Kamis, 31 Mei 2018

GURU TERBAIK


How are you today...?
Nats: ayat 14
1 Tawarikh 14:8-17

Maka bertanyalah lagi Daud kepada Allah, lalu Allah menjawab: “Janganlah maju di belakang mereka...”

Bacaan Alkitab Setahun:
2 Tawarikh 34-36

Menurut pepatah, “Pengalaman adalah guru yang terbaik.” Kita menyebutnya “guru” karena pengalaman dapat memberikan banyak pembelajaran dalam hidup. Ketika menghadapi sebuah masalah, misalnya, acapkali kita memakai pengalaman masa lalu sebagai acuan untuk menyelesaikannya. Namun, apakah pengalaman masa lalu itu merupakan jaminan terbaik bahwa kita akan mendapatkan jalan ketika kita menghadapi masalah yang serupa? Belum tentu! 

Daud tidak memakai pengalaman masa lalunya untuk mengatasi masalah meskipun ia menghadapi masalah yang sama. Sewaktu menghadapi serangan dari bangsa Filistin, ia bertanya kepada Tuhan apakah diizinkan untuk maju berperang (ay. 10). Tuhan menyuruhnya maju berperang dan Daud menaatinya. Ia mengalami kemenangan. Beberapa waktu kemudian musuh yang sama kembali menyerang. Namun, Daud tidak langsung maju berperang. Lagi-lagi ia bertanya kepada Tuhan. Dan Tuhan ternyata menunjukkan cara yang sama sekali berbeda dari cara pertama. Kembali, ketaatannya pada petunjuk Tuhan memberinya kemenangan (ay. 14-16). Daud mengambil langkah yang tepat dalam mengatasi masalahnya. Daud tidak mengandalkan pengalaman, melainkan mengandalkan bimbingan Tuhan. 

Siapakah yang akan kita andalkan saat menghadapi masalah? Pengalaman atau Tuhan? Nyatalah bahwa pengalaman bukan guru terbaik untuk mengatasi masalah. Hanya Tuhanlah sumber jalan keluar yang andal. Tuhanlah guru terbaik! Ketika kita bertanya kepada-Nya, Dia pasti akan memberikan petunjuk yang terbaik dan akurat.

Papua, 31 Mei 2018
Salam dahsyat & semangat!
Ps. Gelphy Nartha

Silahkan download aplikasi di bawa ini.
Semoga menjadi berkat buat kita semua.

https://gelphyministry.blogspot.co.id 

Rabu, 30 Mei 2018

BERBUAH DALAM KRISTUS


How are you today....?
Nats: ayat 8
Yohanes 15:1-8

Dalam hal inilah Bapa-Ku dimuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku. (Yohanes 15:8)

Bacaan Alkitab Setahun:
2 Tawarikh 31-33

Suatu kali setelah seorang pendeta berkhotbah, seorang ahli bahasa menghampiri dia. Ahli bahasa ini mengatakan bahwa ia mencatat banyak sekali kesalahan yang pendeta tersebut lakukan dalam menggunakan bahasa yang baik dan benar. Pendeta itu menjawab, “Dengan kebodohan saya, saya telah mencoba sedapat mungkin untuk melayani Tuhan. Dengan kepandaian Anda, apa yang sudah Anda perbuat bagi Tuhan?”

Sebanyak 7 kali kata berbuah disebutkan dalam perikop ini. Hal ini menunjukkan betapa besarnya keinginan Tuhan agar setiap orang Kristen menghasilkan banyak buah bagi-Nya. Tuhan Yesus menegaskan, berbuah adalah salah satu ciri dari seorang pengikut Kristus (ay. 8). Adapun yang perlu kita lakukan untuk dapat berbuah adalah tinggal di dalam Tuhan Yesus (ay. 4-5). Adanya hubungan yang hidup dan erat antara kita dan Tuhan Yesus itulah yang menjadikan hidup kita berbuah. Adapun yang menjadi bagian Tuhan adalah membersihkan kita agar lebih banyak berbuah (ay. 2).

Tuhan menginginkan hidup kita menghasilkan buah bagi-Nya. Buah yang seperti apa? Kehidupan yang berubah dan perbuatan yang memuliakan nama Tuhan. Sudahkah kita berbuah bagi Tuhan? Membawa jiwa kepada Tuhan, memancarkan kasih dalam tindakan nyata sehari-hari, mengerjakan tugas dengan jujur, itu adalah beberapa contoh perbuatan yang memuliakan Tuhan kita. Karena itu, tinggallah di dalam Kristus, bangunlah hubungan yang erat dengan Dia, agar buah-Nya semakin nyata dalam hidup kita.

Jayapura,  30 Mei 2018
Salam dahsyat & semangat!
Ps. Gelphy Nartha

Silahkan download aplikasi di bawa ini.
Semoga menjadi berkat buat kita semua.
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.itant.gia.gelphynartha

https://gelphyministry.blogspot.co.id/2017/09/tidak-sadar-tuhan-hadir.html?m=1

Selasa, 29 Mei 2018

KATAKAN SAYA BERHARGA


How are you today....?
Nats: ayat 19-20
Hakim-hakim 6:11-24

Ketahuilah, kaumku adalah yang paling kecil di antara suku Manasye dan aku pun seorang yang paling muda di antara kaum keluargaku.

Bacaan Alkitab Setahun:
2 Tawarikh 28-30

Tidak semua orang memiliki sikap percaya diri yang tinggi. Kebanyakan orang malah cenderung memandang rendah kemampuan dirinya. Kita merasa lebih lemah dari orang lain. Kita merasa belum cukup pengalaman. Atau, kita bukan berasal dari keluarga yang terkenal atau kaya.

Gideon mengalami krisis percaya diri ketika Allah hendak mengangkatnya sebagai hakim. Ketika malaikat Tuhan menyebutnya sebagai pahlawan yang gagah berani, jelas ia tidak percaya. Ia merasa tidak memiliki kemampuan untuk menyelamatkan bangsanya. Ia memandang kelemahan dirinya jika dibandingkan dengan kaum dan bangsanya. Namun, cara Allah memandang Gideon berbeda dari cara Gideon memandang dirinya. Allah mengukur kemampuan Gideon bukan dari usianya yang masih muda dan kaumnya yang kecil, tetapi karena Allah berjanji akan menyertainya. Itulah alasan Allah mengutusnya sebagai hakim bagi Israel.

Bisa jadi kita tidak dapat melakukan hal-hal yang besar karena kita memandang diri kita terlalu rendah. Kita menganggap diri kita tak mungkin melakukannya. Padahal, Allah selalu memandang kita dengan cara yang berbeda. Ukuran Allah berbeda dengan ukuran dunia. Allah menyatakan kita berharga, siapa pun kita di mata manusia. Karena itu, jangan ragu meraih kesempatan yang Allah sediakan. Awal untuk membangun kepercayaan diri adalah menghargai kemampuan yang Allah anugerahkan dan berserah kepada penyertaan Allah. Dengan modal itu, kita dapat berkarya menciptakan masa depan yang lebih baik.

Jayapura,  29 Mei 2018
Salam dahsyat & semangat!
Ps. Gelphy Nartha

Silahkan download aplikasi di bawa ini.
Semoga menjadi berkat buat kita semua.
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.itant.gia.gelphynartha
https://gelphyministry.blogspot.co.id/2017/09/tidak-sadar-tuhan-hadir.html?m=1

Senin, 28 Mei 2018

AMANAT YESUS


How are you today....?
Nats: ayat 19-20
Matius 28:16-20

Karena itu, pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka... dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu...

Bacaan Alkitab Setahun:
2 Tawarikh 25-27

Sarah Coiner menderita cedera otak sejak balita. Aktivitasnya terbatas. Untuk menggerakkan tubuh ia nyaris tak bisa. Ke mana-mana ia harus ditolong sang ibu dan kursi rodanya. Pada usia 36 tahun, Sarah mendengar tentang Global Media Outreach. Dan, ia menangkap panggilan Tuhan yang menyuruhnya “pergi ke segala bangsa” untuk mengabarkan Injil. Sang ibu sangsi, bagaimana Sarah bisa melakukannya. Namun, ia lalu sadar, Tuhan bisa menciptakan cara, saat sepertinya tak ada cara. Dan, jika Dia memanggil, Dia pasti memperlengkapi.

Sarah tak dapat berbicara. Ia berkomunikasi melalui tulisan dengan bantuan komputer yang melekat di kursi rodanya. Untuk “berbicara”, ia menekan papan tuts dengan semacam stik yang menempel di “helm penyokong” yang selalu ia pakai. Dengan alat itulah Sarah melayani bersama Global Media Outreach. Ia menjawab banyak e-mail dari berbagai belahan dunia. Ia “pergi” ke seluruh dunia dengan menjadi misionaris online!

Menjelang naik ke surga, Yesus memberikan mandat untuk memberitakan Injil ke seluruh dunia kepada murid-murid-Nya. Dan, mereka sudah menuntaskannya. Kini, pekerjaan itu diteruskan kepada kita, suatu pekerjaan besar. Tak cukup dilakukan oleh sebagian anak Tuhan saja. Setiap pengikut Kristus mesti mengambil bagian dalam meneruskan berita Injil kepada berbagai bangsa, berbagai generasi, berbagai kalangan. Dengan berbagai cara. Mari menilik ke dalam diri dan mencari cara yang dapat kita lakukan untuk berperan dalam pekerjaan ini.

Jayapura,  28 Mei 2018
Salam dahsyat & semangat!
Ps. Gelphy Nartha

Silahkan download aplikasi di bawa ini.
Semoga menjadi berkat buat kita semua.

https://play.google.com/store/apps/details?id=com.itant.gia.gelphynartha

https://gelphyministry.blogspot.co.id/2017/09/tidak-sadar-tuhan-hadir.html?m=1

Minggu, 27 Mei 2018

SANG PEMBELA


How are you today....?
Nats: ayat 10
Mazmur 35

Ya, TUHAN, siapakah yang seperti Engkau, yang melepaskan orang sengsara dari tangan orang yang lebih kuat dari padanya...? (Mazmur 35:10)

Bacaan Alkitab Setahun:
2 Tawarikh 21-24

Pengadilan di negeri ini bagai pasar. Keadilan diperjualbelikan. Mafia hukum berkeliaran menjadi perantara. Kenyataan ini memperlihatkan kepada kita, betapa buruk sistem peradilan di negara ini. Pertanyaannya adalah, kepada siapa lagi kita dapat datang untuk mencari keadilan?

Pemazmur memilih meminta keadilan pada Tuhan. Ia memulai gugatannya atas orang-orang fasik yang menyerangnya dengan gugatan palsu. Ia meminta Tuhan membela perkaranya. Pemazmur menggugat karena mereka senang berbuat jahat dan menghancurkan orang lain yang tidak bersalah. Mereka juga membalas kebaikan dengan kejahatan, padahal pemazmur telah berlaku sangat baik terhadap mereka. Ini menyakitkan, bahkan seperti pengkhianatan bagi pemazmur. Mazmur ini bukan ratapan orang yang dirundung kepedihan dan putus asa, sebaliknya pemazmur sangat yakin bahwa ia dapat mengandalkan keadilan Tuhan. Tuhan menjadi Pembelanya. Pemazmur percaya ia akan memenangkan perkaranya dan para musuh akan terbukti kesalahannya.

Dunia bisa berlaku tidak adil dan menutup mata terhadap kebenaran. Dunia bisa menindas dan memfitnah orang benar. Namun, Tuhan menjaga dan membela umat yang Dia kasihi. Sebagai orang percaya, kita harus memelihara hidup kudus, menegakkan keadilan, serta membela orang yang lemah dan tertindas. Jangan biarkan orang jahat menemukan celah untuk mendakwa kita dan mempermalukan nama Tuhan. Lakukanlah kebenaran dan berharaplah hanya kepada Tuhan karena Dia benar dan adil.

Jayapura,  27 Mei 2018
Salam dahsyat & semangat!
Ps. Gelphy Nartha

Silahkan download aplikasi di bawa ini.
Semoga menjadi berkat buat kita semua.
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.itant.gia.gelphynartha
https://gelphyministry.blogspot.co.id/2017/09/tidak-sadar-tuhan-hadir.html?m=1

Sabtu, 26 Mei 2018

AWASI PERKATAAN ANDA


How are you today....?
Nats: ayat 29
Efesus 4:17-32

Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh anugerah.

Bacaan Alkitab Setahun:
2 Tawarikh 14-17

Remaja itu hamil, namun pacarnya tak mau bertanggung jawab. Sambil menangis kebingungan, ia pergi menuju klinik aborsi. Di tengah jalan seorang ibu menghentikannya dan berkata, “Nak, aku tidak mengenalmu dan tidak ingin mengganggumu. Tetapi, saat melihatmu, aku tergerak untuk mengatakan bahwa Yesus mengasihimu. Dia tidak pernah melupakanmu. Semuanya akan berakhir dengan baik.” Remaja itu berlutut di sudut jalan, berserah kepada Yesus, dan batal melakukan aborsi. Kini anaknya menjadi penyanyi dan motivator yang dipakai Tuhan untuk menjamah hati banyak orang. Nama anak itu Israel Houghton.

Perkataan mengandung kuasa, baik positif maupun negatif. Perkataan sinis dan sarkastis, yang lahir dari hati yang pahit, tak ayal membangkitkan kemarahan, kegeraman, fitnah, dan pertengkaran (ay. 31). Sebaliknya, orang yang sudah mengalami hidup baru di dalam Kristus sepatutnya menyampaikan perkataan yang membangkitkan semangat, memberikan dukungan, dan membesarkan hati. Perkataannya membuat orang yang mendengarnya beroleh anugerah (ay. 29) dan berani untuk hidup benar meskipun harus menanggung risiko.

Nah, apakah perkataan kita membangun orang-orang di sekitar kita? Kiranya perkataan kita menjadi berkat sehingga orang yang putus asa jadi berpengharapan, yang marah jadi lembut, yang acuh tak acuh jadi peduli, yang dendam jadi rindu untuk mengampuni, yang retak hubungan jadi rujuk kembali. Itulah anugerah hidup baru melalui perkataan yang penuh kuasa.

Jayapura,  26 Mei 2018
Salam dahsyat & semangat!
Ps. Gelphy Nartha

Silahkan download aplikasi di bawa ini.
Semoga menjadi berkat buat kita semua.

https://play.google.com/store/apps/details?id=com.itant.gia.gelphynartha

https://gelphyministry.blogspot.co.id/2017/09/tidak-sadar-tuhan-hadir.html?m=1

Kamis, 24 Mei 2018

BUKAN UNTUK MENDAPATKAN ROTI

How are you today....?
Nats: ayat 26
Yohanes 6:25-59

Yesus menjawab mereka, “Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kenyang...”

Bacaan Alkitab Setahun:
2 Tawarikh 10-13

Memiliki anak kecil yang lucu sangat menyenangkan. Setiap saya kembali ke rumah, ia selalu menyambut dengan pelukan dan ciuman. Rasanya semua penat hilang karenanya. Suatu saat, ia tidak berlaku seperti biasanya. Setelah ia mencium saya, ia marah, memukul-mukul bantal dan tempat tidur sambil menangis. Saya heran. Ternyata, penyebabnya karena saya tidak membawa oleh-oleh. Saya sedih. Rupanya, selama ini ia mencium saya karena saya membawakan oleh-oleh.

Orang percaya juga dapat bersikap seperti itu. Datang kepada Tuhan, ke gereja, atau rajin mengikuti ibadah hanya karena ingin mendapatkan “roti” yang bersifat sementara. Bukan sebagai wujud kasih dan kerinduan untuk bersekutu dengan-Nya. Hasilnya, banyak yang kecewa dan mungkin marah jika doa dan keinginannya tidak dikabulkan.

Allah merindukan kita mencari Dia bukan hanya untuk mendapatkan roti atau pemenuhan kebutuhan jasmani yang akan binasa. Bukan berarti pemenuhan kebutuhan jasmani itu tidak penting, namun seyogyanya hal itu tidak menjadi fokus kita. Dia menginginkan kita rindu untuk bersekutu dengan-Nya sebagai Roti Hidup yang memberi hidup kekal. Dia menginginkan kita memiliki hubungan yang erat dengan diri-Nya.

Bagaimana pendekatan kita kepada Allah selama ini? Apakah kita bersikap baik kepada-Nya hanya karena menginginkan berkat jasmani dari-Nya? Ataukah kita sungguh-sungguh ingin mengenal karakter-Nya sehingga saat keadaan buruk menimpa pun, kita tetap teguh percaya akan jaminan pemeliharaan-Nya?

