaannya: Sejauh mana kita menghayati makna penebusan itu? Apakah kita menganggapnya sebagai pengampunan yang besar atau pengampunan yang kecil? Kita mirip dengan Simon si Farisi atau dengan perempuan itu?

Happy sunday guys....
Jayapura, 18 November 2018
Ps. GELPHY NARTHA S.

Salam dahsyat dan tetap semangat....

Silahkan download aplikasi saya di google Play Store pada android atau Handpone Anda dengan mengetik Gelphy Nartha di kotak pencarian/search.

https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha

http:gelphyministry.blogspot.co.id

Sabtu, 17 November 2018

WALAU SEEKOR SAPI


How are you today?
Firman Tuhan :
Yohanes 4:1-26

Tetapi Ia harus melintasi daerah Samaria. (Yohanes 4:4)

Bacaan Alkitab Setahun:
Kisah Para Rasul 23-25

Di sebuah desa bersalju, terdapat sebuah gereja. Pada suatu hari Minggu yang sangat dingin, hanya pendeta dan seorang petani yang datang untuk beribadah. Setelah beberapa saat, tetap tak ada lagi jemaat yang datang. Maka, pendeta berkata, "Yah, tampaknya hari ini tidak akan ada kebaktian." Namun, petani yang sudah siap beribadah itu memprotes, "Pak Pendeta, menurut pengalaman saya, bila hanya ada satu sapi saya yang datang pada jam makan, saya tidak membiarkannya-saya tetap memberinya makan." Saking ia rindu mendapat makanan rohani, si petani mengibaratkan dirinya sebagai "seekor sapi yang butuh diberi makan".

Terkadang orang menganggap bahwa pelayanan massal lebih efisien daripada pelayanan pribadi. Kadang anggaran pelayanan yang dikeluarkan dianggap tak sepadan bila jumlah orang yang dilayani tak seberapa. Ternyata ini berbeda dengan pandangan Yesus. Semasa Yesus berada di dunia, Dia menunjukkan bahwa kadang ada pribadi-pribadi yang butuh dilayani secara khusus. Seperti perempuan Samaria ini. Ketika Yesus kembali ke Galilea, Dia memilih jalur yang umumnya tak akan dipilih orang Yahudi, karena mereka tak mau bertemu dengan orang Samaria. Namun, Yesus sengaja ke sana untuk menjumpai satu perempuan berdosa yang sangat membutuhkan pengampunan dan pembaruan hidup dari-Nya.

Kita diingatkan untuk melayani pribadi demi pribadi yang Tuhan pertemukan dengan kita. Bila ada orang yang dahaga akan Yesus, mari khususkan waktu dan diri untuk menolongnya agar bertemu Tuhan.

Jayapura, 17 November 2018
Ps. GELPHY NARTHA S.

Salam dahsyat dan tetap semangat....

Silahkan download aplikasi saya di google Play Store pada android atau Handpone Anda dengan mengetik Gelphy Nartha di kotak pencarian/search.

https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha

http:gelphyministry.blogspot.co.id

Jumat, 16 November 2018

HUMILITY



HOW ARE YOU TODAY?
Nats: ayat 16
Filipi 2:1-11

Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. (Filipi 2:8)

Bacaan Alkitab Setahun:
Kisah Para Rasul 20-22

Ketika si ular tua membisikkan dusta ke telinga Hawa dan Hawa mendengarnya, saat itulah kerendahan hati dihancurkan oleh kesombongan. Kesombongan merasuki kehidupan Hawa dengan keinginan untuk menjadi setara dengan Allah-mengetahui yang baik dan yang buruk. Akibatnya, hidup Hawa dan keturunannya rusak akibat dosa dan kutuk.

Sampai hari ini kesombongan itu masih merasuki kehidupan manusia. Entah disadari entah tidak, semua kehancuran di dunia ini berawal dari kutuk ini. Perang dan pertumpahan darah, penderitaan dan sifat egois, ambisi dan kecemburuan, patah hati dan kepahitan-berbagai bentuk kesengsaraan, mulai dari yang terjadi dalam hubungan antar pribadi sampai yang berskala internasional, berakar dari kesombongan. Dan, berbagai cara sudah dilakukan untuk mengatasinya, tetapi tidak berhasil juga. Begitu kuatnya kekuatan di balik kesombongan itu.

Kesombongan hanya dapat dikalahkan dengan kerendahan hati. Dan, kerendahan hati itu terpancar dalam diri Anak Domba Allah, Dia yang telah merendahkan diri-Nya sebagai hamba, taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib (ay. 8). Kerendahan hati Anak Domba Allah inilah yang menaklukkan kesombongan Iblis.
Untuk mengalahkan kesombongan, kita tidak dapat mengandalkan kekuatan diri. Kita perlu menyambut Yesus yang rendah hati dan mengalami pembaruan-Nya. Hari demi hari tinggal di dalam kasih-Nya, dan biarlah kerendahan hati-Nya mengalir di dalam dan melalui kehidupan kita. Kita belajar mengikuti kehendak-Nya, bukan memaksakan kemauan kita.

