Minggu, 30 September 2018
PELAJARILAH ALKITAB
How are you today?
Nats: ayat 11
Kisah Pr. Rasul 17:10-15
Orang-orang Yahudi di kota itu ... menerima firman itu dengan segala kerelaan hati dan setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui, apakah semuanya itu benar demikian. (Kisah Pr. Rasul 17:11)
Bacaan Alkitab Setahun:
Maleakhi 1-4
Pada 2002, George Barna melakukan survei terhadap orang Kristen di Amerika. Ia ingin mengetahui pengetahuan mereka tentang Alkitab. Hasilnya: 48% responden tidak dapat menyebutkan nama 4 kitab Injil; 52% tidak dapat menyebutkan lebih dari 3 nama murid Yesus; 60% tidak dapat menyebutkan 5 saja dari 10 Perintah Allah; 61% mengira bahwa “Khotbah di Bukit” adalah khotbah Billy Graham. Bahkan, 71% responden juga mengira bahwa kalimat “Tuhan menolong mereka yang menolong dirinya sendiri” adalah sebuah ayat Alkitab!
Jemaat Berea adalah jemaat yang “menerima firman itu dengan segala kerelaan hati” (ay. 11). Artinya, mereka tidak mengeraskan hati; mereka membuka hati untuk diajar tentang kebenaran. Dan, mereka tak sekadar membaca firman, tetapi juga menyelidikinya. Dari situ, mereka dapat menguji apakah ajaran yang mereka terima itu benar (ay. 11). Sebagai buahnya, iman mereka bertumbuh, kepercayaan mereka pada sang Mesias diteguhkan (ay. 12a).
Bahkan, hidup mereka pun berdampak: mereka menjadi berkat bagi orang non-Yahudi, yang turut menjadi percaya (ay. 12b).
Ironis bila di tengah kebebasan untuk membaca dan memiliki Alkitab, orang justru kerap tidak membaca dan mempelajarinya. Padahal, inilah surat yang memperkenalkan Pribadi Allah yang benar. Inilah panduan Allah, yang memberi kita jalan saat menghadapi berbagai pergumulan. Inilah pertolongan Tuhan, agar kita tak kalah menghadapi masalah atau terperangkap dalam ajaran yang salah. Mari mempelajari firman-Nya.
Happy sunday guys...
Jayapura, 30 September 2018
Ps. GELPHY NARTHA S.
Silahkan download aplikasi saya di google Play Store pada android atau Handpone Anda dengan mengetik Gelphy Nartha di kotak pencarian/search.
https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha
http:gelphyministry.blogspot.co.id
Sabtu, 29 September 2018
END OF TIME
How are you today?
Nats: ayat 36
Matius 24:1-36
Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorang pun yang tahu... hanya Bapa sendiri. (Matius 24:36)
Bacaan Alkitab Setahun:
Zakharia 8-14
Kapan zaman ini berakhir? Inilah pertanyaan manusia sepanjang zaman yang tak kunjung terjawab. Yesus mengajarkan bahwa dunia ini pasti berakhir ketika Dia datang untuk kedua kalinya (ay. 30-31). Kapan Dia datang kembali? Tak seorang pun yang tahu kecuali Bapa di surga.
Namun, Dia memberi kita tanda-tanda yang perlu kita perhatikan, agar kita waspada dan siaga. Tanda-tanda kedatangan-Nya kembali, antara lain bertambahnya pengajar dan mesias palsu (ay. 5), berita tentang peperangan (ay. 6-7a), meningkatnya bencana alam seperti tsunami, gempa, banjir, kekeringan, gagal panen, kelaparan (ay. 7b), dan Injil tersebar ke seluruh penjuru bumi (ay. 14). Yesus memberitahukan bahwa peristiwa-peristiwa ini bagaikan rasa sakit yang dialami seorang ibu yang akan melahirkan. Semakin dekat, frekuensi dan eskalasi rasa sakit itu semakin kuat (bdk. Yoh. 16:21). Demikian pula dengan kedatangan-Nya kembali. Ketika tanda-tanda di atas semakin intensif terjadi, berarti waktunya kian mendekat.
Bagi orang percaya, keadaan tersebut tidak perlu membangkitkan ketakutan. Sebaliknya, kita menantikan kedatangan-Nya dengan tekun dan sungguh-sungguh. Seperti seorang ibu yang sakit bersalin, penderitaan yang ditanggungnya itu berganti dengan kebahagiaan yang tak terkira ketika sang bayi terlahir dengan sehat. Demikian pula, penantian orang percaya akan berpuncak pada kebahagiaan yang tiada taranya: kedatangan kembali Tuhan dan Juruselamat untuk menjemput kita, mempelai perempuan-Nya yang cemerlang.
Jayapura, 29 September 2018
Ps. GELPHY NARTHA S.
Silahkan download aplikasi saya di google Play Store pada android atau Handpone Anda dengan mengetik Gelphy Nartha di kotak pencarian/search.
https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha
http:gelphyministry.blogspot.co.id
Jumat, 28 September 2018
BERKAT DIBALIK PERTOBATAN
How are you today?
Nats: ayat 7
Bilangan 21:1-9
Kami telah berdosa, sebab kami berkata-kata melawan TUHAN dan engkau; berdoalah kepada TUHAN, supaya dijauhkan-Nya ular-ular ini dari pada kami. (Bilangan 21:7)
Bacaan Alkitab Setahun:
Zakharia 1-7
Perjalanan hidup orang percaya tidak selamanya mulus. Ada kalanya penderitaan menghampiri mereka. Walaupun demikian, respons mereka berbeda-beda. Ada yang berserah, tetapi tidak sedikit pula yang menggerutu ketika tertimpa masalah.
Demikian juga dengan bangsa Israel dalam perjalanan di padang gurun. Israel baru saja mengalami berkat Tuhan dengan mengalahkan Arad secara gemilang. Kemudian, hanya karena harus berjalan sedikit lebih jauh, mereka menggerutu dan protes kepada Musa. Mereka melupakan berkat Tuhan yang baru saja mereka alami. Mereka tidak menghargai pemeliharaan-Nya. Mereka menganggap manna sebagai makanan hambar yang memuakkan. Kali ini Tuhan menghukum mereka dengan mengirimkan ular tedung untuk memagut mereka. Banyak di antara mereka yang mati karenanya. Mereka lalu bertobat dan meminta Musa untuk berdoa bagi mereka. Tuhan pun menyuruh Musa untuk membuat tiruan ular tedung dan menaruhnya pada sebuah tiang. Setiap orang yang terkena bisa ular itu akan tetap hidup bila melihatnya.
Dalam Yohanes 3, Yesus menggunakan peristiwa itu untuk menggambarkan keselamatan. Karena dosa, mereka dipagut ular berbisa sehingga mati. Dosa itu bagaikan racun yang mematikan.Ketika mereka memandang kepada ular tembaga di atas tongkat kayu, simbol dari kematian Kristus di atas salib yang menebus dosa manusia, mereka terselamatkan dari racun dosa. Orang berdosa yang memandang salib Kristus akan diberi anugerah keselamatan yang membawa pertobatan dan hidup baru.
Jayapura, 28 September 2018
Ps. GELPHY NARTHA S.
Silahkan download aplikasi saya di google Play Store pada android atau Handpone Anda dengan mengetik Gelphy Nartha di kotak pencarian/search.
https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha
http:gelphyministry.blogspot.co.id
Kamis, 27 September 2018
DARE TO BE RESPONSIBLE
How are you today?
Nats: ayat 12
Yunus 1:1-15
Angkatlah aku, campakkanlah aku ke dalam laut, maka laut akan menjadi reda dan tidak menyerang kamu lagi. Sebab aku tahu, bahwa karena akulah badai besar ini menyerang kamu. (Yunus 1:12)
Bacaan Alkitab Setahun:
Zefanya 1-Hagai 2
Kisah Yunus sungguh menggelitik. Berbeda dari Musa yang meragukan panggilan Tuhan, Yunus malah berani melarikan diri dari panggilan Tuhan. Musa melewati laut, berjalan di tanah yang kering; Yunus melewati laut, terkurung di dalam perut ikan besar. Musa berseru agar Tuhan mengurungkan niat-Nya memusnahkan bangsa Israel; Yunus bersungut-sungut ketika Tuhan mengurungkan niat-Nya memusnahkan penduduk kota Niniwe.
Sekilas tidak ada hal yang membanggakan dari diri Yunus, tapi sebenarnya ada hal yang luar biasa pada nabi yang satu ini. Dalam perjalanannya ke Tarsis, menjauh dari hadapan Tuhan, Tuhan menurunkan angin ribut dan badai besar sehingga kapal yang Yunus tumpangi nyaris hancur (ay. 4). Di tengah kepanikan yang luar biasa, ia berkata, “Akulah alasan mengapa badai ini terjadi. Campakkanlah aku ke dalam laut, supaya badai menjadi reda” (ay. 12). Tidak ada jaminan bahwa ia akan selamat jika dicampakkan ke dalam laut. Tetapi, Yunus berani bertanggung jawab atas perbuatannya. Sekalipun ia harus bertaruh nyawa. Luar biasa, bukan?