Jayapura,  24 Mei 2018
Salam dahsyat & semangat!
Ps. Gelphy Nartha

Silahkan download aplikasi di bawa ini.
Semoga menjadi berkat buat kita semua.


https://gelphyministry.blogspot.co.id/2017/09/tidak-sadar-tuhan-hadir.html?m=1

Rabu, 23 Mei 2018

DIFITNAH


How are you today....?
Nats: ayat 13
1 Korintus 4:6-14

... kalau kami difitnah, kami tetap menjawab dengan ramah... (1 Korintus 4:13)

Bacaan Alkitab Setahun:
2 Tawarikh 7-9

Fitnah menghancurkan reputasi seseorang. Kalau tidak percaya, tanyailah Marcelino de Sautuola. Ia adalah arkeolog amatir yang pertama kali menemukan lukisan dinding zaman purba pada tahun 1879. Ketika ia mempublikasikan temuannya, banyak arkeolog yang cemburu. Mereka terang-terangan menuduh Sautuola sengaja menciptakan kebohongan untuk memperoleh popularitas. Ia akhirnya meninggal karena depresi. Puluhan tahun kemudian, baru para ahli mengakui keaslian temuan Sautuola.

Rasul Paulus pun kerap difitnah oleh musuh-musuhnya. Namun, apa responsnya? Ternyata ia tidak menjadi pahit atau marah. Ia tidak digerus oleh depresi berkepanjangan. Ia juga tidak membalas dendam. Sebaliknya, ia menjawab para pemfitnahnya dengan penuh kasih dan kesabaran (ay. 13). Apa rahasianya? Pertama, ia menyadari dirinya sebagai hamba Tuhan yang bisa menjadi sasaran penganiayaan dan penderitaan (ay. 10-13, lihat juga Fil. 1:29). Kedua, ia sesungguhnya mengikuti teladan Kristus, yang menurut kacamata dunia merupakan kebodohan (ay. 10). Bukankah apa yang dilakukan Paulus persis seperti Kristus: ketika dimaki malah memberkati dan ketika dianiaya malah bersabar (ay. 12)?

Difitnah memang tidak enak. Namun, jangan biarkan fitnah mendikte respons Anda. Belajarlah mencontoh Kristus dan Paulus. Walau difitnah, tetaplah sabar dan balaslah dengan kebaikan. Tentu saja hal ini tidaklah mudah, tetapi hal ini jauh lebih baik ketimbang membiarkan diri Anda dihancurkan oleh kebencian dan kemarahan akibat difitnah

Jayapura,  23 Mei 2018
Salam dahsyat & semangat!
Ps. Gelphy Nartha

Silahkan download aplikasi di bawa ini.
Semoga menjadi berkat buat kita semua.
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.itant.gia.gelphynartha

https://gelphyministry.blogspot.co.id/2017/09/tidak-sadar-tuhan-hadir.html?m=1

Selasa, 22 Mei 2018

BANGGA MENJADI TUA


How are you today....?
Nats: ayat 9
Mazmur 71

Janganlah membuang aku pada masa tuaku, janganlah meninggalkan aku apabila kekuatanku habis.

Bacaan Alkitab Setahun:
2 Tawarikh 4-6

Tidak sedikit orang yang takut menjadi tua. Mereka menempuh berbagai cara untuk menundanya, mulai dari minum jamu tradisional sampai menjalani operasi plastik. Menjadi tua diidentikkan dengan kelemahan dan keterbatasan, masa yang tidak produktif. Orang tua juga dapat dilanda perasaan tidak dibutuhkan lagi. Masa tua menjadi bayangan yang menggentarkan.

Pemazmur juga mengalami ketakutan itu. Ia pun memohon agar Tuhan tidak membuang dan meninggalkannya. Ia khawatir hidupnya menjadi hampa jika Tuhan tidak lagi peduli kepadanya. Ia menantikan pertolongan dan perlindungan Tuhan dari musuh dan tantangan hidup yang muncul pada masa tuanya. Ya, tantangan hidup pada masa tua bisa jadi semakin kompleks, bukannya semakin mudah. Betapa menggentarkan jika kita harus menghadapinya seorang diri. Syukurlah, pemazmur mendapati bahwa Allah setia menyertainya sampai masa putih rambutnya.

Tentunya ada di antara kita yang tengah bergumul seperti itu. Kita cemas menyongsong masa tua. Obat penawar yang paling ampuh adalah dengan memandang kepada Tuhan: bahwa Dia senantiasa menyertai kita. Dari situ kita dapat belajar melihat sisi indah masa tua. Oleh penyertaan-Nya, kita dapat terus berbuah dan berkarya bagi kerajaan-Nya, dengan cara yang berbeda, dengan cara yang unik, yang tidak dapat ditawarkan oleh mereka yang lebih muda. Bukankah telah banyak pengalaman dan hikmat yang Tuhan singkapkan kepada kita, yang dapat kita bagikan kepada generasi berikutnya?

Jayapura,  22 Mei 2018
Salam dahsyat & semangat!
Ps. Gelphy Nartha

Silahkan download aplikasi di bawa ini.
Semoga menjadi berkat buat kita semua.
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.itant.gia.gelphynartha
https://gelphyministry.blogspot.co.id/2017/09/tidak-sadar-tuhan-hadir.html?m=1

Senin, 21 Mei 2018

PENYESALAN


How are you today....?
Nats: ayat 9
Kejadian 47:1-12

Jawab Yakub kepada Firaun: “Tahun-tahun pengembaraanku sebagai orang asing berjumlah seratus tiga puluh tahun. Tahun-tahun hidupku itu sedikit saja dan buruk adanya, tidak mencapai umur nenek moyangku, yakni jumlah tahun mereka mengembara sebagai orang asing.” (Kejadian 47:9)

Bacaan Alkitab Setahun:
2 Tawarikh 1-3

Seandainya hidup ini bisa diulang kembali, bagian manakah yang ingin Anda ubah? Bagi saya, ada beberapa peristiwa yang memalukan dan patut disesali. Beberapa dosa masa lalu dan kekalahan fatal ketika berperang melawan hawa nafsu ingin saya hapus dari sejarah hidup saya. Ada pula kesengsaraan hidup yang pernah saya alami akibat kesalahan saya.

Mungkin Yakub juga mengenang masa lalunya ketika Firaun bertanya berapa usianya. Yakub menyelipkan keluhan akan hidupnya yang buruk. Ia pernah secara licik menukar hak kesulungan kakaknya, Esau, dengan semangkuk kacang merah dan membohongi ayahnya untuk mendapatkan doa berkat.Hidupnya terasa pahit ketika ia lari ketakutan dari rumah, ketika istri tercintanya—Rahel—meninggal, anak perempuannya diperkosa, dan Yusuf hilang dan dikabarkan meninggal. Setelah bencana kekeringan yang memaksa anak-anaknya membeli gandum di Mesir, Yakub khawatir akan kehilangan lagi anak bungsunya, Benyamin. Beruntung Yakub sempat menyaksikan anugerah Tuhan yang memelihara diri dan keluarganya sebagai cikal bakal bangsa Israel.

Apakah Anda menyesali bagian-bagian dari hidup Anda? Mungkin Anda tidak sempat lagi memperbaiki hidup yang semakin menyimpang dari angan-angan Anda semula. Tampaknya saat ini Tuhan pun tidak peduli terhadap Anda. Namun, yakinlah bahwa Tuhan memperhatikan penyesalan dan pertobatan Anda. Tetaplah percaya bahwa Tuhan tengah bekerja untuk merajut kembali hidup Anda. Terimalah hasil akhirnya tanpa bersungut-sungut.

Jayapura,  21 Mei 2018
Salam dahsyat & semangat!
Ps. Gelphy Nartha

Silahkan download aplikasi di bawa ini.
Semoga menjadi berkat buat kita semua.
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.itant.gia.gelphynartha
https://gelphyministry.blogspot.co.id/2017/09/tidak-sadar-tuhan-hadir.html?m=1

Minggu, 20 Mei 2018

PERANAN ROH KUDUS BAGI KITA













https://play.google.com/store/apps/details?id=com.itant.gia.gelphynartha

BERDOALAH BAGI PEMIMPIN


How are you today....?
Nats: ayat 12
1 Timotius 2:1-7

Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur... untuk raja-raja dan semua pembesar, agar kita dapat hidup tenang dan tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan. (1 Timotius 2:1-2)

Bacaan Alkitab Setahun:
1 Tawarikh 27-29

Situasi dan kondisi negeri ini terasa ruwet sehingga masyarakat bersikap skeptis dan masa bodoh. Penyelenggara negara—mulai dari pejabat eksekutif, yudikatif sampai legislatif—satu per satu digiring ke penjara oleh KPK karena kasus korupsi. Di kota besar, jalanan macet, kriminalitas mengancam di mana-mana. Sebagai rakyat biasa, kita bisa apa? Itu pertanyaan kita.

Nas hari ini menunjukkan betapa vitalnya peran doa, bukan sebagai atribut kerohanian pribadi belaka. Paulus meminta anak asuhnya, Timotius, untuk berdoa syafaat bagi semua orang. Kemudian ia secara khusus menyebutkan para pemimpin bangsa yang berkaitan erat dengan jemaat dan kehidupan pelayanan.

Dalam berdoa, kita meminta hal-hal baik dan berkenan kepada Allah, bukan hal-hal yang baik menurut anggapan kita. Doa meminta kehidupan yang tenang dan tenteram ini merupakan penerapan dari prinsip bahwa Injil ditujukan bagi semua manusia (ay. 6). Injil mengungkapkan kehendak Allah untuk menyelamatkan semua orang (ay. 4). Dengan berdoa bagi para pemimpin, kiranya kabar baik itu dapat disebarkan seluas-luasnya.

Jadi, kita dapat menjawab pertanyaan tadi dengan: kita dapat berdoa! Jangan bosan-bosan berdoa. Kita berdoa agar para pemimpin dan warga bangsa ini dapat mengalami dan menerima anugerah keselamatan Allah. Kita berdoa agar umat Allah leluasa dalam beribadah dan melayani-Nya, dan kiranya Allah mendatangkan perubahan menuju kebaikan dan kesejahteraan bagi bangsa ini.

Happy sunday guys...
Jayapura,  20 Mei 2018
Salam dahsyat & semangat!
Ps. Gelphy Nartha

Silahkan download aplikasi di bawa ini.
Semoga menjadi berkat buat kita semua.

https://play.google.com/store/apps/details?id=com.itant.gia.gelphynartha

https://gelphyministry.blogspot.co.id/2017/09/tidak-sadar-tuhan-hadir.html?m=1

Sabtu, 19 Mei 2018

BERBEDA TAPI SATU TUBUH


How are you today....?
Nats: ayat 14
1 Korintus 12:12-31

... supaya jangan terjadi perpecahan dalam tubuh, tetapi supaya anggota-anggota yang berbeda itu saling memperhatikan. (1 Korintus 12:25)

Bacaan Alkitab Setahun:
1 Tawarikh 24-26

Ketika akan berkhotbah, pendeta memajang manekin perempuan telanjang. Jemaat berbisik-bisik. Beberapa wajah menunjukkan sikap protes. Pendeta itu bertanya, “Bagaimana penampilan manekin ini?” Beberapa jemaat menjawab: tidak sopan, terlalu vulgar, tidak menarik, mengerikan, dll. “Kalau menurut Anda itu tidak baik, lakukanlah sesuatu untuk memperbaikinya. Bangkit dan tinggalkan tempat duduk Anda!” tantangnya. Ternyata, di samping manekin itu, pendeta telah menyiapkan perlengkapan untuk mendandaninya. Seorang jemaat maju dan mengenakan baju. Yang lain memasangkan wig. Yang lain lagi memakaikan ikat pinggang, mengoleskan gincu, dan memberi bedak. “Sekarang, bagaimana?” tanya pendeta. Hampir semua jemaat menjawab, manekin itu jadi lebih menarik.

“Seperti itulah gereja kita!” kata pendeta. “Jika Anda hanya mengkritik kekurangannya, tidak akan terjadi apa-apa. Anda bahkan hanya memperburuk situasi. Yang diperlukan adalah bangkit dan meninggalkan tempat duduk Anda. Lakukan sesuatu. Jika semua jemaat berbuat seperti itu, gereja kita akan menjadi indah.”

Paulus menegur jemaat Korintus yang terancam bahaya perpecahan karena masing-masing anggota mementingkan diri sendiri dan menyombongkan karunia mereka. Paulus menegaskan bahwa Gereja adalah Tubuh Kristus, yang terdiri dari banyak anggota. Masing-masing anggota harus saling memperhatikan, demi kesejahteraan bersama, untuk kemuliaan Tuhan. Bagaimana Anda berperan dalam membangun gereja Tuhan?

Jayapura,  19 Mei 2018
Salam dahsyat & semangat!
Ps. Gelphy Nartha

Silahkan download aplikasi di bawa ini.
Semoga menjadi berkat buat kita semua.

https://play.google.com/store/apps/details?id=com.itant.gia.gelphynartha

https://gelphyministry.blogspot.co.id/2017/09/tidak-sadar-tuhan-hadir.html?m=1

Jumat, 18 Mei 2018

MEMBERI BIAR SEIMBANG


How are you today....?
Nats: ayat 14
2 Korintus 8:1-15

Hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan. (2 Korintus 8:14)

Bacaan Alkitab Setahun:
1 Tawarikh 21-23

Di pasar malam, saya mendengar seorang anak meminta dibelikan siomay pada bapaknya. Ia berkata, “Pak, beli siomay 2.000 ya.” Bapaknya menjawab, ”Tidak, 1.500 saja, hanya itu uang Bapak.” Saya merasa sedih. Bagi kebanyakan kita, uang 500 rupiah kecil saja nilainya. Tetapi, bagi bapak tersebut, nilainya sangat berarti. Ia memerlukannya untuk memenuhi keinginan anaknya.

Jemaat di Korintus berkomitmen untuk membantu jemaat di Yerusalem, namun mereka lalai dalam memberikannya (ay. 10-11). Rasul Paulus mengingatkan mereka dan menjelaskan beberapa prinsip dalam memberi. Pertama, harta milik kita adalah karunia dari Tuhan; jika kita mampu memberi kepada orang lain itu adalah anugerah karena belum tentu semua orang bisa memberi (ay. 1-5). Kedua, kita harus mengingat bahwa Kristus terlebih dahulu mengasihi kita sehingga kita juga mampu mengasihi orang lain (ay. 9). Ketiga, pemberian kita dimaksudkan supaya ada keseimbangan, tidak ada kesenjangan. Jika kita mengalami anugerah Tuhan dalam bentuk harta, biarlah kita memakainya untuk memberkati sesama yang kekurangan.

Apakah kita berkomitmen untuk menyisihkan sebagian berkat untuk memberkati orang yang kekurangan? Kita akan memberi dengan sukarela ketika menyadari bahwa harta yang kita miliki adalah karunia Tuhan. Memang kita perlu bekerja untuk memperolehnya, tetapi Tuhanlah yang memberi kita kekuatan untuk bekerja. Sebagaimana Tuhan telah mengasihi kita, kita dapat memakai harta tersebut untuk mengasihi sesama.

Jayapura,  18 Mei 2018
Salam dahsyat & semangat!
Ps. Gelphy Nartha

Silahkan download aplikasi di bawa ini.
Semoga menjadi berkat buat kita semua.

https://play.google.com/store/apps/details?id=com.itant.gia.gelphynartha
https://gelphyministry.blogspot.co.id/2017/09/tidak-sadar-tuhan-hadir.html?m=1

Kamis, 17 Mei 2018

JOHN WESLEY MANUSIA 1 BUKU


How are you today....?
Nats: ayat 8
Yosua 1:1-9

Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya... (Yosua 1:8)

Bacaan Alkitab Setahun:
1 Tawarikh 17-20

John Wesley (1703-1791), pelopor gerakan Metodis dari Inggris, adalah seorang pencinta buku. Ia mengenyam pendidikan yang baik di Universitas Oxford dan memiliki wawasan keilmuan yang luas. Buku kesehatan yang ditulisnya terjual laris. Ia bisa menjadi kaya dari royalti bukunya, namun ia menyumbangkannya untuk pelayanan. Dalam salah satu khotbahnya, ia menegaskan “Let me be homo unius libri” (Biarlah aku menjadi manusia satu buku), yaitu Alkitab. Setiap hari, Wesley menggali Alkitab dalam bahasa Ibrani, Yunani, dan Latin agar dapat memahami kekayaan maknanya. Menurutnya, melalui Alkitablah manusia dapat mengenal jalan keselamatan. Tak heran, selama hidupnya ia menyampaikan lebih dari empat puluh ribu khotbah yang mengubahkan dunia.

Tuhan memperingatkan Yosua untuk berpegang teguh pada firman-Nya sejak awal kepemimpinannya. Ia akan membawa bangsa Israel memasuki Kanaan, tempat kediaman bangsa yang tidak mengenal Tuhan. Masa depan bangsa Israel berada dalam tanggung jawabnya. Yosua menaati Tuhan selama hidupnya, dan ia dikenal sebagai pemimpin yang sukses.