Salam dahsyat & semangat!
Ps. Gelphy Nartha
Jayapura, 16 November 2018

Silahkan download aplikasi saya di google Play Store pada android atau Handpone Anda dengan mengetik Gelphy Nartha di kotak pencarian/search.
https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha

http:gelphyministry.blogspot.co.id

Kamis, 15 November 2018

RATAPAN IMAN


How are you today?
Firman Tuhan :
Ratapan 3:1-66

Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu! (Ratapan 3:22-23)

Bacaan Alkitab Setahun:
Kisah Para Rasul 14-16

Suatu hari seorang teman berkeluh kesah bahwa ia sedang meratap. Situasi yang ia hadapi saat itu memang berat; kita akan maklum jika orang yang mengalaminya bersedih. Masalahnya, ia merasa bersalah atas ratapannya itu. Ia beranggapan, kesedihan adalah tanda bahwa seseorang tidak sungguh-sungguh beriman. Baginya, iman akan kebaikan Allah membuat orang Kristen sama sekali tidak punya alasan lagi untuk bersedih, apalagi sampai meratap.

Pemahaman ini kurang sesuai dengan pengalaman para tokoh Alkitab, termasuk nabi Yeremia yang menulis kitab Ratapan ini. Kitab ini berisi ratapan sang nabi ketika melihat nasib bangsanya yang porak-poranda. Reaksi seperti itu tentu wajar dan sudah selayaknya ditunjukkan oleh orang Israel yang mencintai bangsanya. Dan, ratapan tersebut bukan menandakan bahwa Yeremia kehilangan iman. Sebaliknya, justru di dalam ratapan itulah terkandung iman yang amat besar akan kebaikan Allah. Meskipun meratapi keadaan sekelilingnya yang tampak begitu suram, ia menyadari bahwa kasih setia Tuhan tidak pernah berkurang sedikit pun. Keyakinan ini memampukannya untuk meratap tanpa kehilangan pengharapan.

Kita dapat meneladani sikap ini. Beriman bukan berarti senantiasa tampak tegar. Jika suatu situasi memang layak ditangisi, janganlah ragu untuk meratap dan berseru kepada Tuhan. Ya, kita bukan meratap dalam keputusasaan, melainkan meratap dengan penuh iman, dengan menantikan pertolongan Tuhan untuk menghadapi situasi yang berat tersebut.

Jayapura, 14 November 2018
Ps. GELPHY NARTHA S.

Salam dahsyat dan tetap semangat....

Silahkan download aplikasi saya di google Play Store pada android atau Handpone Anda dengan mengetik Gelphy Nartha di kotak pencarian/search.

https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha

http:gelphyministry.blogspot.co.id

BERMEGAH KARENA TUHAN


How are you today?
Firman Tuhan :
2 Korintus 12:1-15

Atas orang itu aku hendak bermegah, tetapi atas diriku sendiri aku tidak akan bermegah, selain atas kelemahan-kelemahanku. (2 Korintus 12:5)
Bacaan Alkitab Setahun:
Kisah Para Rasul 11-13

Sebagai orang beriman, kita memiliki beberapa tugas khusus, salah satunya adalah bersaksi. Bersaksi dimaksudkan untuk menyampaikan pengalaman hidup kita bersama dengan Tuhan, baik yang senang maupun yang susah, dengan mengedepankan kebaikan Tuhan, bukan membanggakan kehebatan kita. Tujuannya bukan agar orang memuji kita, melainkan agar mereka memuliakan Tuhan. Masalahnya, tidak jarang yang terjadi justru sebaliknya.

Sewaktu Rasul Paulus bersaksi tentang kehidupan imannya, ia cukup berhati-hati agar tidak terjebak ke dalam kecenderungan manusia untuk menyombongkan diri tersebut (ay. 11-13). Walaupun telah mengalami pengalaman rohani yang dahsyat (ay. 1), Paulus tidak ingin membanggakannya. Dalam menceritakan penglihatannya, ia justru memperhalus pernyataannya dengan kalimat “ada seorang Kristen” dan bukan terang-terangan berkata “sewaktu saya diangkat ke surga”. Disebutkan juga “entah di dalam tubuh, aku tidak tahu, entah di luar tubuh, aku tidak tahu”, dan selanjutnya ditegaskan hanya “Allah yang mengetahuinya” (ay. 2, 3). Paulus menyadari, pengalaman itu bukan karena kehebatan dirinya, melainkan karena kemurahan Tuhan atasnya sekalipun dirinya penuh kelemahan.

Sebuah kerendahan hati yang patut diteladani, bukan? Ia seorang rasul yang istimewa, namun hal itu tidak menjadikannya membusungkan dada. Ia tidak segan untuk mengakui kelemahannya, dan menonjolkan kebaikan Tuhan. Begitu juga dengan kesaksian kita. Kiranya kebaikan Tuhanlah yang menjadi pusatnya.

Jayapura, 13 November 2018
Ps. GELPHY NARTHA S.
Salam dahsyat dan tetap semangat....

Silahkan download aplikasi saya di google Play Store pada android atau Handpone Anda dengan mengetik Gelphy Nartha di kotak pencarian/search.


Selasa, 13 November 2018

TUHAN YANG MENJADI PUSATNYA


How are you today?
Firman Tuhan :
2 Korintus 12:1-15

Atas orang itu aku hendak bermegah, tetapi atas diriku sendiri aku tidak akan bermegah, selain atas kelemahan-kelemahanku. (2 Korintus 12:5)

Bacaan Alkitab Setahun:
Kisah Para Rasul 11-13

Sebagai orang beriman, kita memiliki beberapa tugas khusus, salah satunya adalah bersaksi. Bersaksi dimaksudkan untuk menyampaikan pengalaman hidup kita bersama dengan Tuhan, baik yang senang maupun yang susah, dengan mengedepankan kebaikan Tuhan, bukan membanggakan kehebatan kita. Tujuannya bukan agar orang memuji kita, melainkan agar mereka memuliakan Tuhan. Masalahnya, tidak jarang yang terjadi justru sebaliknya.