Apakah kita bertanggung jawab atas perbuatan kita? Sayangnya, tidak setiap orang memiliki sikap positif ini. Ada orang yang melupakan, bahkan melarikan diri dari tanggung jawabnya. Sebagai orang pilihan-Nya, kita dapat belajar untuk berani bertanggung jawab. Sikap ini sangat penting. Lebih dari sekadar untuk membangun reputasi pribadi, sikap berani bertanggung jawab harus kita miliki untuk memuliakan Tuhan yang kita sembah.
Surabaya, 27 September 2018
Ps. GELPHY NARTHA S.
Silahkan download aplikasi saya di google Play Store pada android atau Handpone Anda dengan mengetik Gelphy Nartha di kotak pencarian/search.
https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha
http:gelphyministry.blogspot.co.id
Rabu, 26 September 2018
ANONIM
How are you today?
Nats: ayat 1b
Yesaya 43:1-7
Aku telah memanggil engkau dengan namamu, engkau ini kepunyaan-Ku. (Yesaya 43:1b)
Bacaan Alkitab Setahun:
Nahum 1-Habakuk 3
Di sebuah toko perhiasan, seorang pemuda membeli gelang untuk kekasihnya. “Kamu mau nama kekasihmu diukir di sini?” tanya si penjual. Setelah menimbang sejenak, pemuda itu menjawab, “O tidak, jangan namanya, tapi tulislah Untuk Satu-satunya Kekasihku Tercinta.” “Wah, romantis sekali Anda!” sahut si penjual. Dengan wajah agak merah dan bibir tersenyum-senyum kecil, pemuda itu berkata, “Sebenarnya bukan romantis, tetapi praktis. Andai suatu saat kami putus, saya masih bisa memakainya lagi.”
Pemberian nama. Pencantuman nama. Pemanggilan nama. Semua itu penting bagi manusia. Apa jadinya andaikan ketika lahir Anda tidak diberi nama? Bagaimana orang mengenal Anda jika Anda tak bernama? Perasaan apa yang timbul di hati Anda kala seseorang memanggil Anda dengan sapaan kasar “Hei!” saja? Pasti semua itu kondisi yang tak wajar. Tanpa nama, orang hanya akan diperalat. Diperlakukan jahat. Dianggap tak punya harkat. Yang pasti bukan seorang sahabat. Semua tawanan kamp konsentrasi di bawah komando Adolf Hitler tak bernama. Anonim. Hanya nomor. Dipanggil dengan nomor.
Nabi Yesaya berpesan kepada para tawanan Yehuda di pembuangan Babilonia: bahwa Allah memanggil mereka dengan nama mereka. Betapa mereka berharga di mata-Nya. Tuhan tidak pernah ragu untuk memanggil nama mereka, bahkan mengukirnya di telapak tangan-Nya (Yes. 49:16). Pesan serupa berlaku bagi Anda dan saya. Ingat, kita berharga di mata-Nya. Jangan sia-siakan hidup kita. Kita milik-Nya. Dia memanggil kita menurut nama kita.
Surabaya, 26 September 2018
Ps. GELPHY NARTHA S.
Silahkan download aplikasi saya di google Play Store pada android atau Handpone Anda dengan mengetik Gelphy Nartha di kotak pencarian/search.
https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha
http:gelphyministry.blogspot.co.id
Selasa, 25 September 2018
SUDAHLAH
How are you today?
Nats: ayat 51a
Lukas 22:47-53
Tetapi Yesus berkata, “Sudahlah itu.” (Lukas 22:51a)
Bacaan Alkitab Setahun:
Mikha 1-7
Seseorang bersaksi; saat Ibu saya didiagnosis menderita kanker kandungan, ia protes kepada Tuhan. Kenapa penderitaan itu harus ia alami? Ia masih ingin hidup untuk mengantarkan adik-adik saya yang masih kecil bertumbuh menjadi mandiri dan dewasa. Tetapi, seiring dengan berjalannya waktu, ia dapat menerima keadaan itu sebagai cara Tuhan dalam mendewasakan keluarganya.
Dalam keheningan Getsemani, Yesus bertelut di hadapan Bapa dalam kesedihan dan kegentaran. Namun, Dia berserah penuh pada penggenapan rencana Allah untuk menyelamatkan manusia. Dia tidak takut lagi. Ketika krisis semakin memuncak, datanglah serombongan orang yang dipimpin oleh Yudas. Yudas mencium Yesus sebagai tanda bahwa Dialah yang harus ditangkap. Ciuman, yang dalam tradisi mereka merupakan tanda persaudaraan, dijadikan Yudas sebagai tanda pengkhianatan. Melihat situasi yang terjadi, para murid bermaksud melakukan perlawanan. Yesus menenangkan murid-murid-Nya, dan berkata, “Sudahlah itu.” Yesus tahu bahwa itulah saat bagi mereka dan bagi kuasa kegelapan untuk menunjukkan perlawanan pada Allah. Itu jugalah saat bagi Allah untuk menggenapi rencana-Nya bagi umat manusia.
Pemahaman yang jelas akan kehendak Allah dan kemauan untuk taat pada kehendak itu membuat Yesus memiliki hikmat untuk bertindak. Dia tahu kapan harus menghindar dan kapan harus menyerahkan diri. Kiranya pemahaman akan kehendak Allah pun menolong kita untuk mengerti bagaimana kita harus bersikap dan bertindak dalam situasi genting yang harus kita hadapi.
Surabaya, 25 September 2018
Ps. GELPHY NARTHA S.
Silahkan download aplikasi saya di google Play Store pada android atau Handpone Anda dengan mengetik Gelphy Nartha di kotak pencarian/search.
https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha
http:gelphyministry.blogspot.co.id
Senin, 24 September 2018
ONE WAY
HOW ARE YOU TODAY?
Nats: ayat 6
Yohanes 14:1-14
Nats: ayat 6
Yohanes 14:1-14
Kata Yesus kepadanya, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” (Yohanes 14:6)
Bacaan Alkitab Setahun:
Yunus 1-4
Yunus 1-4
“Guru agama saya di SMP mengajarkan bahwa semua agama itu sama, dan Alkitab itu berisi banyak dongeng. Padahal itu adalah sekolah Kristen,” kata seorang pengusaha sukses yang juga majelis di gereja kami. “Memang saya lahir dalam keluarga Kristen, dan hidup saya juga benar menurut standar moral dan etika. Saya bahkan tidak merokok. Saat itu saya merasa tidak memerlukan Yesus.”
Namun, rasa penasaran mendorongnya untuk membaca Alkitab. Ia terhenyak oleh pengakuan Yesus tentang diri-Nya sendiri. Yohanes 14:6 menegaskan bahwa tidak seorang pun dapat datang kepada Allah tanpa melalui Dia. Ini membuatnya merenung. Siapa sebenarnya Yesus ini? Mengapa Dia berkata begitu? Di tengah ajaran serba relatif yang ia terima, pernyataan ini menawarkan kemutlakan. Ia pun mempelajari Alkitab dengan tekun dan akhirnya menyerahkan hidupnya kepada Yesus.
Demi toleransi terhadap penganut agama lain, banyak orang Kristen berkompromi. Mereka memandang Yesus sebagai salah satu jalan ke surga, bukan satu-satunya. Mereka cenderung hanya berbicara tentang pengajaran humanistis yang bersifat universal, agar dapat diterima semua orang apa pun agamanya. Akhirnya, semua menjadi bersifat relatif. Prinsip ini jelas melenceng dari Alkitab.
Pandangan kita tentang Yesus dipengaruhi oleh sikap kita terhadap Alkitab. Apakah kita sungguh memercayai Alkitab itu firman Allah? Bertekunlah membaca dan mempelajarinya karena segala sesuatu yang perlu kita ketahui tentang keselamatan ada di dalamnya.
Salam dahsyat & semangat!
Ps. Gelphy Nartha
Surabaya, 24 September 2018
Ps. Gelphy Nartha
Surabaya, 24 September 2018
Silahkan download aplikasi saya di google Play Store pada android atau Handpone Anda dengan mengetik Gelphy Nartha di kotak pencarian/search.
https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha
http:gelphyministry.blogspot.co.id
Minggu, 23 September 2018
SALIB DAN PENGORBANAN
HOW ARE YOU TODAY?
Nats:, ayat 24
Matius 16:24-26
Nats:, ayat 24
Matius 16:24-26
Jika seseorang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. (Matius 16:24)
Bacaan Alkitab Setahun:
Amos 6-Obaja 1
Amos 6-Obaja 1
Selama sepuluh tahun menikah, Nia tidak mencintai suaminya. Ia marah karena mereka dijodohkan. Sebaliknya, Anto memberikan yang terbaik untuk istrinya. Ia bangun pagi, menyiapkan makanan, dan bekerja. Suatu ketika Nia pergi ke salon dengan dompet kosong karena Anto lupa mengembalikan uang yang baru saja ia ambil untuk keperluan sekolah anak. Ia bergegas menyusul Nia. Sungguh sayang, di jalan ia mengalami serangan stroke. Anto pun meninggal dunia. Dan, Nia baru menyadari cinta dan pengorbanan suaminya waktu suaminya sudah meninggal.