Hari ini kita memperingati Hari Buku Nasional sebagai upaya meningkatkan kesadaran membaca di tengah bangsa ini. Berapa banyak buku yang Anda miliki? Apakah Anda meluangkan waktu untuk membaca buku-buku lain, tetapi tidak punya waktu membaca Alkitab setiap hari? Sisihkanlah waktu Anda untuk membaca buku yang terpenting, yaitu Alkitab, yang dapat menuntun Anda mengenal kebenaran melalui Kristus. Firman-Nya akan memelihara kaki Anda melangkah dalam pijakan yang benar.


Jayapura,  17 Mei 2018
Salam dahsyat & semangat!
Ps. Gelphy Nartha

Silahkan download aplikasi di bawa ini.
Semoga menjadi berkat buat kita semua.

https://play.google.com/store/apps/details?id=com.itant.gia.gelphynartha

https://gelphyministry.blogspot.co.id/2017/09/tidak-sadar-tuhan-hadir.html?m=1

Rabu, 16 Mei 2018

SEBUAH PILIHAN


How are you today....?
Nats: ayat 28
Ibrani 11:23-29

Karena iman, ia telah meninggalkan Mesir tanpa takut kepada murka raja. Ia bertahan sama seperti ia melihat apa yang tidak kelihatan. (Ibrani 11:27)

Bacaan Alkitab Setahun:
1 Tawarikh 14-16

Di hadapan gurunya di Monte Sacro, Roma, Simon Bolivar, saat itu 22 tahun, bertekad, “Aku bersumpah di hadapanmu, demi Allah nenek moyangku, demi nenek moyangku, demi kehormatanku dan demi negeriku, aku tak akan membiarkan tangan dan jiwaku tinggal tenang sebelum aku menghancurkan belenggu Spanyol yang mengikat kita.” Sumpah ini melecutnya untuk membebaskan negerinya dari pendudukan Spanyol. Venezuela pun akhirnya merdeka.

Musa, saat mengetahui bangsanya ada dalam perbudakan, bertekad membelanya. Tentu saja ia menyadari risiko dari keputusan tersebut. Ia harus meninggalkan statusnya sebagai anak angkat putri Firaun (ay. 24), ia siap menghadapi salah satu raja yang paling berkuasa waktu itu (ay. 25). Ia siap menderita dan menghadapi penghinaan karena perjuangannya (ay. 25-26). Bahkan, jika kita lanjutkan membaca kisahnya, berkali-kali bangsanya menolak dan memahitkan hatinya. Dua kali Tuhan mau membinasakan umat Israel yang dibebaskannya.

Perjuangan Musa adalah kiasan bagi pembebasan Kristus dalam memerdekakan kita dari belenggu dosa, membebaskan kita dari maut, dan mengaruniakan kepada kita kehidupan kekal.Ya, kita umat yang telah dibebaskan, dan kita ditetapkan untuk menyebarluaskan berita pembebasan ini seluas-luasnya. Kristus menjadikan kita sebagai duta-Nya untuk memberitakan pembebasan atas belenggu dosa ini kepada dunia. Bukankah ini sebuah kehormatan? Hiduplah sebagai orang yang merdeka, dan wartakan kabar baik setiap kali ada kesempatan.

Jayapura,  16 Mei 2018
Salam dahsyat & semangat!
Ps. Gelphy Nartha

Silahkan download aplikasi di bawa ini.
Semoga menjadi berkat buat kita semua.
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.itant.gia.gelphynartha

https://gelphyministry.blogspot.co.id/2017/09/tidak-sadar-tuhan-hadir.html?m=1

Selasa, 15 Mei 2018

KESESAKAN MENJADI PELUANG


How are you today....?
Nats: ayat 28
Mazmur 138:1-8

Jika aku berada dalam kesesakan, Engkau mempertahankan hidupku; terhadap amarah musuhku Engkau mengulurkan tangan-Mu, dan tangan kanan-Mu menyelamatkan aku. (Mazmur 138:7)

Bacaan Alkitab Setahun:
1 Tawarikh 11-13

Di sepanjang perjalanan hidup saya bersama keluarga, jatuh bangun sudah menjadi hal yang sering kami alami. Saat jatuh kadang kami tidak menyadari bahwa Tuhan sedang menempa kami menjadi pengikut-Nya yang lebih tegar.

Demikian juga dengan Daud. Kesesakan hidup dapat menjadi alat Allah untuk menjadikannya lebih menyelami kebesaran kasih setia-Nya. Mazmur ucapan syukur ini mengisahkan pengalaman pemazmur ketika Allah menyelamatkannya di tengah kesesakan. Daud menaikkan doanya kepada Allah, dan ia beroleh daya juang baru. Pemazmur memuji nama Allah karena kasih dan kesetiaan-Nya kepada janji-Nya. Pemazmur sangat sadar bahwa pertolongan yang Allah berikan kepadanya semata-mata hanya karena keberadaan diri Allah, dan juga karena Allah setia kepada janji-Nya. Pemazmur yang menyadari siapa dirinya tentu saja sangat berterima kasih karena Allah yang mahatinggi bersedia melihat dan menolong ia yang hina. Tidak mengherankan pemazmur begitu bersemangat memberitakan nama dan kesetiaan Allah. Ia yakin bahwa nantinya semua raja di bumi akan bersyukur kepada Allah.

Melalui mazmur ini, kita belajar bahwa orang percaya tidak perlu bersedih hati pada waktu mengalami kesesakan. Jika hal itu menimpa kita, tetap pujilah Allah, bersyukurlah atas kesetiaan-Nya, dan ingatlah bahwa segala kejadian berada di bawah kendali kuasa dan kehendak-Nya. Tetaplah percaya, jika Tuhan sanggup mengubah kesesakan menjadi kesempatan untuk menyelami kasih dan kuasa-Nya dengan kacamata baru.

Jayapura,  15 Mei 2018
Salam dahsyat & semangat!
Ps. Gelphy Nartha

Silahkan download aplikasi di bawa ini.
Semoga menjadi berkat buat kita semua.
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.itant.gia.gelphynartha

https://gelphyministry.blogspot.co.id/2017/09/tidak-sadar-tuhan-hadir.html?m=1

Senin, 14 Mei 2018

MENJELAJAHI GUA


How are you today....?
Nats: ayat 28
Roma 8:18-30

Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. (Roma 8:28)

Bacaan Alkitab Setahun:
1 Tawarikh 8-10

Dalam sebuah perjalanan tour ke Vietnam, rombongan  dibawa ke sebuah gua yang katanya adalah tempat persembunyian para pejuang Vietnam ketika berperang melawan Amerika Serikat. Gua tersebut gelap, sangat panjang, dan berliku-liku. Mereka yang belum mengenal gua itu dengan baik berisiko tersesat jika nekat menjelajahinya sendirian. Belum lagi risiko terpeleset dan terluka karena salah memilih pijakan. Tapi, karena pemimpin perjalanan tersebut kenal betul gua itu, peserta tour tersebut aman selama tetap berjalan bersamanya.

Perjalanan hidup kita mirip dengan perjalanan menjelajahi gua tersebut. Kita tidak tahu apa yang ada di depan kita sehingga sangat besar risiko untuk tersesat dan terluka jika kita menjalani kehidupan ini seorang diri. Tetapi, kita memiliki Allah yang mahatahu, bahkan yang mengatur sejarah kehidupan kita dan seluruh ciptaan. Tidak ada satu pun peristiwa yang terjadi tanpa seizin Dia dan keluar dari rencana-Nya. Tidak hanya itu, segala peristiwa tersebut Dia pakai untuk kebaikan kita! Oleh sebab itu, selama kita berjalan bersama Dia, kita aman.

Di tengah situasi dunia yang serba tidak menentu, banyak tantangan yang menerpa kita. Mungkin ada di antara kita yang mengalami kesulitan ekonomi, masalah kesehatan yang kian memburuk, atau pemberontakan anak. Biarlah di tengah segala situasi tersebut kita tidak meninggalkan Allah, namun memegang tangan-Nya semakin erat. Dialah yang akan menuntun dan menguatkan kita dalam menghadapi tantangan tersebut

Jayapura,  14 Mei 2018
Salam dahsyat & semangat!
Ps. Gelphy Nartha

Silahkan download aplikasi di bawa ini.
Semoga menjadi berkat buat kita semua.
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.itant.gia.gelphynartha

https://gelphyministry.blogspot.co.id/2017/09/tidak-sadar-tuhan-hadir.html?m=1

Minggu, 13 Mei 2018

ANAK DAN ORANG TUA


How are you today....?
Nats: ayat 17
Amsal 29:15-17

Didiklah anakmu, maka ia akan memberikan ketentraman kepadamu. (Amsal 29:17)

Bacaan Alkitab Setahun:
1 Tawarikh 6-7

Seorang ibu sedang membersihkan kulkas ketika anaknya yang berusia empat tahun mendatanginya.

Anak itu membawa majalah dan menanyakan sesuatu. Ibu itu bergegas mencuci dan mengeringkan tangan, duduk di kursi, memangku anak itu, dan menghabiskan waktu selama sepuluh menit untuk menjawab pertanyaan anaknya. Seorang tamu yang melihatnya berkata, “Kebanyakan kaum ibu tidak mau diganggu saat ia mengerjakan sesuatu.” Ibu itu menjawab, “Saya masih dapat membersihkan lemari es itu selama sisa hidup saya, tetapi pertanyaan anak saya tadi mungkin tidak akan pernah terulang lagi.”

Sebagai orangtua, kadang kita tidak memiliki waktu yang cukup untuk keluarga dan anak-anak. Pekerjaan dan kesibukan yang menumpuk lebih menyita perhatian kita. Kapan kita memperhatikan perkembangan anak? Biasanya kita baru turun tangan ketika anak mulai menimbulkan masalah, lalu kita marah-marah pada mereka. Jarang kita memiliki waktu untuk berkomunikasi dengan tenang, lemah lembut, dan dari hati ke hati.

Adakah kita menyadari, anak membikin onar kadang-kadang karena kurangnya perhatian dan kasih sayang kita? Betapa sedihnya mereka, untuk menarik perhatian kita saja mereka harus membuat masalah dulu. Mereka harus bersaing dengan setumpuk kertas proyek, deposito di bank, kedudukan, karier, dan prestise yang kita kejar. Mengapa kita tidak meluangkan waktu khusus untuk mereka? Kesempatan kita untuk memperhatikan mereka terbatas. Kita tidak ingin kehilangan kesempatan yang berharga itu, bukan?

Happy sunday guys...
Jayapura,  13 Mei 2018
Salam dahsyat & semangat!
Ps. Gelphy Nartha

Silahkan download aplikasi di bawa ini.
Semoga menjadi berkat buat kita semua.

https://play.google.com/store/apps/details?id=com.itant.gia.gelphynartha

https://gelphyministry.blogspot.co.id/2017/09/tidak-sadar-tuhan-hadir.html?m=1

Sabtu, 12 Mei 2018

ALKITAB TERSOBEK



How are you today....?
Nats: ayat 92-93
Mazmur 119:81-95

Sekiranya Taurat-Mu tidak menjadi kegemaranku, maka aku telah binasa dalam sengsaraku. Untuk selama-lamanya aku tidak melupakan titah-titah-Mu, sebab dengan itu Engkau menghidupkan aku.

Bacaan Alkitab Setahun:
1 Tawarikh 3-5

Hien Pham, seorang anak Tuhan, ditangkap oleh tentara komunis Vietnam pada 1970-an. Ia disiksa dan diindoktrinasi supaya menyangkal Kristus. Suatu hari, saat membersihkan toilet tentara yang sangat jorok, ia menemukan secarik kertas yang telah dipakai untuk membuang air besar. Ternyata, kertas itu sobekan Alkitab dari Roma 8:38-39. Membacanya, ia disadarkan akan kasih Allah. Malam itu, untuk pertama kalinya ia berdoa kepada Allah setelah sekian lama meninggalkan imannya. Ia kembali kepada Allah.

Sebagai anak Tuhan, kita mungkin mengalami penganiayaan dari musuh iman Kristen (ay. 84-86, 95). Penganiayaan mulai dari bentuk yang paling ringan seperti ejekan sampai yang paling berat yaitu penyiksaan fisik dan kematian syahid. Ketika dianiaya, kita mudah sekali “dihabisi”, yaitu kehilangan pengharapan dan iman (ay. 87). Di tengah situasi ini, firman Tuhan menjadi kekuatan dan keselamatan kita (ay. 81). Melalui firman, kita diingatkan akan kesetiaan Allah yang abadi (ay. 90). Tidak heran bila pemazmur berpegang teguh pada firman di tengah kejaran para musuhnya (ay. 88).

Secara praktis, bagaimana kita bisa mengalami kuasa firman yang menopang di tengah penganiayaan? Pertama, kita harus gemar membaca firman (ay. 92). Firman harus menjadi makanan rohani setiap hari. Kedua, kita harus rajin menghafalkan firman (ay. 93). Firman yang diingat akan dengan mudah menghibur dan menolong kita tatkala kita melewati lembah kelam bernama penganiayaan.

Jayapura,  12 Mei 2018
Salam dahsyat & semangat!
Ps. Gelphy Nartha

Silahkan download aplikasi di bawa ini.
Semoga menjadi berkat buat kita semua.
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.itant.gia.gelphynartha

https://gelphyministry.blogspot.co.id/2017/09/tidak-sadar-tuhan-hadir.html?m=1

Jumat, 11 Mei 2018

PRAY WITH HUMILITY


How are you today....?
Nats: ayat 23
Mazmur 41

Kalau aku, kataku: “TUHAN, kasihanilah aku, sembuhkanlah aku, sebab terhadap Engkaulah aku berdosa!” (Mazmur 41:5)

Bacaan Alkitab Setahun:
1 Tawarikh 1-2

Bagaimanakah sikap doa yang benar di mata Tuhan? Tentu bukan doa yang meminta-minta demi kepentingan pribadi. Apalagi doa yang menuntut janji Allah, seakan-akan Allah berutang kepada kita untuk mengabulkan doa kita. Mazmur ini mengajarkan cara berdoa yang benar, yaitu dengan kerendahan hati.

Sikap rendah hati ditunjukkan pemazmur dengan menyadari dosanya di hadapan Tuhan. Ia juga mengakui bahwa ia tak sanggup menghadapi para musuh yang merencanakan kecelakaan padanya. Ia meminta pertolongan Tuhan agar ia sanggup menghadapi mereka. Keberanian itu bukan muncul dari kesombongan, sebaliknya dari sikap yang rendah hati dan tulus. Dengan kata lain, pemazmur percaya bahwa Tuhan melihat motivasi hatinya dan berkenan kepada doanya. Mazmur ini ditutup dengan suatu pujian, yang sekaligus menutup rangkaian mazmur bagian pertama. Rangkaian mazmur yang didominasi permohonan ini ditutup dengan satu kesimpulan: Tuhan berkenan mendengar dan menjawab doa yang tulus dan dipanjatkan dalam kerendahan hati.

Tuhan mendengarkan doa yang datang dari kerendahan hati. Salah satu wujud kerendahan hati adalah memiliki sikap peduli pada orang yang lemah. Sikap itu muncul karena kesadaran bahwa dirinya penuh kelemahan dan butuh pertolongan juga. Tuhan berkenan pada doa seperti itu. Sikap rendah hati menyatakan keterbukaan untuk menerima kasih dan pertolongan Tuhan. Dengan mengalami kasih dan pertolongan-Nya, kita pun tergugah untuk memedulikan sesama.

Jayapura,  11 Mei 2018
Salam dahsyat & semangat!
Ps. Gelphy Nartha

Silahkan download aplikasi di bawa ini.
Semoga menjadi berkat buat kita semua.

https://play.google.com/store/apps/details?id=com.itant.gia.gelphynartha

https://gelphyministry.blogspot.co.id/2017/09/tidak-sadar-tuhan-hadir.html?m=1

Kamis, 10 Mei 2018

DIA TETAP MENYERTAI


How are you today....?
Nats: ayat 23
Yohanes 16:1-15

Lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penolong itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu. (Yohanes 16:7)

Bacaan Alkitab Setahun:
2 Raja-Raja 24-25

Bagaimana perasaan Anda jika ditinggalkan selamanya oleh orang yang Anda hormati dan kasihi? Kebanyakan orang pasti dilanda kesedihan mendalam. Beberapa orang mungkin merasa kehilangan pegangan. Apalagi kalau kepergian itu mendadak.

