Selasa, 30 April 2019

SEMUA KITA BERDOSA


How are you today? 
Firman Tuhan : 
1 Yohanes 1:5–2:2 

Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan. (1 Yohanes 1:9) 

Bacaan Alkitab Setahun: 
1 Raja-Raja 21-22 

Kesaksian seorang teman sata ketika dia kelas 5 SD, sekolah kami mempunyai peternakan ayam petelur. Suatu pagi yang sepi, teman saya melihat sebutir telur berada di depan sebuah kandang. Dia mengambilnya dan menyembunyikan di dalam tas. Pulang sekolah, sahabat ini menunjukkan telur tersebut dengan bangga kepada ayahnya yang menjemput dia. “Tadi nemu di kandang,” jawabnya ketika si ayah menanyakan asal telur tersebut. Ayahnya memegang pundaknya dan berkata, “Itu bukan nemu, tapi mencuri. Itu bukan milikmu.” Ia mengembalikannya dengan tersipu malu.

Tidak ada seorang pun manusia yang layak mengatakan dirinya adalah manusia yang tidak berdosa. Itulah inti dari surat Yohanes. Bahkan pernyataan “bayi yang tak berdosa” bertentangan dengan Roma 5:19, yang menyatakan bahwa ketidaktaatan satu orang telah menjadikan semua orang berdosa. Tetapi, Yohanes juga menulis tentang karunia keselamatan dari Allah. Melalui pengurbanan Yesus, bagi setiap orang yang mengakui dosanya, Allah akan mengampuni dan menyucikannya dari segala kejahatan (ay. 9) 

Roh Kudus menginsyafkan kita akan dosa dan, setelah kita menjadi orang percaya, menuntun kita untuk hidup memuliakan Tuhan. Dalam belajar berjalan dipimpin Roh Kudus, tentu kita masih dapat terjatuh. Syukurlah, Roh Kudus sabar untuk menuntun kita pada pertobatan, memperbarui pikiran kita agar sesuai dengan kebenaran Tuhan, dan memampukan kita menerapkan kebenaran itu. Hari demi hari kita diubahkan—dalam anugerah demi anugerah, dalam iman kepada iman, dalam kemuliaan yang semakin besar.

Salam dahsyat dan tetap semangat....
Jayapura, 30 April 2019
Ps. Gelphy Nartha

Jika Anda diberkati dengan renungan ini Silahkan berikan comment Anda dan bagikan juga kepada saudara seiman yang lainnya.

Untuk mendapat renungan rutin, bahan kotbah saya dan ilustrasi, Anda bisa mendownload aplikasi saya caranya; Buka Google Play Store di Smart Phone atau Android Anda. Ketik Gelphy Nartha di searching lalu download aplikasinya. God Bless...!

https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha

http:gelphyministry.blogspot.co.id

Senin, 29 April 2019

PANTANG MENYERAH


How are you today? 
Firman Tuhan : 
Amsal 24:7-10 

Jika engkau tawar hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu. (Amsal 24:10) 

Bacaan Alkitab Setahun: 
1 Raja-Raja 19-20 

Seorang teman menulis status di Facebook: “Jika salah, perbaiki. Jika gagal, coba lagi. Tapi jika kamu menyerah, semuanya selesai.” Sebuah catatan singkat yang dipakai Tuhan untuk “membangunkan” semangat saya agar tidak menyerah. Nah, selama beberapa hari itu, entah mengapa ada godaan untuk menyerah karena suatu hal yang cukup berat untuk dijalani. Jadi, saya merasa bukan kebetulan jika hari itu saya membaca catatan singkat tetapi berbicara kuat itu.

Godaan untuk menyerah juga sering menghampiri orang yang sedang dalam masa kesesakan. Orang yang menyerah tidak memiliki kekuatan yang cukup dalam dirinya. Kondisi tawar hati biasanya disertai dengan perkataan yang putus asa, keinginan untuk menyerah, atau niat yang spontan untuk mundur. Alkitab FAYH menuliskan, ”Engkau orang lemah jika engkau tidak tahan uji dalam menghadapi kesesakan.” Kesulitan hidup, tantangan, dan kesesakan adalah kondisi yang wajar dialami oleh setiap orang. Status sebagai anak Tuhan bukanlah jaminan untuk terbebas dari kesesakan hidup. Sungguh keliru jika kita menyerah karena kita akan kian tak berdaya menghadapi tantangan itu. 

Hari-hari ini, mungkin ada kesalahan fatal yang kita lakukan atau kegagalan yang kita alami. Tetapi, jangan menyerah! Masih ada kesempatan untuk memperbaiki atau mencoba lagi. Berjuanglah lagi dengan kekuatan yang Tuhan berikan karena masih ada harapan bagi kita. Buktikan bahwa kita punya cukup kekuatan dalam menolak godaan untuk menyerah.

Salam dahsyat dan tetap semangat....
Jayapura, 29 April 2019
Ps. Gelphy Nartha

Jika Anda diberkati dengan renungan ini Silahkan berikan comment Anda dan bagikan juga kepada saudara seiman yang lainnya.

Untuk mendapat renungan rutin, bahan kotbah saya dan ilustrasi, Anda bisa mendownload aplikasi saya caranya; Buka Google Play Store di Smart Phone atau Android Anda. Ketik Gelphy Nartha di searching lalu download aplikasinya.

God Bless...!

https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha

http:gelphyministry.blogspot.co.id

Minggu, 28 April 2019

ANDA ADALAH PAHLAWAN


How are you today? 
Firman Tuhan : 
Hakim-Hakim 6:11-24 

 Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya dan berfirman kepadanya, demikian: "TUHAN menyertai engkau, ya pahlawan yang gagah berani." (Hakim-Hakim 6:12) 

 Bacaan Alkitab Setahun: 
1 Raja-Raja 16-18 

 Thomas Smith, seorang musisi, suatu saat berjalan-jalan di toko gadai. Secara spontan perhatiannya tertarik pada gitar di sudut etalase, gitar yang tampak dekil dan hanya memiliki satu senar berkarat. Sebagai musisi, ia mengenali alat musik yang bermutu. Dan ia tahu gitar buruk rupa itu sebenarnya sangat berkualitas. Dibelinya gitar itu dengan harga 30 dolar! Perlu waktu satu bulan untuk membersihkan gitar itu, memperbaiki bagian yang rusak, dan memasang senar baru. Benar saja, gitar itu mengalunkan suara yang begitu merdu saat Thomas memainkannya. Membuat iri teman-teman musisi lain yang memiliki gitar dengan harga yang jauh lebih mahal. 

 Sungguh mengejutkan perkataan malaikat kepada Gideon. Ia berkata bahwa Gideon adalah seorang pahlawan yang gagah perkasa. Sebaliknya, Gideon merasa dirinya hanyalah orang yang tidak berharga, lahir dari suku terkecil, dan tidak diperhitungkan. Nyatanya, Tuhan justru memandangnya sebagai ciptaan yang mulia. Tuhan menyatakan bahwa Gideon adalah seorang yang gagah berani, pahlawan bagi bangsanya.

 Cara pandang Tuhan acap kali berbeda dengan kita. Kita kerap melihat diri kita tidak berharga dan tidak layak, namun Tuhan tetap memandang kita sebagai ciptaan yang sangat berharga! Dia tidak pernah melihat penampilan luar, Tuhan lebih tertarik kepada hati kita. Hidup kita bernilai bukan karena segala hal yang kita miliki, melainkan karena Tuhanlah yang memilih, menentukan, dan mengangkat hidup kita.

 Salam dahsyat dan tetap semangat....
Jayapura, 28 April 2019
Ps. Gelphy Nartha

Jika Anda diberkati dengan renungan ini Silahkan berikan comment Anda dan bagikan juga kepada saudara seiman yang lainnya.

 Untuk mendapat renungan rutin, bahan kotbah saya dan ilustrasi, Anda bisa mendownload aplikasi saya caranya; Buka Google Play Store di Smart Phone atau Android Anda. Ketik Gelphy Nartha di searching lalu download aplikasinya.
 God Bless...!

https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha

 http:gelphyministry.blogspot.co.id

Sabtu, 27 April 2019

APAKAH KERJAMU DISINI?


How are you today? 
Firman Tuhan : 
1 Raja-raja 19:1-18 

Di sana masuklah ia ke dalam sebuah gua dan bermalam di situ. Maka firman TUHAN datang kepadanya, demikian: "Apakah kerjamu di sini, hai Elia?" (1 Raja-raja 19:9) 

Bacaan Alkitab Setahun: 
1 Raja-Raja 14-15

Berbagai perubahan yang berlangsung di dunia ini tidak jarang mengancam kehidupan kita. Gelombang PHK, inflasi, dan kegentingan situasi sosial-politik tidak pernah membuat kita merasa benar-benar aman. Secara naluriah, manusia akan mencari tempat perlindungan yang dikiranya kebal ancaman.

Elia pernah lari. Terancam jiwanya, pekerjaan impiannya hancur lebur di depan mata, dan visi hidupnya terasa sia-sia. Ia bahkan meminta Tuhan mencabut saja nyawanya (ay. 4). Elia mencari tempat sembunyi yang aman. Manusiawi. Kita pun kerap buru-buru menambah frekuensi dan intensitas doa saat situasi memburuk; membayangkan tangan Tuhan yang Mahakuasa mengambil dan menyembunyikan kita ke tempat yang tak terjangkau oleh segala persoalan. Elia pun pergi ke Gunung Horeb.

Namun, di sana Tuhan justru bertanya, "Apakah kerjamu di sini, hai Elia?" (ay. 9, 13). Mirip seperti kita, Elia lantas membeberkan kesulitan dan ketidakberdayaannya (ay. 10, 14). Akan tetapi, Tuhan berfirman bahwa pekerjaan kita tidak bisa dilakukan di “tempat persembunyian” (ay. 15-18). Kita harus keluar dan menjadi bagian dari perubahan tersebut, bukan untuk kalah dan terpinggirkan, tetapi untuk bertumpu pada landasan sejati.

Perubahan adalah salah satu cara Tuhan mengungkapkan cinta-Nya agar kita menepis rasa aman yang palsu dan memperbarui landasan tempat kita bertumpu di tengah perubahan, bukannya berlari sambil merengek. Tuhan pun dengan cara-Nya yang ajaib tidak pernah meninggalkan Elia—dan kita.

Salam dahsyat dan tetap semangat....
Jayapura, 27 April 2019
Ps. Gelphy Nartha

Jika Anda diberkati dengan renungan ini Silahkan berikan comment Anda dan bagikan juga kepada saudara seiman yang lainnya.

Untuk mendapat renungan rutin, bahan kotbah saya dan ilustrasi, Anda bisa mendownload aplikasi saya caranya; Buka Google Play Store di Smart Phone atau Android Anda. Ketik Gelphy Nartha di searching lalu download aplikasinya. God Bless...!

https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha 

http:gelphyministry.blogspot.co.id

Jumat, 26 April 2019

BUKTI HIDUP DALAM TERANG ADALAH....