Kita dipanggil untuk memikul salib. Apakah yang diwakili oleh salib? Salib adalah gambaran kebenaran akan cinta dan pengorbanan. Yesus memikul salib karena cinta-Nya. Karena cinta Dia sengaja memilih memikul salib. Dia memberikan kurban yang paling mahal kepada Bapa, yaitu nyawa-Nya sebagai tebusan salah. Ketika Dia memanggil murid-murid-Nya memikul salib (ay. 24), kita harus melihat bagaimana dan mengapa Dia memikul salib. Dengan cara ini kita pun mengetahui arti salib.
Salib hanya dapat dipikul karena cinta kita kepada-Nya. Cinta memampukan kita melewati penderitaan sehebat apa pun. Orang yang memikul salib juga harus siap berkurban. Bukan sembarang kurban, melainkan kurban yang sangat berharga. Apakah yang kita miliki dan kita anggap berharga? Harta? Kedudukan? Itulah kurban salib. Salib adalah bukti totalitas. Setiap orang yang siap memikul salib harus siap menyerahkan segala-galanya untuk Tuhan sesuai dengan cara-Nya.
Happy Sunday guys....
Salam dahsyat & semangat!
Ps. Gelphy Nartha
Surabaya, 23 September 2018
Salam dahsyat & semangat!
Ps. Gelphy Nartha
Surabaya, 23 September 2018
Silahkan download aplikasi saya di google Play Store pada android atau Handpone Anda dengan mengetik Gelphy Nartha di kotak pencarian/search.
https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha
http:gelphyministry.blogspot.co.id
Sabtu, 22 September 2018
HEBATNYA IKAN LAUT
How are you today?
Nats: ayat 3
2 Korintus 10:1-6
Memang kami masih hidup di dunia, tetapi kami tidak berjuang secara duniawi. (2 Korintus 10:3)
Bacaan Alkitab Setahun:
Amos 1-5
Kehidupan ikan laut, menurut saya, amat menarik. Mereka menetas, bertumbuh besar, bermain, berenangrenang, dan berkembang biak di dalam air laut yang asin. Hebatnya, daging mereka tidak menjadi asin. Kita dapat menikmatinya sebagai hidangan yang sehat dan lezat. Begitulah. Lingkungan tidak mampu memengaruhi mereka. Lingkungan yang asin tidak serta-merta menjadikan tubuh mereka asin.
Sebuah gambaran yang jitu bagi orang percaya, bukan? Orang percaya seharusnya tidak ikut-ikutan dengan arus kehidupan dunia ini. Kita memang masih hidup di dunia, tetapi kita memiliki hidup baru yang bukan berasal dari dunia ini. Kewarganegaraan kita ada di dalam surga. Saat ini kita sedang menjalankan tugas sebagai duta Kerajaan Allah untuk bersaksi tentang Tuhan kepada dunia dan membawa dunia ini kepada Tuhan. Sepatutnya kita hidup menurut tata cara Kerajaan-Nya, bukan menurut tata cara dunia ini. Kita hidup untuk menyebarluaskan nilai-nilai Kerajaan Allah—kasih, kebenaran, sukacita, pengharapan, dan sebagainya—di lingkungan tempat kita berada.
Dengan kesadaran tersebut, kita dapat menghindari sikap berkompromi, seperti “Wah, itu memang sudah tradisi, sudah dari dulu,” atau “Semua orang juga melakukannya kok.” Kita adalah pembawa kabar baik pendamaian Allah bagi dunia ini. Kita tidak boleh membiarkan orang lain dan lingkungan mendikte hidup kita. Sebaliknya, kita harus berani bergerak melawan arus demi kebenaran. Apa yang benar itulah yang harus kita pertahankan apa pun risikonya
Surabaya, 22 September 2018
Ps. GELPHY NARTHA S.
Silahkan download aplikasi saya di google Play Store pada android atau Handpone Anda dengan mengetik Gelphy Nartha di kotak pencarian/search.
https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha
http:gelphyministry.blogspot.co.id
Jumat, 21 September 2018
Spiritual Affair (Berselingkuh Rohani)
How are you today?
Nats: ayat 1
Hosea 3:1-5
Pergilah lagi, cintailah perempuan yang suka bersundal dan berzinah, seperti TUHAN juga mencintai orang Israel, sekalipun mereka berpaling kepada allah-allah lain dan menyukai kue kismis. (Hosea 3:1)
Bacaan Alkitab Setahun:
Yoel 1-3
Salah satu alasan yang sering dipakai dalam perceraian adalah terjadinya perselingkuhan. Apalagi bila salah seorang dari pasangan tersebut telah melakukannya berulang-ulang dan tanpa penyesalan. Upaya rujuk dan menerima kembali menjadi hal yang sangat sulit. Dibutuhkan kasih yang sangat dalam dan luas untuk menerima pasangan yang seperti itu. Dan kasih yang semacam itu rasanya memang sukar ditemukan.
Ketika Gomer kembali melacurkan diri, Allah meminta Hosea untuk tetap mencintai dan menerimanya kembali. Hosea harus menebus dan menerima kembali Gomer di rumahnya walaupun untuk sementara waktu ia akan didiamkan dan dianggap seperti tidak ada. Ini kesempatan bagi Gomer untuk merenungkan apa yang telah ia perbuat selama ini. Demikian juga Israel. Mereka diharapkan merenungkan segala kebaikan Allah yang setia dan yang tetap mengasihi mereka ketika mereka membelakangi Allah. Diharapkan perenungan itu akan membawa kepada pertobatan yang mendalam dan akhirnya mereka mencari Allah dengan segenap hatinya. Ini adalah kesempatan baru bagi mereka untuk memperbaiki kelakuan.
Berapa sering kita berselingkuh secara rohani dengan membelakangi Tuhan yang setia? Ini terjadi ketika kita dengan sadar memilih melakukan hal-hal yang tidak Dia sukai. Itu berarti kita mengabaikan perasaan-Nya. Pernahkah kita berhitung berapa kali Dia mengampuni dan menerima kita kembali? Mari kita bersyukur dan memanfaatkan setiap kesempatan yang Allah berikan agar kita dapat memperbaiki kelakuan buruk kita
Surabaya, 21 September 2018
Ps. GELPHY NARTHA S.
Silahkan download aplikasi saya di google Play Store pada android atau Handpone Anda dengan mengetik Gelphy Nartha di kotak pencarian/search.
https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha
http:gelphyministry.blogspot.co.id
Kamis, 20 September 2018
STOP PERSELISIHAN
How are you today?
Nats: ayat 2-3
Filipi 4:1-9
Euodia kunasihati dan Sintikhe kunasihati, supaya sehati sepikir dalam Tuhan... Karena mereka telah berjuang dengan aku dalam pekabaran Injil... (Filipi 4:2-3)
Bacaan Alkitab Setahun:
Hosea 7-14
Perselisihan di dalam gereja bukan hal yang baru. Kadang-kadang perselisihan terjadi karena hal-hal yang kudus, namun sering kali karena berbagai intrik politik demi kepentingan pribadi atau kelompok. Banyak denominasi gereja terbentuk akibat perpecahan. Banyak warga jemaat menjadi tawar hati, kepahitan, dan kurang menghargai gereja serta para pemimpinnya. Gereja pun kehilangan kuasa saat berbicara tentang kesatuan, kasih, dan pengampunan, serta menjadi kesaksian yang buruk bagi orang luar.
Jemaat Filipi adalah salah satu jemaat yang banyak dipuji dalam Alkitab. Mereka memiliki persekutuan yang kuat dalam Berita Injil (ay. 5), mengutus Epafroditus untuk melayani dan mencukupkan keperluan Paulus (2:25), serta beberapa kali memberikan bantuan keuangan untuk Paulus, termasuk ketika ia dalam penjara (ay. 16-18). Namun, jemaat Filipi juga tak luput dari perselisihan. Dua orang perempuan terkemuka di sana, yaitu Euodia dan Sintikhe, terlibat dalam perselisihan. Paulus mengirim surat untuk menasihati keduanya. Paulus juga mendorong Sunsugos, rekan pelayanannya, untuk mendamaikan mereka. Ia mengingatkan bagaimana mereka telah berjuang bersama-sama dalam pemberitaan Injil.
Ketika Anda terlibat perselisihan dalam gereja, janganlah biarkan kepentingan pribadi menjadi prioritas. Utamakanlah reputasi nama Kristus. Ingatlah juga perjuangan yang telah Anda lakukan demi nama Kristus sehingga Anda terbuka untuk berdamai dan dapat menyatakan kasih dan pengampunan Kristus.
Surabaya, 20 September 2018
Ps. GELPHY NARTHA S.
Silahkan download aplikasi saya di google Play Store pada android atau Handpone Anda dengan mengetik Gelphy Nartha di kotak pencarian/search.
https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha
http:gelphyministry.blogspot.co.id
Rabu, 19 September 2018
MENGAKU DOSA MENJADI LEGAH
HOW ARE YOU TODAY?
Nats:, ayat 19
Mazmur 51:1-19
Nats:, ayat 19
Mazmur 51:1-19
Kurban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah. (Mazmur 51:19)
Bacaan Alkitab Setahun:
Hosea 1-6
Hosea 1-6
Seorang anak tanpa sengaja merusakkan laptop pemberian orangtuanya. Ia dilanda rasa bersalah, ketakutan, dan sekaligus mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas sekolahnya. Tetapi, ia takut menceritakan masalah. Ia malah terus berusaha menghindar meskipun hatinya tidak pernah tenang dan hidupnya menjadi susah. Akhirnya, ia memutuskan untuk mengaku, siap dimarahi dengan segala risikonya. Leganya, sang ayah justru memberikan solusi untuk memperbaiki laptop itu.