Tahu bahwa pelayanan-Nya di bumi dalam rupa dan kehadiran fisik takkan berlangsung selamanya, jauh-jauh hari Tuhan Yesus memberitahu para murid-Nya bahwa Dia akan “meninggalkan” mereka (lihat mulai pasal 12). Namun, bukankah Tuhan Yesus berjanji menyertai para murid senantiasa sampai akhir zaman (Matius 28:20)? Jika Dia pergi, bukankah artinya Dia tak lagi menyertai? Di sini Tuhan Yesus menyingkapkan tentang keberadaan Allah Tritunggal. Yesus akan pergi kepada Bapa, sementara Roh Kudus akan turun (ayat 7, 9). Jadi, penyertaan Tuhan tetap berlaku. Kata Yunani yang diterjemahkan sebagai Penolong adalah Parakletos. Secara harfiah berarti pribadi yang mendampingi atau memberi pembelaan. Itulah Pribadi yang dijanjikan Tuhan Yesus untuk menolong para murid. Banyak hal yang belum betul-betul mereka pahami selama mengikut Yesus, namun Roh Kudus akan memimpin mereka ke dalam seluruh kebenaran (ayat 12-13). Dia akan menolong mereka memahami dan memberitakan ke seluruh dunia tentang dosa, kebenaran, dan penghakiman (ayat 8-11).

Kenaikan Yesus ke surga tidak membatalkan janji penyertaan-Nya. Roh Kudus, Pribadi yang diutus-Nya, berkenan tinggal dalam hati orang percaya, untuk menolong mereka mengingat, dan memahami pengajaran Yesus (ayat 14), serta memberitakannya. Sudahkah Anda percaya kepada Yesus dan menerima karunia Roh Kudus? Miliki dan bangunlah relasi akrab dengan-Nya. Biarlah Dia menuntun Anda ke dalam segala kebenaran.

Selamat merayakan kenaikan Tuhan Yesus ke-Surga.
God bless you guys...

Jayapura,  10 Mei 2018
Salam dahsyat & semangat!
Ps. Gelphy Nartha

Silahkan download aplikasi di bawa ini.
Semoga menjadi berkat buat kita semua.

https://play.google.com/store/apps/details?id=com.itant.gia.gelphynartha

https://gelphyministry.blogspot.co.id/2017/09/tidak-sadar-tuhan-hadir.html?m=1

Rabu, 09 Mei 2018

SUKACITA KEBANGKITAN


How are you today....?
Nats: ayat 23
Lukas 24:50-53

Ketika Ia sedang memberkati mereka, Ia berpisah dari mereka dan terangkat ke surga. Mereka sujud menyembah Dia, lalu pulang ke Yerusalem dengan sangat bersukacita. (Lukas 24:51-52)

Bacaan Alkitab Setahun:
2 Raja-Raja 21-23

Saya pernah mengalami rasa kehilangan yang amat mendalam, yaitu berpulangnya ayah dan ibu  yang saya sayangi. Dunia seakan runtuh kala adik dan kakak saya menyampaikan kabar duka itu. Sedih, bingung, takut, dan galau—campur aduk menjadi satu. Saya kehilangan pegangan dan tempat curahan hati bahkan orang yang sangat saya kasihi.

Para murid Yesus tentu juga sangat berduka kala mereka ditinggal mati Guru mereka. Pupus sudah harapan mereka. Tetapi, berita kebangkitan Yesus menghadirkan perubahan dalam diri mereka. Dulu mereka kebingungan dan tak berdaya karena kematian Yesus. Tetapi, setelah Yesus bangkit, tidak ada lagi tempat bagi keraguan dan ketakutan! Pengharapan yang semula pupus, kemudian bersemi dan mekar kembali. Empat puluh hari telah berlalu. Para murid saat itu ada bersama dengan Yesus. Yesus pun memberkati mereka, suatu jaminan perlindungan dan pimpinan-Nya atas mereka. Kemudian Dia terangkat ke surga dan mereka sujud menyembah Dia (ay. 52). Rangkaian kejadian ini mengubah dukacita para murid menjadi sukacita.

Kini Dia ada di surga, duduk di sebelah kanan Bapa, mempersiapkan tempat bagi kita. Bukan berarti pelayanan-Nya berhenti sampai di situ. Sebagai orang percaya yang mengaku sebagai murid-Nya, kita ditetapkan untuk melanjutkan pelayanan yang telah Dia mulai di dalam diri kita. Kita dipanggil untuk membawa kasih, memberitakan pembebasan dari belenggu dosa, dan mendatangkan sukacita kepada orang miskin dan terbuang sampai Dia datang kembali untuk menjemput kita.

Jayapura,  09 Mei 2018
Salam dahsyat & semangat!
Ps. Gelphy Nartha

Silahkan download aplikasi di bawa ini.
Semoga menjadi berkat buat kita semua.

https://play.google.com/store/apps/details?id=com.itant.gia.gelphynartha

https://gelphyministry.blogspot.co.id/2017/09/tidak-sadar-tuhan-hadir.html?m=1

Selasa, 08 Mei 2018

PERCAYA DAN MENGASIHI


How are you today....?
Nats: ayat 23
1 Yohanes 3:19-24

Dan inilah perintah-Nya: Supaya kita percaya kepada nama Yesus Kristus, Anak-Nya, dan saling mengasihi sesuai dengan perintah yang diberikan Kristus kepada kita.

Bacaan Alkitab Setahun:
2 Raja-Raja 18-20

Apakah ketika anak kita lahir, kita akan berkata kepadanya, “Anakku, aku bersukacita atas kelahiranmu. Aku mau kamu menunjukkan kasihmu kepadaku. Untuk itu, inilah peraturan-peraturan yang harus kautaati. Kalau kamu tidak setia melakukannya, aku tidak akan mengakuimu lagi sebagai anak”? Namun, tidak sedikit orang percaya yang mengira bahwa Bapa berkata demikian ketika Dia menjadikan kita sebagai anak-Nya. Kita mengira, kita harus menaati berbagai peraturan dan kewajiban agar Bapa tetap berkenan kepada kita.

Rasul Yohanes menunjukkan, kerinduan Bapa sesungguhnya tidaklah pelik dan rumit. Alih-alih membebani kita dengan berbagai peraturan dan kewajiban, Dia menginginkan agar kita hidup dalam iman dan kasih. Percaya mengacu pada iman terhadap segala pekerjaan yang sudah diselesaikan Kristus bagi kita. Kita diselamatkan bukan karena perbuatan baik dan amal ibadah kita, melainkan semata-mata karena anugerah penebusan-Nya. Kita perlu terus-menerus berpegang teguh pada kebenaran ini. Selanjutnya, sebagai buah dari kepercayaan ini, kita dimampukan untuk memperlakukan orang lain sama seperti Kristus memperlakukan kita: mengasihi mereka—termasuk orang yang memusuhi kita—dengan kasih-Nya.

Kita perlu senantiasa ingat bagaimana Allah memperlakukan kita, merengkuh kita yang berdosa menjadi anak-Nya. Selanjutnya, sama seperti Dia mengasihi kita, biarlah Dia menyatakan kasih-Nya melalui kita kepada orang-orang di sekitar kita, khususnya mereka yang menyulitkan kita.

Jayapura,  08 Mei 2018
Salam dahsyat & semangat!
Ps. Gelphy Nartha

Silahkan download aplikasi di bawa ini.
Semoga menjadi berkat buat kita semua.

https://play.google.com/store/apps/details?id=com.itant.gia.gelphynartha

https://gelphyministry.blogspot.co.id/2017/09/tidak-sadar-tuhan-hadir.html?m=1

Senin, 07 Mei 2018

TIDAK HANYA NGOMONG


How are you today....?
Nats: ayat 17
Kolose 3:5-17

Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur melalui Dia kepada Allah, Bapa kita.

Bacaan Alkitab Setahun:
2 Raja-Raja 16-17

Joyce Meyer, penulis dan pengkhotbah televisi, suatu saat bersama suaminya, Smith, mengunjungi restoran favorit mereka. Setelah memesan menu, seorang pelayan membawa baki berisi pesanan mereka. Tanpa disengaja baki itu tumpah dan isinya menimpa Smith yang saat itu mengenakan jas kesukaannya.

Smith yang sial itu tersenyum sambil berkata, “Tidak apa-apa, semuanya baik-baik saja.” Joyce turut membantu dan membereskan makanan dan minuman yang berceceran di lantai dan di tubuh Smith sambil tetap bersikap ramah. Bukan hanya itu, mereka berdua menemui pemilik restoran, meminta agar ia tidak memecat pelayan yang baru saja bertindak ceroboh itu.

Melihat tanggapan Joyce dan suaminya, pelayan itu membungkuk untuk meminta maaf dan berkata, “Saya sungguh-sungguh minta maaf. Saya baru bekerja di sini. Saya gugup dan merasa seperti bermimpi ketika bertemu langsung dengan Ibu. Saya selalu mengikuti khotbah Ibu di televisi setiap hari.”

Ya, kira-kira apa yang akan terjadi seandainya Joyce dan suaminya bersikap sebaliknya? Tak ayal semua khotbahnya yang didengar pelayan itu melalui televisi akan menjadi sia-sia. Dan, pelayan itu akan mengingat Joyce sebagai seorang pengkhotbah yang munafik.

Kadang-kadang Allah menguji integritas dan bobot perkataan kita melalui peristiwa yang tidak disangka-sangka. Tanggapan kita terhadap peristiwa itu menunjukkan kualitas karakter kita yang sesungguhnya. Karena itu, hendaklah kita melakukan segala sesuatu dengan mata yang tertuju kepada Allah. Kiranya kita tidak terpeleset ke dalam sikap yang memalukan.

Jayapura,  07 Mei 2018
Salam dahsyat & semangat!
Ps. Gelphy Nartha

Silahkan download aplikasi di bawa ini.
Semoga menjadi berkat buat kita semua.

https://play.google.com/store/apps/details?id=com.itant.gia.gelphynartha

https://gelphyministry.blogspot.co.id/2017/09/tidak-sadar-tuhan-hadir.html?m=1

Minggu, 06 Mei 2018

HATI YANG MELENCENG

How are you today...?
Nats: ayat 4
1 Raja-raja 11:1-14

Sebab pada waktu Salomo sudah tua, isteri-isterinya itu mencondongkan hatinya kepada allah-allah lain, sehingga ia tidak dengan sepenuh hati berpaut kepada TUHAN, Allahnya, seperti Daud, ayahnya. (1 Raja-raja 11:4)

Bacaan Alkitab Setahun:
2 Raja-Raja 14-15

Jatuh cinta, berjuta rasanya... Syair lagu ini populer pada era 1970-an. Lagu itu menggambarkan betapa cinta bisa menjungkirbalikkan perasaan orang yang mengalaminya. Jatuh cinta memang merupakan perasaan yang sangat kuat. Kebiasaan, tabiat, dan minat seseorang dapat berubah olehnya. Kita tidak bisa mencegah diri kita jatuh cinta. Namun, benarkah dorongan cinta tidak dapat dikendalikan? Apakah jatuh cinta harus diikuti dengan pernikahan?

Raja Salomo juga jatuh cinta. Bukan hanya terhadap seorang perempuan, melainkan banyak, dan mereka adalah perempuan asing (ay. 1). Padahal, Tuhan sudah melarang orang Israel menikahi perempuan yang bukan bangsanya sendiri (ay. 2). Tujuannya adalah agar mereka tetap setia kepada Tuhan yang esa (ay. 2). Sedemikian banyak istri dan gundiknya itu (ay. 3) sampai-sampai akhirnya Salomo terseret hatinya menyembah ilah lain. Dengan mendirikan bukit pengurbanan untuk para dewa yang menjijikkan, ia menyakiti hati Tuhan yang telah begitu baik kepadanya. Ia memilih untuk menyenangkan hati para istrinya daripada menyenangkan hati Tuhan.

Apakah saat ini kekasih Anda berpotensi mengalihkan kecintaan Anda pada Tuhan? Adakah seseorang mencuri hati Anda sedemikian rupa sehingga Anda mulai berpikir untuk meninggalkan iman Anda? Ingatkan kembali diri Anda akan kebaikan-Nya. Jangan khianati Dia yang telah menyerahkan hidup-Nya kepada Anda. Tuhan mengasihi Anda dengan kasih yang sempurna. Sepatutnyalah kita berpaut dengan sepenuh hati kepada-Nya.

Papua, 06 Mei 2018
Salam dahsyat & semangat!
Ps. Gelphy Nartha

Silahkan download aplikasi di bawa ini.
Semoga menjadi berkat buat kita semua.
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.itant.gia.gelphynartha

https://gelphyministry.blogspot.co.id

Sabtu, 05 Mei 2018

BERTUMBUH DALAM FIRMAN


Perumpamaan tentang Seorang Penabur Benih
Matius 13:18-23 (Lihat juga Lukas 8:4-8, 11-15)

Perumpamaan Dasar
Di pesan ini, kita akan melihat apa yang ingin disampaikan oleh Yesus melalui perumpamaan. Yesus banyak mengajar dengan memakai perumpamaan-perumpamaan. Dengan bersandar pada kasih karunia Tuhan, saya akan membahas setiap perumpamaan-perumpamaan tersebut secara sistematis.
Kita akan memulai dengan perumpamaan yang disebut sebagai Perumpamaan Dasar: yaitu Perumpamaan tentang Seorang Penabur.  Perumpamaan ini sangatlah kaya makna.  Di Lukas pasal 8, dari ayat 4 sampai 8 merupakan isi dari perumpamaan tersebut, sedangkan ayat 11-15 adalah bagian penjelasannya. Ini adalah satu-satunya perumpamaan di mana Yesus memberikan penjelasan langsung. Lewat penjelasan itu, Yesus sedang mengajarkan para murid cara untuk memahami perumpamaan.  Mari kita baca perumpamaan di Lukas 8:4-8:
Ketika orang banyak berbondong-bondong datang, yaitu orang-orang yang dari kota ke kota menggabungkan diri pada Yesus, berkatalah Ia dalam suatu perumpamaan: "Adalah seorang penabur keluar untuk menaburkan benihnya. Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu diinjak orang dan burung-burung di udara memakannya sampai habis. Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, dan setelah tumbuh ia menjadi kering karena tidak mendapat air. Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, dan semak itu tumbuh bersama-sama dan menghimpitnya sampai mati. Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, dan setelah tumbuh berbuah seratus kali lipat." Setelah berkata demikian Yesus berseru: "Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!"

Yesus sendiri memberi penjelasan di ayat 11-15. Dan penjelasannya adalah sebagai berikut:
Inilah arti perumpamaan itu: Benih itu ialah firman Allah. Yang jatuh di pinggir jalan itu ialah orang yang telah mendengarnya; kemudian datanglah Iblis lalu mengambil firman itu dari dalam hati mereka, supaya mereka jangan percaya dan diselamatkan. Yang jatuh di tanah yang berbatu-batu itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menerimanya dengan gembira, tetapi mereka itu tidak berakar, mereka percaya sebentar saja dan dalam masa pencobaan mereka murtad. Yang jatuh dalam semak duri ialah orang yang telah mendengar firman itu, dan dalam pertumbuhan selanjutnya mereka terhimpit oleh kekuatiran dan kekayaan dan kenikmatan hidup, sehingga mereka tidak menghasilkan buah yang matang. Yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan."
Berdasarkan Markus 4:13, kita tahu bahwa ini adalah perumpamaan foundasi karena Yesus berkata, "Tidakkah kamu mengerti perumpamaan ini? Kalau demikian bagaimana kamu dapat memahami semua perumpamaan yang lain?"
Apa yang dibicarakan di dalam perumpamaan ini? Yesus berbicara tentang seorang penabur yang sedang menaburkan benih. Ini adalah gambaran yang sangat umum di daerah-daerah pertanian. Pada saat seorang petani menaburkan benih, ia menghamburkannya begitu saja. Tergantung di dadanya, adalah sebuah kantong yang digantung melingkari bahunya, lalu ia mengambil segenggam benih dan menebarkannya dengan agak melingkar. Ia berjalan menyusuri ladang sambil menaburkan benih.
Pada saat benih ditabur, beberapa benih akan jatuh ke tanah yang keras, misalnya di pematang yang merupakan tanah yang mengeras, karena merupakan jalur umum yang melintasi ladang, dan sering diinjak-injak oleh orang yang lalu-lalang. Benih yang jatuh di tanah yang keras (seperti pematang itu), jelas tidak akan dapat masuk ke dalam tanah; mereka tetap tinggal di permukaan. Dan selalunya  di mana ada petani menabur benih, pasti akan ada sekawanan burung, yang menunggu kesempatan untuk memakan benih yang tertinggal di permukaan. Jadi, bagi benih-benih yang jatuh di pematang, burung-burung akan datang dan mengambilnya - benih yang bisa dijangkau oleh burung-burung tersebut.
Lalu Yesus berkata bahwa ada lagi benih yang jatuh ke tanah yang dangkal. Ketika hujan turun dan tanah itu mulai membungkus benih tersebut, benih itu akan bertumbuh dengan sangat cepat. Benih itu sepertinya bertumbuh dengan sangat baik dan bahkan menunjukkan pertumbuhan yang luar biasa. Akan tetapi sesudah beberapa waktu, akar itu segera tertahan oleh bebatuan di lapisan bawah. Ada batas sejauh mana akar itu bisa menjalar. Ketika akar menyentuh lapisan batu, pertumbuhannya terbantut. Karena dibatasi oleh bebatuan, akar itu tidak dapat masuk lebih jauh untuk mendapatkan air dan akan mulai layu. Tanaman itu akhirnya mati karena kekurangan air.
Ada lagi yang jatuh di tanah yang memungkinkan pertumbuhan, akan tetapi lahannya tidak murni. Tanah ini berisi berbagai macam benih, beragam akar dan beragam tumbuhan. Berbagai macam benih tumbuhan ini tidak kelihatan pada awalnya, tapi mereka lalu tumbuh bersama-sama dengan benih gandum itu dan menjepitnya. Pada waktu menabur, Anda tidak melihat adanya semak atau tumbuhan yang lain di sana. Akan tetapi sesudah beberapa waktu, mereka mulai tumbuh bersama dengan benih gandum. Kemudian akar semak duri itu membelit akar gandum yang masih muda ini dan menjepitnya sehingga tanaman gandum ini tidak mendapat asupan gizi yang dibutuhkannya. Akhirnya gandum yang baru tumbuh ini juga mati.