How are you today? 
Firman Tuhan : 
1 Yohanes 2:7-14 

Siapa yang berkata bahwa ia berada di dalam terang, tetapi ia membenci saudara seimannya, ia berada di dalam kegelapan sampai sekarang. (1 Yohanes 2:9) 

Bacaan Alkitab Setahun:
1 Raja-Raja 12-13 

Dalam sebuah acara, kami mendapatkan sajian mi oriental. Sebelum makan, seorang rekan tampak sibuk menyingkirkan udang dari piringnya. Ia melakukannya karena ia alergi udang. Udang membuatnya gatal-gatal. 

Tidak perlu menolak hidangan yang tersaji meski ada bagian yang tidak kita sukai di dalamnya. Cukup dengan menyingkirkan bagian yang tidak kita suka, makanan tersebut dapat kita nikmati. Sikap seperti inilah yang seharusnya kita lakukan saat menemukan hal buruk pada diri sesama. Menyingkirkan mereka dari daftar pertemanan atau membenci mereka seumur hidup bukanlah cara yang benar dalam menyikapi sifat buruk seseorang. Kristus tak pernah mengajarkan demikian.

Menjadi pengikut Kristus berarti menghidupkan kasih di dalam diri kita. Demonstrasi kasih yang telah dinyatakan melalui pengurbanan Kristus di kayu salib menjadi motivasi kita untuk mengasihi sesama tanpa memandang kekurangan mereka. Yesus yang kudus telah berkurban bagi manusia yang penuh dosa. Dia yang suci mau menerima kita yang berdosa. Sangat tidak tahu diri jika manusia yang telah ditebus dosanya tidak dapat menerima kekurangan dalam diri sesamanya. Tak peduli berapa banyak kesalahan mereka, berapa sering mengecewakan kita, berapa kali mengingkari janji, menyakiti hati dan membohongi, kita dipanggil untuk melepaskan pengampunan dan mengasihi. Kesampingkan keburukan sesama sebagaimana rekan saya menyingkirkan udang dari piring mi, maka kita akan menikmati hubungan yang indah bersamanya!

Salam dahsyat dan tetap semangat....
Jayapura, 26 April 2019
Ps. Gelphy Nartha

Jika Anda diberkati dengan renungan ini Silahkan berikan comment Anda dan bagikan juga kepada saudara seiman yang lainnya.

Untuk mendapat renungan rutin, bahan kotbah saya dan ilustrasi, Anda bisa mendownload aplikasi saya caranya; Buka Google Play Store di Smart Phone atau Android Anda. Ketik Gelphy Nartha di searching lalu download aplikasinya. God Bless...!

https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha

http:gelphyministry.blogspot.co.id

Kamis, 25 April 2019

IA MENJADIKAN NASIB MUJUR DAN MENCIPTAKAN NASIB MALANG

How are you today?
Firman Tuhan :
Yesaya 45:1-8

Akulah TUHAN dan tidak ada yang lain... yang menjadikan nasib mujur dan menciptakan nasib malang, Akulah TUHAN yang membuat semuanya ini. (Yesaya 45:5-7)

Bacaan Alkitab Setahun:
1 Raja-Raja 9-11

 Saat dinyatakan sembuh dari penyakit kanker, Adam (bukan nama sebenarnya) sangat bersukacita. Di mana-mana ia bersaksi tentang mujizat kesembuhannya itu. Tapi, beberapa bulan kemudian, ia harus dirawat lagi karena kankernya kambuh. Adakah yang salah? Lalu, kecewa dan menyesalkah ia karena telah bersaksi tentang kebaikan-Nya? 

Tentu saja Adam tak perlu menyesal karena Tuhan selalu baik dan tak pernah menyangkali hakikat-Nya. Hanya saja, memang ada perbuatan Tuhan yang tidak akan dapat kita pahami seperti yang dikatakan Musa (Ul. 29:29) dan Salomo (Ams. 25:2). Nabi Yesaya (ay. 7) malah berterus terang bahwa Dialah “yang menjadikan nasib mujur dan menciptakan nasib malang” agar manusia “tidak dapat menemukan masa depannya” (Pkh. 7:14). Kalau begitu, buat apa kita bersikeras mengetahui sesuatu yang memang bukan bagian kita?

Nah, apakah kesaksian Pak Adam sia-sia? Sama sekali tidak. Bersaksi adalah bercerita tentang perjalanan hidup kita dengan Tuhan, baik dalam keadaan senang maupun susah. Sekalipun sedang menderita, kita tetap bisa menceritakan kebaikan-Nya, terutama tentang anugerah terbesar-Nya, yaitu keselamatan jiwa kita. Apalah artinya kesehatan, kekayaan, ketenaran, dan isi dunia ini jika dibandingkan dengan keselamatan? Untuk itu, kita perlu tetap percaya bahwa di balik musibah yang menimpa kita, ada kebaikan-Nya yang ajaib, yang akan Dia ungkapkan dengan indah pada waktu-Nya (Rm. 8:28, Pkh. 3:11).

Salam dahsyat dan tetap semangat....
Jayapura, 25 April 2019
Ps. Gelphy Nartha

Jika Anda diberkati dengan renungan ini Silahkan berikan comment Anda dan bagikan juga kepada saudara seiman yang lainnya.

Untuk mendapat renungan rutin, bahan kotbah saya dan ilustrasi, Anda bisa mendownload aplikasi saya caranya; Buka Google Play Store di Smart Phone atau Android Anda. Ketik Gelphy Nartha di searching lalu download aplikasinya.
God Bless...!

https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha

http:gelphyministry.blogspot.co.id

Rabu, 24 April 2019

REFORMASI MENTAL


How are you today?
Firman Tuhan : 
2 Tawarikh 34:1-7 

Ia melakukan apa yang benar di mata TUHAN dan hidup seperti Daud, bapa leluhurnya, dan tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri. (2 Tawarikh 34:2)

Bacaan Alkitab Setahun:
1 Raja-Raja 8

Banyak orang sudah gerah dengan keadaan negara ini yang dipenuhi berbagai penyimpangan. Korupsi yang merajalela secara sistematis dan masif. Ketidakadilan di bidang penegakan hukum sampai muncul kesan bahwa orang yang kaya kebal hukum, sedangkan mereka yang miskin harus rela terima nasib selalu jadi pesakitan. Kesenjangan ekonomi yang semakin jauh. Dan, masih banyak contoh lainnya. Banyak orang sudah mulai berteriak, “Semua harus dihentikan! Kami ingin perubahan!”

Yosia menjadi raja pada usia yang masih sangat muda. Pada awal masa pemerintahan, ia mengadakan satu perubahan yang luar biasa di bidang kerohanian (ay. 3). Perubahan itu dilakukan di tengah situasi kemerosotan mental dan rohani masyarakat Yehuda yang menyembah berhala (ay. 3-7). Yosia, yang mencari Allah sejak masa muda, melakukan reformasi mendasar di bidang spiritual. Ia bertobat dan merendahkan diri saat mendengarkan firman Tuhan dari kitab Taurat yang ditemukan (ay. 19). Ia memimpin bangsanya dengan baik sampai pada akhir pemerintahannya (ay. 33). Meskipun tak dijelaskan, kita dapat membayangkan perubahan mental dan perilaku masyarakat Yehuda pada saat itu. Keadaan negeri kita pun bukan tanpa harapan.

Masih banyak orang baik yang berharap dan mengupayakan perubahan di negeri ini. Bukan saja melalui perbaikan sistem kemasyarakatan, tetapi juga melalui perubahan mental manusia. Perubahan yang dimulai dari sikap takut kepada Tuhan ini akan diikuti dengan perubahan sikap dan perilaku di segala bidang.

Salam dahsyat dan tetap semangat....
Jayapura, 24 April 2019
Ps. Gelphy Nartha

Jika Anda diberkati dengan renungan ini Silahkan berikan comment Anda dan bagikan juga kepada saudara seiman yang lainnya.

Untuk mendapat renungan rutin, bahan kotbah saya dan ilustrasi, Anda bisa mendownload aplikasi saya caranya; Buka Google Play Store di Smart Phone atau Android Anda. Ketik Gelphy Nartha di searching lalu download aplikasinya. God Bless...!

https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha

http:gelphyministry.blogspot.co.id

Selasa, 23 April 2019

TIDAK MEMBEDAKAN ORANG

How are you today? 
Firman Tuhan : 
Yakobus 2:1-13

Janganlah iman itu kamu amalkan dengan memandang muka. (Yakobus 2:1) 

Bacaan Alkitab Setahun: 
1 Raja-Raja 5-7

Saya menyaksikan adegan aneh ini di Youtube. Seorang pengemis itu berdiri di keramaian, mengenakan jas dan rambutnya tersisir rapi. Hampir setiap orang yang didekatinya memberi uang sehingga dalam waktu singkat ia dapat mengumpulkan 9 dollar 50 sen. Kemudian, ia hanya mengenakan kaus oblong dan rambutnya kusam. Hasilnya? Tidak ada orang yang sudi memberinya uang! Mungkinkah penampilan lebih penting daripada kemiskinan itu sendiri sehingga memberi pun harus melihat penampilan?

Penulis surat Yakobus amat peduli pada pengamalan iman. Baginya, iman itu bukan sikap yang pasif, melainkan harus dipraktikkan dalam perbuatan (Yak. 2:14-26). Dan, ia tahu, salah satu hambatan serius untuk itu ialah kecenderungan manusia untuk memandang muka dan membedakan orang berdasarkan penampilannya. Orang yang mengalami penolakan akan tersisih dan terluka perasaannya. Sebaliknya, orang yang diistimewakan akan besar kepala dan dapat menimbulkan persoalan dalam jemaat. Sikap memandang muka seperti itu menyalahi hukum Tuhan yang utama: kasih (ay. 8).

Wujud penampilan manusia bisa beraneka ragam. Warna kulit. Rupa wajah. Busana dan aksesoris. Kendaraan. Kedudukan sosial. Kecakapan berbicara. Isi dompet. Bakat yang cemerlang. Gelar yang menempel di belakang nama. Kecacatan. Untuk itu, komunitas orang percaya harus bersikap hati-hati dan bijaksana. Jangan membeda-bedakan orang. Kecondongan manusia bersikap begitu amatlah kuat, namun kasih yang sejati tidak memandang muka.

Salam dahsyat dan tetap semangat.... Jayapura, 23 April 2019 Ps. Gelphy Nartha Jika Anda diberkati dengan renungan ini Silahkan berikan comment Anda dan bagikan juga kepada saudara seiman yang lainnya.

Untuk mendapat renungan rutin, bahan kotbah saya dan ilustrasi, Anda bisa mendownload aplikasi saya caranya; Buka Google Play Store di Smart Phone atau Android Anda. Ketik Gelphy Nartha di searching lalu download aplikasinya.
God Bless...!

https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha

http:gelphyministry.blogspot.co.id

Senin, 22 April 2019

MELEMPAR ROTI KE AIR


How are you today? 
Firman Tuhan : 
Pengkhotbah 11:1-8

Lemparkanlah rotimu ke air, maka engkau akan mendapatnya kembali lama setelah itu. (Pengkhotbah 11:1) 

Bacaan Alkitab Setahun: 
1 Raja-Raja 2:26-4 

Hasil dari usaha menjajakan gorengan mungkin hanya cukup untuk makan satu hari keluarga Pak Tono. Toh kenyataan itu tidak mengalangi Pak Tono untuk bermurah hati. Selama beberapa waktu, setiap sore ia menyisihkan sebungkus gorengan untuk seorang anak dan ibunya yang sakit. Lima belas tahun berpisah dan ia pun sudah lupa dengan anak itu. Kehidupan Pak Tono tidak berubah, ia tetaplah penjaja gorengan dengan penghasilan pas-pasan.

