Kamis, 31 Oktober 2019

HANYA ALKITAB


How are you today? 
Firman Tuhan : 
Baca: 2 Timotius 3:10-17

Seluruh Kitab Suci diilhamkan Allah dan bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. (2 Timotius 3:16) 

Bacaan Alkitab Setahun:  
Lukas 23-24 

Gereja pernah mengalami kesesatan. Mereka mengajarkan, dengan membeli Surat Pengampunan Dosa (indulgensia) yang dikeluarkan gereja, seseorang akan diselamatkan dari dosa. 

Martin Luther, biarawan Jerman yang memahami Alkitab dengan sungguh-sungguh, melakukan perlawanan. Ia mengajarkan sola scriptura (hanya Alkitab), yaitu Alkitablah yang memiliki otoritas tertinggi dalam menentukan tindakan dan ajaran umat Allah. Dan, Alkitab mengajarkan, seseorang hanya selamat oleh iman kepada Kristus Yesus. Pada 31 Oktober 1517, ia menempelkan 95 dalil di depan pintu gereja Wittenberg sebagai protes atas praktik-praktik kesalahan gereja. Tindakan ini memicu terjadinya perlawanan atas kekeliruan gereja. Tanggal ini kemudian diperingati sebagai Hari Reformasi Gereja.

Paulus mengingatkan Timotius—anak rohaninya—akan pentingnya Kitab Suci dalam hidup dan pelayanannya. Untuk itu, Paulus memintanya untuk berpegang pada kebenaran yang diterimanya (ay. 14), serta mengingat ajaran Kitab Suci yang telah didengarnya sejak kecil, yang menuntunnya pada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus (ay. 15). Sebab memang firman Allah bermanfaat untuk mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan dan mendidik orang dalam kebenaran (ay. 16). Marilah menjadikan Alkitab sebagai pedoman, sehingga diri (dan gereja) kita tetap hidup dalam kehendak Allah. Bahkan saat jalan kita melenceng, Alkitab akan menuntun kita mengalami reformasi, demi kemuliaan Kristus, Raja Gereja.

Salam dahsyat dan tetap semangat....
Jayapura, 31 Oktober 2019
Ps. Gelphy Nartha

Jika Anda diberkati dengan renungan ini Silahkan berikan comment Anda dan bagikan juga kepada saudara seiman yang lainnya.

Untuk mendapat renungan rutin, bahan kotbah saya dan ilustrasi, Anda bisa mendownload aplikasi saya cara nya; Buka Google Play Store di Smart Phone atau Android Anda. Ketik Gelphy Nartha di searching lalu download aplikasinya.

God Bless...!

https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha

http:gelphyministry.blogspot.co.id   

Rabu, 30 Oktober 2019

SELIDIKILAH KEBENARANNYA


How are you today? 
Firman Tuhan : 
Baca: Kisah Pr. Rasul 17:10-15

Orang-orang Yahudi di kota itu lebih terbuka hatinya daripada orang-orang Yahudi di Tesalonika, karena mereka menerima firman itu dengan segala kerelaan hati dan setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui, apakah semuanya itu benar demikian. (Kisah Pr. Rasul 17:11)

Bacaan Alkitab Setahun: 
Lukas 21-22 

Ada orang yang cenderung malas, menerima begitu saja khotbah dari mimbar tanpa pernah menyelidiki Kitab Suci secara pribadi. Sebaliknya, ada pula pemimpin gereja yang malah berusaha mematikan sikap kritis: “Sudah, percaya saja, dengar dan lakukan. Ketaatan yang tertunda itu sama saja dengan ketidaktaatan.” Keduanya sama-sama ekstrem dan tidak sehat.