Sewaktu Rasul Paulus bersaksi tentang kehidupan imannya, ia cukup berhati-hati agar tidak terjebak ke dalam kecenderungan manusia untuk menyombongkan diri tersebut (ay. 11-13). Walaupun telah mengalami pengalaman rohani yang dahsyat (ay. 1), Paulus tidak ingin membanggakannya. Dalam menceritakan penglihatannya, ia justru memperhalus pernyataannya dengan kalimat “ada seorang Kristen” dan bukan terang-terangan berkata “sewaktu saya diangkat ke surga”. Disebutkan juga “entah di dalam tubuh, aku tidak tahu, entah di luar tubuh, aku tidak tahu”, dan selanjutnya ditegaskan hanya “Allah yang mengetahuinya” (ay. 2, 3). Paulus menyadari, pengalaman itu bukan karena kehebatan dirinya, melainkan karena kemurahan Tuhan atasnya sekalipun dirinya penuh kelemahan.

Sebuah kerendahan hati yang patut diteladani, bukan? Ia seorang rasul yang istimewa, namun hal itu tidak menjadikannya membusungkan dada. Ia tidak segan untuk mengakui kelemahannya, dan menonjolkan kebaikan Tuhan. Begitu juga dengan kesaksian kita. Kiranya kebaikan Tuhanlah yang menjadi pusatnya.

Jayapura, 13 November 2018
Ps. GELPHY NARTHA S.

Happy sunday guys....l
Salam dahsyat dan tetap semangat....

Silahkan download aplikasi saya di google Play Store pada android atau Handpone Anda dengan mengetik Gelphy Nartha di kotak pencarian/search.

https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha

http:gelphyministry.blogspot.co.id

Senin, 12 November 2018

MEMIKIRKAN APA YANG DIPIKIRKAN ALLAH


How are you today?
Firman Tuhan :
Markus 8:31-38

Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia. (Markus 8:33)

Bacaan Alkitab Setahun:
Kisah Para Rasul 9-10

“Enyahlah Iblis!” Ini perkataan amat keras yang mesti ditanggung oleh Petrus. Mengapa Yesus setega itu? Apakah tidak ada pilihan kata yang lebih halus? Begitu parahkah sikap Petrus itu? Bagi kita mungkin tidak serius, tetapi bagi Yesus sangat serius. Mengapa? Karena Petrus tidak berpikir seperti Yesus. Petrus hanya memikirkan kenyamanan pribadinya. Ia menolak ide salib sehingga ia mencegah Yesus berbicara tentang penderitaan.

Pemikiran Petrus ini nyatanya kita warisi pula. Kita mengaku percaya bahwa Allah menyediakan hidup kekal, tetapi kita lebih peduli pada kehidupan saat ini. Kita percaya bahwa Yesus adalah Penolong, tetapi kita lebih suka mengatur karier sendiri. Kita memutuskan mengikut Tuhan, tetapi kecewa saat mengalami penderitaan. Dalam banyak kesempatan kita kadang bersikap: “Aku akan berhasil karena percaya kepada Yesus”, “Pencapaianku memberiku identitas”, “Yesus akan menghargaiku karena aku rajin melayani-Nya”. Singkatnya, kita menyamakan mengikuti Yesus dengan meraup kesuksesan, kenyamanan, ketenaran, atau kehormatan pribadi. Itulah sikap yang dihardik dengan keras oleh Tuhan Yesus.

Sebagai orang percaya, bagaimana sepatutnya kita bersikap? Kita mempersilakan Yesus Kristus menyatakan kehidupan dan sikap-Nya melalui hidup kita: sikap yang merendahkan diri, tidak mengutamakan kepentingan pribadi, melainkan rela berkorban dan, jika perlu, bersedia menderita demi memperjuangankan kesejahteraan bersama. Kita mengikuti jejak-Nya.

Jayapura, 12 November 2018
Ps. GELPHY NARTHA S.

Happy sunday guys....l
Salam dahsyat dan tetap semangat....

Silahkan download aplikasi saya di google Play Store pada android atau Handpone Anda dengan mengetik Gelphy Nartha di kotak pencarian/search.

https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha

http:gelphyministry.blogspot.co.id

Minggu, 11 November 2018

SETIA DARI YANG KECIL


How are you today?
Firman Tuhan :
Matius 25:14-30

Engkau telah setia dalam hal kecil, aku akan memberikan kepadamu... hal yang besar. (Matius 25:21)

Bacaan Alkitab Setahun:
Kisah Para Rasul 7-8

Benyamin Franklin suatu kali pernah berkata, “Pukulan-pukulan kecil dapat menumbangkan pohon oak yang besar!” Memang mengherankan. Banyak hal yang penting dan besar di dunia ini berasal dari hal yang kecil. Tahukah Anda bahwa sarang laba-laba di sebuah kebun merupakan inspirasi pembuatan jembatan gantung? Suara ketel di atas kompor memberi inspirasi penciptaan mesin uap? Sebuah apel yang jatuh dari pohon memberi inspirasi penemuan hukum gravitasi!