Suatu hari sebuah mobil mewah berhenti di dekatnya. Seorang pemuda keluar dari mobil itu dan menyapa, “Pak Tono masih ingat saya?” Pak Tono menggeleng. “Saya anak kecil yang setiap sore menerima sebungkus gorengan dari Bapak. Kini izinkan saya untuk membalas budi baik Bapak.” Pak Tono terperanjat mendengarnya.

Salomo memberikan nasihat yang tidak lazim: melemparkan roti ke air. Ia berkata, ketika kita melakukannya, kita akan mendapatkannya lagi lama setelah itu. Rasanya mustahil ya? Bukankah lebih mungkin kalau kita melempar roti ke air, roti itu tidak pernah kembali pada kita? Kebenaran apakah yang hendak Tuhan sampaikan kepada kita melalui nasihat Salomo ini?

Tuhan sedang menunjukkan kepada kita tentang hakikat bermurah hati. Sama seperti air adalah tempat yang tidak lazim untuk melemparkan roti, lakukanlah kebaikan pada orang lain tanpa pamrih. Hendaknya kita bermurah hati atas dasar ketulusan, kerelaan, dan tanpa syarat, bukan karena mengharap-harapkan balasan. 

Salam dahsyat dan tetap semangat....
Jayapura, 22 April 2019
Ps. Gelphy Nartha

Jika Anda diberkati dengan renungan ini Silahkan berikan comment Anda dan bagikan juga kepada saudara seiman yang lainnya.

Untuk mendapat renungan rutin, bahan kotbah saya dan ilustrasi, Anda bisa mendownload aplikasi saya caranya; Buka Google Play Store di Smart Phone atau Android Anda. Ketik Gelphy Nartha di searching lalu download aplikasinya.
God Bless...!

https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha

http:gelphyministry.blogspot.co.id

Minggu, 21 April 2019

FAME FAGERO


How are you today? 
Firman Tuhan :
Amsal 11:24-26 

Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum. (Amsal 11:25) 

Bacaan Alkitab Setahun:
1 Raja-Raja 1-2:25 

Ada satu tradisi yang masih dipelihara oleh sebagian masyarakat Nias, yaitu fame fagero. Secara sederhana, ini tradisi untuk berbagi makanan kepada tetangga atau saudara. Kebiasaan baik ini juga diterapkan dengan mengundang tetangga untuk bersama-sama menikmati hasil panen yang melimpah. Mereka yang pernah menerima kebaikan akan mengingat orang yang pernah berbuat baik kepada mereka, lalu membalasnya ketika ada kesempatan untuk melakukannya.

Penulis kitab Amsal berkata bahwa kelimpahan akan menjadi bagian dari orang yang banyak memberi berkat. Siapa yang memberi minum, cepat atau lambat ia akan diberi minum. Alkitab BIS menuliskan: “Orang yang banyak memberi akan berkelimpahan, orang yang suka menolong akan ditolong juga.” Tentu saja, kelimpahan yang dimaksud bukan saja secara materiil. Ada banyak hal yang lebih berharga dari materi, misalnya dikasihi orang lain, memiliki tubuh dan jiwa yang sehat, termasuk kelimpahan sukacita dan damai sejahtera.

Seseorang dapat memberi tanpa mengasihi, tetapi ia tidak dapat mengasihi tanpa memberi. Ya, kasih memang tidak bisa dilepaskan dari tindakan memberi atau berbagi. Sungguh indah rasanya jika semangat untuk berbagi ini terus dilestarikan dalam kehidupan kita bersama di negeri ini. Berbagi tidak akan membuat kita kekurangan, tetapi malah berkelimpahan. Ibarat air hujan di padang yang gersang, tindakan saling memberi dapat memuaskan dahaga di tengah kecenderungan manusia yang hidup mementingkan diri sendiri.

Salam dahsyat dan tetap semangat....
Jayapura, 21 April 2019
Ps. Gelphy Nartha

Jika Anda diberkati dengan renungan ini Silahkan berikan comment Anda dan bagikan juga kepada saudara seiman yang lainnya.

Untuk mendapat renungan rutin, bahan kotbah saya dan ilustrasi, Anda bisa mendownload aplikasi saya caranya; Buka Google Play Store di Smart Phone atau Android Anda. Ketik Gelphy Nartha di searching lalu download aplikasinya.
God Bless...!

https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha

http:gelphyministry.blogspot.co.id

Sabtu, 20 April 2019

DILUPAKAN, TAPI TUHAN INGAT


How are you today?
Firman Tuhan :
Kejadian 40:1-23 

Tetapi Yusuf tidaklah diingat oleh kepala juru minuman itu, melainkan dilupakannya. (Kejadian 40:23) 

acaan Alkitab Setahun: 
2 Samuel 23-24 

Di Jepang dikenal istilah on atau ongageshi, yang artinya balas budi. Orang Jepang merasa berutang budi atas segala kebaikan yang diterimanya. Kalau ada orang Jepang yang sakit, umumnya mereka tak mau ditengok. Alasannya, ada kewajiban moral bagi si sakit atau keluarganya untuk membalas kunjungan itu. Konon, di beberapa daerah ada aturan yang menentukan berapa persen yang harus dikembalikan oleh keluarga kalau ada yang datang melawat kepada orang yang meninggal dan memberikan uang duka. Cara membalas budi yang unik, ya?

Tidak demikian dengan juru minum Firaun. Juru minum itu berjanji akan membalas budi baik Yusuf yang menafsirkan mimpinya saat di penjara. Ia dilepaskan dari penjara dan mendapatkan pekerjaannya lagi sebagai pelayan raja. Wajarlah bila Yusuf berharap orang itu akan mengingat dan membantunya setelah dibebaskan dari penjara (ay. 14). “Mungkin dengan cara inilah Tuhan akan membebaskanku dari semua penderitaan ini,” pikir Yusuf. Tapi, janji tinggal janji, juru minum itu ternyata melupakannya. Wajar jika Yusuf kecewa! 

Bisa jadi Tuhanlah yang membuat juru minuman itu melupakan Yusuf. Mengapa? Supaya Yusuf belajar hanya berharap kepada Tuhan. Ketika kita menolong, Tuhan menghendaki agar kita melakukannya dengan tulus, bukan berharap balas budi. Saat kita dirundung masalah, pengharapan kita tetap pada Tuhan, bukan pada orang yang pernah kita tolong. Manusia cenderung lupa dan mengingkari janjinya, namun Tuhan tak pernah melupakan janji-Nya. Berharaplah kepada-Nya!

Salam dahsyat dan tetap semangat....
Jayapura, 20 April 2019
Ps. Gelphy Nartha

Jika Anda diberkati dengan renungan ini Silahkan berikan comment Anda dan bagikan juga kepada saudara seiman yang lainnya.

Untuk mendapat renungan rutin, bahan kotbah saya dan ilustrasi, Anda bisa mendownload aplikasi saya caranya; Buka Google Play Store di Smart Phone atau Android Anda. Ketik Gelphy Nartha di searching lalu download aplikasinya. God Bless...!

https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha

http:gelphyministry.blogspot.co.id

Jumat, 19 April 2019

SAKSI YANG BENAR


How are you today? 
Firman Tuhan : 
1 Yohanes 1 

Apa yang telah kami lihat dan telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamu pun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus. (1 Yohanes 1:3) 

Bacaan Alkitab Setahun: 
2 Samuel 21-22

Kesaksian seseorang atau lebih dalam suatu pengadilan sangat memengaruhi hasil sidang tersebut. Seorang saksi dapat memperberat tuduhan pada seorang terdakwa atau dapat pula membebaskan si terdakwa dari segala tuduhan. Peran saksi sangatlah penting.

Yohanes, rasul yang dibuang ke Pulau Patmos, juga menyebut dirinya saksi. Apa yang ia lihat, ia alami, dan ia rasakan tidak ia simpan sendiri. Apalagi saat itu banyak ajaran sesat yang menentang ketuhanan Yesus Kristus dan memutarbalikkan dasar kepercayaan umat. Ada orang percaya tidak memercayai ajaran para rasul dan memengaruhi orang lain untuk meragukan iman mereka. Hal inilah yang mendorong Yohanes untuk menulis surat kepada mereka. Pengenalan pribadi Yohanes akan Tuhan Yesus Kristus merupakan dasar penulisan surat ini. Melaluinya, rasul Yohanes mengajak jemaat untuk kembali pada dasar kepercayaan yang benar, pengajaran yang sehat, dan iman kepada Yesus Kristus.

Sampai saat ini, tipuan iblis melalui pengajaran sesat masih tetap mengombang-ambingkan iman orang-orang percaya. Bukan hanya itu, pengajaran melalui mimbar gereja sekalipun dapat membuat orang percaya meragukan iman mereka. Sebagai orang percaya, kita tetap percaya bahwa Alkitab adalah firman Tuhan yang memberikan kesaksian yang benar. Dan dengan pengenalan yang benar akan firman-Nya, kita pun dimampukan untuk menjadi saksi Kristus di mana pun kita berada. Marilah kita tetap giat bersaksi untuk memenangkan jiwa!

Salam dahsyat dan tetap semangat....
Jayapura, 19 April 2019
Ps. Gelphy Nartha

Jika Anda diberkati dengan renungan ini Silahkan berikan comment Anda dan bagikan juga kepada saudara seiman yang lainnya.

Untuk mendapat renungan rutin, bahan kotbah saya dan ilustrasi, Anda bisa mendownload aplikasi saya caranya; Buka Google Play Store di Smart Phone atau Android Anda. Ketik Gelphy Nartha di searching lalu download aplikasinya. God Bless...!

https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha

http:gelphyministry.blogspot.co.id

Kamis, 18 April 2019

MEMENTINGKAN DIRI SENDIRI


How are you today? 
Firman Tuhan : 
2 Samuel 11:1–27 

Sebab di mana ada... mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat. (Yakobus 3:16) 

Bacaan Alkitab Setahun:
2 Samuel 19-20 

Kita sering mendengar keluhan semacam ini, “Saya heran, ia kan orang Kristen, hamba Tuhan lagi, tetapi entah kenapa hatinya tak tersentuh melihat penderitaan yang dialami pekerjanya?” Atau, “Tampaknya ia cukup aktif di gereja, ramah dan baik hati saat sama-sama melayani, tetapi saya heran, ketika saya bekerja dengannya-menjadi bawahannya, kelihatan deh aslinya. Ia menjadi seperti serigala yang hendak menerkam saya. Menakutkan!”

Yoab, panglima raja Daud. Mengenal betul kepribadian atasannya. Daud raja yang penuh belas kasihan, menyayangi nyawa anak buahnya, dan menghargai mereka (ay. 20). Namun, hari itu Yoab terkejut. Daud yang penuh belas kasihan itu berucap janggal, “Janganlah sebal hatimu karena perkara ini, sebab sudah biasa pedang makan orang ini atau orang itu...” (ay. 25). 