Bagaimana sepatutnya kita merespons pemberitaan firman? Kasus di Berea merupakan sebuah contoh menarik. Pelayanan Paulus saat itu sudah lumayan termasyhur, dan orang Berea menyambut pelayanannya. Mereka menerima pemberitaan Paulus dengan segala kerelaan hati—tetapi apakah mereka menelannya begitu saja? Tidak! Mereka menyelidiki Kitab Suci untuk melihat apakah pengajaran Paulus selaras dengan ajaran kebenaran. Apakah Paulus jengkel, menganggap mereka lancang, dan mencela mereka? Justru sebaliknya! Mereka dipuji sebagai “lebih terbuka hatinya daripada orang-orang Yahudi di Tesalonika”! 

Tuhan Yesus berjanji bahwa Roh Kudus menuntun kita ke dalam seluruh kebenaran (Yoh. 16:13). Marilah kita mengandalkan pertolongan-Nya dalam memahami firman-Nya, baik ketika mendalami Kitab Suci secara pribadi maupun ketika menyimak khotbah atau pengajaran seseorang. Selanjutnya, mintalah Roh Kudus untuk memberikan hikmat untuk merespons firman tersebut dalam keseharian kita. Dengan demikian, kita akan sungguh-sungguh bertumbuh dalam kebenaran dan pengenalan akan Tuhan.

Salam dahsyat dan tetap semangat....
Jayapura, 30 Oktober 2019
Ps. Gelphy Nartha

Jika Anda diberkati dengan renungan ini Silahkan berikan comment Anda dan bagikan juga kepada saudara seiman yang lainnya.

Untuk mendapat renungan rutin, bahan kotbah saya dan ilustrasi, Anda bisa mendownload aplikasi saya cara nya; Buka Google Play Store di Smart Phone atau Android Anda. Ketik Gelphy Nartha di searching lalu download aplikasinya.

God Bless...!

https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha

http:gelphyministry.blogspot.co.id   

Selasa, 29 Oktober 2019

BANGGA DALAM KESUKARAN


How are you today? 
Firman Tuhan : 
Baca: Mazmur 90 

Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan. (Mazmur 90:10) 

Bacaan Alkitab Setahun:  
Lukas 19-20 

Ada yang berkata kehidupan ini berupa untaian penderitaan. Masalah demi masalah datang silih berganti. Yang satu belum selesai, yang lain sudah datang. Bahkan tak jarang lebih dari satu, berurutan, atau serentak. Kehidupan terasa lebih banyak berisi dukacita daripada sukacita. Kegembiraan yang terjadi pun sering semu belaka, dibuat-buat, sehingga terkesan mengejek dan menyebalkan. Wah, begitu pesimistis ya?

Akan tetapi, nada muram seperti ini ternyata muncul juga dalam doa Musa. Setelah mengakui perlindungan Allah, kekekalan-Nya, dan kedaulatan-Nya atas waktu (ay. 1-2, 4), ia mengakui pula kefanaan dan kerentanan hidup manusia (ay. 3, 5-10). Bahkan, Musa menyimpulkan bahwa kehidupan ini sebagian besar berupa “kesukaran dan penderitaan” (ay. 10). Uniknya, ia justru menyebutnya sebagai “kebanggaan”. Bagaimana bisa? Ya, karena pengalaman hidup seperti itu dapat menjadikan manusia kuat (“kebanggaan” di sini terjemahan dari kata rohib, yang juga berarti “kekuatan”). Jadi, menurut Musa, kita bisa bangga karena kita kuat menahan kesukaran dan penderitaan. Bukankah ia sendiri membuktikannya dalam 40 tahun kepemimpinannya atas umat Israel yang keras kepala itu?

Jadi, kesukaran dan penderitaan ternyata bisa menjadi kebanggaan dan kekuatan kita, ya? Tentu saja, hal itu mestinya terjadi karena kita memilih mengikuti jalan Tuhan, bukan menyimpang dan mengikuti jalan dosa (ay. 7-9, 11, dan 15). Kesukaran dan penderitaan karena hidup dalam kebenaran, itulah yang menguatkan kita. 