Tanah Menggambarkan Hati Manusia
Benih-benih ini dapat dibagi ke dalam dua kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari tiga kategori atau tiga tipe. Jadi ada dua kelompok dan tiga tipe dalam setiap kelompok. Setiap tipe di dalam masing-masing kelompok memiliki perbedaan yang cukup nyata. Tidak semua orang yang tidak percaya dapat dianggap sama rata, dan tidak semua orang percaya dapat disama-ratakan pula. Kita tidak boleh membayangkan bahwa semua orang non-Kristen memiliki kondisi hati yang sama, memiliki kerohanian yang sama rata. Mereka masing-masing memiliki perbedaan dalam menanggapi berita Injil.
Seperti apa ketiga tipe di dalam kelompok yang pertama? Kelompok yang pertama adalah mereka yang tidak diselamatkan. Mereka sering disebut sebagai orang yang tidak percaya. Akan tetapi pernyataan ini kurang tepat, karena pada kenyataannya, hanya satu kategori dari kelompok yang 'tidak diselamatkan' ini yang benar-benar tidak percaya, sedangkan dua kategori atau dua tipe yang lain adalah orang-orang percaya.

Kunci untuk Memahami Perumpamaan
Tipe yang pertama dari kelompok yang tidak diselamatkan adalah orang-orang yang hatinya mengeras. Kunci pemahaman perumpamaan ini sebenarnya sangat sederhana. Pertama, benih itu adalah Firman Allah.  Orang yang mengabarkan Firman Allah adalah penaburnya. Setiap kali Anda memberi kesaksian demi Kristus atau mengabarkan Firman Allah, maka Anda sedang menabur benih. Penabur yang pertama adalah Yesus sendiri, namun sesudah itu, kita semua yang mengabarkan Injil adalah penabur. Itu sebabnya para murid juga disebut sebagai penabur benih di Matius 10. Tugas mereka adalah menabur benih.
Benih adalah Firman Allah, atau disebut juga sebagai Firman Kerajaan Allah atau Firman tentang Kerajaan Sorga (Matius 13:19). Kata 'kerajaan' berarti pemerintahan, pengaturan atau kehendak Allah. Kerajaan Allah terletak di setiap tempat di mana kehendak Allah dijalankan. "Datanglah kerajaanMu, jadilah kehendakMu." Itu sebabnya mengapa kata 'kerajaan' dan 'kehendak' memiliki makna yang sama karena kerajaan Allah berada di setiap tempat di mana kehendakNya dijalankan. Firman tentang Kerajaan Sorga adalah pesan yang berisi panggilan kepada setiap orang untuk menyerahkan hidupnya kepada Allah.
Setiap pengajar yang tidak menjadikan hal ini sebagai pokok utama, yang tidak mengajarkan bahwa setiap orang Kristen sejati adalah orang yang hidup di bawah kehendak Allah, berarti tidak sedang mengajarkan Firman Allah dengan sejujurnya. Jika kita mengabarkan keselamatan hanya dengan mengatakan, "Datanglah kepada Yesus untuk menerima damai sejahtera dan sukacita", maka tindakan itu bukanlah mengabarkan Firman Allah. Pertama-tama kita harus mengatakan, "Datanglah dan hiduplah di bawah pemerintahan Allah, di bawah kehendak Allah. Biarkan Allah yang menjadi Raja dalam kehidupan Anda! Biarlah Yesus menjadi Tuan dan Penguasa dalam hidup Anda!" Itulah yang disebut mengabarkan Injil. Jika Anda hidup seperti itu, maka akan ada damai sejahtera dan sukacita di dalam hati. Dan akan ada juga penindasan, penganiayaan dan penderitaan, sebagaimana yang akan kita lihat nanti. Setiap pengkhotbah yang tidak menyebutkan hal ini sangat tidak layak untuk mengabarkan Injil karena ia tidak mengabarkan Injil sebagaimana yang dimaksudkan oleh Yesus. Kita dipanggil bukan untuk menjual permen. Kita dipanggil bukan untuk menjual manisan. Kita dipanggil untuk mengabarkan kebenaran, bukan untuk mengatakan hal-hal yang ingin didengarkan oleh orang-orang, melainkan untuk mengatakan kebenaran kepada mereka. Seorang dokter seringkali harus menyampaikan kebenaran kepada pasiennya. Anda mungkin tidak suka mendengarkannya, akan tetapi itulah kebenaran. Tidak ada orang yang senang diberitahu bahwa ia berada dalam keadaan sakit yang parah. Jadi kita dapat melihat di sini bahwa mengabarkan Firman Allah berarti mengabarkan kerajaan Allah, kehidupan di bawah kedaulatanNya dan hidup di bawah pemerintahanNya. Tidak ada orang yang layak menjadi Kristen yang belum menyerahkan kehidupannya kepada Yesus sang Raja.
Itulah yang disebut sebagai Firman Allah, dan si penabur adalah orang yang mengabarkan hal itu. Sebagai pendahulu, Yesus menjadi penabur yang pertama, dan selanjutnya kitalah yang melakukannya. Setiap kali Anda bersaksi kepada teman, setiap kali Anda berbicara tentang Firman Allah kepada orang lain, itu berarti Anda sedang menabur benih.
Jika benih adalah Firman Allah, dan penabur adalah orang yang mengabarkannya, lalu apa arti tanah? Tanah, yang menerima benih, sebagaimana yang dijelaskan oleh Yesus, adalah hati. Hati seseorang digambarkan seperti tanah, tempat benih ditabur. Hal ini dapat dilihat di Matius 13:19. Benih ditaburkan ke dalam hati seseorang. Ini berarti bahwa berbagai macam tanah yang digambarkan di dalam perumpamaan ini merupakan gambaran dari berbagai macam sikap hati.

Tipe pertama - Orang yang Menolak Injil
Sekarang kita mulai membahas 3 tipe orang yang tidak diselamatkan - dan kita akan membahas fakta-fakta yang membedakan ketiganya. Tipe yang pertama adalah mereka yang digambarkan seperti pematang di mana benih itu jatuh tetapi tidak dapat memasukinya, karena tanah pematang itu keras. Ini menggambarkan jenis orang yang hatinya sudah dikeraskan sepenuhnya terhadap Allah. Anda sampaikan Injil kepada orang ini dan pesan itu akan berlalu seperti air yang menggelincir di punggung bebek. Anda seperti menabur di atas batu karang. Tidak ada hasilnya. Benih itu tidak dapat masuk ke dalam tanah. Orang seperti ini, hatinya sudah keras sepenuhnya; mereka sama sekali tidak ingin berurusan dengan Injil. Hati mereka mengeras terhadap Injil. Mereka tidak ingin mendengarkan Firman Allah. Atau jika mendengar sekalipun, hanya untuk mencemoohkannya, untuk kemudian menolaknya. Mereka menginjak-injak Injil di bawah kaki mereka. Dalam hal ini, Injil benar-benar tidak dapat masuk ke dalam hati mereka. Mereka tidak percaya sama sekali.