Daud yang biasanya penuh welas asih itu tiba-tiba menjadi kejam. Mengapa? Kepentingan pribadilah yang saat itu menguasainya. Bagaimanapun caranya, apa pun risikonya, ia memiliki kepentingan agar Uria orang Het itu mati di medan pertempuran (ay. 15). Daud harus menjaga reputasi, agar skandalnya dengan istri Uria terkubur--sebagaimana belas kasihnya saat itu juga terkubur.

Nas hari ini mengingatkan kita, “Sebab di mana ada... mementingkan diri sendiri di situ ada... segala macam perbuatan jahat.” Daud mementingkan diri sendiri, lalu ia kehilangan belas kasihan. Ingin tetap memiliki belas kasihan? Jangan mementingkan diri! 

Salam dahsyat dan tetap semangat....
Jayapura, 18 April 2019
Ps. Gelphy Nartha

Jika Anda diberkati dengan renungan ini Silahkan berikan comment Anda dan bagikan juga kepada saudara seiman yang lainnya.

Untuk mendapat renungan rutin, bahan kotbah saya dan ilustrasi, Anda bisa mendownload aplikasi saya caranya; Buka Google Play Store di Smart Phone atau Android Anda. Ketik Gelphy Nartha di searching lalu download aplikasinya. God Bless...!

https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha

http:gelphyministry.blogspot.co.id

Rabu, 17 April 2019

BAHAYA LIDAH


How are you today?
Firman Tuhan :
Yakobus 3:1-12

Dengan lidah kita memuji Tuhan dan Bapa kita. (Yakobus 3:9)

Bacaan Alkitab Setahun:
2 Samuel 17-18

Ketika berkunjung ke Universitas Kristen Cipta Wacana, Malang, untuk mengadakan pelatihan vokal singkat, profesor musik dari Korea Selatan, Eunyong Chi, menjelaskan bahwa lidah merupakan bagian penting dalam menyanyi. Selain teknik pernapasan dan teknik menggemakan suara, lidah juga berperan krusial dalam bernyanyi. Mulut yang dibuka lebar dapat memperjelas artikulasi, sedangkan lidah yang lentur dan terlatih dapat membantu penyanyi untuk mencapai nada-nada tinggi yang sulit. Lidah merupakan bagian tubuh yang kecil, tetapi dapat membawa dampak yang besar.

Lidah diibaratkan seperti api, yang walaupun semula kecil saja nyalanya, pada akhirnya mampu membakar hutan belantara yang luas. Begitu juga lidah yang “menyala-nyala” dapat menyebabkan perkara sepele jadi pertengkaran hebat. Lidah yang tidak terkendali bisa mendatangkan kejahatan luar biasa yang merugikan manusia.

Yakobus mengingatkan bahwa kita bisa memakai lidah yang sama untuk memuji Tuhan atau untuk mengutuki sesama; kita bisa mengeluarkan perkataan berkat atau kutuk. Jika kita bisa mengendalikan lidah, kita akan mampu untuk menggunakannya bagi perkara-perkara yang mulia. Seperti lidah membantu penyanyi mencapai nada tinggi, lidah yang terkendali memampukan kita untuk memuliakan Allah yang Mahatinggi.

Bagaimana kita mengendalikan lidah? Tentu saja bukan dengan kekuatan sendiri, melainkan dengan mempersilakan Roh Kudus mengerjakan buah Roh—pengendalian diri—dalam hidup kita.

Salam dahsyat dan tetap semangat....
Jayapura, 17 April 2019
Ps. Gelphy Nartha

Jika Anda diberkati dengan renungan ini Silahkan berikan comment Anda dan bagikan juga kepada saudara seiman yang lainnya.

Untuk mendapat renungan rutin, bahan kotbah saya dan ilustrasi, Anda bisa mendownload aplikasi saya caranya; Buka Google Play Store di Smart Phone atau Android Anda. Ketik Gelphy Nartha di searching lalu download aplikasinya. God Bless...!

 https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha

 http:gelphyministry.blogspot.co.id

Selasa, 16 April 2019

KASIH AGAPE

How are you today?
Firman Tuhan : 
Yohanes 21:15–19 

“Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?” ... “Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu bahwa aku mengasihi Engkau.” (Yohanes 21:17)

Bacaan Alkitab Setahun: 
2 Samuel 15-16

Adi pulang sekolah dengan galau. Ia tahu apa yang akan ditanyakan ibunya. Benar! Saat melihatnya, ibu langsung mengorek, “Ranking berapa, Di?” “28, Bu,” jawab Adi pelan. “Apa? 28? 28 dari 30?” sergah ibunya. “Ibu dulu selalu top five, paling tidak top ten. Di, ingat, bagi Tuhan tiada yang mustahil!” “Ya, Bu,” jawab Adi kesal. “Bagi Dia memang tidak, tapi bagi Adi itu mustahil!” 

Bandingkan sikap ibu Adi dengan respons Tuhan Yesus terhadap kegagalan murid-Nya. Simak percakapan-Nya dengan Petrus di tepi danau Tiberias sesudah kebangkitan-Nya. Awalnya, Dia meminta murid-Nya itu mengasihi-Nya dengan agape (“kasih tak bersyarat: mengasihi walaupun”), yang dijawab Petrus dengan philea (“kasih bersyarat: mengasihi jikalau”). Kemudian, Tuhan kembali melontarkan agape, dan Petrus tetap menjawabnya dengan philea. Petrus sadar ia pernah mengkhianati Gurunya. Ia belum mampu mengasihi-Nya dengan agape! Tuhan pun paham Petrus belum bisa memenuhi standar-Nya. 

Akhirnya, Dia bertanya dengan philea, dan Petrus masih menjawabnya dengan philea. Tuhan tahu ada saatnya Petrus bisa mengasihi-Nya dengan agape. Ya, sesudah menerima Roh Kudus di hari Pentakosta (Kis. 2:1-4), Petrus berubah: kini ia berani bersaksi tentang Yesus dan, menurut tradisi, ia mati disalib terbalik karena merasa tak layak disalib “normal” seperti Gurunya. Ia dimampukan untuk mengasihi Tuhan dengan agape!

Lalu, bagaimana dengan kita? Maukah kita membiarkan orang lain bertumbuh menurut “kecepatannya” sendiri? Tuhan saja mau!

Salam dahsyat dan tetap semangat....
Jayapura, 16 April 2019
Ps. Gelphy Nartha

Jika Anda diberkati dengan renungan ini Silahkan berikan comment Anda dan bagikan juga kepada saudara seiman yang lainnya.

Untuk mendapat renungan rutin, bahan kotbah saya dan ilustrasi, Anda bisa mendownload aplikasi saya caranya; Buka Google Play Store di Smart Phone atau Android Anda. Ketik Gelphy Nartha di searching lalu download aplikasinya. God Bless...!

https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha
http:gelphyministry.blogspot.co.id

Senin, 15 April 2019

RUMAH SETAN


How are you today? 
Firman Tuhan : 
Lukas 11:24-26 

Akhirnya keadaan orang itu lebih buruk daripada keadaannya semula. (Lukas 11:26) 

Bacaan Alkitab Setahun: 
2 Samuel 13-14 

Semasa kanak-kanak, setiap kali melewati jalan itu saya melirik ke arah rumah besar di ujung jalan. Bercampur-aduk rasa takut sekaligus rasa ingin tahu seorang anak. Warga sekitar menyebutnya sebagai “rumah setan”. Besar, gelap, dan menyeramkan. Kata orang, dulu penghuninya bangsawan Indo-Belanda. Tetapi, sudah lama mereka pergi--entah ke mana. Rumah itu kosong. Sepi. Tanpa penghuni. Sejak itu bermunculan ragam-macam cerita seram tentangnya.

Hati dan pikiran manusia ibarat sebuah rumah. Tempat hunian. Jadi harus berpenghuni. Jangan dibiarkan kosong. Jika roh jahat telah diusir dari seseorang--seperti yang dikisahkan dalam Lukas 11:14-23--selanjutnya harus segera ada penghuni baru yang menggantikan. Jika tidak, "kekosongan" yang dibiarkan terus-menerus bakal mengundang kerusakan yang lebih buruk lagi (ay. 26). Siapakah Penghuni baru itu? Lukas telah menyiapkan jawabannya di ayat 13. Itulah Roh Kudus! Dia mau menghuni dan beraktivitas di situ! 

Jangan dibiarkan kosong. Berbahaya! Pikiran jangan kosong. Hati pun apalagi. Jadwal tak baik dibiarkan kosong. Melamun dan menganggur berpotensi mengundang hal-hal yang negatif. Kebiasaan buruk yang telah dibuang harus segera diganti dengan yang baru untuk mencegahnya muncul kembali. Para pensiunan patut mencari kegiatan pengganti yang positif. Kehidupan baru anak-anak Tuhan harus penuh. Penuh dengan Roh--yang selain menghuni, juga ingin aktif berkarya di dalam hidup kita.

Salam dahsyat dan tetap semangat....
Jayapura, 15 April 2019
Ps. Gelphy Nartha

Jika Anda diberkati dengan renungan ini Silahkan berikan comment Anda dan bagikan juga kepada saudara seiman yang lainnya.

Untuk mendapat renungan rutin, bahan kotbah saya dan ilustrasi, Anda bisa mendownload aplikasi saya caranya; Buka Google Play Store di Smart Phone atau Android Anda. Ketik Gelphy Nartha di searching lalu download aplikasinya. God Bless...!

https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha

http:gelphyministry.blogspot.co.id

Minggu, 14 April 2019

HIDUPNYANG RUSAK MENJADI INDAH


How are you today? 
Firman Tuhan : 
Hakim-Hakim 11:1-11 

Adapun Yefta, orang Gilead itu, adalah seorang pahlawan yang gagah perkasa, tetapi ia anak seorang perempuan sundal; ayah Yefta ialah Gilead. (Hakim-Hakim 11:1) 

Bacaan Alkitab Setahun:
2 Samuel 10-12

Kita acap kali melihat sebuah hasil sulaman yang indah dalam bentuk yang jadi. Mungkin saja sulaman itu sudah dijahit rapi bagian tepinya dan berbingkai sangat indah. Tetapi, cobalah membongkar bingkainya dan lihatlah kain hasil sulaman itu di bagian belakangnya! Apa yang kita temukan? Sungguh berbanding terbalik dengan penampilan bagian depannya. Di bagian belakang sulaman itu, kita akan menemukan jalinan benang bertumpukan yang sangat tidak teratur, sangat amburadul, dan jauh dari kata indah.

Dengan cara yang sama kita dapat memandang kehidupan Yefta. Kita melihat Yefta sebagai pahlawan gagah perkasa yang dipakai Tuhan secara luar biasa untuk memimpin bangsa Israel. Tetapi, tahukah kita bahwa Yefta punya latar belakang yang sama sekali jauh dari kata 'indah'? Seperti bagian belakang sulaman tadi, latar belakang Yefta sangatlah buruk, seorang yang terusir dari saudara-saudaranya dan tidak mendapat bagian warisan.