Salam dahsyat dan tetap semangat....
Jayapura, 29 Oktober 2019
Ps. Gelphy Nartha

Jika Anda diberkati dengan renungan ini Silahkan berikan comment Anda dan bagikan juga kepada saudara seiman yang lainnya.

Untuk mendapat renungan rutin, bahan kotbah saya dan ilustrasi, Anda bisa mendownload aplikasi saya cara nya; Buka Google Play Store di Smart Phone atau Android Anda. Ketik Gelphy Nartha di searching lalu download aplikasinya.

God Bless...!

https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha

http:gelphyministry.blogspot.co.id   

Senin, 28 Oktober 2019

ANAK MUDA


How are you today? 
Firman Tuhan :
Baca: 1 Timotius 4:1-16 

Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kemurnianmu. (1 Timotius 4:12) 

Bacaan Alkitab Setahun:  
Lukas 17-18

“Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia,” kata Bung Karno. Pernyataan ini menggambarkan betapa pemuda dapat melakukan hal-hal besar dan dahsyat. Sejarah Indonesia mencatat, pada 28 Oktober 1928, para pemuda dari berbagai suku mendeklarasikan Sumpah Pemuda, yaitu bertanah air dan berbangsa Indonesia, dan menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Saat itu Indonesia Raya juga dinyanyikan untuk pertama kalinya, dan kemudian menjadi lagu kebangsaan kita. Ini contoh peran penting pemuda dalam sejarah bangsa.

Banyak orang menilai kemampuan seseorang berdasarkan usia. Orang yang masih muda cenderung dianggap belum dapat diandalkan. Kita belum bisa berharap banyak pada mereka. Mitos seperti itu jugalah yang hendak dipatahkan oleh Paulus dalam hidup Timotius, anak rohaninya. 

Timotius memang masih muda, namun ia dikenal sebagai orang baik di kalangan orang percaya (Kis. 16:2). Ia mendampingi Paulus dalam pelayanannya. Lalu Paulus mendesaknya tinggal dan melayani jemaat di Efesus (1 Tim. 1:3). Salah satu tantangan berat yang dihadapinya adalah para pengajar sesat, yang bahkan sudah menyusup di dalam jemaat. Paulus mendorong agar ia tidak menganggap usia mudanya sebagai hambatan. Hidupnya yang telah diubahkan Kristus pasti memampukannya menjadi teladan. Dan terbukti, sepanjang hidupnya, Timotius melayani Tuhan dengan setia. Ya, mengenal Tuhan sejak muda memberi kita lebih banyak peluang untuk melakukan hal-hal besar bagi Dia.

Salam dahsyat dan tetap semangat....
Jayapura, 28 Oktober 2019
Ps. Gelphy Nartha

Jika Anda diberkati dengan renungan ini Silahkan berikan comment Anda dan bagikan juga kepada saudara seiman yang lainnya.

Untuk mendapat renungan rutin, bahan kotbah saya dan ilustrasi, Anda bisa mendownload aplikasi saya cara nya; Buka Google Play Store di Smart Phone atau Android Anda. Ketik Gelphy Nartha di searching lalu download aplikasinya.

God Bless...!

https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha

http:gelphyministry.blogspot.co.id   

Minggu, 27 Oktober 2019

ONE CLUB


How are you today? 
Firman Tuhan : 
Baca: Kisah Pr. Rasul 4:1-12 

Tidak ada keselamatan di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan. (Kisah Pr. Rasul 4:12) 

Bacaan Alkitab Setahun:  
Lukas 14-16

Dalam sepakbola dikenal istilah “One-Club Man” untuk menghormati pemain sepakbola yang hanya membela satu klub selama berkarir di lapangan hijau. Hingga akhir 2014 lalu, nama Rogerio Ceni menempati posisi teratas dalam sepuluh besar daftar “One-Club Man”. Pemain yang berposisi sebagai kiper ini hanya bermain di klub Sao Paolo, Brasil, selama 25 tahun! Lebih luar biasa, Ceni baru pensiun dari sepakbola pada 2014 ketika godaan untuk berpindah klub semakin kuat.