Tipe Kedua - 'Orang Percaya' yang Dangkal
Tipe kedua di dalam kelompok yang tidak diselamatkan ini sangatlah berbeda. Hati mereka, di permukaannya, sangat tanggap terhadap Injil. Yesus menggambarkan keadaan hatinya seperti tanah subur yang dangkal dengan lapisan batu di bawahnya. Ini adalah jenis orang yang dapat dikatakan memiliki keyakinan yang dangkal. Dan orang-orang semacam ini selalu menjadi masalah besar bagi gereja, akan tetapi mereka malah menjadi kesukaan para penginjil, karena mereka adalah orang-orang yang cepat tanggap. Mereka adalah orang-orang yang cepat mengangkat tangannya dalam setiap KKR. Mereka sepertinya tidak mengalami pergumulan yang berarti dalam menanggapi Injil. Seperti yang disampaikan dalam Alkitab, mereka menerima Firman Allah "dengan gembira". Mereka dengan senang hati menerima Firman. Ayat 13 berkata: "Yang jatuh di tanah yang berbatu-batu itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu." Demikianlah Firman Allah - "menerimanya dengan gembira," akan tetapi mereka tidak berakar. Mereka tidak memiliki kedalaman. Penjelasan ini dapat dilihat dengan sangat jelas di Matius 13:5 dalam ungkapan "tanahnya tipis".
Anda sampaikan Injil kepada mereka, mereka menerima hal itu dengan senang hati, dan berkata, "Haleluyah! Ini luar biasa. Oh, sangat luar biasa." Jika Anda berkata, "Setiap orang yang sudah memutuskan untuk menerima Yesus, angkatlah tangan Anda", maka tangan mereka akan melesat seperti roket. Mereka adalah orang-orang yang segera meluncur ke depan. Mereka adalah orang-orang yang selalu hadir dalam KKR. Tentu saja, saya tidak bermaksud mengatakan bahwa setiap orang yang mengacungkan tangannya dalam sebuah KKR termasuk ke dalam kategori ini. Ada juga orang yang mengacungkan tangannya dan memang benar-benar mengasihi Tuhan, dan yang benar-benar memiliki kedalaman. Mereka tetap setia di dalam Tuhan sampai pada akhirnya. Kita tidak boleh mengabaikan keberadaan mereka.
Saya sering melihat orang yang datang kepada Tuhan dengan air mata, dengan ketakutan dan kesungguhan. Orang-orang seperti ini seringkali lebih mantap dan kokoh. Akan tetapi ada jenis orang yang sekadar berlari ke depan tapi mereka tidak memiliki kedalaman. Jadi, mereka menerima Firman Allah dengan segera dan langsung menunjukkan tanda-tanda pertumbuhan. Mereka bertumbuh jauh lebih cepat dibandingkan dengan yang lainnya! Para pakar menjelaskan bahwa pertumbuhan yang cepat ini diakibatkan oleh kehangatan tambahan yang diberikan oleh bebatuan di lapisan bawah. Demikianlah, benih itu bertumbuh lebih cepat; mendapat tanggapan yang sangat cepat. Anda akan melihat orang ini melesat dalam pertumbuhan, sementara yang lainnya bertumbuh lebih lambat. Manusia jenis ini bertumbuh secepat kilat sehingga Anda mungkin berkata, "Benar-benar orang Kristen yang luar biasa!" Namun jika Anda berpengalaman dalam Firman Allah, jangan langsung senang dulu. Waktu akan membuktikan apakah ada akar di bawah sana atau tidak.
Apa yang kita lihat di dalam kategori ini adalah mereka yang kepercayaannya dangkal. Memang ada tanggapan rohani, namun tanggapan itu kurang mendalam. Mengapa? Karena di bawahnya ada penolakan yang mendasar, penolakan terhadap Firman Allah. Mereka hanya mau maju sampai batas tertentu saja. Mereka tidak berserah sepenuhnya. Mereka menyerahkan diri, namun hanya sampai pada titik tertentu. Itu sebabnya saya selalu mengingatkan Anda bahwa iman yang menyelamatkan yang sesuai dengan Alkitab adalah komitmen yang total dan tanpa syarat karena jika tidak total, maka itu berarti bahwa Anda sudah menarik suatu garis batas di dalam hati Anda. Anda sendiri yang tahu di mana batas itu. Atau mungkin Anda sendiri tidak tahu di mana garis batas itu, akan tetapi pada suatu hari, akar tanaman akan menyentuh batu tersebut. Akar itu tidak dapat bertumbuh lagi, dan apa yang akan terjadi ialah bahwa tanaman itu layu dan mati.
Mereka yang sudah lama melayani Tuhan tentunya telah melihat betapa banyak kerohanian yang mati dan ambruk, terlalu banyak kejadian seperti itu. Seringkali, yang mati ini merupakan mayoritas. Saya ingin agar Anda menguji hati Anda. Apakah Anda sudah memberi tanggapan kepada Allah? Ya. Namun apakah tanggapan itu tanpa syarat? Apakah Anda memiliki suatu garis batas di suatu tempat di dalam hati Anda dan berkata, "Saya akan menjadi orang Kristen yang baik sampai di batas ini saja. Saya tidak mengizinkan Firman Allah untuk mendorong saya melewatinya; harus berhenti di titik ini. Selama tidak melanggar batas ini, saya akan melayani dengan penuh semangat. Mereka memang sangat aktif, selama batas itu tidak dilampaui. Secara mental, atau jauh di dalam hati mereka, sudah ditetapkan satu garis batas yang tidak ingin mereka lewati. Jika Anda menekan lebih dalam lagi, jika Anda menguji, Anda akan mendapati bahwa batang yang Anda tancapkan akan segera menyentuh batu dan tidak dapat masuk lebih jauh lagi.
Perhatikanlah bahwa mereka yang masuk pada kategori kedua ini merupakan orang-orang yang percaya. Mereka termasuk sebagai orang "Kristen". Mereka adalah orang yang, sesudah menerima Firman Allah, akan segera minta dibaptis, mulai menjalankan banyak hal. Jadi kita dapat segera melihat bahwa mereka memang percaya, namun sayangnya, seperti yang dijelaskan di dalam ayat 13, "mereka percaya sebentar saja dan dalam masa pencobaan mereka murtad". Mereka orang percaya! Jadi tidaklah benar bahwa sekali Anda percaya, maka Anda akan selamanya selamat. Kita diberitahu berdasarkan perkataan Yesus sendiri bahwa "mereka percaya sebentar saja dan ... mereka murtad". Riwayat mereka tamat!
Jangan tenggelam dalam keyakinan yang berbahaya, sambil berkata kepada diri sendiri, "Saya baik-baik saja, saya sudah percaya. Saya sudah dibaptis." Mungkin Anda justru masuk ke dalam kategori ini, tapi saya harap tidak! Tapi bagaimana jika Anda memang masuk ke dalam kategori ini? Anda sudah dibaptis, Anda sudah percaya, lalu mendapatkan kehangatan yang cukup, Anda menjadi sangat bersemangat untuk sementara, namun ketika penindasan datang, Anda berpaling dan murtad. Saya berdoa kepada Allah supaya tak seorang pun dari Anda yang masuk kategori ini. Jadi demikianlah mereka yang masuk kategori kedua, orang yang percaya, tetapi yang percaya hanya untuk sementara.
Tipe Ketiga - "Orang Kristen" yang Mendua Hatinya
Tipe yang ketiga ini pun termasuk yang tidak selamat. Akan tetapi mereka berbeda dari kedua tipe sebelumnya. Kategori yang ini tidak memiliki masalah sama sekali dengan bebatuan. Hati mereka terbuka sepenuhnya terhadap Firman Allah. Tidak ada lapisan batu sama sekali di dalam tanahnya. Tanah itu subur. Memiliki kedalaman. Tampaknya baik. Lalu apa masalahnya? Ketika Firman Allah ditaburkan, mereka menerima Firman Allah itu sepenuh hati, seperti tipe yang kedua, namun kali ini tidak disebutkan "dengan gembira". Penerimaan mereka lebih mendalam. Mereka mungkin menerima Firman itu dengan penuh keraguan, mungkin dengan gemetar, dengan pergumulan keras. Mereka tidak memberi tanggapan yang berisi sukacita. Sangat mengagumkan jika kita perhatikan ketepatan dari pengajaran Yesus. Yesus menambahkan keterangan 'dengan gembira' hanya kepada mereka yang di dalam kategori kedua. Sedangkan yang di dalam kategori ketiga tidak menerima Firman dengan cara ini.
Mungkin mereka maju ke depan dengan air mata; mereka meratap; dan penuh keseriusan. Hati mereka terbuka kepada Allah. Tidak ada garis batas di hati mereka, namun - apa yang menjadi masalah mereka? Tetapi ada perkara lain di dalam hati. Hati mereka tidak murni di dalam pengabdian dan komitmen kepada Tuhan. Mereka tidak membuang benih-benih lain dari dalam hati mereka. Yang terjadi adalah Firman Allah itu bertumbuh di dalam hati mereka, namun  hal-hal lainnya ikut bertumbuh dan menjepitnya. Akhirnya tanaman itu gagal bertumbuh. Inilah tragedi besar yang dialami oleh kategori ini. Mereka gagal untuk menjalankan firman, "Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon". (Mat.6:24,Luk.16:13). Anda tidak dapat mencampur-adukkan keduanya! Anda tidak boleh mengabdi kepada Allah dan kepada Belial. Anda tidak boleh mengabdi kepada Allah sekaligus kepada berhala-berhala lainnya. Anda tidak boleh mengabdi kepada Allah sekaligus kepada dunia. Sudahkah Anda menetapkan pilihan? Tahukah Anda di mana posisi Anda sekarang? Adakah hati Anda murni di hadapan Allah?
Itu sebabnya mengapa Yesus menyatakan di Matius 6:22, "Jika matamu baik" (Mat.6:22) maka kamu tidak akan bermaslah. Tapi jika mata Anda tidak baik atau tidak terfokus, maka Anda akan mengalami masalah pandangan yang mendua, dan terang di dalam diri Anda akan menjadi gelap. Dan jika terang yang ada di dalam diri Anda itu gelap, "betapa gelapnya kegelapan itu" (ay.23). Semuanya ini karena mata Anda tidak terfokus. Mata Anda tidak berfungsi. Anda tidak memusatkan pandangan kepada Allah; Anda mencoba untuk melirik dunia; Anda mencoba untuk melirik berhala; melihat-lihat kesenangan dunia. Anda tidak akan dapat bertahan dengan keadaan seperti ini! Anda harus sepenuhnya dan tanpa syarat berkomitmen kepada Allah untuk dapat bertahan. Tidak ada jalan lain.
Ujilah hati Anda di hadapan Allah. Perhatikanlah bahwa tidak disebutkan tentang dosa di sini. Tidak disebutkan bahwa hati mereka penuh dosa. Tidak! Mereka menerima Injil dengan sukacita. Mereka mengasihi hal-hal yang baik. Mereka mengasihi jemaat. Mereka juga mengasihi Firman Allah. Akan tetapi Firman Allah plus ini dan itu. Kristus plus ini dan itu. Dan sekali Anda melakukan hal seperti itu, jika Kristus tidak menjadi segala-galanya, Anda tidak akan dapat bertahan!
Markus 4:19 berkata bahwa tanaman ini terjepit. Firman Allah terhimpit oleh hal-hal yang lain itu. Kategori ini juga sangat menguatirkan, karena mereka memulai dengan baik, mereka tidak dangkal, akan tetapi mereka tidak dapat memusatkan perhatiannya, tidak ada ketetapan hati. Hati mereka terpencar-pencar, tidak terfokus. Anda tidak akan dapat bertahan tanpa kebulatan hati!
Tipe yang Pertama Tidak Pernah Percaya, dan Dua yang lainnya Murtad
Ketiga tipe ini sangat berbeda. Dari ketiga macam orang yang tidak diselamatkan ini hanya satu yang tidak percaya; dua yang lainnya menerima Firman Allah namun kemudian murtad. Lukas memberitahu kita bahwa "mereka percaya sebentar saja" dan kemudian mereka "murtad". Dan kata "murtad" ini sangat mutlak sifatnya. Kata Yunani yang sama digunakan di 1 Timotius 4:1 "sebagian orang akan murtad". Roh Kudus menyebutkan dengan tegas bahwa di hari-hari akhir, di akhir zaman, "sebagian orang akan murtad". Kata yang sama seperti yang tercatat di Lukas 8:13. Di Ibrani 3:12, kita dapati lagi kata Yunani yang sama dengan maksud yang sama.
Ayat di Ibrani 3:12 sangat penting karena ditujukan kepada orang-orang Kristen: "Waspadalah, hai saudara-saudara, supaya di antara kamu jangan terdapat seorang yang hatinya jahat dan yang tidak percaya oleh karena ia murtad dari Allah yang hidup." Ayat-ayat ini ditujukan pada orang-orang Kristen yang "hatinya yang jahat dan yang tidak percaya"? Apa yang ia maksudkan dengan "hati yang jahat"? Kata 'jahat' di sini tidak dimaksudkan untuk menggambarkan tindakan pembunuhan atau perampokan; tidak satupun orang Kristen yang mau melakukan hal itu. Namun yang dimaksud adalah hati yang 'tidak percaya', yaitu hati yang tidak mengizinkan Allah untuk berkuasa atau memerintah atasnya. Mereka tidak mengizinkan Allah untuk menjadi Raja atas kehidupan mereka - dan ini adalah satu kejahatan di mata Allah. Hal ini merupakan kejahatan karena hal ini merupakan suatu tindakan pemberontakan terhadap kedaulatan Allah. Akibatnya adalah kemurtadan dari Allah yang hidup.
Di Lukas 13:27, kata Yunani yang sama digunakan lagi sebagai ungkapan penolakan yang sangat keras: "Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu sekalian yang melakukan kejahatan!" Kata ini diterjemahkan dengan ungkapan 'enyah'. "Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu sekalian yang melakukan kejahatan!". "Aku tidak tahu dari mana kamu datang". Di sini Yesus sedang berbicara pada orang yang mengaku dirinya sebagai orang Kristen. Mereka sudah menolak Kristus di dalam hati mereka lewat cara hidup mereka, walaupun tidak lewat mulut mereka.
Sehubungan dengan kedua tipe ini, sekalipun mereka dikatakan murtad tapi bukan berarti bahwa  mereka tidak lagi datang ke gereja. Akan tetapi yang menjadi makna utamanya adalah bahwa di dalam hati mereka, sudah timbul penolakan terhadap kerajaan Allah. Kehendak Allah sudah tidak lagi menjadi hal yang utama buat mereka. Mereka adalah orang-orang yang masih datang ke gereja, dan sesudah ibadah mereka bergegas pulang untuk mengejar hal-hal tidak membangun. Seperti bermain judi,  memasang taruhan di pacuan kuda atau berbagai kegiatan terlarang lainnya. Mereka orang Kristen, tetapi mereka melakukan hal-hal itu. Termasuk orang Kristen yang macam apakah Anda? Pada masa yang lalu, mungkin mereka pernah menjadi 'semacam' orang Kristen. Sekarang mereka masih hadir di gereja. Ibadah di gereja dapat saja menjadi semacam kebiasaan. Anda merasa ada yang kurang jika tidak ke gereja pada hari Minggu. Jika Anda sudah secara rutin mengunjungi gereja selama bertahun-tahun, hal itu dapat menjadi kebiasaan bagi Anda. Anda tidak tahu apa yang harus dilakukan di hari Minggu pagi atau sore, jika saat-saat itu tidak dihabiskan di gereja. Akan tetapi hal itu tidak lagi mencerminkan kualitas hidup Anda. Jadi makna 'kemurtadan', berdasarkan Alkitab, tidak harus dinyatakan melalui tindakan meninggalkan gereja, walaupun memang ada yang seperti itu. Hati mereka - harap diingat, pokok utama yang kita bahas adalah keadaan hati seseorang - telah meninggalkan Allah.
Itulah tiga tipe dalam kelompok yang pertama - kelompok yang tidak diselamatkan.
Kelompok yang Diselamatkan
Kelompok yang kedua juga terdiri dari tiga tipe atau kategori. Kelompok ini digambarkan sebagai menghasilkan buah: ada yang tigapuluh kali, enampuluh dan seratus kali lipat dari jumlah yang ditabur. Di sini kita melihat adanya suatu keseimbangan yang sempurna di dalam perumpamaan ini, antara mereka yang tidak diselamatkan dengan yang diselamatkan. Sangat perlu saya sekali lagi mengingatkan Anda bahwa dari antara mereka yang tidak diselamatkan, hanya kategori yang pertama saja yang benar-benar tidak percaya, sedangkan dua kategori lainnya merupakan orang-orang yang pada awalnya percaya. Mereka percaya, seperti kata Yesus hanya, "sebentar saja".
Di kelompok yang kedua ini, sekalipun mereka menghasilkan buah tapi terdapat perbedaan.  Perbedaan itu terletak dalam hal kualitas. Benih yang ditabur sama, akan tetapi benih yang sama memberikan hasil yang berbeda sesuai dengan kesuburan tanahnya. Firman Allah yang Anda dengarkan sama dengan yang didengar oleh John Wesley (pendiri gerakan Metodis di Inggris). Namun, mengapa Anda tidak menjadi seperti John Wesley? Firman Allah yang Anda dengarkan sama dengan yang pernah didengar oleh John Sung. Akan tetapi mengapa Anda tidak menjadi seperti John Sung? Ia membaca Alkitab yang sama dengan yang Anda baca; ia menerima Roh Kudus yang sama dengan yang Anda terima, tapi mengapa Anda memberi hasil yang berbeda dengan dia? Apa yang menimbulkan perbedaan ini?
Di sini kita melihat ada yang menghasilkan seratus kali lipat, sementara yang lain hanya tigapuluh kali lipat. Jumlah yang dihasilkan masih kurang dari sepertiga orang yang memberi seratus kali lipat. Di mana perbedaannya? Perbedaannya terletak pada kualitas tanahnya - kualitas tanggapan Anda terhadap Allah. Anda cukup membaca tulisan orang-orang seperti John Sung dan Wesley untuk memahami kualitas tanggapan mereka. Kualitas yang berbedalah yang menjadi penyebabnya. Dengan demikian kita dapat memahami mengapa mereka mengalami kuasa Allah yang bekerja melalui mereka dengan kekuatan yang sebesar itu. Semestinya hal ini menjadi tantangan bagi kita. Ingatlah terus akan hal ini: Firman Allah yang Anda dengar sama dengan Firman Allah yang membentuk Paulus, membentuk Augustinus, John Wesley, John Whitfield dan sebagainya. Firman Allah yang sama! Di mata kita, orang-orang itu seperti raksasa; sementara sebagian besar yang lain seperti orang cebol. Yang satu menghasilkan seratus kali lipat, dan yang lain hanya tigapuluh kali. Tentunya ini bukan salah Firman Allah; bukan pula kesalahan Roh Allah sehingga Anda tidak dapat menjadi seperti John Wesley. Kualitas tanggapan yang berbeda, perbedaan kesuburan tanah, kualitas hati, itulah persoalannya.
Orang Kristen macam apakah Anda? Apakah Anda ingin menjalani hidup bersama Allah tanpa menghasilkan apa-apa? Kita sudah membahas hal itu ketika berbicara tentang 'keselamatan' yaitu bahwa jika kita tidak menghasilkan buah, maka tidak akan ada keselamatan. Kita sudah melihat di Yohanes pasal 15 bahwa setiap cabang yang tidak menghasilkan buah akan dipotong dan dibuang ke dalam api. Hal ini sudah sangat jelas dinyatakan. Walaupun Anda sudah menjadi cabang, Anda tetap dipotong. Pernyataan tersebut sudah sangat jelas, dan tidak perlu diperjelas lagi. Lalu "dicampakkan ke dalam api" (ay.6) juga merupakan pernyataan yang sangat jelas. Tidak perlu diperjelaskan lagi.
Sekarang pertimbangkanlah hal ini. Tanyakanlah di hadapan Allah: "Jenis tanah yang seperti apakah hati saya ini? Seberapa jauh tanggapan saya?" Dan jangan mengira bahwa dengan berkata, "Baiklah saya akan mengejar yang tigapuluh kali lipat saja", maka berarti Anda tidak meninggikan diri. Itu sama sekali bukan sikap merendah! Anda justru sedang menghambat kuasa Firman Allah yang bekerja melalui Anda. Benih yang seharusnya dapat menghasilkan seratus kali lipat Anda hambat sehingga tinggal tigapuluh kali lipat saja hasilnya. Alasan apa yang akan Anda berikan nanti? Jadi baiklah kita berdoa supaya Allah dapat memakai kita sepenuhnya, supaya kehendak Allah dapat dilakukan sepenuhnya di dalam hidup kita. Tanpa hambatan sama sekali! Katakan, "Tuhan, inilah saya dengan segala kelemahan saya, dengan segala kegagalan saya, biarlah kuasa yang daripadaMu saja, dan bukan kekuatan saya, yang bekerja selanjutnya. Pakailah hidup saya sepenuhnya! Genapilah kehendakMu! Hindarkanlah saya dari kecenderungan untuk menghalangi kuasa FirmanMu."
Kunci untuk dapat Berbuah - Ketahanan Menghadapi Penderitaan
Apa yang menjadi perbedaan utama dari kedua kelompok ini? Ini adalah hal yang ingin saya ulas sampai ke dasarnya. Apa yang membedakan mereka yang selamat dan yang tidak dapat bertahan?  Apa yang membedakan antara yang akan bertumbuh semakin kuat secara rohani dan yang tidak akan menghasilkan apa-apa, sampai kepada mereka yang akhirnya murtad.
Apa kuncinya? Inilah poin yang ingin saya tanamkan di dalam hati Anda. Semua pembahasan ini sebenarnya berkisar pada satu hal: apakah Anda memahami arti penderitaan dan apakah Anda bersedia menanggungnya. Itulah hal yang akan memberi perbedaan. Saat ini Anda mungkin masih belum memahaminya, akan tetapi saya ingin agar Anda merenungkannya sejenak.
Kata terakhir di dalam bagian perumpamaan tentang penabur di Lukas ini adalah "ketekunan". Kata ini mengandung makna 'ketahanan atau daya tahan'. Kata terakhir inilah yang menjadi kuncinya. Kata terakhir di dalam perumpamaan ini haruslah Anda ingat baik-baik. Jika Anda tidak ingat keseluruhan isi perumpamaannya, maka paling tidak Anda ingat pada kata 'ketekunan' ini. Kata ini menunjukkan bahwa Anda tidak duduk diam sambil menunggu sesuatu terjadi. Kata ini menunjukkan suatu daya tahan di dalam menjalani penderitaan.
Kita tidak perlu membuang waktu memikirkan tipe pertama yang tidak diselamatkan karena mereka memang tidak akan mau menerima Firman Allah. Akan tetapi kita perlu memperhatikan tipe kedua dan ketiga itu. Mereka orang-orang yang menerima Firman Allah, yang telah menjadi orang percaya, namun hanya sebentar saja dan kemudian murtad. Mengapa mereka ambruk? Karena tidak tahan menghadapi tekanan. Mereka menjadi orang Kristen mungkin karena beberapa pengajar yang berkhotbah seperti ini: "Jika Anda datang kepada Yesus maka Anda akan memperoleh damai sejahtera dan sukacita". Mereka menawarkan manisan. Siapa yang tidak suka manisan? Dan memang demikian, seringkali pekabaran Injil berlangsung seperti obralan permen.
Kesukaran Pasti Menimpa orang Kristen
Cara Yesus mengabarkan Injil sangat jauh berbeda. Ia menyatakan bahwa menjadi orang Kristen bukanlah perkara gampang. Anda harus bertahan menghadapi tekanan. Anda harus melewati banyak tekanan. Injil secara terang-terangan menyebutkan hal ini. Rasul Paulus, saat mengabarkan Injil, tidak pernah mengobralnya seperti permen. Lihat saja di Kisah 14:22. Apa yang terbaca di sana? "Untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara". Itulah pernyataan dari Injil. Anda akan memasuki kerajaan Allah, benar, tapi harus melalui banyak sengsara. Saya berterima kasih kepada Allah yang membawa saya kepada para pengajar yang jujur akan hal ini. Saya muak melihat orang yang mengobral kerajaan Allah seperti barang murahan. Kemudian, ketika segala sesuatu mulai bermasalah, Anda bertanya-tanya, "Hei, apa yang terjadi dengan saya? Mengapa muncul banyak masalah justru sesudah saya menjadi Kristen?" Tepat sekali! Ketika Anda menjadi Kristen, Anda akan mendapati bahwa segala sesuatu di dunia ini mulai menjauhi Anda. Segala sesuatu mulai menjadi masalah. Dengan begitu Anda akan tahu bahwa Anda sudah menjadi Kristen. Begitulah cara untuk mengetahui apakah Anda Kristen atau bukan. Jika Anda menyangka bahwa segala sesuatunya akan menjadi indah buat Anda, maka Anda masih belum memahami persoalannya. "Untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah," kata Paulus, "Kita harus mengalami banyak sengsara".


Di sini Yesus mengatakan hal yang persis sama. Ia berkata bahwa ketika benih mulai tumbuh, maka akan terjadi tiga hal. Yang pertama tercatat di Mat.13:21, yaitu 'penindasan'. Yang kedua adalah 'penganiayaan'. Dan yang ketiga terlihat di Lukas 8:13, yaitu 'pencobaan'. Kita perlu mempelajari ketiga hal ini: (1) penindasan, (2) penganiayaan, dan (3) pencobaan.