Meskipun demikian, Tuhan memilihnya dan memakainya menjadi seorang pahlawan pemimpin Israel. Di tangan Tuhan, seburuk apa pun latar belakang seseorang, Dia dapat membentuknya menjadi sebuah hasil karya yang mahaindah. Sama halnya dengan latar belakang hidup kita, dosa telah merusak citra Allah dalam hidup kita. Namun demikian, Allah tetap menunjukkan kasih karunia-Nya dalam hidup kita. Dia telah menebus kita dari dosa dan memulihkan hidup kita. Tidak berhenti di situ, Dia mendandani hidup kita sehingga kita siap dipakai untuk kemuliaan-Nya.

Salam dahsyat dan tetap semangat....
Jayapura, 14 April 2019
Ps. Gelphy Nartha

Jika Anda diberkati dengan renungan ini Silahkan berikan comment Anda dan bagikan juga kepada saudara seiman yang lainnya.

Untuk mendapat renungan rutin, bahan kotbah saya dan ilustrasi, Anda bisa mendownload aplikasi saya caranya; Buka Google Play Store di Smart Phone atau Android Anda. Ketik Gelphy Nartha di searching lalu download aplikasinya. God Bless...!

https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha

http:gelphyministry.blogspot.co.id

Sabtu, 13 April 2019

SALAH SANGKA


How are you today?
Firman Tuhan :
Lukas 24:13-35

Padahal kami dahulu mengharapkan bahwa Dialah yang akan membebaskan bangsa Israel. (Lukas 24:21)

Bacaan Alkitab Setahun:
2 Samuel 6-9

Fakta kematian Yesus di kayu salib menggemparkan banyak pihak, tak terkecuali bagi murid Yesus. Yesus yang diharapkan menjadi pembebas bangsa Israel dari penjajahan Romawi ternyata mati muda. Jika ukurannya adalah harapan atau pemikiran mereka tersebut, jelas Yesus gagal. Padahal, lebih dari harapan para murid dan juga bangsa Yahudi, Yesus benar-benar datang sebagai pembebas. Kematian dan kebangkitan-Nya memungkinkan manusia yang percaya kepada-Nya terbebas dari kuasa dosa. Jadi, sebenarnya prasangka para murid tidak tepat. Yesus berkarya malah melampaui harapan mereka.

Rencana dan jalan Tuhan sering tak mudah dipahami oleh manusia. Apa yang nampak sebagai kegagalan, keinginan yang tidak terkabul, atau harapan yang seakan telah sirna, bukan berarti rencana Tuhan juga gagal. Jangan salah sangka terhadap Dia. Dia berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan-Nya. Segala sesuatu yang kita alami ada dalam kendali-Nya. Percayalah bahwa rencana dan kehendak-Nya sempurna dalam hidup kita.

Salam dahsyat dan tetap semangat....
Jayapura, 13 April 2019
Ps. Gelphy Nartha

Jika Anda diberkati dengan renungan ini Silahkan berikan comment Anda dan bagikan juga kepada saudara seiman yang lainnya.

Untuk mendapat renungan rutin, bahan kotbah saya dan ilustrasi, Anda bisa mendownload aplikasi saya caranya; Buka Google Play Store di Smart Phone atau Android Anda. Ketik Gelphy Nartha di searching lalu download aplikasinya.
God Bless...!

https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha
http:gelphyministry.blogspot.co.id

Jumat, 12 April 2019

MENDENGARKAN BUKAN MENDENGAR


How are you today? 
Firman Tuhan : 
Lukas 10:38-42 

Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya. (Lukas 10:39) 

Bacaan Alkitab Setahun: 
Samuel 3-5

Seorang guru Sekolah Minggu kecewa melihat muridnya tidak mampu mengingat cerita Alkitab yang telah diajarkan. Jemaat dewasa juga tak berbeda. Hal itu terjadi karena banyak orang hanya mendengar, bukan mendengarkan. “Mendengar” mengarah pada kemampuan memperoleh informasi melalui telinga. “Mendengarkan” melibatkan usaha untuk memahami informasi itu sebaik mungkin. Ketika mendengarkan, orang berkonsentrasi dan berfokus pada informasi yang disampaikan sehingga tertanam dalam hati dan pikiran.

Maria dan Marta memiliki respons yang berbeda terhadap perkataan Yesus. Kehadiran Yesus di rumah mereka mendatangkan sukacita bagi kedua perempuan ini. Maria menetapkan hati untuk duduk dekat kaki Yesus dan mendengarkan perkataan-Nya (ay. 39). Sementara itu Marta sibuk melayani Yesus dan mungkin sambil sesekali mendengar perkataan-Nya (ay. 40). Maria bukan sekadar mendengar untuk memperoleh pengetahuan tentang firman Allah; ia memusatkan hati dan pikiran untuk memahami firman itu. Maria memberikan perhatian penuh terhadap perkataan Yesus. Ia tidak hanya mendengar, tetapi mendengarkan! 

Tidak ada seorang pun yang mampu memahami firman Allah secara sempurna. Namun, jika kita mau mendengarkan firman Allah, bukan hanya mendengarnya, Roh Kudus akan memampukan kita untuk memahami firman-Nya sedikit demi sedikit. Memusatkan hati dan pikiran saat mendengarkan firman Allah akan menolong kita mengerti dan terus mengingat apa yang Allah kehendaki dalam hidup kita.

Salam dahsyat dan tetap semangat....
Jayapura, 12 April 2019
Ps. Gelphy Nartha

 Jika Anda diberkati dengan renungan ini Silahkan berikan comment Anda dan bagikan juga kepada saudara seiman yang lainnya.

 Untuk mendapat renungan rutin, bahan kotbah saya dan ilustrasi, Anda bisa mendownload aplikasi saya caranya; Buka Google Play Store di Smart Phone atau Android Anda. Ketik Gelphy Nartha di searching lalu download aplikasinya. God Bless...!

https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha

 http:gelphyministry.blogspot.co.id

Kamis, 11 April 2019

PEMELIHARAHAN TUHAN


How are you today? 
Firman Tuhan : 
1 Raja-Raja 17:1-6

Engkau dapat minum dari sungai itu, dan burung-burung gagak telah Kuperintahkan untuk memberi makan engkau di sana. (1 Raja-Raja 17:4)

Bacaan Alkitab Setahun: 
2 Samuel 1-2 

Siapa yang tahan menghadapi musim kering yang berkepanjangan? Ketika mata air mengering dan tetesan embun atau hujan tak kunjung turun ke bumi, mungkinkah manusia dapat bertahan hidup? Penderitaan makin lengkap tatkala di tengah kemarau panjang itu burung gagak beterbangan mencari mangsa. Bukankah ini tanda-tanda kematian? Gagak itu menanti orang yang mati karena kekeringan dan bangkainya siap untuk disantap!

 Tanda-tanda kematian! Keadaan itulah yang dialami Elia. Anehnya, Elia tetap hidup di tengah kekeringan hebat. Yang lebih mengherankan lagi, datangnya burung gagak itu. Biasanya burung ganas ini datang untuk mencari mangsa, tetapi kali ini ia justru datang membawakan makanan untuk Elia! Bagi saya, hal ini menunjukkan cara unik Tuhan dalam memelihara umat-Nya. Tuhan mampu mengubah pembawa kematian menjadi pembawa kehidupan! Di tengah kekeringan yang berkepanjangan, hidup Elia tetap terpelihara aman di tangan Tuhan.

 Tuhan dapat bekerja jauh melampaui apa yang dapat kita pikirkan dan kita bayangkan. Sekalipun kita hidup di tengah “kekeringan” dengan “tanda-tanda kematian” di sekitar kita, tetapi orang-orang yang mengandalkan pertolongan-Nya akan tetap terpelihara. Sebab “TUHAN mengetahui hari-hari orang yang saleh, dan milik pusaka mereka akan tetap selama-lamanya; mereka tidak akan mendapat malu pada waktu kecelakaan, dan mereka akan menjadi kenyang pada hari-hari kelaparan” (Maz. 37:18-19). Nantikan pemeliharaan-Nya yang unik!

Salam dahsyat dan tetap semangat....
Jayapura, 11 April 2019
Ps. Gelphy Nartha

 Jika Anda diberkati dengan renungan ini Silahkan berikan comment Anda dan bagikan juga kepada saudara seiman yang lainnya.

 Untuk mendapat renungan rutin, bahan kotbah saya dan ilustrasi, Anda bisa mendownload aplikasi saya caranya; Buka Google Play Store di Smart Phone atau Android Anda. Ketik Gelphy Nartha di searching lalu download aplikasinya.
 God Bless...!

https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha

 http:gelphyministry.blogspot.co.id

Rabu, 10 April 2019

BIJAK MEMILIH TEMAN


How are you today?
Firman Tuhan : 
2 Tawarikh 18:1-34 

Ketika Yosafat kaya dan sangat terhormat, ia menjadi besan Ahab. (2 Tawarikh 18:1) 

Bacaan Alkitab Setahun:
1 Samuel 28-31 

Heinrich Himmler lahir pada 1900 di Munich. Awalnya ia bercita-cita menjadi petani dan sarjana bidang agronomi. Namun, ia kemudian ikut bertempur dalam Perang Dunia I dan terlibat dalam berbagai organisasi tentara. Di situ ia bertemu dengan Hitler dan mengambil bagian dalam usaha Hitler menggulingkan pemerintah Jerman pada 1923. Mula-mula Himmler mendapat kekuasaan penuh. Namun, setelah Jerman kalah dalam Perang Dunia II, Himmler ditangkap, diadili, dan dijatuhi hukuman mati. Sebelum dieksekusi, ia memilih menelan kapsul sianida—bunuh diri. 

Pribadi yang awalnya punya cita-cita baik, namun—karena bertemu orang yang salah—hidupnya berakhir secara sia-sia. Yosafat pun mengalami hal yang serupa. Mulanya ia raja Yehuda yang takut akan Tuhan. Ia menjauhkan bukit pengurbanan dan tiang berhala. Ia juga memerintahkan beberapa pegawai untuk mengajarkan Taurat di semua kota di Yehuda. Karena sikapnya itu, Allah pun membuat ia disegani oleh negeri-negeri di sekelilingnya. Sayang, ketika makin kaya dan terhormat, Yosafat memilih besan yang salah, yaitu Ahab yang fasik. Bahkan, ia bergabung dengan sekutu yang salah pula—Ahazia, raja Israel yang fasik perbuatannya.

Ada orang yang menyatakan, “Tunjukkan temanmu, maka aku bisa menunjukkan masa depanmu.” Ingatlah, orang-orang di sekitar kita dapat mendukung kita naik atau, sebaliknya, menyeret kita turun. Jadi, pastikan kita berteman dengan pribadi yang bijak, bukan orang yang bebal, agar kehidupan kita tidak menjadi malang. 

Salam dahsyat dan tetap semangat....
Jayapura, 10 April 2019
Ps. Gelphy Nartha

Jika Anda diberkati dengan renungan ini Silahkan berikan comment Anda dan bagikan juga kepada saudara seiman yang lainnya.