Nah, dalam kekristenan, saya ingin mengusulkan istilah “One-God Club”. Kelompok ini terdiri dari orang-orang yang menyatakan kesetiaan dan terbukti tetap mengikut Kristus sampai akhir hayat. Bukankah sekarang ini banyak umat Tuhan tergoda untuk berpindah keyakinan meskipun jelas tercatat bahwa keselamatan hanya ada di dalam Yesus Kristus? Alasan yang menyertai pun beragam, mulai dari pasangan hidup, materi, jabatan, sampai nyawa yang terancam. Aktivis gereja atau pelayan Tuhan pun bisa terbuai oleh godaan yang bersifat sementara itu.

Mengikut Kristus berbicara mengenai kesetiaan dan ketahanan. Bukan karena daya tahan kita, melainkan karena dukungan Roh Kudus. Dialah yang memelihara dan memampukan kita untuk setia di tengah kondisi terburuk sekalipun. Teruslah memandang kepada Dia, yang memberi kita anugerah untuk menjadi bagian dalam “One-God Club”. Kelak di surga, kita akan bergabung dengan para teladan iman dan mereka yang telah mendahului kita dalam sukacita tak terkira. Seberapa antusiaskah kita menantikannya?

Salam dahsyat dan tetap semangat....
Jayapura, 27 Oktober 2019
Ps. Gelphy Nartha

Jika Anda diberkati dengan renungan ini Silahkan berikan comment Anda dan bagikan juga kepada saudara seiman yang lainnya.

Untuk mendapat renungan rutin, bahan kotbah saya dan ilustrasi, Anda bisa mendownload aplikasi saya cara nya; Buka Google Play Store di Smart Phone atau Android Anda. Ketik Gelphy Nartha di searching lalu download aplikasinya.

God Bless...!

https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha

http:gelphyministry.blogspot.co.id   

Sabtu, 26 Oktober 2019

JANGAN IRI HATI


How are you today? 
Firman Tuhan : 
Baca: Mazmur 73:1-28 

Sebab kesakitan tidak ada pada mereka, sehat dan gemuk tubuh mereka… sampai aku masuk ke dalam tempat kudus Allah, dan memperhatikan kesudahan mereka. (Mazmur 73:4, 17) 

Bacaan Alkitab Setahun:
Lukas 12-13 

Mazmur 73 adalah salah satu mazmur yang sarat pengajaran. Bernada serupa dengan Mazmur 49, mazmur ini mencatat pergumulan Asaf dalam menghadapi ironi hidup. Ia melihat mereka yang berjalan di jalan kefasikan malah hidup mujur, sehat, dan makmur, melebihi umat Tuhan yang “penuh tulah” (ay. 4-5; 12-14). Kondisi ini membuat Asaf patah arang (ay.13) dan getir hati. Ia sempat menyesali komitmen hidup kudus, yang membuat hidupnya tidak lebih baik dari orang fasik (ay. 13-14).

Tetapi, kita akan terhibur jika membaca kalimat Asaf selanjutnya. Ia memperhatikan di tempat kudus Allah bahwa kehidupan orang fasik berakhir dengan kebinasaan. Di dalam teropong Allah, ia melihat kesejahteraan orang fasik itu semu. Suatu penampilan yang menipu. 

Asaf tidaklah sendirian. Saat ini, kebanyakan kita pernah merasakan bahwa hidup Kekristenan itu tidak menarik. Kita menghadapi perkelahian rohani. Lalu kita merasa keliru karena telah memilih jalan yang sempit, licin, berbahaya, dengan sedikit kawan seperjalanan. Namun, ingatlah, keberadaan segala sesuatu tidaklah selalu sama dengan penampilan luarnya. Suatu penampilan indah namun berada di luar terang Allah sama saja dengan keindahan yang semu. Sebaliknya, jika Allah yang menjadi Harta kita, seberat apa pun tulah yang datang, kita akan mampu berkata seperti Asaf, “Sekalipun dagingku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya” (ay. 26).