Daud berbuat dosa yang begitu keji. Bukan hanya berzinah dengan Batsyeba, ia kemudian membunuh suami perempuan itu, Uria (ay. 1). Meskipun menyadari pelanggarannya, pada awalnya ia menutupinya sehingga terus bergumul dengan dosa itu (ay. 3). Pada akhirnya, Daud mengerti bagaimana ia dapat mengakhiri pergumulannya. Ia tahu kepada siapa ia harus datang. Ya, ia memohon dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan, agar hidupnya dipulihkan (ay. 9-15). Ia menyesal dan berduka atas kejahatan yang telah ia perbuat. Daud sadar, hanya Tuhan yang dapat memulihkan hidupnya dari dosa tersebut.
Kita pun tak ayal pernah atau sering melakukan pelanggaran. Tidak ada gunanya kita menjauh dari Tuhan. Semakin menjauh, kita semakin terasing, hati kosong, tidak tenang, dan tertekan. Tuhan menginginkan kita berbalik kepada-Nya. Dengan hati yang hancur, rela untuk bertobat, dan memohon anugerah-Nya agar dimampukan untuk tidak mengulangi lagi pelanggaran tersebut. Dalam pengampunan-Nya, kita dapat kembali menatap ke depan dengan penuh rasa syukur.
Salam dahsyat & semangat!
Ps. Gelphy Nartha
Surabaya, 19 September 2018
Ps. Gelphy Nartha
Surabaya, 19 September 2018
Silahkan download aplikasi saya di google Play Store pada android atau Handpone Anda dengan mengetik Gelphy Nartha di kotak pencarian/search.
https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha
http:gelphyministry.blogspot.co.id
Selasa, 18 September 2018
THANKFULNESS
HOW ARE YOU TODAY?
Nats:, ayat 3
Mazmur 40
Nats:, ayat 3
Mazmur 40
Ia mengangkat aku dari lubang kebinasaan, dari lumpur rawa; Ia menempatkan kakiku di atas bukit batu, menetapkan langkahku. (Mazmur 40:3)
Bacaan Alkitab Setahun:
Daniel 10-12
Daniel 10-12
Saya pernah terpuruk sangat dalam. Seperti orang yang tercebur ke dalam lumpur rawa, semakin saya berusaha keluar semakin tersedot dan tercengkeram di dalamnya. Saat itu, muncul pikiran untuk bunuh diri, agar semua itu berakhir. Syukur kepada Tuhan, karena kasih-Nya saya masih diberi kesempatan hidup sampai sekarang.
Pemazmur juga mengalirkan syukur dari hatinya karena merasakan pertolongan Tuhan. Bukan hanya menaikkan syukur dan pujian dengan kata-kata, melainkan dengan menundukkan diri dalam ketaatan kepada firman-Nya. Kurban paling berkenan pada Tuhan adalah persembahan diri, kiranya Tuhan berkenan memakai kita bagi kemuliaan-Nya. Rasa syukur pemazmur juga dinyatakan kepada Tuhan dengan menyaksikan perbuatan Tuhan kepada umat-Nya. Pengalaman pernah ditolong oleh Tuhan membuat pemazmur beroleh keyakinan bahwa Tuhan dapat diandalkan dan pertolongan-Nya tidak pernah terlambat.
Bagaimana pengalaman Anda ditolong Tuhan pada masa lalu? Dengan apakah Anda mensyukurinya? Masih berpengaruhkah pengalaman itu di dalam kehidupan yang Anda jalani sekarang? Tuhan Yesus Kristus tidak pernah berubah, dulu, sekarang, dan sampai selamanya. Dia pasti terus menolong kita. Sepatutnya kita menaikkan syukur disertai ketulusan dan kesungguhan untuk taat pada firman-Nya dan menyaksikan segala kebaikan-Nya. Oleh karena itu, selagi diberi kesempatan hidup oleh Tuhan, saya bertekad akan terus menulis untuk menyaksikan kasih-Nya kepada sebanyak mungkin orang.
Salam dahsyat & semangat!
Ps. Gelphy Nartha
Kuching, 18 September 2018
Ps. Gelphy Nartha
Kuching, 18 September 2018
Silahkan download aplikasi saya di google Play Store pada android atau Handpone Anda dengan mengetik Gelphy Nartha di kotak pencarian/search.
https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha
http:gelphyministry.blogspot.co.id
Senin, 17 September 2018
JANGAN TAKUT
HOW ARE YOU TODAY?
Nats:, ayat 13a
1 Raja-raja 17:13-16
Nats:, ayat 13a
1 Raja-raja 17:13-16
Tetapi Elia berkata kepadanya: “Janganlah takut, pulanglah, buatlah seperti yang kaukatakan...” (1 Raja-raja 17:13a)
Bacaan Alkitab Setahun:
Daniel 7-9
Daniel 7-9
Anak kami memiliki suatu kebiasaan yang menggelitik. Setiap kali ia makan atau minum sesuatu yang ia senangi, ia enggan membagikannya kepada orang lain. Kalaupun mau membagikannya, ia akan berpesan, “Jangan dihabiskan ya.” Kebiasaan ini tampaknya bukan hanya menghinggapi anak kecil. Orang dewasa pun kerap mempertahankan milik kepunyaannya, terutama hal-hal yang berkaitan dengan kesenangan atau kehidupannya.
Kisah Elia dan janda di Sarfat menawarkan perspektif yang baru. Dalam keadaan yang begitu susah, janda ini didatangi seseorang yang tidak ia kenal, yang meminta bagian dari tepungnya yang masih tersisa, yang akan dibuatnya menjadi roti bagi dirinya dan anaknya. Bukan sebuah permintaan yang mudah untuk dituruti. Elia menyertai permintaannya itu dengan menyampaikan janji tentang pemeliharaan Allah pada tahun-tahun kekeringan tersebut. Nah, di sini bukan hanya janda itu yang memberikan milik terakhirnya; Elia juga memberikan miliknya: iman dan keyakinannya akan pemeliharaan Tuhan. Ketika mukjizat terjadi, janda Sarfat dan anaknya bersama dengan Elia dipelihara oleh Tuhan dengan cara yang ajaib.
Tidak jarang kita merasa mampu dengan apa yang kita miliki. Kekayaan, pekerjaan, saudara, dan sebagainya. Tanpa kita sadari, iman dan keyakinan kita bergantung pada hal-hal tersebut. Pada saat hal-hal itu “menipis”, iman kita diuji. Apakah kita akan mempertahankannya? Atau, kita akan melepaskannya, dan berganti mengandalkan sesuatu yang lebih pasti: pemeliharaan Allah?
Salam dahsyat & semangat!
Ps. Gelphy Nartha
Kuching, 17 September 2018
Ps. Gelphy Nartha
Kuching, 17 September 2018
Silahkan download aplikasi saya di google Play Store pada android atau Handpone Anda dengan mengetik Gelphy Nartha di kotak pencarian/search.
https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha
http:gelphyministry.blogspot.co.id
Minggu, 16 September 2018
BACK TO FATHER
How are you today?
Nats: ayat 24
Lukas 15:11-32
Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. Lalu mulailah mereka bersukaria. (Lukas 15:24)
Bacaan Alkitab Setahun:
Daniel 4-6
Agustinus, bapa gereja yang hidup pada abad kelima, sebelumnya hidup jauh dari Tuhan. Kehidupan moralnya bobrok. Ia berpikir akan menemukan kebenaran dan kedamaian sejati di luar Kristus. Dalam situasi seperti ini, beruntung ia mempunyai seorang ibu yang setia mendoakannya dengan cucuran air mata supaya ia bertobat. Sampai pada suatu saat Agustinus menyadari kesalahannya, kemudian bertobat dan menyerahkan hidupnya sebagai hamba Tuhan.
Anak bungsu dalam perumpamaan ini bisa jadi juga berpikir, “Aku akan menemukan kebahagiaan di luar sana yang tidak akan kudapatkan jika selalu bersama dengan bapa.” Pada mulanya, ia mendapatkan kebahagiaan yang ia idam-idamkan (ay. 13). Namun, hal itu ternyata hanya sementara. Ketika hartanya habis, hidupnya menderita, sesuatu yang belum pernah ia alami ketika tinggal bersama bapanya (ay. 14-17). Beruntung kemudian ia sadar dan ingat kehidupan pada masa lalu bersama dengan bapanya dan memiliki kerinduan untuk pulang (ay. 18-19). Situasi sulit telah menyadarkan si bungsu bahwa ada sesuatu yang salah dalam hidupnya. Ia mengambil keputusan tepat. Ternyata, bapanya pun merindukan anak itu kembali. Dan ia mendapati, hidup bersama dengan bapanya jauh lebih bahagia daripada saat ia melarikan diri.
Adakah di antara kita yang saat ini pergi dan meninggalkan “rumah Bapa”? Hal itu mungkin tampak menyenangkan pada mulanya. Tetapi, pada akhirnya pelarian kita akan berujung pada penderitaan. Jadi, lebih baik kita segera berbalik kembali kepada Bapa.
Happy sunday guys...