Untuk mendapat renungan rutin, bahan kotbah saya dan ilustrasi, Anda bisa mendownload aplikasi saya caranya; Buka Google Play Store di Smart Phone atau Android Anda. Ketik Gelphy Nartha di searching lalu download aplikasinya.
God Bless...!

https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha

http:gelphyministry.blogspot.co.id

Senin, 08 April 2019

MENERIMA KEKALAHAN


How are you today? 
Firman Tuhan : 
1 Samuel 18:6-9 

Sejak hari itu maka Saul selalu mendengki Daud. (1 Samuel 18:9)

Bacaan Alkitab Setahun:
1 Samuel 22-24

Pemilihan presiden AS pada 1940 dimenangkan oleh Franklin D. Roosevelt dengan perolehan 55% suara. Lawannya, calon dari Partai Republik, ialah Wendell Wilkie. Yang membuat banyak orang heran adalah respons Wilkie setelah kalah. Ia malah mendukung salah satu kebijakan kontroversial Roosevelt mengenai tanah. Ketika ditanya, ia menjawab, "Dulu saya bertarung keras untuk mengalahkannya, tetapi sekarang ia sudah terpilih. Sekarang ia presiden saya."

Sejak penaklukan Goliat (1 Sam. 17), Daud amat populer di mata rakyat. Ditambah lagi, sebagai komandan prajurit Israel, ia meraih kemenangan demi kemenangan gemilang (1 Sam. 18:5). Daud merebut hati bangsanya melebihi Saul. Bahkan anak dan pegawai raja pun bersimpati besar padanya (1 Sam. 18:1, 5). Alih-alih mengakuinya dengan jiwa besar, Saul menolak untuk merangkul kenyataan tersebut. Ia tidak terima dirinya dikalahkan. Ia membiarkan kedengkian menguasai dan merusak jiwanya (ay. 9).

 Ayah saya selalu berpesan, hidup ini seperti ajang permainan. Ada yang menang, ada yang kalah. Tidak mungkin menang terus, atau sebaliknya. Keduanya harus diterima dengan jiwa besar. Jangan pongah dan gegabah ketika menang. Tak perlu marah dan menyerah ketika kalah. Apalagi dengki. Lebih utama, jiwa kita tetap sehat. Sanggup memikul kemenangan. Mampu menerima kekalahan. Anda sedang gagal atau dikalahkan? Terimalah dengan besar hati, Tuhan sedang membentuk Anda menjadi pemenang sejati.

Salam dahsyat dan tetap semangat....
Jayapura, 8 April 2019
Ps. Gelphy Nartha

Jika Anda diberkati dengan renungan ini Silahkan berikan comment Anda dan bagikan juga kepada saudara seiman yang lainnya.

Untuk mendapat renungan rutin, bahan kotbah saya dan ilustrasi, Anda bisa mendownload aplikasi saya caranya; Buka Google Play Store di Smart Phone atau Android Anda. Ketik Gelphy Nartha di searching lalu download aplikasinya.
 God Bless...!

https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha

http:gelphyministry.blogspot.co.id

Minggu, 07 April 2019

MENYAKITI HATI ANAK


How are you today? 
Firman Tuhan : 
Kolose 3:18-25 

 Hai bapak-bapak, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya. (Kolose 3:21) 

 Bacaan Alkitab Setahun: 
1 Samuel 19-21 

Memarahi anak yang nakal dengan maksud mengoreksinya memang tidak ada salahnya. Sayangnya, banyak orangtua hanya memarahi anak tanpa menjelaskan alasan kemarahan itu. Parahnya, ada pula orangtua yang sering marah-marah tanpa alasan kepada anak sehingga si anak menjadi bingung dan sakit hati.

Rasul Paulus menyampaikan sejumlah nasihat tentang kehidupan sebagai manusia baru di dalam Kristus (2:6-4:6). Salah satu nasihatnya berbicara tentang cara membangun hubungan yang baik di antara anggota keluarga. Ia mengingatkan agar bapak-bapak (juga ibu-ibu)--atau, dengan kata lain, orangtua--jangan membuat anak merasa sakit hati, yang dapat berujung pada rasa tawar hati. Tawar hati adalah sikap dingin tanpa sukacita dan tanpa damai sejahtera serta tidak lagi peduli akan orangtua. Sikap orangtua yang tidak bijaksana dapat membangkitkan reaksi tak terduga pada anak, yang bila tidak diselesaikan dapat meninggalkan luka berkepanjangan.

Cinta kasih orangtua kepada anak memang bisa saja diwujudkan dengan mengoreksi kesalahan si anak dan memperbaiki kelakukannya. Hanya masalahnya, jangan sampai kita melakukannya dengan cara yang kasar atau dapat menimbulkan sakit hati pada anak. Kalaupun harus marah, orangtua perlu menjelaskan dengan bijaksana alasannya dan, dengan penjelasan itu, orangtua dapat sekaligus mengoreksi kesalahan si anak. Jangan gengsi pula untuk meminta maaf karena telah marah kepada mereka. Permintaan maaf yang tulus dapat menghapus kemungkinan sakit hati yang nantinya berujung pada tawar hati itu.

Salam dahsyat dan tetap semangat....
Jayapura, 7 April 2019 Ps.
Gelphy Nartha

Jika Anda diberkati dengan renungan ini Silahkan berikan comment Anda dan bagikan juga kepada saudara seiman yang lainnya.

Untuk mendapat renungan rutin, bahan kotbah saya dan ilustrasi, Anda bisa mendownload aplikasi saya caranya; Buka Google Play Store di Smart Phone atau Android Anda. Ketik Gelphy Nartha di searching lalu download aplikasinya.
God Bless...!

https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha

http:gelphyministry.blogspot.co.id

Sabtu, 06 April 2019

BELAJAR MEMAHAMI HIDUP


How are you today? 
Firman Tuhan :  
2 Raja-Raja 20:1-11

“Ah TUHAN, ingatlah kiranya, bahwa aku telah hidup di hadapan-Mu dengan setia dan dengan tulus hati dan bahwa aku telah melakukan apa yang baik di mata-Mu.” Kemudian menangislah Hizkia dengan sangat. (2 Raja-Raja 20:3) 

Bacaan Alkitab Setahun: 
1 Samuel 17-18 

Seorang jurnalis kenamaan, Tony Snow, pernah berjuang melawan kanker selama tiga tahun. Pada 2008 sebelum meninggal, ia menulis: "Sebagian penderita kanker sembuh, sebagian tidak. Menghadapi kefanaan dan keringkihan tubuh, cara kita memandang hidup jadi makin bijak. Kita lebih bisa menghargai hal-hal kecil, menyadari pentingnya iman, dan mengalami betapa besarnya kuasa kasih. Itulah karunia yang mungkin tidak dipahami orang sehat. Itu seninya sakit. Menurutku, ada hal yang jauh lebih parah dari sakit, yaitu hidup sehat, tetapi hampa.

" Raja Hizkia pernah mengalami sakit yang akan mendatangkan kematian. Saat itu ia sangat terpukul. Di tengah kepedihan hatinya, ia teringat betapa fananya hidup. Ia tersadar bahwa kedudukannya sebagai raja tidak ada artinya di hadapan Tuhan. Matanya pun jadi terbuka bahwa hal terpenting dalam hidup ini tidak lain adalah memuliakan Tuhan. Pengalaman sakit itu memberinya hikmat dan memperkaya hidupnya sehingga ia semakin mengenal Allah.

Tidak sedikit orang beranggapan negatif tentang penyakit yang kita derita. Tetapi, firman Tuhan menunjukkan bahwa masa sakit dapat menjadi masa pembelajaran untuk memperkaya hidup kita. Belajar tentang arti memahami hidup, memahami karya Tuhan, dan menggunakan kesempatan hidup! Jika hari ini kita hidup sehat dan bugar, hargailah itu sebagai kesempatan untuk menjalani hidup yang menyenangkan hati-Nya. Namun, kala kita mesti menanggung sakit, kita dapat tetap mengucap syukur kepada-Nya.

Salam dahsyat dan tetap semangat....
Jayapura, 6 April 2019
Ps. Gelphy Nartha

Jika Anda diberkati dengan renungan ini Silahkan berikan comment Anda dan bagikan juga kepada saudara seiman yang lainnya.

Untuk mendapat renungan rutin, bahan kotbah saya dan ilustrasi, Anda bisa mendownload aplikasi saya caranya; Buka Google Play Store di Smart Phone atau Android Anda. Ketik Gelphy Nartha di searching lalu download aplikasinya.
God Bless...!

https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha 

http:gelphyministry.blogspot.co.id

Jumat, 05 April 2019

Apologetika Kristen: Tanggung Jawab Semua Anak Tuhan


APA ITU APOLOGETIKA KRISTEN?