Salam dahsyat dan tetap semangat....
Jayapura, 26 Oktober 2019
Ps. Gelphy Nartha

Jika Anda diberkati dengan renungan ini Silahkan berikan comment Anda dan bagikan juga kepada saudara seiman yang lainnya.

Untuk mendapat renungan rutin, bahan kotbah saya dan ilustrasi, Anda bisa mendownload aplikasi saya cara nya; Buka Google Play Store di Smart Phone atau Android Anda. Ketik Gelphy Nartha di searching lalu download aplikasinya.

God Bless...!

https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha

http:gelphyministry.blogspot.co.id   

Jumat, 25 Oktober 2019

TELINGA YANG MENDENGAR


How are you today? 
Firman Tuhan : 
Baca: 1 Samuel 3:1-10 

Lalu datanglah TUHAN, berdiri di sana dan memanggil seperti yang sudah-sudah: "Samuel! Samuel!" Dan Samuel menjawab: "Berbicaralah, sebab hamba-Mu ini mendengar." (1 Samuel 3:10) 

Bacaan Alkitab Setahun:  
Lukas 10-11 

Mengapa Tuhan menciptakan dua telinga dan hanya satu mulut? Bukankah ini sebenarnya sebagai tanda bagi manusia untuk lebih banyak mendengar daripada berbicara? Mendengar bukan sekadar membuka telinga dan membiarkan ada gelombang suara masuk ke telinga.

Mendengar yang sesungguhnya adalah proses memahami, mengerti, dan melakukan. Nah, apakah kita mendengarkan suara Tuhan dengan benar dan setia? Mendengarkan suara Tuhan dengan benar dan setia bukanlah hal mudah, tetapi bukan juga mustahil. Samuel kecil berlatih untuk mendengarkan. Ketika ada suara memanggil namanya, ia segera meresponsnya. Ia dalam proses belajar membedakan mana suara Tuhan dan mana suara manusia. Kita mendapati Tuhan berkali-kali memanggil Samuel. Ada inisiatif Tuhan untuk menyapa Samuel. Ketika Samuel mengetahui bahwa memang Tuhan yang sedang menyapanya, ia menyiapkan hati untuk mendengarkan dan berkata, ”Berbicaralah, ya Tuhan, hamba-Mu ini mendengar.” Ketika Samuel mendengar suara Tuhan, ia mengerti kehendak Tuhan atas jalan hidupnya.

Kita menghadiri kebaktian dan mendengar pemberitaan firman, tetapi mungkin kita tidak mendengar suara Tuhan. Kita membaca Alkitab, tapi tetap juga tidak mendengar suara Tuhan. Marilah kita belajar mendengar yang benar seperti Samuel. Tuhan yang Mahabaik sudah aktif menyapa kita terlebih dahulu. Kita, umat-Nya, hendaknya menyiapkan telinga dan hati senantiasa untuk memahami, mengerti dan melaksanakan kehendak-Nya.

Salam dahsyat dan tetap semangat....
Jayapura, 25 Oktober 2019
Ps. Gelphy Nartha

Jika Anda diberkati dengan renungan ini Silahkan berikan comment Anda dan bagikan juga kepada saudara seiman yang lainnya.

Untuk mendapat renungan rutin, bahan kotbah saya dan ilustrasi, Anda bisa mendownload aplikasi saya cara nya; Buka Google Play Store di Smart Phone atau Android Anda. Ketik Gelphy Nartha di searching lalu download aplikasinya.