Prinsip serupa juga berlaku dalam pelayanan Kristen. Pelayanan besar tidak akan pernah ada tanpa dimulai terlebih dahulu dari pelayanan yang kecil dan sederhana. Sering kali saat kita melihat seorang hamba Tuhan yang sudah terkenal, kita hanya melihat kesuksesan dan kemasyhurannya. Kita jarang mempertimbangkan bagaimana ia merintis pelayanannya dari awal dan mengembangkannya dengan tekun.

Saat melihat Yosua, misalnya, kita kadang hanya melihat kebesarannya ketika ia memimpin jutaan rakyat Israel masuk ke tanah perjanjian. Tetapi, pernahkah terlintas dalam benak Anda bahwa sebelum karier Yosua menanjak demikian luar biasa, ia terlebih dulu menjadi bujang atau pelayan Musa?

Ketika Tuhan memercayakan kepada Anda suatu pelayanan, jangan pernah menolaknya hanya gara-gara pelayanan itu tampak kecil atau remeh. Tuhan tidak melihat besar-kecilnya pelayanan kita, melainkan kesetiaan kita dalam menjalaninya. Kesetiaan kita dalam perkara kecil mempersiapkan kita untuk setia pula ketika Tuhan mempercayakan perkara yang lebih besar.

Happy sunday guys....
Jayapura, 11 November 2018
Ps. GELPHY NARTHA S.

Happy sunday guys....l
Salam dahsyat dan tetap semangat....

Silahkan download aplikasi saya di google Play Store pada android atau Handpone Anda dengan mengetik Gelphy Nartha di kotak pencarian/search.

https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha

http:gelphyministry.blogspot.co.id

Sabtu, 10 November 2018

KASIH YANG TAK TERNILAI


How are you today?
Firman Tuhan :
Roma 5:1-11

Akan tetapi, Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita dalam hal ini: Ketika kita masih berdosa, Kristus telah mati untuk kita. (Roma 5:8)

Bacaan Alkitab Setahun:
Kisah Para Rasul 4-6

Mikio Okada, seorang nelayan di Pulau Hokaido, Jepang, sangat menyayangi putrinya, Natsune. Suatu hari pada Februari 2013 ketika menjemput putrinya dari sekolah, ia terjebak badai salju. Ia menggunakan jaket dan tubuhnya untuk menghangatkan tubuh putrinya. Ia berjuang keras untuk menyelamatkan nyawa Natsune. Sungguh memilukan, justru ia yang kemudian tewas membeku. Nantinya tim penyelamat menemukan jasadnya dalam keadaan memeluk putrinya. Beruntung nyawa Natsune terselamatkan. Kisah ini mengingatkan kita pada pengurbanan Kristus di kayu salib (bandingkan Rm. 5:7).

Sungguh luar biasa yang telah diperbuat Yesus Kristus. Dia rela mati di kayu salib untuk manusia ketika kita masih berkubang dalam dosa (ay. 8). Allah ingin menujukan betapa Dia sangat mengasihi kita. Ya, walaupun sejatinya kita tidak layak dikasihi. Di atas kayu salib, dengan nyawa Anak Tunggal Allah, Dia telah membayar lunas dosa kita yang keji, yang seharusnya membawa kita ke dalam maut. Namun, Kristus bangkit dari kematian-Nya agar kita hidup. Dan, selanjutnya Kristus hidup di dalam hidup kita.

Itulah satu-satunya tujuan hidup kita sekarang. Hidup bagi Kristus, apa pun yang kita katakan, apa pun yang kita pikirkan dan kita lakukan—semuanya itu untuk Kristus. Kiranya setiap orang yang berinteraksi dengan kita dalam hidup ini boleh mengenal bahwa Kritus itu hidup. Kiranya banyak orang beroleh keselamatan dari Kristus yang sudah menebus mereka dengan nyawa-Nya sendiri.

Jayapura, 10 November 2018
Ps. GELPHY NARTHA S.

Happy sunday guys....l
Salam dahsyat dan tetap semangat....

Silahkan download aplikasi saya di google Play Store pada android atau Handpone Anda dengan mengetik Gelphy Nartha di kotak pencarian/search.

https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha

http:gelphyministry.blogspot.co.id

Jumat, 09 November 2018

SAMA SAMA KEJI


How are you today?
Firman Tuhan :
Mazmur 137

Berbahagialah orang yang menangkap dan memecahkan anak-anakmu pada bukit batu! (Mazmur 137:9)

Bacaan Alkitab Setahun:
Kisah Para Rasul 1-3

“Mampus kau! Biar mati tertabrak truk saja sana!” Jika mendengar umpatan semacam itu, tak ayal Anda akan kaget dan mengelus dada. Terlebih, jika yang mengumpat orang Kristen, mungkin Anda bertanya-tanya akan karakternya.

Kalau begitu, kenapa Mazmur merekam sebuah doa yang tak kalah mengerikan dari umpatan tadi? Ya, bangsa Israel memanjatkan permohonan yang begitu keji, tak ubahnya suatu kutukan, bagi penindas mereka. Kita bisa maklum, bangsa itu telah menerima perlakuan yang buruk dan merendahkan dari bangsa Babel. Yerusalem, simbol iman dan harga diri mereka, dihancurkan dan dijadikan bahan olok-olok. Tak heran jika hati mereka mendidih oleh dendam kesumat. Namun, kenapa ucapan bengis itu perlu dicatat?