1.     Penindasan (Tekanan)
Ketiga hal ini akan menimbulkan tekanan yang luar biasa atas diri Anda. Suatu tekanan yang sangat berat. Kenyataannya, memang demikianlah arti dari penindasan di dalam bahasa sumbernya. Kata Yunani untuk 'penindasan' pada dasarnya berarti 'tekanan'. Berada di bawah penindasan berarti berada di bawah tekanan. Kata yang sama digunakan pula di dalam Kisah 14:22: "Untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara". Artinya Anda akan masuk dalam banyak rupa tekanan sepanjang waktu. Saya yakin bahwa mereka yang baru dibaptis pasti mulai mengalami tekanan, bukankah demikian? Jika Anda belum mendapatkannya, maka itu akan datang segera. Tetapi, jika Anda terus saja tidak mengalami tekanan, maka saya akan menguatirkan apakah Anda mengerti apa arti menjadi orang Kristen. Anda pasti akan mengalami tekanan. Inilah arti dari kata 'penindasan'.
Lalu bagaimana sikap seorang Kristen dalam hal ini? Apa yang disampaikan oleh rasul Paulus di dalam Roma 5:3? Ini adalah kata-kata yang perlu Anda tanamkan di dalam hati jika Anda ingin menjadi orang Kristen sejati. Rasul Paulus berkata, "Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita" (Rom5:3-5). Perhatikan kata-kata "Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita". Kata yang diterjemahkan dengan 'kesengsaraan' adalah kata yang sama dengan 'penindasan' dalam bahasa Yunani. Yaitu kata yang berarti 'tekanan': "kita bermegah di dalam tekanan".
Sekarang ini, gereja dipenuhi oleh orang-orang Kristen yang datang untuk mencari manisan. Mereka menjadi Kristen untuk menyenangkan hati sendiri. Tidak heran jika mereka segera mengeluh ketika tekanan mulai berdatangan. Mereka mulai mengeluh, "Hei, apa yang terjadi? Ada apa ini?" Ya, yang terjadi sebenarnya adalah Anda mulai mengalami kehidupan Kristen. Jika ada pengkhotbah yang tidak memberitahukan Anda bahwa ketika Anda menjadi Kristen, Anda akan masuk ke dalam tekanan, pengkhotbah itu tidak layak mengabarkan Injil. Ia tidak pantas mengabarkan Injil.
Orang-orang datang kepada saya dan mengeluh, "Mengapa? Mengapa semuanya menjadi kacau? Ayah saya jatuh sakit; ibu saya dibelit masalah keuangan; dan usaha saya berantakan. Saya sendiri harus menghadapi masalah pribadi di sana-sini. Apa yang terjadi? Saya kan sekarang sudah jadi orang Kristen! Allah seharusnya memberi saya gula-gula!" Allah tidak pernah menjanjikan manisan kepada Anda. Pelajarilah isi Alkitab! Jika Anda tahu apa artinya menjadi orang Kristen, seharusnya Anda bermegah bersama rasul Paulus yang berkata, "Bahkan lebih dari itu, kami justru bermegah di dalam kesengsaraan." Lalu Anda menyahut, "Ada apa dengan Paulus? Apa dia sejenis orang gila? Apa dia jenis orang yang gemar siksaan?" Bukan, tapi Paulus adalah orang yang memahami apa arti hidup sebagai orang Kristen; yaitu selalu berada di bawah tekanan. Saya harap Anda mencamkan hal itu baik-baik. Maka Anda akan dapat bersyukur kepada Allah atas tekanan yang Anda hadapi. Anda akan belajar untuk bersama rasul Paulus berkata, "Aku bermegah". Kita bermegah atas penderitaan, tekanan, yang harus kita tanggung.

2.     Penganiayaan
Kata yang kedua adalah 'penganiayaan'. Anda belum benar-benar orang Kristen jika Anda belum mengalami aniaya. Cepat atau lambat Anda akan mengalaminya, dan bentuk aniaya yang paling buruk adalah yang berasal dari sesama orang Kristen. Ingatlah selalu bahwa orang yang menganiaya Yesus sebagian besar berasal dari kalangan religius. Golongan Farisi, adalah kelompok orang yang fanatik; golongan ahli Taurat, adalah para teolog; imam-imam di Bait Allah, adalah para pemimpin agama di zaman itu - ketiga kelompok inilah yang menjatuhkan hukuman mati kepada Yesus. Ingatlah hal itu baik-baik!
John Wesley, seorang hamba Allah yang luar biasa, sepanjang hidupnya dianiaya oleh sesama orang Kristen. Tahukah Anda akan hal itu? Bukan orang non-Kristen yang menimbulkan aniaya berat bagi John Wesley. Ia juga mengalami aniaya dari orang non-Kristen. Akan tetapi orang Kristenlah yang paling menyusahkannya. Pada awalnya, ia diusir dari Gereja Inggris (gereja resmi kerajaan Inggris). Ia tidak diizinkan untuk berkhotbah di dalam setiap cabang Gereja Inggris, karena ia mengajar tentang kekudusan, dan Gereja Inggris tidak mau mendengar khotbah tentang kekudusan. Mereka mengusirnya keluar sehingga John Wesley harus berkhotbah di jalanan, karena ia tidak lagi boleh berkhotbah di mimbar gereja. Namun syukur kepada Allah, karena melalui John Wesley terjadi suatu kebangkitan rohani yang luar biasa di Inggris, yang tidak pernah dapat diimbangi oleh peristiwa-peristiwa kebangkitan rohani lainnya sepanjang sejarah Inggris. John Wesley sadar bahwa ia akan mengalami penganiayaan. Ia tidak menyimpan dendam terhadap mereka yang menganiaya dia. Dan sekarang ini, Gereja Inggris sangat menyesali apa yang sudah mereka perbuat terhadap John Wesley dahulu. Mereka sekarang mencoba untuk merangkul Gereja Metodis agar mau kembali ke Gereja Inggris.
Ingatlah hal ini baik-baik. Bagi mereka yang melayani Tuhan. Jika Anda setia kepada Injil, Anda akan menghadapi penganiayaan dari orang non-Kristen sekaligus dari sesama orang Kristen. Kadang kala Anda akan bertanya-tanya, "Mengapa saya dimusuhi semua orang?"
Di masa awal sejarah gereja, Athanasius, seorang hamba Allah yang luar biasa dari abad ke-4, mengalami pengucilan sampai tujuh kali. Siapa yang mengucilkannya? Sesama orang Kristen! Ia diusir keluar dari lingkungan gereja. Hanya cabang tempat ia melayani saja yang setia mempertahankannya. Gereja secara umum saat itu mengucilkan dia. Namun kemudian segala sesuatu mulai berbalik. Athanasius sekarang ini kita kenal sebagai seorang penyelamat besar di tengah lingkungan jemaat, ia menyelamatkan jemaat dari ancaman kesesatan yang mengerikan. Akan tetapi pada zamannya, ia sendiri malah dituduh sebagai orang sesat.
Sekarang kita sudah mendapatkan gambaran yang semakin jelas. Kata yang pertama adalah 'tekanan'. Kata yang kedua adalah 'penganiayaan'. Rasul Paulus berkata di 2 Tim.3:11, "Engkau telah ikut menderita penganiayaan dan sengsara seperti yang telah kuderita." Dan ia melanjutkan dalam ayat berikutnya, ay.12: "Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya". Anda harus menderita aniaya. Jangan mengira bahwa Anda adalah pengecualian! Jika Anda ingin dikecualikan, jangan menjadi orang Kristen. Saat Anda menjadi orang Kristen, sadari hal ini, "Saya akan menderita aniaya." Namun jika Anda tidak ingin menderita aniaya, maka kemasilah barang-barang Anda dan lupakan Kekristenan. Anda tidak usah menjadi orang Kristen sama sekali.

3.     Pencobaan
Kata yang ketiga adalah kata ‘pencobaan’ di Lukas 8:13. Kata 'pencobaan' di dalam bahasa Yunani memiliki dua makna. Makna pertama dari kata 'pencobaan' adalah ujian dari Allah. Jadi merupakan tindakan Allah untuk menguji Anda. Dalam pengertian ini, terjemahan yang dipakai bukanlah 'pencobaan'; karena merupakan ujian. Kata Yunani yang sama dipakai di 1 Pet.4:14 dengan makna pengujian ini. Di ayat ini, rasul Petrus berkata, "Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu." Di sini kata tersebut diterjemahkan dengan kata 'dinista' - menderita penistaan karena nama Kristus - dan Anda bisa saja diuji dengan cara ini. Berada di bawah tekanan, mengalami ujian Allah - diuji dengan api - merupakan bagian dari kehidupan orang Kristen. Anda akan selalu menghadapi ujian. Kita akan membahas hal itu sebentar lagi.
Makna kedua dari kata 'pencobaan' adalah digoda untuk berbuat dosa. Di sini pengertiannya sangat jauh berbeda. Dalam maknanya kali ini, Iblislah yang memegang peranan. Tentu saja, Iblis ikut berperan di dalam setiap ujian, dalam arti ia selalu mencoba untuk menjatuhkan Anda, menjauhkan Anda dari Allah. Namun, di dalam makna yang kedua ini, ia berperan langsung, bukannya sekadar dilibatkan. Ia menggoda Anda untuk berbuat dosa; mengumpankan dosa kepada Anda. Ia akan memamerkan kenikmatan dosa. Ia mencoba menjerat Anda ke dalam dosa. Ini dapat kita lihat contohnya di dalam Lukas 4:13, di mana setan mencoba untuk menggodai Yesus, mencoba untuk menjatuhkannya.

Penderitaan - bisa Membinasakan atau Memberi Pertumbuhan
Secara keseluruhan, kita dapat melihat bahwa penderitaan memang tidak terpisahkan dari kehidupan orang Kristen. Kita sudah melihat arti dari ketiga kata yang dipakai oleh Yesus dalam menjelaskan mengapa benih yang jatuh di tanah yang berbatu-batu itu layu. Perhatikan perumpamaan ini sekali lagi. Di dalam perumpamaan ini, penderitaan dibandingkan dengan matahari. Sangatlah penting untuk dapat memahami hal ini. Dikatakan bahwa ketika matahari terbit, maka benih yang tumbuh di tanah berbatu-batu itu mati, karena mereka tidak berakar dan tidak mendapat cukup air. Renungkanlah hal ini. Di dalam pengajaran Yesus kali ini, matahari dibandingkan dengan penderitaan. Hal ini sangat penting. Matahari dapat membinasakan ataupun membantu pertumbuhan. Ini sebabnya saya nyatakan bahwa poin ini sangat penting dalam memahami perumpamaan ini.
Tanpa matahari, tidak ada tanaman yang dapat bertumbuh. Matahari sangatlah dibutuhkan, dalam pengertian tertentu, oleh tanaman yang menghasilkan buah. Ia memampukan tanaman untuk dapat menghasilkan banyak buah. Akan tetapi bagi tanaman yang tidak berakar, matahari akan membinasakannya. Penindasan sama seperti matahari. Ia akan membawa Anda semakin masuk dalam kerohanian, atau akan membinasakan kerohanian Anda, dan itu semua bergantung pada Anda, bukannya pada matahari. Kita akan menelaahnya dengan lebih teliti sesaat lagi.