Kuching, 16 September 2018
Ps. GELPHY NARTHA S.
Silahkan download aplikasi saya di google Play Store pada android atau Handpone Anda dengan mengetik Gelphy Nartha di kotak pencarian/search.
https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha
http:gelphyministry.blogspot.co.id
Nats: ayat 24
Lukas 15:11-32
Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. Lalu mulailah mereka bersukaria. (Lukas 15:24)
Bacaan Alkitab Setahun:
Daniel 4-6
Agustinus, bapa gereja yang hidup pada abad kelima, sebelumnya hidup jauh dari Tuhan. Kehidupan moralnya bobrok. Ia berpikir akan menemukan kebenaran dan kedamaian sejati di luar Kristus. Dalam situasi seperti ini, beruntung ia mempunyai seorang ibu yang setia mendoakannya dengan cucuran air mata supaya ia bertobat. Sampai pada suatu saat Agustinus menyadari kesalahannya, kemudian bertobat dan menyerahkan hidupnya sebagai hamba Tuhan.
Anak bungsu dalam perumpamaan ini bisa jadi juga berpikir, “Aku akan menemukan kebahagiaan di luar sana yang tidak akan kudapatkan jika selalu bersama dengan bapa.” Pada mulanya, ia mendapatkan kebahagiaan yang ia idam-idamkan (ay. 13). Namun, hal itu ternyata hanya sementara. Ketika hartanya habis, hidupnya menderita, sesuatu yang belum pernah ia alami ketika tinggal bersama bapanya (ay. 14-17). Beruntung kemudian ia sadar dan ingat kehidupan pada masa lalu bersama dengan bapanya dan memiliki kerinduan untuk pulang (ay. 18-19). Situasi sulit telah menyadarkan si bungsu bahwa ada sesuatu yang salah dalam hidupnya. Ia mengambil keputusan tepat. Ternyata, bapanya pun merindukan anak itu kembali. Dan ia mendapati, hidup bersama dengan bapanya jauh lebih bahagia daripada saat ia melarikan diri.
Adakah di antara kita yang saat ini pergi dan meninggalkan “rumah Bapa”? Hal itu mungkin tampak menyenangkan pada mulanya. Tetapi, pada akhirnya pelarian kita akan berujung pada penderitaan. Jadi, lebih baik kita segera berbalik kembali kepada Bapa.
Happy sunday guys...
Kuching, 16 September 2018
Ps. GELPHY NARTHA S.
Silahkan download aplikasi saya di google Play Store pada android atau Handpone Anda dengan mengetik Gelphy Nartha di kotak pencarian/search.
https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha
http:gelphyministry.blogspot.co.id
Sabtu, 15 September 2018
BACAAN YANG BERKUALITAS
HOW ARE YOU TODAY?
Nats:, ayat 17
Roma 1:16–17
Nats:, ayat 17
Roma 1:16–17
Sebab di dalamnya dinyatakan pembenaran oleh Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: “Orang yang dibenarkan karena imannya, akan hidup.” (Roma 1:17)
Bacaan Alkitab Setahun:
Daniel 1-3
Daniel 1-3
Pagi itu Ria membaca selembar kertas berisi panduan bacaan Alkitab selama setahun. Di sampingnya terdapat sebuah Alkitab. Tak lama kemudian, Ria mulai membuka dan membaca Alkitab sesuai dengan pasal dan ayat yang tercantum pada kertas tadi. Ria sedang belajar mendisiplinkan diri untuk membaca Alkitab setiap hari. Keinginan ini bermula dari kesaksian temannya yang mendapat banyak berkat setelah membaca Alkitab secara rutin setiap hari.
Membaca antara lain bermanfaat untuk menambah wawasan, mendapatkan banyak informasi, memperoleh pengetahuan, dan masih banyak lagi. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selektif dalam memilih bahan bacaan yang akan kita baca. Seiring dengan kemajuan zaman, tersedia semakin banyak sumber informasi dan semakin mudah akses untuk mendapatkan informasi. Namun, kita perlu waspada karena tidak semua bacaan memiliki manfaat yang positif. Ada bacaan yang malah dapat berpengaruh buruk jika kita tidak menyikapinya secara bijaksana.
Karena itu, meluangkan waktu untuk secara teratur membaca Alkitab adalah pilihan yang tepat. Alkitab berisi firman Allah, suatu kabar baik yang akan menyelamatkan mereka yang percaya dari pengaruh ajaran yang menyimpang dari kebenaran. Alkitab berisi kebenaran Allah yang nyata, bertolak dari iman dan memimpin kepada iman. Iman yang akan memimpin setiap orang untuk berjalan dalam kebenaran Allah (ay. 17). Nah, sudahkah kita membiasakan diri untuk membaca Alkitab secara teratur?
Salam dahsyat & semangat!
Ps. Gelphy Nartha
Kuching, 15 September 2018
Ps. Gelphy Nartha
Kuching, 15 September 2018
Silahkan download aplikasi saya di google Play Store pada android atau Handpone Anda dengan mengetik Gelphy Nartha di kotak pencarian/search.
https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha
http:gelphyministry.blogspot.co.id
Jumat, 14 September 2018
PERKATAAN MU HARIMAU MU
Mazmur 141:1-10
Awasilah mulutku, ya TUHAN, berjagalah pada pintu bibirku! (Mazmur 141:3)
Bacaan Alkitab Setahun:
Yehezkiel 46-48
Awasilah mulutku, ya TUHAN, berjagalah pada pintu bibirku! (Mazmur 141:3)
Bacaan Alkitab Setahun:
Yehezkiel 46-48
Pepatah “mulutmu harimaumu” mengajarkan kepada kita bahwa perkataan yang keluar dari mulut ini harus kita kendalikan. Jika tidak, perkataan itu menjadi ‘galak’ seperti harimau yang bisa menerkam balik kita. Mulut adalah media untuk mengartikulasikan segala sesuatu yang ada di dalam pikiran dan hati. Oleh karena itu, pepatah ini ingin mengajarkan kepada kita untuk selalu mengendalikan mulut kita. Dengan apakah kita mengendalikannya?
Pemazmur mengajarkan kepada kita, bahwa untuk menyaring perkataan yang keluar dari mulut kita, tidak cukup dengan usaha sendiri, melainkan dengan berdoa. Berdoa adalah perlawanan yang paling tepat terhadap perkataan yang kotor dan jahat. Dalam doanya pada waktu petang, Daud berseru kepada Tuhan, meminta Tuhan melindungi dan memampukannya untuk hidup bagi kemuliaan-Nya. Permohonan ini begitu penting sehingga Daud berharap agar Tuhan menolongnya dalam pergumulan melawan berbagai bentuk pencobaan. Ia meminta Allah mengontrol perkataan, pikiran, dan tindakannya.
Kerinduan orang percaya adalah hidup kudus dalam setiap aspek kehidupannya. Dosa dalam berbagai bentuk akan berusaha menyimpangkannya. Yang berupa perkataan, misalnya, kita mengucapkan kata-kata kasar yang menyakitkan orang lain. Padahal, kita seyogyanya mengucapkan kata-kata yang penuh kasih dan membangun orang lain. Selaku pengikut Tuhan, kita perlu terus berdoa meminta tuntunan-Nya. Dengan berdoa, kita menaklukkan diri kepada Allah hingga terhindar dari dosa karena mulut kita.
Silahkan download aplikasi saya di google Play Store pada android atau Handpone Anda dengan mengetik Gelphy Nartha di kotak pencarian/search.
https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha
http:gelphyministry.blogspot.co.id
Kamis, 13 September 2018
BENARKAH TUHAN PERLU DIBELA?
How are you today?
Nats: ayat 53
Matius 26:47-56
Atau kausangka bahwa Aku tidak dapat berseru kepada Bapa-Ku, supaya Ia segera mengirim lebih dari dua belas pasukan malaikat membantu Aku? (Matius 26:53)
Bacaan Alkitab Setahun:
Yehezkiel 43-45
Akhir-akhir ini ada kelompok ini itu yang suka melakukan penggeledahan, penggerebekan, penyisiran, penyerangan, dan pembunuhan. Dalam melakukan tindakannya, para pelaku itu cenderung bertindak keras, brutal, dan bahkan anarkis. Anehnya, semua itu mereka lakukan dengan dalih membela agama atau Allah. Pertanyaannya: benarkah Allah perlu dibela?
Ya, masakan Dia perlu ditolong manusia? Dia punya cara tersendiri untuk membela diri-Nya. Peristiwa di Taman Getsemani menyodorkan suatu jawaban yang unik. Sebelum Yesus ditangkap, Petrus berusaha membela-Nya dengan menetak putus telinga Malkhus. Bagaimana reaksi Yesus? Dia malah menegur Petrus dan menyembuhkan hamba Imam Besar itu (ay. 52-54). Sebelumnya, Yesus juga pernah menegur Petrus yang berusaha menggagalkan rencana keselamatan-Nya (Mat. 16:22-23). Akhirnya, ketika Dia tergantung di kayu salib, Allah Bapa malah “meninggalkan-Nya” (Mat. 27:46).