Tampaknya Tuhan memberi ruang bagi kejujuran. Umat-Nya leluasa meluapkan emosi mereka, sepahit apa pun, di hadapan-Nya. Namun, kejujuran itu sekaligus menyingkapkan kondisi hati mereka: bahwa mereka tak kalah keji dari seteru mereka. Jika saja mereka dalam posisi yang lebih kuat, bisa jadi mereka memperlakukan musuh secara sadis pula.

Bagaimana tanggapan Tuhan atas doa mereka? Perikop ini tak menjawabnya, namun kita dapat menemukannya di bagian lain Kitab Suci. Di Perjanjian Lama, jawaban-Nya antara lain terlihat dari perlakuan-Nya terhadap penduduk Niniwe. Di Perjanjian Baru, jawaban-Nya terungkap dalam kehidupan Yesus Kristus, khususnya saat Dia menjalani penyaliban.

Jayapura, 9 November 2018
Ps. GELPHY NARTHA S.

Happy sunday guys....l
Salam dahsyat dan tetap semangat....

Silahkan download aplikasi saya di google Play Store pada android atau Handpone Anda dengan mengetik Gelphy Nartha di kotak pencarian/search.

https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha

http:gelphyministry.blogspot.co.id

Kamis, 08 November 2018

KETAATAN MENDATANGKAN HASIL


How are you today?
Firman Tuhan :
Lukas 5:1-11

Simon menjawab, “Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena perkataan-Mu itu, aku akan menebarkan jala juga.” (Lukas 5:5)

Bacaan Alkitab Setahun:
Yohanes 19-21

Sebagian besar murid Yesus berprofesi sebagai penjala ikan. Karena daerah sekitar Galilea merupakan wilayah pantai, tak heran jika banyak penduduknya menjadi nelayan. Hari itu, sekumpulan nelayan, salah satunya bernama Simon, mengalami peristiwa yang luar biasa. Bayangan akan pundi-pundi yang kosong mungkin sempat melintas di benak mereka ketika mendapati bahwa hasil tangkapan ikan malam itu sangat buruk. Sepanjang malam mereka bekerja keras, tetapi mereka tidak berhasil mendapatkan seekor ikan pun.

Nasib mereka berbalik saat berjumpa dengan Yesus. Selesai berkhotbah, Yesus memerintahkan agar mereka menebarkan jala ke tempat yang dalam. Ada kemungkinan Simon menebarkan jala dengan sedikit keraguan. “Tahu apa Tukang Kayu ini tentang ikan?” Namun, Simon justru melakukan perintah Yesus dan keraguannnya pun berubah menjadi rasa takjub. Jala mereka penuh dengan ikan! Saking banyaknya, ikan-ikan itu nyaris mengoyakkan jala dan menenggelamkan perahu mereka. Hari itu, Yesus memberi mereka pengalaman yang menakjubkan. Pengalaman yang tidak akan Simon lupakan seumur hidupnya.

Hari-hari ini mungkin kita sedang membayangkan hal-hal negatif akibat kondisi sulit yang kita hadapi atau kegagalan yang kita alami. Kita sudah berusaha sebaik mungkin, namun masih juga “mengangkat jala kosong”. Datanglah pada Tuhan Yesus, dengarkan firman-Nya, dan lakukan apa yang Dia perintahkan. Dia senantiasa menyertai Anda, tak bakal meninggalkan Anda seorang diri. Nantikanlah kejutan dari-Nya

Jayapura, 8 November 2018
Ps. GELPHY NARTHA S.

Happy sunday guys....l
Salam dahsyat dan tetap semangat....

Silahkan download aplikasi saya di google Play Store pada android atau Handpone Anda dengan mengetik Gelphy Nartha di kotak pencarian/search.

https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha

http:gelphyministry.blogspot.co.id

Rabu, 07 November 2018

TIDAK MARAH TAPI MENERIMA


How are you today?
Firman Tuhan :
Samuel 12:15-23

Tetapi sekarang ia sudah mati, mengapa aku harus berpuasa? Dapatkah aku mengembalikannya lagi? Aku yang akan pergi kepadanya, tetapi ia tidak akan kembali kepadaku. (2 Samuel 12:23)

Bacaan Alkitab Setahun:
Yohanes 17-18

Ketika masih bersekolah di bangku SMP, ada seorang teman yang sempat tidak masuk sekolah sampai berminggu-minggu. Selidik punya selidik, kabarnya ia minta kepada ayahnya untuk dibelikan sepeda motor. Tapi permintaannya ini ditolak. Bukan karena si ayah tidak mampu membelikan, tapi karena si ayah merasa bahwa sepeda motor itu akan lebih banyak mendatangkan keburukan daripada manfaat bagi si anak. Si anak tidak bisa menerima keputusan ini dan menjadi marah. Kemarahannya ini ia ungkapkan dengan membolos tadi.

Suatu ketika Daud berdoa memohon kepada Tuhan supaya anaknya sembuh. Ia mengajukan permohonan dengan begitu bersungguh-sungguh sampai para pegawainya khawatir mengenai apa yang akan terjadi jika permohonannya tidak terkabul dan anak itu meninggal. Ketika anak itu akhirnya sungguh-sungguh meninggal, ternyata Daud justru bisa menerimanya dengan rela. Ia tidak menjadi kecewa kepada Tuhan, melainkan menerima bahwa Tuhan itu berdaulat penuh dan berharap bahwa kelak ia akan kembali bertemu dengan anaknya itu.