God Bless...!

https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha

http:gelphyministry.blogspot.co.id   

Kamis, 24 Oktober 2019

BIASA MENGEMBALAKAN KAMBING DOMBA


How are you today?
Firman Tuhan : 
Baca: 1 Samuel 17:26–39 

Hambamu ini biasa menggembalakan kambing domba ayahnya. Apabila datang singa atau beruang, yang menerkam seekor domba dari kawanannya, maka aku mengejarnya, menghajarnya dan melepaskan domba itu dari mulutnya. (1 Samuel 17:34-35) 

Bacaan Alkitab Setahun:  
Lukas 8-9 

Bagi saya, menjaga kambing pekerjaan yang enteng. Tinggal menunggu saja apa susahnya. Namun, bagi kawan saya yang bapaknya penjual kambing, menjaga kambing risikonya besar. Pernah menjelang Idul Adha ia ditugasi bapaknya menjaga beberapa kambingnya yang dijual di pinggir jalan. Karena perlu kencing, ia meninggalkan kambingnya sebentar. Tidak sampai dua menit. Saat balik, seekor kambingnya dicuri. Alhasil bapaknya merugi.

Daud juga menghadapi risiko tinggi saat menggembalakan kambing domba ayahnya. Saat berusaha meyakinkan Saul bahwa ia pantas maju perang melawan Goliat, Daud menceritakan pengalamannya sebagai gembala. Apabila datang singa atau beruang, yang menerkam seekor dari kawanannya, ia mengejarnya, menghajarnya, dan melepaskan domba itu dari mulutnya. Kalau singa dan beruang ini masih nekat melawannya, ia akan menghajar dan membunuhnya. Bayangkan, Daud yang kecil melawan singa dan beruang! Mengapa ia rela mempertaruhkan nyawa untuk kambing domba yang harganya cukup mahal? Tanggung jawab. Meskipun kambing dombanya hanya 2-3 ekor (ay. 28), ia bertanggung jawab atas mereka. Tak heran, saat Daud meminta tanggung jawab besar, yaitu membunuh Goliat, Tuhan menyertainya dan membuatnya berhasil.

Saat ini, sudahkah kita menjadi pribadi yang bertanggung jawab? Jangan meminta Tuhan memberikan perkara besar dan upah besar, kalau terhadap perkara kecil saja kita tidak bertanggung jawab.

Salam dahsyat dan tetap semangat....
Jayapura, 24 Oktober 2019
Ps. Gelphy Nartha

Jika Anda diberkati dengan renungan ini Silahkan berikan comment Anda dan bagikan juga kepada saudara seiman yang lainnya.

Untuk mendapat renungan rutin, bahan kotbah saya dan ilustrasi, Anda bisa mendownload aplikasi saya cara nya; Buka Google Play Store di Smart Phone atau Android Anda. Ketik Gelphy Nartha di searching lalu download aplikasinya.

God Bless...!

https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha

http:gelphyministry.blogspot.co.id   

Rabu, 23 Oktober 2019

BERUTANG UNTUK MEMBERI


How are you today? 
Firman Tuhan :
Baca: Matius 6:1-4 

Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di surga. (Matius 6:1) 

Bacaan Alkitab Setahun:  
Lukas 6-7 

Siapakah yang tidak senang bila disanjung dan dihormati banyak orang? Orang berlomba untuk mendapatkannya, termasuk di lingkungan gereja. Pak Dodi (nama samaran), misalnya. Ia senang memberikan persembahan dalam jumlah yang besar, bahkan di luar batas kemampuannya. Dirinya merasa menjadi orang hebat ketika orang menghormatinya karena jumlah persembahannya itu. Namun, siapa yang menyangka, setelah meninggal, ia ternyata meninggalkan banyak utang yang harus ditanggung oleh keluarga. Perusahaannya hampir setahun tidak memperoleh penghasilan. Semasa hidupnya ia terus diajar bahwa jika ia memberikan persembahan, Tuhan akan membalasnya berpuluh kali lipat. Nyatanya, sampai ia menutup mata, semuanya itu tidak terbukti.