Apologetika berasal dari kata Yunani "apologia" yang berarti berbicara untuk memertahankan atau memberikan jawaban.1 Di dalam Kitab Suci, kata ini dipakai dalam konteks 1 Petrus 3:15-16: "Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab (apologia) kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat, dan dengan hati nurani yang murni, supaya mereka, yang memfitnah kamu karena hidupmu yang saleh dalam Kristus, menjadi malu karena fitnahan mereka itu.
Jadi, apologetika artinya adalah sebuah studi untuk mempelajari bagaimana melaksanakan pertanggungan jawab, memertahankan, atau memberikan jawaban dari apa yang ia yakini dengan efektif.2 Lalu, apa artinya apabila kata apologetika dikaitkan dengan kata Kristen?
Dari bagian Kitab Suci (1 Pet. 3:15) yang sama, yang umumnya dipakai sebagai dasar, muncul berbagai definisi apologetika Kristen yang dapat kita temukan di dalam buku-buku apologetika. Pertama, definisi apologetika Kristen yang lebih menekankan pada memertahankan filsafat Kristen, seperti yang diungkapkan oleh Cornelius Van Til, di mana apologetika Kristen merupakan usaha untuk memertahankan filasafat Kristen dalam menghadapi berbagai bentuk filsafat non-Kristen, atau memertahankan wawasan dunia Kristen secara keseluruhan, bukan poin-poin religius yang terbagi-bagi, abstrak, dan terisolasi satu dengan yang lain. Oleh karena itu, apologetika melibatkan argumentasi penalaran intelektual yang berkenaan dengan wawasan dunia Kristen.3 John M. Frame dan Edgar C. Powell4 membaginya ke dalam tiga bagian, yaitu pembuktian atau penunjukkan, dalam arti memaparkan dasar rasional bagi iman Kristen (1 Kor. 15:1-11); pertahanan atau pembelaan, artinya menjawab sanggahan-sanggahan orang tidak percaya terhadap iman Kristen (Flp. 1:7, 16); dan penyingkapan, yaitu menyingkapkan kesalahan atau kesalahpahaman dari pemikiran atau pemahaman orang tidak percaya terhadap kekristenan (Mzm. 14:1; 1 Kor. 1:18-2:16). Frame mengatakan bahwa dalam pelaksanaannya, ketiganya tidak berdiri sendiri. Kita tidak dapat melakukan yang satu tanpa melakukan yang lainnya.
Kedua, apologetika Kristen yang dipahami sebagai usaha menyajikan bukti-bukti untuk membuktikan bahwa apa yang dikatakan Kitab Suci adalah benar. Fakta-fakta dan sejarah banyak berperan dalam pemahaman apologetika Kristen ini, seperti dapat dilihat dalam apologetika Kristen yang dikemukakan oleh Josh McDowell atau Paul E. Little.5 R. C. Sproul melihat apologetika Kristen ini sebagai usaha untuk menjelaskan kepada orang lain apa yang saya percaya dan mengapa saya mempercayainya. Hal ini dilakukan dengan memberikan argumentasi secara nalar yang disertai penyajian fenomena yang ada di dunia ini, di mana fenomena itu diakui sebagai wilayah netral. Wilayah netral merupakan daerah di mana semua orang bisa mengakui keberadaannya, mengenalinya, dan mengambil kesimpulan yang sama tentang fenomena tersebut, misalnya bunga mawar. Semua orang yang mengakui keberadaannya, bisa mengenalinya dan mengambil kesimpulan yang sama bahwa tumbuh-tumbuhan itu adalah bunga mawar. Dengan kata lain, melalui dunia dan segala isinya yang dikenali oleh semua orang, Sproul, melalui argumentasinya, mau membimbing orang-orang kepada siapa dan apa yang diberitakan oleh Kitab Suci.6
Sekarang penulis mengajak pembaca untuk melihat beberapa ayat di Alkitab dan menarik kesimpulan dari ayat-ayat itu. Dari percakapan Tuhan Yesus dengan murid-murid-Nya di Matius 16:13-28, yaitu tentang isu siapakah Anak Manusia itu. Dalam Matius 16:23, Yesus berkata kepada Petrus, "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia." Tuhan Yesus dengan jelas memberikan indikasi bahwa Ia menghendaki sebutan atau status-Nya dipahami berdasarkan perspektif ilahi, bukan manusia (lih. juga 1 Kor. 1:18-2:16).
Matius 22:23-33 menyatakan bahwa orang-orang Saduki itu sesat oleh karena mereka tidak mengerti Kitab Suci, maupun kuasa Allah. Di Yohanes 8:37-47, Tuhan Yesus mengajarkan dengan jelas bahwa relasi yang benar akan diikuti oleh kehidupan atau perilaku yang sesuai dengan relasi tersebut: "Jikalau sekiranya kamu anak-anak Abraham, tentulah kamu mengerjakan pekerjaan yang dikerjakan oleh Abraham" (ay. 39). Lihat juga penjelasan Tuhan Yesus tentang pohon yang baik akan menghasilkan buah yang baik (Mat. 7:15-20), serta uraian Yakobus tentang iman yang menyelamatkan akan disertai dengan perbuatan yang selaras dengan iman tersebut, sebagai konsekuensi logis dari orang yang diberi anugerah iman yang menyelamatkan itu (Yak. 2:14-26). Petrus mengingatkan dalam suratnya bahwa setiap orang percaya harus selalu siap memberikan pertanggungan jawab kepada siapa saja, baik melalui kehidupannya maupun perkataannya (1 Pet. 3:15-17). Dari ayat-ayat di atas, penulis menyimpulkan bahwa apologetika Kristen: pertama, harus dilakukan oleh setiap orang Kristen yang seharusnya mengasihi Allah dan berusaha untuk hidup berkenan kepada Allah; kedua, apologetika Kristen adalah studi tentang usaha orang Kristen yang bermaksud untuk meyakinkan, menjelaskan, memberikan argumentasi dari perspektif ilahi tentang iman kristiani.

APOLOGETIKA KRISTEN MENUNTUT PROFESIONALITAS

Jadi, jelas bahwa tugas berapologetika adalah tugas setiap orang Kristen. Firman Tuhan dengan tegas mengatakan bahwa setiap orang percaya harus selalu siap untuk berapologetika kepada siapa saja dan dalam situasi serta kondisi yang bagaimanapun juga. Ini merupakan perintah Tuhan yang harus dilaksanakan oleh orang Kristen di mana saja. Ini bukan suatu alternatif atau pilihan yang boleh dikerjakan atau tidak dikerjakan, terserah dia.
Kalau begitu, apa artinya 1 Petrus 3:15-17 bagi setiap orang Kristen? Artinya, kosakata "orang Kristen awam"7 harus dihapuskan dari benak setiap orang Kristen. Apa arti dari kata "awam"? Kata awam dapat diartikan "biasa", "bukan profesional", atau "bukan ahli". Jadi, kalau saya katakan bahwa saya awam dalam soal kedokteran, itu berarti saya bukan ahli dalam bidang itu. Konsekuensinya, jangan harapkan informasi medis yang patut dipercayai keabsahannya dari saya, atau bahkan harus dimaklumi kalau saya sama sekali tidak dapat memberikan informasi soal medis kepada siapa pun. Oleh karena saya bukan seorang dokter. Saya awam dalam bidang kedokteran. Sekarang pertanyaannya, apakah orang Kristen, siapa pun dia, pendeta/penginjil atau bukan, majelis atau bukan, pengurus komisi atau bukan, boleh mengatakan bahwa ia awam dalam kekristenan?
Pada saat seseorang mengatakan bahwa ia mau menerima Tuhan Yesus sebagai Juru Selamat pribadinya, ada tiga unsur yang terlibat dalam penerimaan itu: pengetahuan tentang Tuhan Yesus, persetujuan intelektual berkaitan dengan pengetahuan itu, dan keyakinan atau kepercayaan terhadap pengetahuan tersebut yang tentu saja harus disertai dengan penerapan dari apa yang telah dipercayainya.8 Seseorang tidak dapat memercayai sesuatu atau siapa pun kalau hal itu belum pernah ada dalam pengetahuannya. Dengan kata lain, ia tidak akan membicarakan atau memikirkan sesuatu yang tidak pernah ada di dalam pikirannya. Setelah pengetahuan itu masuk dalam pikirannya, maka baru ia akan menganalisisnya dan mengolahnya. Apabila menurut pikirannya hal itu logis atau absah berdasarkan hukum berpikir yang berlaku, maka akal budinya akan menyetujuinya. Tahap berikutnya adalah ia akan menerima atau memercayai apa yang telah ia ketahui dan analisis sebelumnya.
Firman Tuhan jelas tidak mengajarkan iman yang abstrak atau iman yang membabi buta. Roma 10:14 menyatakan:
"Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya?"
Jika membaca surat-surat Paulus, maka dapat dilihat berulang-ulang kata-kata seperti "aku tahu ..." (Flp. 1:19), atau "kami tahu ..." (2 Kor. 5:1, 11), atau "tidak tahukah kamu ..." (1 Kor. 9:24) muncul. Hal itu menunjukkan bahwa ada informasi yang masuk dalam seseorang sebelum ia dituntut apa-apa dari pengetahuan itu.
Maka, pada saat seseorang menerima Tuhan Yesus sebagai Juru Selamat pribadinya, paling tidak ia memiliki informasi yang cukup untuk meyakinkan orang itu bahwa Ia adalah Juru Selamat dan mengapa ia memerlukan-Nya sebagai Juru Selamat dalam hidupnya. Tentu tuntutan bagi orang percaya tidak sampai di situ. Ia harus terus bertumbuh dalam pengenalan akan Kristus dan hidup dalam pengenalan itu. Dengan kata lain, anugerah yang kita terima berdasarkan karya penebusan-Nya bukan hanya sekadar untuk mengubah status seseorang yang tadinya orang berdosa menjadi orang kudus, atau yang tadinya musuh Allah, sekarang menjadi anak-Nya. Ia dituntut pula untuk hidup sesuai dengan statusnya yang baru itu. Ada aturan main ilahi yang harus diterapkan dalam kehidupan baru yang ia miliki di dalam Kristus. Hidup dan mati sekarang adalah hidup dan mati untuk Tuhan.
Sebab tidak ada seorang pun di antara kita yang hidup untuk dirinya sendiri, dan tidak ada seorang pun yang mati untuk dirinya sendiri. Sebab jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan. Jadi baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan. Sebab untuk itulah Kristus telah mati dan hidup kembali, supaya Ia menjadi Tuhan, baik atas orang-orang mati maupun atas orang-orang hidup (Rm. 14:7-9). Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka (2 Kor. 5:15).
Bagaimana orang percaya dapat hidup berdasarkan aturan main ilahi atau perspektif Tuhan apabila ia tidak tahu mengenai hal itu. Itu berarti setiap orang percaya dituntut untuk betul-betul mempelajari tentang siapa dan apa yang dipercayainya. Setiap orang percaya harus menjadi murid firman Tuhan yang serius. Membaca dan meneliti firman Tuhan dengan sungguh-sungguh, serta berusaha untuk menerapkannya dalam setiap aspek kehidupan yang Tuhan percayakan kepadanya. Hal ini tidak dapat terwujud dalam satu malam. Pengalaman pelayanan saya menunjukkan bahwa tidak sedikit pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh orang percaya pada seorang rohaniwan, dikarenakan ketidaktahuan apa yang tertulis di Kitab Suci, bukan ketidakmengertian tentang apa yang tertulis di dalamnya. Ini cukup memprihatinkan. Tetapi yang lebih memprihatinkan lagi adalah apabila ia merasa tidak apa-apa berada dalam keadaan seperti itu. Seorang rohaniwan memang bertanggung jawab untuk memperlengkapi orang-orang kudus (Ef. 4:11-16). Namun, ayat-ayat itu tidak berarti bahwa rohaniwan adalah "kamus berjalan" bagi orang Kristen, atau "pembaca" firman Tuhan pada orang Kristen, sehingga orang Kristen tidak perlu membaca dan mempelajari firman Tuhan secara pribadi, karena sewaktu-waktu, kapan saja ia memerlukannya, ia bisa bertanya pada seorang rohaniwan.
Untuk menerapkan 1 Petrus 3:15, setiap orang percaya harus mempelajari Kitab Suci mulai dari Kejadian sampai Wahyu (bukan hanya "ayat-ayat emas") dengan saksama. Artinya, bukan hanya mengetahui apa isi Kitab Suci, tetapi juga memahaminya dan tahu bagaimana menerapkannya dalam setiap aspek kehidupannya, sehingga ia benar-benar memiliki perspektif ilahi atau wawasan kristiani dalam menjalani kehidupan yang masih Tuhan percayakan kepadanya. Setiap orang Kristen harus menjadi orang Kristen profesional, yaitu ahli atau pakar dalam kekristenannya, supaya ia dapat diandalkan oleh Tuhan untuk memberikan pertanggungjawaban kepada siapa pun yang memintanya. Ini senada dengan apa yang dikatakan Paulus, "Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain ...." (Kol. 3:16a)