Kita bebas dan perlu berdoa dengan sungguh-sungguh untuk memohon sesuatu yang kita inginkan dari Tuhan seperti Daud. Tetapi, ketika doa tersebut sudah dijawab dan jawabannya adalah “tidak”, kita harus menerimanya dengan lapang dada. Kita perlu percaya bahwa Tuhan berdaulat dan bisa dipercaya sehingga penolakan-Nya pun merupakan jawaban terbaik bagi kita. Jangan sampai kita menjadi kecewa dan ngambek seperti teman saya tadi.

Jayapura, 7 November 2018
Ps. GELPHY NARTHA S.

Happy sunday guys....l
Salam dahsyat dan tetap semangat....

Silahkan download aplikasi saya di google Play Store pada android atau Handpone Anda dengan mengetik Gelphy Nartha di kotak pencarian/search.

https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha

http:gelphyministry.blogspot.co.id

Selasa, 06 November 2018

AKHIR HIDUP YANG BAHAGIA


How are you today?
Firman Tuhan :
Lukas 2:21-32

Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu. (Lukas 2:29)

Bacaan Alkitab Setahun:
Yohanes 13-16

Setiap manusia tentu menghadapi saat batas: kematian. Alangkah baiknya jika kita sempat mempersiapkan diri dan merenungkannya. Seperti yang dialami oleh Simeon.

Waktu Simeon yang telah tua itu bertemu dengan bayi Yesus yang berumur delapan hari, ia tahu bahwa saat kematiannya telah dekat (ay. 26). Saat itu ia menghadapi dua hal sekaligus: keselamatan dan kematian. Ia menghayatinya dengan “menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah” (ay. 28). Makna universal (keselamatan bagi umat manusia) dan makna individual (kematiannya sendiri) tertenun rapat dan utuh dalam diri Simeon. Nas hari ini mencatat ungkapan imannya yang begitu mendalam dan mengharukan.

Mengapa Simeon dapat menyambut akhir hidupnya dengan lapang hati? Karena ia telah mengalami karya Tuhan di sepanjang hidupnya. Ia bukan hanya hendak menekankan bahwa dirinya akan segera mati, melainkan bahwa dalam matinya ia lega karena telah mengalami lawatan Tuhan sejak masa muda sampai masa tua. Ini yang penting.

Jika kita mengalami Tuhan, kematian tak lagi menakutkan. Lawatan Tuhan adalah lawatan yang terus memberikan damai sejahtera kepada orang beriman, dalam hidup dan dalam akhir hidup, bahkan juga sesudah kehidupan sekarang ini. Itulah doa kita, bersyukur bahwa penyertaan-Nya tidak berkesudahan. Jangan salah paham, bukan berarti kita ingin cepat-cepat mati saja. Bukan itu. Rindukanlah Tuhan selalu, maka hidup dan mati tidak akan lagi terlalu bermasalah. Sebab di dalam kedua realitas ini ada Tuhan.

Jayapura, 6 November 2018
Ps. GELPHY NARTHA S.

Happy sunday guys....l
Salam dahsyat dan tetap semangat....

Silahkan download aplikasi saya di google Play Store pada android atau Handpone Anda dengan mengetik Gelphy Nartha di kotak pencarian/search.

https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha

http:gelphyministry.blogspot.co.id

Senin, 05 November 2018

TETAP PADA KOMITMEN


How are you today?
Firman Tuhan :
Daniel 1:1-21

Daniel berketetapan untuk tidak menajiskan dirinya dengan santapan raja dan dengan anggur yang biasa diminum raja. (Daniel 1:8)

Bacaan Alkitab Setahun:
Yohanes 11-12

“Saya akan berkomitmen!” Mungkin kita telah mengucapkan kalimat ini berulang-ulang. Tetapi, apakah kita memahami makna kata tersebut? Jujur saja, bukankah kita kerap melanggar apa yang menjadi komitmen kita? Arti paling sederhana dari komitmen adalah janji. Kita berjanji untuk melakukan ini atau tidak melakukan itu dan memutuskan untuk bersikap begini atau begitu. Nah, apakah kita konsisten dengan komitmen kita?

Komitmen adalah perkataan yang menyatakan sebuah kesanggupan untuk berbuat sesuatu. Komitmen mengandung unsur kontinuitas. Artinya kita bersedia untuk melaksanakan janji kita tidak hanya pada saat ini, tetapi berkelanjutan dan secara terus menerus. Komitmen dibangun dengan sebuah kasih yang tulus dan tanpa kepura-puraan.

Demikianlah juga jika kita hendak berkomitmen kepada Tuhan. Memiliki komitmen kepada Tuhan berarti kita mempercayakan segala sesuatu kepada Tuhan dan mengandalkan anugerah-Nya.