Tetapi, justru itulah cara Allah membela-Nya! Ketika Dia tidak mau dibela Petrus, dan tidak mau memanggil “lebih dari dua belas pasukan malaikat” (ay. 53), juga ketika Ia berdiam diri saat diadili, itulah saat Allah “membiarkan-Nya mati” agar rencana keselamatan itu bisa terwujud. Bayangkan, seandainya Allah melepaskan-Nya, maka gagallah rencana itu dan tiada jalan bagi kita beroleh keselamatan.
Allah Bapa dan Allah Anak “sengaja tidak membela diri”, namun sesungguhnya itulah pembelaan-Nya terhadap rencana keselamatan yang sudah dirancang-Nya demi kita. Maka, Allah tak perlu dibela!
JAYAPURA, 13 September 2018
Ps. GELPHY NARTHA S.
Silahkan download aplikasi saya di google Play Store pada android atau Handpone Anda dengan mengetik Gelphy Nartha di kotak pencarian/search.
https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha
http:gelphyministry.blogspot.co.id
Rabu, 12 September 2018
BUKAN SALAH BIBIT
How are you today?
Nats: ayat 1
Hakim-Hakim 11:1-11, 29-33
Adapun Yefta, orang Gilead itu, adalah seorang pahlawan yang gagah perkasa, tetapi ia anak seorang perempuan sundal; ayah Yefta ialah Gilead.
Bacaan Alkitab Setahun:
Yehezkiel 40-42
Sebagian masyarakat Indonesia percaya akan pentingnya “bibit” seseorang. Bibit merujuk kepada identitas orangtua atau leluhur orang itu. Bila orangtuanya baik, dipercayai si anak akan baik juga kepribadian dan jalan hidupnya. Demikian pula sebaliknya. “Buah jatuh tak jauh dari pohonnya,” kata pepatah. Contoh praktisnya, ketika memilih jodoh, orangtua sering mendorong anaknya untuk melihat siapa orangtua orang yang ditaksirnya.
Tetapi, hubungan antara identitas orangtua dan kepribadian serta jalan hidup seseorang tidak selalu sesederhana itu. Yefta, salah satu hakim Israel yang tercatat dalam Alkitab, salah satu contohnya. Ibunya bukanlah wanita baik-baik, seorang wanita tunasusila. Karena itu, ia dikucilkan dan ditolak oleh saudara tirinya. Tetapi, Tuhan justru memakai Yefta untuk memimpin bangsa Israel pada zamannya, membebaskan Israel, khususnya Gilead, dari penjajahan bangsa Amon.
Memang, orangtua dan keluarga akan ikut membentuk karakter dan cara pandang seseorang. Tetapi, jalan hidup kita ada di tangan Tuhan dan kita sendiri, bukan orangtua kita. Karena itu kalau kita datang dari keluarga yang “kurang baik”, kita punya harapan dan harus berjuang untuk menjalani hidup yang lebih baik dari mereka. Kalau kita dari keluarga yang “baik”, jangan lengah. Demikian pula, jangan kita asumsikan kalau ada rekan atau teman yang dari keluarga “kurang baik”, maka pasti akan berakhir serupa. Justru, bantu mereka untuk keluar dari bayang-bayang kelam tersebut.
JAYAPURA, 12 September 2018
Ps. GELPHY NARTHA S.
Silahkan download aplikasi saya di google Play Store pada android atau Handpone Anda dengan mengetik Gelphy Nartha di kotak pencarian/search.
https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha
http:gelphyministry.blogspot.co.id
Selasa, 11 September 2018
BERKATALAH YANG BAIK
How are you today?
Nats: ayat 29
Efesus 4:17-32
Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh anugerah.
Bacaan Alkitab Setahun:
Yehezkiel 37-39
Brian Sweeney salah seorang penumpang United Airlines, pesawat yang dibajak dan ditabrakkan ke gedung WTC New York. Ia sempat meninggalkan pesan di mesin penjawab istrinya: “Dengar, saya berada di pesawat yang telah dibajak, Saya hanya ingin kamu tahu saya benar-benar mencintaimu. Saya ingin kamu berbuat baik, berbahagialah. Begitu juga untuk orangtua saya dan semua orang. Saya benar-benar mencintaimu.” Pesan terakhir yang singkat, tetapi sangat menyentuh. Pasti meninggalkan banyak pengaruh bukan hanya bagi keluarganya, tetapi juga bagi setiap orang yang mendengarnya.
Nas hari ini juga meninggalkan pesan kebenaran yang berharga. Kita adalah manusia baru yang sudah ditebus Kristus Yesus dari cara hidup lama yang penuh kesia-siaan (ay. 17-24). Hidup baru bukan hanya berhenti pada keyakinan, tetapi perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Tidak harus dengan tindakan yang fantastik, tetapi dapat secara sederhana: dengan menjaga perkataan yang keluar dari mulut kita, membuang perkataan kotor dan menggunakan perkataan yang baik.
Perkataan yang baik meneguhkan, menguatkan, mendorong orang untuk bersikap ramah satu sama lain, berbuat baik, mengasihi, menghargai, mengampuni (ay. 29, 34). Berbanding terbalik dengan perkataan kotor yang merusak (ay. 31). Tentu saja kita tidak perlu menunggu ajal menjelang untuk menyampaikan perkataan yang baik. Sebaliknya, pergunakanlah perkataan yang baik dalam setiap kesempatan, agar orang yang mendengarnya dapat beroleh kasih karunia Allah.
JAYAPURA, 11 September 2018
Ps. GELPHY NARTHA S.
Silahkan download aplikasi saya di google Play Store pada android atau Handpone Anda dengan mengetik Gelphy Nartha di kotak pencarian/search.
https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha
http:gelphyministry.blogspot.co.id
Nats: ayat 29
Efesus 4:17-32
Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh anugerah.
Bacaan Alkitab Setahun:
Yehezkiel 37-39
Brian Sweeney salah seorang penumpang United Airlines, pesawat yang dibajak dan ditabrakkan ke gedung WTC New York. Ia sempat meninggalkan pesan di mesin penjawab istrinya: “Dengar, saya berada di pesawat yang telah dibajak, Saya hanya ingin kamu tahu saya benar-benar mencintaimu. Saya ingin kamu berbuat baik, berbahagialah. Begitu juga untuk orangtua saya dan semua orang. Saya benar-benar mencintaimu.” Pesan terakhir yang singkat, tetapi sangat menyentuh. Pasti meninggalkan banyak pengaruh bukan hanya bagi keluarganya, tetapi juga bagi setiap orang yang mendengarnya.
Nas hari ini juga meninggalkan pesan kebenaran yang berharga. Kita adalah manusia baru yang sudah ditebus Kristus Yesus dari cara hidup lama yang penuh kesia-siaan (ay. 17-24). Hidup baru bukan hanya berhenti pada keyakinan, tetapi perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Tidak harus dengan tindakan yang fantastik, tetapi dapat secara sederhana: dengan menjaga perkataan yang keluar dari mulut kita, membuang perkataan kotor dan menggunakan perkataan yang baik.
Perkataan yang baik meneguhkan, menguatkan, mendorong orang untuk bersikap ramah satu sama lain, berbuat baik, mengasihi, menghargai, mengampuni (ay. 29, 34). Berbanding terbalik dengan perkataan kotor yang merusak (ay. 31). Tentu saja kita tidak perlu menunggu ajal menjelang untuk menyampaikan perkataan yang baik. Sebaliknya, pergunakanlah perkataan yang baik dalam setiap kesempatan, agar orang yang mendengarnya dapat beroleh kasih karunia Allah.
JAYAPURA, 11 September 2018
Ps. GELPHY NARTHA S.
Silahkan download aplikasi saya di google Play Store pada android atau Handpone Anda dengan mengetik Gelphy Nartha di kotak pencarian/search.
https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha
http:gelphyministry.blogspot.co.id
Senin, 10 September 2018
BELAJAR UNTUK TIDAK TERBURU-BURU
How are you today?
Nats: Kejadian 40:23, 41:1
Kejadian 41:37-45
Tetapi Yusuf tidaklah diingat oleh kepala juru minuman itu... Setelah lewat dua tahun lamanya, bermimpilah Firaun...
Bacaan Alkitab Setahun:
Yehezkiel 33-36
Di supermarket mudah kita jumpai aneka bumbu masak instan. Saya pernah mencoba beberapa di antaranya, termasuk bumbu rendang instan kesukaan saya. Mudah dan cepat! Hasilnya pun tampak lezat. Tetapi ketika disantap, ada yang berbeda dari rendang yang disiapkan secara tradisional. Entah mengapa. Mungkin proses panjang mengolah bumbu rendang memang kunci lezatnya rendang yang asli.
Banyak hal dalam hidup kita juga tidak bisa dicapai secara instan. Diperlukan waktu dan proses yang cukup untuk membuahkan hasil yang optimal. Itulah yang kita lihat dari penggalan hidup Yusuf yang kita baca hari ini.
Yusuf dilantik sebagai pejabat tinggi Mesir setelah berhasil mengartikan mimpi Firaun. Hal itu terjadi setelah juru minuman raja yang pernah ditolongnya membawanya kepada Firaun. Nah, peristiwa ini baru terjadi dua tahun setelah Yusuf memberikan pertolongan itu. Dua tahun! Tetapi, kalau kita pikirkan lagi, waktunya tepat sekali, bukan? Jika Yusuf dibebaskan lebih awal, ia mungkin tidak berkesempatan untuk mengartikan mimpi Firaun dan menjadi pejabat tinggi Mesir. Secara karakter juga mungkin ia belum siap. Waktu Tuhan memang sempurna.