MENGASIHI TUHAN SEBAGAI TITIK TOLAK DAN DASAR BERAPOLOGETIKA

Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku ....
Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang
mengasihi Aku .... (Yoh. 14:15,21a)
Pertanyaan yang diajukan sebanyak tiga kali oleh Tuhan Yesus kepada Petrus setelah penyangkalannya adalah: "Apakah engkau mengasihi Aku?" (Yoh. 21:15, 16, 17). Mengapa itu yang ditanyakan oleh Tuhan Yesus, mengapa bukan "Apakah sekarang kamu sudah mengerti siapa Aku sebenarnya?" atau "Apakah kamu sekarang sudah sadar?" Rupanya di sini Tuhan Yesus mengajarkan satu dasar sebagai titik tolak yang sangat penting bagi seorang murid seperti Petrus. Pertanyaan itu berkaitan erat dengan pernyataan-pernyataan-Nya ini: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku" (Mat. 16:24) dan bukankah hukum yang terutama adalah "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu" (Mat. 22:37).
Pertobatan diawali dengan kesadaran bahwa "saya adalah orang berdosa dan saya memerlukan Kristus sebagai Juru Selamat saya." Pemuridan bertitik tolak dari "saya mengasihi Tuhan". Hal ini penting, karena Tuhan Yesus berkata, "Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada." (Mat. 6:21). Dari bagian firman Tuhan yang sudah dikutip di atas, jelas bahwa Ia harus selalu menjadi "harta" atau segala-galanya bagi setiap orang percaya. Maka, apabila hati orang percaya sudah melekat pada Tuhan, ia akan selalu siap untuk melakukan apa saja untuk Tuhan.
Setiap orang percaya diperintahkan untuk mengasihi Tuhan, dan ini tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Ia harus mengasihi Tuhan sebagaimana yang dikehendaki-Nya. Termasuk dalam menjalankan
perintah-Nya untuk selalu siap memberikan pertanggungan jawab kepada setiap orang. Oleh karena itu, ia harus mempelajari dan memahami kehendak-Nya. Hal ini tidak bisa terjadi apabila ia tidak pernah mempelajari firman Tuhan yang telah menyatakan kehendak-Nya kepada setiap orang percaya.
Seseorang yang mengasihi Tuhan akan selalu siap untuk melakukan apa saja bagi Dia. Mempelajari firman Tuhan untuk mengenal Dia semakin dalam dan benar, bukan merupakan suatu beban dan penuh dengan keterpaksaan. Melaksanakan firman Tuhan, apa pun risikonya tidak dilihat sebagai suatu pengorbanan, atau dilaksanakan dengan mentalitas orang upahan, karena ia melakukan semua itu hanya untuk satu tujuan, yaitu menyenangkan hati-Nya dan mempermuliakan nama-Nya. Kalau kasih kepada Tuhan secara totalitas sudah ada di dalam hatinya, maka apa yang akan dipaparkan berikut ini menjadi tidak sukar atau merupakan suatu beban. Semua akan dilihat sebagai sesuatu yang memang sewajarnya dijalankan oleh semua anak Tuhan. Seorang anak Tuhan yang hidup sesuai dengan statusnya, tidak berkelebihan, atau di luar batas kewajaran, sebab ini memang sudah sepatutnya dijalani oleh semua anak Tuhan, sebagaimana nasihat Paulus pada orang-orang percaya di Efesus, "Sebab itu aku menasihatkan kamu, aku, orang yang dipenjarakan karena Tuhan, supaya hidupmu sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilan itu." (Ef. 4:1)

APOLOGETIKA KRISTEN DILAKUKAN OLEH ORANG KRISTEN YANG HIDUP UNTUK TUHAN

Petrus mengawali perintah untuk selalu siap sedia memberi pertanggungan jawab kepada setiap orang dengan pernyataan: "Kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan!" (1 Pet. 3:15a), dan mengakhiri perintah itu dengan kalimat: "... tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat, dan dengan hati nurani yang murni, supaya mereka, yang memfitnah kamu karena hidupmu yang saleh dalam Kristus menjadi malu karena fitnahan mereka itu" (1 Pet. 3:15b-16). Ayat-ayat itu berbicara tentang pola hidup, karakter, perilaku yang seharusnya dimiliki oleh setiap orang Kristen. Berita yang disampaikan secara verbal harus selaras dengan berita yang disampaikan secara nonverbal.
Perintah itu dilaksanakan untuk kemuliaan Tuhan supaya orang yang diajak bicara, juga pada akhirnya dapat mempermuliakan Tuhan dalam hidupnya. Apabila itu dilaksanakan untuk kemuliaan-Nya, maka tidak boleh ada apa pun yang akan mencemarinya. Orang percaya berapologetika bukan untuk membuat orang lain malu, marah, bungkam seribu bahasa, atau kalah dalam berargumentasi. Bukan pula untuk mendemonstrasikan kelihaian, kecakapan, dan kefasihan lidah dalam berargumentasi. Tidak ada kemuliaan Tuhan yang akan terpancar dari semua itu. Pada dasarnya, berita yang disampaikan adalah kasih Tuhan kepadanya dan kepada orang yang sedang diajak bicara. Oleh karena itu, jangan sampai kasih Tuhan tidak dirasakan sama sekali atau tidak terlihat dalam proses penyampaiannya.
Memberikan pertanggungan jawab kepada setiap orang tidak selalu harus dalam bentuk percakapan. Pola hidup, pikiran, perilaku, perkataan, serta karakter orang yang berapologetika harus selalu siap menjawab setiap pertanyaan dari orang-orang yang berada dalam kehidupannya, mulai dari rumah, tempat bekerja, sekolah, gereja, tempat bermain, tempat bersosialisasi, dan di mana saja ia berada. Dengan kata lain, ia harus menjadi garam dan terang di mana pun kita berada (Mat. 5:13-16; 2 Kor. 3:2).
Seorang penginjil Irlandia, Gypsy Smith, pernah mengatakan, "Ada lima Injil, yaitu Matius, Markus, Lukas, Yohanes, dan orang Kristen, dan sebagian orang tidak akan pernah mendengar empat Injil yang pertama."9Dengan kata lain, apologetika sering kali dilihat terlebih dahulu sebelum didengar. Oleh karena itu, Kitab Suci memberikan gambaran yang jelas tentang seorang gembala yang merupakan seorang apologis: seseorang yang terlebih dahulu telah mengkhususkan hatinya bagi Kristus dan yang kemudian memberikan jawaban kepada penanya dan melakukannya dengan lembut dan hormat.

PERTANYAAN REFLEKTIF BAGI SETIAP ORANG KRISTEN

  1. Setelah membaca tulisan ini, bagaimana Saudara melihat diri sendiri sekarang ini? Apakah Saudara termasuk orang Kristen profesional atau awam?
  2. Apakah Tuhan bisa mengandalkan Saudara untuk siap memberikan pertanggungan jawab (baik melalui perkataan maupun perbuatan) dalam segala waktu, kepada setiap orang pada saat ini?
  3. Selama ini, apakah yang menjadi penghalang utama bagi Saudara untuk hidup dan mati bagi Tuhan? Apa langkah selanjutnya yang akan Saudara ambil untuk mengatasi hal itu dalam rangka mewujudkan kehendak Tuhan untuk hidup dan mati bagi-Nya?

SARAN-SARAN BAGI ORANG KRISTEN YANG BERNIAT HIDUP BAGI TUHAN

  1. Apabila Saudara belum pernah membaca Kitab Suci secara keseluruhan, mulailah sekarang. Tentukan waktu (pagi, siang, atau malam) yang akan Saudara sediakan untuk membaca Alkitab setiap hari. Waktu yang Saudara pilih jangan merupakan sisa waktu atau waktu yang tersisa dari kepadatan jadwal Saudara. Pilihlah waktu yang berdasarkan pertimbangan Saudara merupakan waktu yang terbaik, di mana Saudara bisa konsentrasi penuh untuk bersama Tuhan dan firman-Nya.
  2. Tentukan kitab apa dan berapa pasal yang akan Saudara baca setiap harinya (misalnya 4 pasal, mulai dari kitab Kejadian).
  3. Buatlah catatan tentang topik atau garis besar peristiwa yang Saudara baca hari itu. Apa artinya ayat-ayat itu bagi setiap anak Tuhan? Saudara harus selalu memiliki hati yang terbuka untuk siap dibentuk dan melakukan apa saja yang Tuhan mau.
  4. Catatlah hal-hal yang tidak Saudara pahami. Tanyakanlah kepada saudara seiman atau rohaniwan. Atau Saudara bisa mencari jawabannya di buku-buku rohani yang membahas pertanyaan Saudara. Jawaban yang Saudara terima dari siapa pun harus selalu ditinjau kembali berdasarkan firman Tuhan secara keseluruhan. Oleh karena itu, pemahaman dasar secara keseluruhan tentang apa yang diajarkan dan tidak diajarkan oleh Kitab Suci akan sangat menolong untuk memahami ayat-ayat yang sulit dipahami.
  5. Mulailah bersikap kritis, dalam arti Saudara betul-betul ingin memahami siapa dan apa yang Saudara percayai dan hidup berdasarkan pemahaman itu. Apabila ada yang Saudara tidak mengerti pada waktu membaca Pengakuan Iman Rasuli, menaikkan Doa Bapa Kami, atau mendengarkan khotbah/ceramah, berusahalah untuk mencari tahu. Juga, selalu meninjau apa yang Saudara dengar dan baca berdasarkan Kitab Suci.
Footnote:
  1. Colin Brown, ed., The New International Dictionary of New Testament Theology (4 Jilid; Grand Rapids: Zondervan 1975) 1.51.
  2. Bdk. dengan penjelasan Richard L. Pratt Jr.: "Berapologetika, dalam hal ini berarti memberikan pembelaan; suatu "apologi" artinya pembelaan yang diberikan; dan apologetika adalah studi yang mempelajari secara langsung bagaimana mengembangkan dan menggunakan pembelaan itu" (Menaklukkan Segala Pikiran Kepada Kristus [Malang: Literatur SAAT, 1994] 2-3).
  3. Christian Apologetics (Phillipsburg: Presbyterian & Reformed, 2003) 17. Greg L. Bahnsen, Van Til's Apologetics: Reading and Analysis (Phillipsburg: Presbyterian & Reformed, 1998) 30-31.
  4. Edgar C. Powell, On Giants' Shoulders: Studies in Christian Apologetics (Epsom, Surrey, UK: Day One, 1999) 22 dan John M. Frame, "Apologetic Method History and Current Discussion" (Orlando: Bahan Kuliah Kelas Apologetika Reformed Theological Seminary, 2004).
  5. Josh McDowell, Evidence That Demands A Verdict: Historical Evidences for the Christian Faith (San Bernardino: Here's Life, 1991) dan Paul E. Little, Know What You Believe (Wheaton: Scripture, 1970).
  6. Defending Your Faith: An Introduction to Apologetics (Wheaton: Crossway, 2003) 13.
  7. Penulis menyadari bahwa istilah ini juga dipakai untuk membedakan antara peran rohaniwan dan nonrohaniwan di tengah jemaat. Namun, jangan sampai pemahaman itu membawa pada pemahaman yang keliru tentang siapa kita dan tanggung jawab kita di hadapan Tuhan dan sesama.
  8. Di dalam istilah teologis biasanya disebut notitia, assensus, dan fiducia. Lih. penjelasan R. C. Sproul dalam bukunya Defending Your Faith: an Introduction to Apologetics (Wheaton: Crossway, 2003) 22-24.
  9. Ravi Zacharias, "The Pastor as an Apologist" dalam Is Your Church Ready? (eds. Ravi Zacharias dan Norman Geisler; Grand Rapids: Zodervan, 2003) 22.