Daniel merupakan salah satu contoh orang yang berkomitmen teguh. Dia mengerti perintah Allah untuk menjaga kekudusan dan memantapkan diri tidak memakan makanan dari Raja. Dia menjalankan totalitas hidup di tengah tantangan yang mungkin bisa membinasakan dirinya. Daniel akhirnya mendapatkan kasih karunia, penyertaan, dan berkat Tuhan sehingga ia mampu menjaga komitmen dan ketetapan hatinya untuk tidak menajiskan diri. Komitmennya tidak berubah sekalipun situasi di sekelilingnya terus berubah. Daniel dimampukan untuk tetap mengasihi Tuhan sekalipun tekanan hidup menghimpitnya. Luar biasa! Bagaimana dengan Anda dan saya?

Jayapura, 5 November 2018
Ps. GELPHY NARTHA S.

Happy sunday guys....l
Salam dahsyat dan tetap semangat....

Silahkan download aplikasi saya di google Play Store pada android atau Handpone Anda dengan mengetik Gelphy Nartha di kotak pencarian/search.

https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha

http:gelphyministry.blogspot.co.id

Minggu, 04 November 2018

TIDAK TAKUT TUA


How are you today?
Firman Tuhan :
Yesaya 46:1-13

Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus. (Yesaya 46:4)

Bacaan Alkitab Setahun:
Yohanes 9-10

Menurut data Agustus 2011, jumlah penduduk dunia mencapai 7 miliar, dan 1 miliar di antaranya adalah kaum lanjut usia. Indonesia menduduki peringkat ke-4 dunia dengan jumlah lansia 24 juta.

Kaum lansia (lanjut usia) kadang menjadi golongan yang kurang diperhatikan. Ketika anak masih kecil, orangtua merawat, menghidupi, dan melatihnya sampai anak itu mandiri. Ironisnya, ketika kekuatan orangtua melemah dan membutuhkan pertolongan orang lain, tak jarang si anak membiarkannya berjuang sendiri.

Bagi lansia yang sedang risau menjalani hidup, nas hari ini sepatutnya memberikan penghiburan yang bermakna. Ketika itu Israel putus asa dan berpaling kepada allah lain buatan mereka sendiri (ay. 6-7) karena merasa ditinggalkan Tuhan. Sejatinya justru Israellah yang meninggalkan Tuhan. Dengan lembut namun tegas, Tuhan menegur Israel, “Kepada siapakah kamu hendak menyamakan Aku?” (ay. 5). Mereka disebut sebagai orang congkak (ay. 12), menjauhi Tuhan yang telah menanggung, memikul, dan menyelamatkan mereka (ay. 4). Tuhan memanggil agar Israel kembali kepada-Nya karena keselamatan Tuhan sudah dekat (ay. 13). Oleh kedaulatan-Nya, Dia sanggup mewujudkan janji-Nya (ay. 10).

Bagi para lansia, tantangan mereka adalah tetap percaya akan janji Tuhan. Bagi kita yang memiliki orangtua atau saudara yang telah lanjut usia, maukah kita dipakai untuk menggenapi janji-Nya dalam memelihara mereka yang sudah renta dan memutih rambutnya? Marilah kita menolong dan merawat mereka dengan penuh kesabaran.

Happy sunday guys...
Jayapura, 4 November 2018
Ps. GELPHY NARTHA S.

Happy sunday guys....l
Salam dahsyat dan tetap semangat....

Silahkan download aplikasi saya di google Play Store pada android atau Handpone Anda dengan mengetik Gelphy Nartha di kotak pencarian/search.

https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha

http:gelphyministry.blogspot.co.id

Sabtu, 03 November 2018

TERUSLAH MENABUR BENIH


How are you today?
Firman Tuhan :
Yohanes 4:31-38

Yang seorang menabur dan yang lain menuai. (Yohanes 4:37)

Bacaan Alkitab Setahun:
Yohanes 6-8

Seorang misionaris di Amerika Tengah menulis, “Pekerjaan di sini sangat berat. Aku harus naik perahu sepanjang hari dan pada malam hari aku tidur di atas tumpukan kulit di atas dek. Orang-orang di sini tidak tertarik pada Injil sekalipun aku sudah berusaha memenangkan mereka. Akibatnya aku sering ingin menghentikan usahaku. Meskipun demikian, didorong oleh teladan Rasul Paulus, aku tetap berlari tanpa ragu, menyadari bahwa Allah tidak menuntut keberhasilan, tetapi kesetiaanku.”

Dalam penginjilan, ketika orang belum dapat menerima kabar baik dan belum dapat percaya kepada Tuhan Yesus, bukan berarti upaya kita gagal dan sia-sia. Meskipun saat ini orang itu belum dapat menerimanya, kita tahu bahwa berita yang kita sampaikan itu merupakan “benih” yang hidup. Firman itu akan terus bekerja dalam diri orang itu sehingga suatu saat, oleh karya Roh Kudus, tidak mustahil ia bertobat. Mungkin dengan cara yang tidak kita pikirkan.

Firman Allah mengingatkan kita bahwa ada orang yang menabur dan ada orang lain yang menuai. Jika upaya penginjilan kita belum membuahkan hasil nyata, anggaplah bahwa kita sedang menabur. Kita dapat mengucap syukur dan berharap suatu saat nanti ada saudara seiman lain yang berhasil memenangkan orang itu. Dalam kedaulatan Tuhan, benih firman yang kita taburkan tidak akan terhilang sia-sia. Tuhan menghendaki kita setia dalam melakukan bagian kita: memberitakan firman-Nya. Ada pun iman dan pertobatan seseorang, itu adalah bagian-Nya

Jayapura, 3 November 2018
Ps. GELPHY NARTHA S.