Dalam hidup ini kita harus belajar untuk tidak selalu terburu-buru. Bagi kita, lebih cepat, lebih baik. Tetapi, bagi Tuhan, sering kali lebih baik ditahan dulu sampai waktunya tepat. Ini karena, berbeda dari kita, Tuhan mengetahui masa depan. Dia tahu rencana besar-Nya. Karena itu, kalau Tuhan meminta kita untuk menunggu, sabarlah. Tunggu waktu-Nya.
JAYAPURA, 10 September 2018
Ps. GELPHY NARTHA S.
Silahkan download aplikasi saya di google Play Store pada android atau Handpone Anda dengan mengetik Gelphy Nartha di kotak pencarian/search.
https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha
http:gelphyministry.blogspot.co.id
Sabtu, 08 September 2018
NAMA YANG MENGGETARKAN
How are you today?
Nats: ayat 11
Yosua 2
Ketika kami mendengar itu, tawarlah hati kami dan jatuhlah semangat setiap orang menghadapi kamu, sebab TUHAN, Allahmu, ialah Allah di langit di atas dan di bumi di bawah.
Bacaan Alkitab Setahun:
Yehezkiel 25-28
“Sstt... Bu Priska datang,” bisik ketua kelas. Suasana kelas yang semula gaduh langsung tenang karena sang ketua kelas menyebut namanya. Tidak ada satu pun murid di kelas itu yang berbicara lagi. Beberapa orang bahkan terlihat duduk dengan tegang. Mereka tahu betul siapa Bu Priska. Semua orang di sekolah itu segan kepadanya. Suaranya sama tegasnya dengan sikapnya. Bu Priska murah pujian kepada murid yang berperilaku baik, tetapi juga akan menegur dengan keras murid yang berperilaku buruk.
Apa yang dialami oleh para murid saat mendengar nama Bu Priska mengingatkan saya pada kegentaran penduduk Yerikho saat mendengar nama Tuhan. Penduduk kota Yerikho merasa takut walaupun mereka tinggal di kota yang dikelilingi tembok yang sangat kuat. Tembok yang kokoh dan prajurit yang kuat tidak lagi membuat mereka merasa aman. Mereka merasa ngeri dan gemetar (ay. 9). Penduduk kota Yerikho menjadi tawar hati dan patah semangat ketika akan berhadapan dengan bangsa Israel (ay. 11). Mereka telah mendengar tentang Tuhan yang selama ini menolong bangsa Israel. Tuhan yang telah melakukan mujizat. Tuhan yang telah memberikan kemenangan kepada bangsa Israel (ay. 10). Nama Tuhan, perbuatan Tuhan, menggentarkan hati penduduk Yerikho.
Nama Tuhan mengacu pada karakter-Nya. Nama-Nya lebih kokoh daripada benteng terkuat sekalipun. Sudah sepatutnya kita gentar pada-Nya. Bukan gentar ketakutan, melainkan gentar penuh hormat. Di dalam nama-Nya, kita beroleh perlindungan, pengharapan, dan keselamatan.
JAYAPURA, 08 September 2018
Ps. GELPHY NARTHA S.
Silahkan download aplikasi saya di google Play Store pada android atau Handpone Anda dengan mengetik Gelphy Nartha di kotak pencarian/search.
https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha
http:gelphyministry.blogspot.co.id
Jumat, 07 September 2018
SEBUAH PERTANDINGAN
How are you today?
Nats: ayat 25
1 Korintus 9:24-27
Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh mahkota yang abadi.
Bacaan Alkitab Setahun:
Yehezkiel 22-24
Ketika saya sedang mengemudi di jalan, di depan saya ada van milik FedEx, yang di bumpernya tertempel stiker berbunyi “Every day is a race day”. Ya, sejak bangun pagi hingga petang, kita terus bersabung dengan waktu, bergulat dengan tugas pekerjaan dan rumah tangga.
Rasul Paulus dalam nas hari ini juga berbicara mengenai pertandingan dalam kehidupan. Kebanyakan orang di dunia ini berlomba untuk memperebutkan kesuksesan yang berpusat pada diri sendiri dan keluarga atau kelompoknya. Sebaliknya, perlombaan orang beriman berfokus pada bagaimana kita hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus.Ukuran keberhasilan dunia ini ialah standar pencapaian kehidupan, seperti kekayaan, kedudukan, kekuasaan, status sosial. Paulus menyebutnya mahkota yang fana. Tetapi, orang beriman berlomba untuk mengisi kehidupan barunya, agar menjadi lebih bermakna bagi sesama untuk kemuliaan Allah. Itulah mahkota yang abadi.
Dunia mengejar mahkota keberhasilan yang fana dan yang dapat layu. Tidak demikian dengan orang beriman. Kita mengejar mahkota kehidupan yang kekal. Kita melakukan pekerjaan sehari-hari yang tidak banyak berbeda dengan sebagian besar orang di dunia ini. Perbedaannya terletak pada nilai-nilai yang kita terapkan dalam bekerja dan kepada siapa kita mempersembahkan hasil karya kita. Bagi orang beriman, kita mengabdikan segala jerih lelah kita demi kemuliaan Tuhan dan bukan untuk hal yang lain. Adakah Anda dan saya berada di jalur ini dalam gelanggang perlombaan hidup?
JAYAPURA, 07 September 2018
Ps. GELPHY NARTHA S.
Silahkan download aplikasi saya di google Play Store pada android atau Handpone Anda dengan mengetik Gelphy Nartha di kotak pencarian/search.
https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha
http:gelphyministry.blogspot.co.id
Kamis, 06 September 2018
KUASA DARAH YESUS
How are you today?
Nats: ayat 25
Roma 3:9-28
Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya.
Bacaan Alkitab Setahun:
Yehezkiel 20-21
Dalam sebuah acara TV, seorang ateis menantang Reinhard Bonnke: “Kisah tentang darah Yesus sudah diberitakan selama 2.000 tahun, dan jika memang ada kuasa dalam darah itu, seperti kata Anda, tentunya keadaan dunia tidak akan sejahat sekarang ini.” Oleh hikmat Tuhan, Bonnke—penginjil ternama itu—menjawab, “Tuan, di dunia ini ada banyak pabrik sabun, tetapi masih saja ada banyak orang yang bertubuh kotor. Sabun tidak akan membersihkan, jika ia tidak dipakai. Bahkan para pekerja pabrik sabun juga tak akan menjadi bersih, jika mereka tak memakainya. Jadi, pakailah. Mandilah dengan sabun. Serupa dengan itu, Anda harus mengizinkan darah Yesus membasuh hidup Anda yang berdosa, baru Anda akan dapat bernyanyi, ‘Ada kuasa di dalam darah-Nya!’”
Benar, keadaaan manusia berdosa sangatlah mengenaskan. Tak ada seorang pun yang benar (ay. 10). Tak ada yang mencari Allah (ay. 11). Tak ada yang berbuat baik (ay. 12). Mulut mereka menipu dan penuh sumpah serapah (ay. 13, 14). Mereka menumpahkan darah (ay. 15). Mereka tidak mau berdamai (ay. 17). Mereka tidak takut akan Allah (ay. 18). Siapa yang tidak gerah melihat kondisi semacam ini? Seolah-olah tak ada lagi harapan.
Namun, Allah menyediakan jalan ajaib di tengah kondisi putus asa tersebut: “yaitu kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya” (ay. 22). Perhatikan bagian terakhir: bagi semua orang yang percaya. Bagian Allah adalah menyediakan penebusan. Bagian kita adalah menerima dan mengimani penebusan-Nya itu!
JAYAPURA, 06 September 2018
Ps. GELPHY NARTHA S.
Silahkan download aplikasi saya di google Play Store pada android atau Handpone Anda dengan mengetik Gelphy Nartha di kotak pencarian/search.
https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha
http:gelphyministry.blogspot.co.idì
Rabu, 05 September 2018
SEBUAH KESEMPATAN
How are you today?
Nats: ayat 8-9
Lukas 13:6-9
Jawab orang itu: “Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!”
Bacaan Alkitab Setahun:
Yehezkiel 17-19
Seorang pengusaha memberi kepercayaan pada seorang karyawannya untuk mengelola suatu bidang usaha, namun sudah tiga tahun berturut-turut bisnis itu rugi. Menurut Anda, apa yang akan dilakukan oleh pengusaha itu? Jika Anda adalah sang karyawan, apa yang Anda harapkan akan dilakukan pengusaha itu?
Ternyata ia memberi Anda kesempatan satu tahun lagi untuk membuktikan bahwa Anda dapat berhasil. Anda mendapat sebuah anugerah. Apa yang akan Anda lakukan? Tidakkah Anda akan menggali segenap potensi diri Anda dan melakukan semua upaya agar berhasil sehingga kepercayaan yang diberikan kepada Anda tidak sia-sia? Jika ternyata Anda masih bekerja dengan setengah hati, Anda benar-benar tidak tahu bersyukur.