Tiga Perkara Fatal bagi Orang Kristen
Mari kita lihat satu lagi kategori orang percaya yang gagal bertahan, yaitu benih yang tumbuh di tengah semak belukar. Pada saat benih jatuh ke tengah semak belukar, semak itu masih tidak kelihatan. Benih firman dan benih semak belukar itu tumbuh bersama-sama dan dengan berjalannya waktu, semak itu mulai mencekik benih yang ditabur. Di bagian ini, kita juga melihat ada tiga hal yang berkaitan dengan semak belukar itu (Mk 4:19). Kita mulai dari ayat 18: "Dan yang lain ialah yang ditaburkan di tengah semak duri, itulah yang mendengar firman itu," - sekarang perhatikan tiga hal yang disampaikanNya - "lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan dan keinginan-keinginan akan hal yang lain..."
Yesus menggunakan tiga kata bagi penderitaan: aniaya, tekanan dan pencobaan sehubungan dengan mereka yang tumbuh di tanah berbatu-batu. Selanjutnya, Yesus memakai tiga ungkapan pula dalam hubungannya dengan mereka yang tumbuh di tengah semak belukar; yaitu, (1) kekuatiran dunia ini, (2) tipu daya kekayaan dan (3) keinginan-keinginan akan hal yang lain. Ketiga hal ini akan menjadi perkara yang fatal bagi orang Kristen yang coba-coba memberi lahan bagi hal-hal tersebut - mementingkan dunia, mementingkan masa sekarang.
Menghindari Penderitaan berarti Mengejar Kesenangan Duniawi
Sekarang cobalah tanyakan pada diri Anda sendiri mengapa ketiga hal tersebut akan berdampak besar bagi orang Kristen. Seseorang yang tidak mau menderita adalah orang yang hanya ingin menikmati apa yang disebut 'kehidupan'. Ia ingin menghindari penderitaan. Jadi, pada dasarnya, hal yang sama berlaku di sini. Jika Anda tidak ingin menderita, maka Anda pasti akan pergi mengejar kekayaan. Mengejar kenikmatan duniawi. Itulah cara untuk lari dari penderitaan. Jadi mereka yang percaya tetapi gagal bertahan sebenarnya adalah sama persis dengan mereka yang pertama, yang tumbuh di tanah berbatu-batu; mereka semua mau lari dari tekanan. Mereka ingin mencari pelarian di dunia ini, mereka kuatir jika mereka tidak dapat meraih apa yang mereka kejar di dunia ini.
Pada dasarnya, kedua-duanya memiliki mentalitas yang sama tapi hanya pengungkapannya yang berbeda. Mengapa seorang Kristen mencintai uang? Karena uang dapat menyingkirkan tekanan dari pundak mereka, bukankah begitu? Uang dapat menolong mereka untuk mendapatkan mobil mewah; uang dapat membantu mereka mendapatkan rumah yang lebih indah; uang dapat membantu mereka untuk meringankan beban dan penderitaan. Lagi pula, apa arti penderitaan sesungguhnya? Penderitaan sebenarnya berarti masuk dalam tekanan keuangan. Anda tidak mau berada di bawah tekanan keuangan, dan untuk itu Anda berusaha untuk mendapatkan uang.
Apa artinya? Anda tidak ingin menghadapi aniaya; Anda ingin dihormati semua orang. Bagaimana cara agar dihormati orang? Hanya jika Anda memiliki uang! Anda dapat mengendarai mobil mewah; dapat menjalani hidup penuh gaya. Orang akan menghormati Anda; mereka tidak akan menganiaya Anda. Terlebih lagi, jika Anda punya banyak uang, sangat berbahaya jika ada orang yang coba-coba menganiaya Anda. Anda dapat membayar pengacara. Orang Kristen yang miskin tidak dapat menyeret Anda ke pengadilan; tapi jika ia orang kaya, dan Anda mengganggunya, maka ia akan menyeret Anda ke pengadilan. Ia punya banyak pengacara. Jika Anda memfitnahnya, atau mengucapkan hal-hal yang buruk tentangnya, Anda akan masuk dalam masalah besar. Tidak ada orang yang berani mengganggu orang kaya, tapi banyak yang berani menyerang orang miskin. Orang miskin tidak dapat membela diri, tapi orang kaya mereka tidak berani serang.
Selanjutnya, tentu saja, Anda mulai menginginkan banyak hal karena Anda mampu membelinya. Orang miskin tidak punya uang untuk itu; ia hanya dapat mengkhayal tentang barang-barang mewah. Jika Anda tidak punya uang untuk membelinya, Anda hanya bisa mengaguminya dari balik kaca. Tetapi orang kaya, dengan uang yang dimilikinya, ia menginginkan segalanya, karena ia memiliki kuasa untuk mendapatkan apa yang diinginkannya. Jika ia ingin berlibur ke Florida (Amerika), ia segera berangkat ke sana. Dapatkah Anda berlibur ke Florida? Tidak! Itu karena Anda tidak cukup kaya. Jadi Anda hanya bisa mengagumi Florida dari halaman majalah. Anda menikmati keindahan alam Florida dari gambar-gambar di majalah. Ada gambar kapal layar di sana, dan Anda membayangkan, "Wah, seperti apa rasanya berlibur di sana." Anda hanya dapat menikmatinya dari kejauhan, lalu Anda mulai membatin, "Saya harus mencari lebih banyak uang. Saya harus bekerja lebih keras lagi, sehingga saya dapat menikmati hidup ini."
Jadi kategori ini pun mencoba untuk lari dari penderitaan sejauh mungkin, dan mencari pelarian di dunia. Perbedaan di antara yang selamat dengan yang gagal terletak pada pemahaman akan makna penderitaan serta kesediaan untuk menanggungnya. (1) Anda mungkin memahaminya, tetapi Anda tidak mau menerimanya, hal ini tidak menolong Anda. (2) Anda bersedia menerimanya, dan seperti Paulus, bermegah dalam kesengsaraan. Itulah perbedaan antara kelompok yang selamat dengan yang tidak selamat.
Penderitaan itu Tidak Terelakkan dan Perlu
Sekarang kita sampai ke bagian kesimpulan tentang penderitaan. Hal pertama yang berkaitan dengan penderitaan adalah: Penderitaan bagi orang Kristen tidak mungkin dapat dihindari. Sama seperti sinar matahari; matahari bersinar tidak hanya kepada orang non-Kristen akan tetapi juga bersinar atas orang Kristen. Ia bersinar atas semua orang. Ia akan membinasakan yang satu, tetapi juga membantu pertumbuhan yang lain. Alasan mengapa satu tanaman layu terkena sinar matahari bukan semata-mata karena terik matahari itu saja. Matahari tidak memusatkan sinarnya kepada satu titik saja; ia bersinar ke segala arah. Jika ia bersinar atas tanaman yang kemudian layu, ia juga bersinar atas tanaman yang semakin subur. Jadi sia-sia jika seseorang yang gagal lalu mengeluh, "Saya menderita lebih dari yang lain." Anda tidak menderita lebih dari yang lain. Saya jamin bahwa penderitaan Anda tidak ada sepersepuluh dari penderitaan Paulus atau Kristus. Tapi perhatikanlah orang Kristen yang lemah. Ia menggerutu setiap kali ada masalah. Selalu bertanya, "Mengapa Allah berbuat ini kepada saya?" Ia melakukan hal itu kepada Anda karena Anda memang membutuhkan sinar matahari. Tidak ada tanaman yang bertumbuh tanpa sinar matahari. Anda harus dapat bertahan. Benih yang jatuh ke tanah keras juga mendapat sinar matahari. Tentu saja ia tidak perlu kuatir karena ia tidak akan berlama-lama di sana. Matahari bersinar ke segala arah. Jadi dengan cara yang sama, di dalam hidup ini, tidak ada jalan untuk menghindari penderitaan dan aniaya. Anda dapat melarikan diri dengan mengandalkan dunia ini, namun itu hanya membuat Anda masuk ke dalam masalah yang lain.
Dunia ini penuh dengan tipu daya. Tampaknya Anda diberi sesuatu yang baik; lalu Anda dijerat untuk semakin jauh masuk ke dalamnya; dan pada akhirnya Anda mendapati bahwa hal iu tetap berakhir dalam penderitaan tapi dalam bentuk yang berbeda. Di dalam hidup ini, tidak ada tempat untuk lolos dari penderitaan, setidaknya dalam jangka panjang. Orang Kristen yang bijak sudah memahami hal itu. Ia tahu bahwa mereka yang kaya juga tidak dapat tidur nyenyak karena kuatir mungkin akan diculik demi tebusan; atau bank tempat ia menyimpan dananya ditutup; atau perusahaan asuransi yang menjaminnya bangkrut; atau harga saham-saham yang dibelinya ternyata anjlok; dan masih banyak lagi kekuatiran lainnya. Kekuatiran mereka tidak ada akhirnya. Siapa yang akan menerima warisan jika ia mati, dan apakah keluarganya akan berkelahi memperebutkan warisan itu nantinya. Ada yang lebih buruk lagi, yaitu mereka yang sudah kehilangan kesehatannya sebelum menjadi kaya. Seperti yang sudah pernah saya ceritakan kepada Anda, ada beberapa orang yang mengorbankan kesehatannya untuk dapat memperoleh kekayaan, lalu kemudian, sesudah menjadi kaya, mereka menggunakan kekayaan itu untuk mengembalikan kesehatan mereka. Dan hal yang begini sering terjadi.
Selanjutnya hal kedua yang perlu kita pahami sehubungan dengan penderitaan adalah ini: alasan mengapa Anda bermegah atas penderitaan adalah karena Anda tahu bahwa penderitaan itu membasmi dosa di dalam hidup Anda. Hal ini ada di 1 Pet.4:1: "Barangsiapa telah menderita penderitaan badani, ia telah berhenti berbuat dosa." Sangatlah penting untuk memahami bahwa: penderitaan akan memangkas akar-akar dosa. Penderitaan merupakan jalan untuk membasmi lalang di dalam hidup Anda, membasmi sampai ke akarnya. Jika Anda izinkan penderitaan itu bekerja dan jika akar-akar lalang itu dihadapkan ke matahari, maka lalang itu akan dibasmi. Penderitaan akan memurnikan hidup Anda. 1 Pet. 1: 6,7memberitahu kita bahwa itulah ujian bagi iman kita, seperti emas yang diuji dengan api sehingga menjadi semakin murni. Atau, jika kita kaitkan dengan perumpamaan ini, sejalan dengan semakin teriknya sinar matahari, tanaman tersebut menancapkan akarnya semakin jauh ke dalam tanah. Kualitas kehidupan rohaninya meningkat karena ia tahu bahwa ia harus bergerak lebih jauh lagi ke dalam untuk dapat menyerap semakin banyak air yang dibutuhkannya.
Yang ketiga, penderitaan pada kenyataannya adalah tanda dari kasih Allah. Sinar matahari demikian indahnya! Sinar matahari membantu pertumbuhan tanaman. Jika Anda memiliki akar, tanaman yang memiliki akar justru menikmati sinar matahari. Sangat luar biasa! Ia bertumbuh justru karena sinar matahari. Ini menggambarkan kasih Allah kepada kita, sebagai contoh di Ibrani12:10. Kita diberitahu bahwa melalui penderitaan dan disiplin, kita dapat beroleh bagian dalam kekudusanNya. Tahukah Anda akan hal itu? Kekudusan hanya dapat diperoleh melalui penderitaan! Allah memberi penderitaan agar supaya "kita beroleh bagian dalam kekudusanNya" - supaya kita dapat menjadi serupa dengan Dia. Secara umum, Ibrani 12:3-11 berbicara tentang fakta bahwa Allah mendisiplin kita karena Ia mengasihi kita. Saya mendisiplin anak saya karena saya mengasihinya. Disiplin adalah ungkapan kasih dan kepedulian saya. Saya tidak mendisiplin anak tetangga saya, karena itu anak orang lain, jika anak itu melakukan kenakalan, seperti merusak rumahnya sendiri, maka itu bukan tanggung jawab saya. Saya tidak akan mendatanginya dan menegur, "Mengapa kamu merusak rumah kamu?" Jika orang tuanya tidak menghentikannya, mengapa saya harus melakukannya? Akan tetapi saya mempedulikan anak saya. Jika anak saya melakukan hal itu, maka saya akan mendisiplinnya. Hal ini akan melukai hatinya; dan saya juga, akan tetapi penderitaan adalah ungkapan dari kasih.
Kita Dipanggil untuk Masuk dalam Persekutuan Penderitaan Yesus
Dan terlebih lagi, kita dipanggil untuk masuk ke "persekutuan dalam penderitaan-Nya" (Flp.3:10). Yesus berbicara tentang hal yang sama: "Barangsiapa yang ingin mengikut Aku, ia harus memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku." Anda mau mengikut Yesus? Anda harus berjalan di belakangnya. Ia memikul salibnya; dan Anda memikul salib Anda. Anda mengikut dia dalam - "persekutuan dalam penderitaan-Nya". Hal ini sangat penting untuk dipahami. Dan hal ini juga mengandung berbagai macam makna:
Pertama, itu berarti bahwa ketika Anda menanggung penderitaan, maka Anda adalah muridnya. Anda mengikut jejaknya. Di 1 Pet.2:21 dikatakan bahwa Yesus meninggalkan teladan untuk kita mengikuti jejaknya. Itu sebabnya ketika Anda menanggung penderitaan maka Anda tahu bahwa Anda adalah seorang murid. Penderitaan ini adalah buktinya.
Kedua, penderitaan ini membuktikan bahwa kita memuliakan Kristus dengan tubuh kita. Rasul Paulus berkata bahwa ia bermegah di dalam penderitaannya. Di Filipi 1:20 ia berkata, "Sebab yang sangat kurindukan dan kuharapkan ialah ... Kristus dengan nyata dimuliakan di dalam tubuhku, baik oleh hidupku, maupun oleh matiku." Di mana ada orang Kristen seperti ini sekarang? Di mana kita dapat menemukan orang seperti itu? Orang sekarang hanya ingin hidupnya saja, bukan matinya. Paulus berkata, "Aku lebih suka mati." Ia tidak takut mati karena "Kristus dimuliakan dengan matiku". Kita melihat bagaimana ia berkeras untuk pergi ke Yerusalem sekalipun yang lain berusaha mencegahnya. Ia tidak pernah takut untuk mati. Ia akan memuliakan Allah di dalam penderitaannya.
Ketiga, kita dapati bahwa hanya melalui penderitaan kita akan dapat mengenal Yesus sampai ke tingkat yang terdalam. Kepada orang Kristen semacam inilah kita perlu bersekutu, sayangnya mereka tergolong langka. Dengan mereka Anda dapat bersekutu sampai tingkat yang terdalam. Anda tahu mengapa? Karena mereka benar-benar mengenal Yesus. Bagaimana cara mereka mengenal Yesus? Di mana mereka mengenal dia? Di dalam kelas penderitaan! Seorang Kristen yang telah mengalami penderitaan akan memiliki kedalaman yang tidak dimiliki oleh orang Kristen lainnya. Mereka memiliki kedalaman. Mereka benar-benar mengenal Yesus - bukannya sekadar berkata, "Aku percaya padanya." Mereka mengenal Yesus sampai ke tingkat yang terdalam. Ini adalah jenis orang Kristen yang sudah langka sekarang ini. Jika suatu hari nanti Anda mendapat kesempatan untuk bertemu dengan saudara-saudara seiman di China, Anda akan mengerti maksud saya. Orang yang sudah pernah mengalami kesulitan di tempat kerja paksa adalah orang Kristen dengan kualitas yang berbeda. Ia bukanlah tipe orang Kristen Hari Minggu. Bukan pula orang Kristen yang gemar bertamasya. Ia adalah orang Kristen yang sudah mengalami masa kerja paksa, penderitaan, pukulan dan interogasi. Ada kualitas yang berbeda di dalam diri orang-orang ini. Mereka mengenal Yesus secara khusus.
Inilah yang Paulus rindukan. Ia berkata, "Apakah engkau ingin mengenal Yesus? Saya beritahu cara untuk mengenal Yesus. Kamu dapat mengenalnya di tempat penderitaan." Jika Anda tidak ingin menderita, maka Anda tidak akan mengenal Yesus. Anda tidak akan dapat mengenal Yesus dengan memasuki sekolah Alkitab dan belajar di sana. Itu bukan tempat untuk mengenal Yesus; itu tempat untuk memperoleh pengetahuan akademis. Tidak seorang pun yang lulus dari sekolah Alkitab memiliki pengenalan akan Yesus seperti pengenalan yang dimiliki oleh Paulus, dengan cara sebagaimana yang sudah kita bicarakan. Tak seorangpun lulusan dari sekolah Alkitab yang memiliki pengenalan akan Yesus seperti saudara-saudara di China yang mungkin tidak memiliki pendidikan tinggi. Jika Anda berbicara dengan kedua macam orang ini, maka Anda akan melihat perbedaan seperti perbedaan di antara langit dan bumi. Mereka merupakan dua tipe orang yang berbeda sepenuhnya. Yang satu mengenal Yesus; yang satunya lagi hanya memiliki pengetahuan tentang Yesus. Perbedaannya sangatlah besar.
Yang mana yang Anda inginkan? Jika Anda ingin tahu lebih banyak tentang teologi, ada banyak toko buku Kristen di kota Anda. Beli saja beberapa buku dan bacalah. Anda ingin mendapat pengetahuan teologis yang sistematis, cari bukunya dan bacalah. Namun Anda tidak akan mengenali Yesus lebih mendalam hanya berbekalkan buku-buku itu. Mengenal Yesus hanya dapat dilakukan di dalam kelas penderitaan, di dalam persekutuan dalam penderitaannya. Itu sebabnya mengapa di Filipi 3:10, rasul Paulus berkata, "Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya". Ia meletakkan semua itu di dalam satu kalimat. Mengapa? Karena memang tidak terpisahkan. Apakah Anda ingin mengenal dia? Anda akan dapat mengenalnya di dalam persekutuan dalam penderitaannya. Itulah saat di mana Yesus menjadi lebih dekat kepada Anda; saat di mana Anda paling membutuhkan dia; dan saat di mana ia akan berbicara dengan sangat jelas kepada Anda.
Saya menyampaikan hal ini berdasarkan pengalaman. Masa tiga tahun di China, ketika saya menghadapi kelaparan dan aniaya sampai batas tertentu, adalah saat di mana saya melangkah di dalam persekutuan yang termanis dan terdekat dengan Yesus. Di bawah tekananlah, di dalam "persekutuan dalam penderitaannya" saya mengenalnya secara mendalam - saat yang jauh lebih berharga ketimbang masa belajar di sekolah Alkitab, ketimbang masa kuliah teologia. "Persekutuan dalam penderitaanNya!" Saya harap semua ini membantu Anda dalam memahami makna penderitaan, makna dan nilai dari penderitaan. Saat menanggung penderitaan adalah masa di mana Anda mengalami kedekatan yang paling erat dengan Yesus.
Namun itu terjadi hanya jika Anda menancapkan akar lebih jauh ke dalam tanah. Penderitaan juga dapat menjauhkan Anda dari Tuhan, sebagaimana yang terjadi dengan dua kategori yang murtad. Penderitaan juga dapat menarik Anda kepada Allah, tergantung pada Anda, pada kondisi hati Anda. Jika Anda mengalami penderitaan, bersyukurlah kepada Allah, katakanlah, "Sekarang kesempatan saya untuk dapat mengenalNya." Mendekatlah kepadaNya. Bertahanlah di dalam Tuhan, maka Anda akan mendapati bahwa Tuhan mendampingi Anda - dalam persekutuan dengan Anda. Maka Anda akan dapat merasakan manisnya suatu persekutuan. Anda tidak akan pernah tahu seberapa dekat Tuhan bagi Anda sampai tibanya saat penderitaan itu. Anda akan berkata, "Tuhan, saya tidak pernah tahu sebelumnya bahwa Engkau begitu dekat di sisi saya. Engkau selalu bersama saya setiap saat." Di dalam setiap penderitaan Anda, Anda akan mendapati bahwa Ia pun ikut menderita bersama Anda.
Penderitaan berat disiapkan untuk Orang-orang pilihan
Terakhir, ada satu kategori penderitaan yang saya sendiri tidak berani menyebutkannya, karena kategori penderitaan yang satu ini disiapkan hanya untuk orang-orang pilihan Allah, bejana kemuliaan Allah. Ini adalah kesempatan istimewa untuk menanggung penderitaan yang hanya disediakan bagi mereka yang sudah ditentukan oleh Allah. Kebanyakan di antara kita tidak layak untuk menjalaninya. Anda tahu ketika Allah memilih Paulus, inilah yang dikatakanNya di dalam Kisah 9:15-16: "Orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku" dan "Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena nama-Ku." Apakah Anda ingin menjadi alat pilihan? Itu dia! Saya sudah mendengar banyak orang yang berkata, "Tidak adil. Allah memilih Paulus." Apakah Anda bersedia menanggung penderitaan hebat? Anda dapat saja menjadi Paulus yang berikutnya. Anda berpeluang untuk itu. Namun, sebelum saatnya tiba, jangan terlampau yakin akan hal itu. Hal lainnya adalah, jika Dia memilih Anda, maka Anda akan memikul beban salib yang luar biasa beratnya di pundak Anda. Paulus adalah jenis orang yang bermegah di dalam kesengsaraan. Allah memilih dia dan berkata, "Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena nama-Ku."
Saya teringat pada Wang Ming Dao sebelum ia masuk ke penjara. Ia berkata, "Saya tidak layak untuk menderita bagi Kristus." Ia terus menerus berkata bahwa ia tidak layak untuk menderita bagi Kristus. Mungkin ia menyadari poin ini: dipanggil untuk menderita bagi Kristus adalah suatu kesempatan yang sangat istimewa, yang tidak diberikan kepada sembarang orang. Orang-orang Kristen di China tahu persis akan hal ini. Akhirnya Wang Ming Dao mendapat kesempatan istimewa ini. Apakah ia masih hidup sekarang ini, kita tidak tahu persis. Akan tetapi ia, paling tidak, memahami bahwa ini adalah kesempatan istimewa yang tidak diberikan kepada sembarang orang.
Apakah Anda melihat hal ini sebagai suatu kesempatan istimewa? Apakah mata Anda terbuka untuk memahami makna penderitaan? Jika ya, maka Anda akan menjadi bagian dari mereka yang tidak saja menghasilkan buah, akan tetapi menghasilkan sampai tigapuluh, enampuluh atau bahkan seratus kali lipat!