Happy sunday guys....l
Salam dahsyat dan tetap semangat....

Silahkan download aplikasi saya di google Play Store pada android atau Handpone Anda dengan mengetik Gelphy Nartha di kotak pencarian/search.

https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha

http:gelphyministry.blogspot.co.id

Jumat, 02 November 2018

MERAYAKAN HARI AYAH


 How are you today?
Firman Tuhan :
1 Petrus 1:13-25

Dan jika kamu menyebut-Nya Bapa... maka hendaklah kamu hidup dalam ketakutan selama kamu menumpang di dunia ini. (1 Petrus 1:17)

Bacaan Alkitab Setahun:
Yohanes 4-5

Pada 1909 Sonora Smart Dodd mendengar kotbah di gereja tentang Hari Ibu. Ia satu dari enam bersaudara yang dibesarkan oleh ayahnya seorang diri. Ibu mereka sudah meninggal. Ia pun meminta pendetanya untuk mengadakan peringatan Hari Ayah pada tahun berikutnya. Sonora lalu mempromosikan ide itu secara nasional, mendorong masyarakat menghargai jerih payah dan perjuangan para ayah. Namun, usulannya tidak langsung bergaung, dan baru pada 1972 pemerintah AS menetapkan Minggu ketiga bulan Juni sebagai Hari Ayah.

Ya, para bapak layak dihargai atas peran dan dampak mereka. Terlebih lagi Bapa Surgawi! Rasul Petrus menuliskan bahwa sebutan Bapa menggarisbawahi kedudukan kita sebagai anak-Nya. Kehormatan ini sekaligus mengandung tanggung jawab, mendorong kita untuk hidup dalam ketakutan. Bukan takut karena ngeri, melainkan karena hormat. Artinya, kita menjalani hidup dengan berhati-hati, tidak sembrono, tidak menyia-nyiakan hidup yang berharga ini dengan perbuatan sia-sia. Dia telah menebus hidup kita dengan harga yang teramat mahal (ay. 18-19). Sudah sepatutnya kita tidak mendukakan hati Bapa dan tidak memandang ringan pengurbanan Anak-Nya.

Kita juga perlu ingat, kita hanya menumpang di dunia ini. Dunia ini bukan rumah kita, hanya sementara kita tinggal di sini (ay. 24). Persekutuan abadi dengan Bapa, itulah “rumah” kita yang sesungguhnya. Dengan sikap ini, kita belajar menghargai pengurbanan Bapa melalui anak-Nya dan menyenangkan hati-Nya.

Jayapura, 2 November 2018
Ps. GELPHY NARTHA S.

Happy sunday guys....l
Salam dahsyat dan tetap semangat....

Silahkan download aplikasi saya di google Play Store pada android atau Handpone Anda dengan mengetik Gelphy Nartha di kotak pencarian/search.

https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha

http:gelphyministry.blogspot.co.id

Kamis, 01 November 2018

PILIH PETA ATAU PEMANDU?


How are you today?
Firman Tuhan :
Mazmur 23

TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. (Mazmur 23:1)

Bacaan Alkitab Setahun:
Yohanes 1-3

Bayangkan Anda, yang berasal dari daerah, diberi kesempatan berlibur gratis di Jakarta. Fasilitas dan dana disediakan secara berlimpah. Lalu, Anda disodori dua pilihan untuk menikmati liburan itu. Anda diberi peta dan perangkat Global Positioning System tercanggih, agar Anda dapat menelusuri Jakarta secara leluasa seorang diri. Atau, Anda didampingi Pemandu, seorang sahabat yang mengenal Jakarta dan sekaligus mengenal Anda dengan baik. Mana yang Anda pilih?

Daud melihat perjalanan hidupnya didampingi Pemandu yang hebat, Tuhan. Ia menggambarkannya sebagai Gembala, sosok yang dekat dan mengenal dengan baik domba-Nya. Sebagai Gembala, Dia menjauhkan mereka dari makanan beracun, dan menyediakan makanan dan minuman terbaik. Dia menjaga agar mereka tidak tersesat, mengarahkan mereka menempuh jalan yang benar. Jalan itu tidak selalu mudah, tetapi membuat mereka semakin mengenal karakter-Nya. Dia tidak pernah meninggalkan mereka. Saat melewati lembah kekelaman, Dialah penolong, kekuatan, dan jalan keluar bagi mereka. Dia melindungi mereka dari musuh dan menyediakan kelimpahan dan kemenangan. Kebaikan dan kemurahan-Nya tidak berhenti di alam fana ini, namun berlanjut sampai selama-lamanya. Sungguh, dalam penggembalaan Tuhan, Daud tidak kekurangan hal yang baik.

Bagaimana kita memandang hubungan kita dengan Tuhan? Apakah kita merasa bahwa Dia hanya memberi kita peta dan kita bebas menentukan arah? Ataukah kita melekat pada-Nya, Pemandu yang senantiasa memikirkan yang terbaik bagi kita?

Jayapura, 1 November 2018
Ps. GELPHY NARTHA S.

Happy sunday guys....l
Salam dahsyat dan tetap semangat....

Silahkan download aplikasi saya di google Play Store pada android atau Handpone Anda dengan mengetik Gelphy Nartha di kotak pencarian/search.

https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha

http:gelphyministry.blogspot.co.id