Begitu juga dengan pohon ara dalam perumpamaan yang diberikan Tuhan Yesus. Dari segi usia, sudah seharusnya ia berbuah sejak tiga tahun lalu. Akibatnya sang pemilik meminta agar pohon itu ditebang saja, karena tidak ada gunanya ia hidup. Lalu penjaga kebun memohon diberi waktu setahun lagi. Ia akan menggemburkan tanahnya dan memberinya pupuk. Jika tahun depan ia masih belum berbuah, maka pohon itu akan ditebang. Itulah gambaran hidup kita.
Jika Allah datang dan memeriksa hidup kita saat ini, buah apa yang akan Dia temukan? Apakah kita akan bersukacita atau menjadi malu karenanya? Karena itu, di saat Dia masih memberi kita kesempatan untuk hidup, jalanilah sebuah kehidupan yang bermanfaat sehingga Anda dapat menghasilkan buah-buah yang memuliakan nama-Nya.
JAYAPURA, 05 September 2018
Ps. GELPHY NARTHA S.
Silahkan download aplikasi saya di google Play Store pada android atau Handpone Anda dengan mengetik Gelphy Nartha di kotak pencarian/search.
https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha
http:gelphyministry.blogspot.co.idì
Selasa, 04 September 2018
TERUS BERSAKSI
How are you today?
Nats: ayat 8
2 Timotius 1:3-18
Jadi, janganlah malu bersaksi tentang Tuhan kita dan janganlah malu karena aku, seorang hukuman karena Dia, melainkan ikutlah menderita bagi Injil-Nya oleh kekuatan Allah.
Bacaan Alkitab Setahun:
Yehezkiel 14-16
Untuk memenuhi kebutuhan keluarga, Bu Retno membantu suaminya dengan bekerja sebagai tukang pijat. Sambil memijat, Bu Retno suka menceritakan pengalaman pribadinya dalam mengikuti Tuhan. Saya mengetahui kisahnya dari salah seorang pelanggan yang sangat terkesan oleh antusiasme Bu Retno saat bersaksi tentang kebaikan Tuhan. Sungguh mengharukan dan mengagumkan. Sebagai tukang pijat, Bu Retno memiliki hati seorang murid Kristus yang tidak malu untuk bercerita tentang kebaikan Tuhan.
Paulus mengingatkan kepada Timotius untuk tidak malu bersaksi tentang Tuhan. Penekanannya adalah bersaksi tentang kebaikan Tuhan. Tentang karya keselamatan-Nya. Tentang keterlibatan Tuhan dalam kehidupan kita. Tuhan memberikan kekuatan yang memampukan setiap orang melewati segala macam keadaan. Dengan demikian, setiap orang tentu memiliki pengalaman akan pekerjaan Tuhan dalam hidupnya. Itulah bekal kesaksian kita. Fokusnya pada kebaikan Tuhan, bukan kehebatan diri kita.
Sebagai pengikut Kristus, kita dapat menjadi saksi di lingkungan masing-masing, apa pun pekerjaan yang kita geluti. Kesaksian kita akan semakin efektif ketika didukung tindakan yang mencerminkan kebenaran firman Tuhan. Sederhananya, sebagai saksi Kristus, kita perlu menjadi pelaku firman Tuhan, mewujudkan kabar baik yang kita sampaikan. Kesaksian yang demikian kiranya menjadi berkat bagi banyak orang. Melalui kesaksian itu, kiranya semakin banyak orang yang menyadari kebaikan Tuhan dan menyambut karya keselamatan-Nya.
JAYAPURA, 04 September 2018
Ps. GELPHY NARTHA S.
Silahkan download aplikasi saya di google Play Store pada android atau Handpone Anda dengan mengetik Gelphy Nartha di kotak pencarian/search.
https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha
http:gelphyministry.blogspot.co.idì
Senin, 03 September 2018
BERTEKUN KARENA PENGHARAPAN
How are you today?
Nats: ayat 25
Roma 8:18-30
Jika kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat, kita menantikannya dengan tekun.
Bacaan Alkitab Setahun:
Yehezkiel 10-13
Victor Frankl, tawanan Nazi pada Perang Dunia II, menyatakan bahwa manusia dapat bertahan menghadapi apa pun, kecuali jika harus hidup tanpa pengharapan.
Pengharapan itulah yang ditawarkan iman Kristen. Menjadi pengikut Kristus bukanlah resep untuk hidup makmur atau nyaman di negara ini. Malah sebaliknya. Untuk beribadah atau membangun tempat ibadah saja orang percaya kerap mendapatkan rintangan. Pernah saya melayani di satu daerah yang melarang gereja memasang lambang salib. Orang Kristen juga tidak kebal terhadap penderitaan dan dan bencana. Lalu, mengapa mau menjadi orang Kristen? Paulus menjawab: pengharapan.
Ketika manusia jatuh dalam dosa, dunia ikut terkena imbasnya, menjadi rusak dan cemar. Segenap ciptaan turut mengeluh karena mereka tidak seindah yang seharusnya. Saat ini, mereka yang percaya kepada Kristus mendapatkan keselamatan, namun keselamatan tersebut belum mencapai puncak kemuliaannya, yang akan terjadi ketika Tuhan Yesus datang kedua kalinya. Kemuliaan yang menanti kita ketika berjumpa dengan Tuhan Yesus itu amat besar sehingga, dibandingkan dengan hal itu, penderitaan kita hari-hari ini “ringan” saja. Itulah pengharapan yang menanti kita.
Adakah kita dihina karena nama Kristus? Adakah kita menderita hingga mengeluh sama seperti dunia ini? Godaan terbesarnya adalah untuk menyalahkan Tuhan. Namun, pengharapan kita sudah bersauh di tempat yang benar. Berpeganglah pada pengharapan tersebut di tengah penderitaan dan tantangan hidup!
JAYAPURA, 03 September 2018
Ps. GELPHY NARTHA S.
Silahkan download aplikasi saya di google Play Store pada android atau Handpone Anda dengan mengetik Gelphy Nartha di kotak pencarian/search.
https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha
http:gelphyministry.blogspot.co.idì
Minggu, 02 September 2018
TELADAN MELAYANI DENGAN SEGENAP HATI
KISAH PARA RASUL 20:17-38
Paulus meneruskan perjalanan melalui darat sementara yang lain berlayar ke Asos untuk menjemput Paulus di sana. Mengapa Paulus memilih berjalan lewat darat? Alkitab tidak memberitahukan alasannya. Mereka terus berlayar hingga tiba di Miletus, sebuah kota besar kuno di sebelah selatan Efesus yang berjarak kurang lebih 40 km dari Efesus. Mengingat jarak yang dekat ini, apakah Paulus berencana untuk mengunjungi Efesus lagi? Ternyata tidak. Paulus ingin segera pergi ke Yerusalem tanpa menghabiskan lebih banyak waktu lagi di perjalanan. Dia berencana tiba di Yerusalem untuk hari raya Pentakosta (ay. 16). Tetapi Paulus juga ingin mengucapkan perpisahannya dengan orang-orang Efesus dan memberikan nasihat-nasihat bagi mereka. Paulus tidak tahu apakah akan ada kesempatan untuk bertemu dengan orang-orang Kristen di Efesus lagi atau tidak, tetapi dia tahu bahwa kemungkinan bisa bertemu itu sangat kecil (Kis. 20:38). Itulah sebabnya para penatua gereja di Efesuslah yang dipanggil untuk bertemu dengan Paulus di Miletus. Setelah bertemu mereka, Paulus memberikan khotbahnya sebagai perpisahan dengan penatua Efesus yang mewakili seluruh jemaat Efesus. Di dalam kalimat-kalimat perpisahan ini kita dapat melihat beberapa hal yang menjadi tanda pelayanan yang dikerjakan dengan tepat.
Paulus meneruskan perjalanan melalui darat sementara yang lain berlayar ke Asos untuk menjemput Paulus di sana. Mengapa Paulus memilih berjalan lewat darat? Alkitab tidak memberitahukan alasannya. Mereka terus berlayar hingga tiba di Miletus, sebuah kota besar kuno di sebelah selatan Efesus yang berjarak kurang lebih 40 km dari Efesus. Mengingat jarak yang dekat ini, apakah Paulus berencana untuk mengunjungi Efesus lagi? Ternyata tidak. Paulus ingin segera pergi ke Yerusalem tanpa menghabiskan lebih banyak waktu lagi di perjalanan. Dia berencana tiba di Yerusalem untuk hari raya Pentakosta (ay. 16). Tetapi Paulus juga ingin mengucapkan perpisahannya dengan orang-orang Efesus dan memberikan nasihat-nasihat bagi mereka. Paulus tidak tahu apakah akan ada kesempatan untuk bertemu dengan orang-orang Kristen di Efesus lagi atau tidak, tetapi dia tahu bahwa kemungkinan bisa bertemu itu sangat kecil (Kis. 20:38). Itulah sebabnya para penatua gereja di Efesuslah yang dipanggil untuk bertemu dengan Paulus di Miletus. Setelah bertemu mereka, Paulus memberikan khotbahnya sebagai perpisahan dengan penatua Efesus yang mewakili seluruh jemaat Efesus. Di dalam kalimat-kalimat perpisahan ini kita dapat melihat beberapa hal yang menjadi tanda pelayanan yang dikerjakan dengan tepat.
Kotbah Ps. Gelphy Nartha
Minggu, 02 September 2018
Di GBI. ROCK Jayapura
Langganan:
Postingan (Atom)