Tuhan Yesus mengingatkan kita agar melakukan kewajiban agama kita bukan untuk mendapatkan pujian dari manusia. Kita harus melakukannya dengan motivasi yang benar, maka Tuhan akan menggenapi janji pemeliharaan-Nya pada kita. Jika kita melakukan semuanya dengan motivasi yang salah, kita akan kecewa karena apa yang kita harapkan tidak terjadi.

Persembahan adalah ucapan syukur kita kepada Tuhan atas berkat yang kita terima. Karena itu, jangan memberikan persembahan dari utang. Persembahan atau sedekah bukanlah investasi, apalagi sogokan, agar Tuhan memberkati kita dengan melimpah. Persembahan juga bukan ajang bergengsi untuk mendapatkan penghormatan dari gereja. Berikanlah persembahan dengan tulus hati karena Tuhanlah pemelihara hidup kita.

Salam dahsyat dan tetap semangat....
Jayapura, 23 Oktober 2019
Ps. Gelphy Nartha

Jika Anda diberkati dengan renungan ini Silahkan berikan comment Anda dan bagikan juga kepada saudara seiman yang lainnya.

Untuk mendapat renungan rutin, bahan kotbah saya dan ilustrasi, Anda bisa mendownload aplikasi saya cara nya; Buka Google Play Store di Smart Phone atau Android Anda. Ketik Gelphy Nartha di searching lalu download aplikasinya.

God Bless...!
https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha
http:gelphyministry.blogspot.co.id   

Selasa, 22 Oktober 2019

MENJAMAH JUBAH-NYA


How are you today?
Firman Tuhan : 
Baca: Matius 9:18-26 

"Teguhkanlah hatimu, hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau." Sejak saat itu sembuhlah perempuan itu. (Matius 9:22)  

Bacaan Alkitab Setahun:  
Lukas 4-5

Dua belas tahun bukan waktu yang singkat bagi orang yang didiagnosis sakit pendarahan. Pengobatan? Segala upaya telah dilakukan oleh wanita ini. Sampai seluruh hartanya terkuras. Sia-sia belaka, tak satu pun upaya berhasil menyembuhkan penyakitnya. Kita mungkin bisa membayangkan perasaan yang kemudian berkembang dalam dirinya. Merasa hidup tidak berguna lagi, ragu-ragu, dan ketakutan—hal-hal itu bisa jadi memenuhi pikirannya.

Namun, saya sungguh mengagumi hasrat wanita itu untuk sembuh dan juga keberaniannya untuk menerobos segala ketidakmungkinan. Ya, hari itu ia melihat Yesus berjalan di tengah kerumunan orang yang begitu banyak. Selama ini ia hanya mendengar nama Yesus, Sang Penyembuh itu, dari kata orang. Nyatanya, hal itu sudah cukup membuatnya beriman bahwa asalkan ia menjamah jubah-Nya, ia pasti sembuh! Iman ini menggerakkan wanita itu untuk menerobos kerumunan orang demi menyentuh jubah Yesus. Dan, ia pun sembuh sesuai dengan imannya.

Iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus (Rm. 10:17). Di sisi lain, iman tanpa perbuatan adalah mati (Yak. 2:26). Firman Tuhan yang setiap hari kita baca dan kita dengar kiranya terus bertumbuh dan menghasilkan iman dan pengenalan yang semakin dalam akan Tuhan. Ketika situasi hidup kita baik, apakah kita tetap mengakui bahwa tanpa Tuhan, kita tidak bisa berbuat apa-apa? Sebaliknya, saat situasi hidup tidak baik, apakah kita tetap percaya kepada Tuhan, yang akan menunjukkan rencana-Nya yang indah?

Salam dahsyat dan tetap semangat....
Jayapura, 22 Oktober 2019
Ps. Gelphy Nartha

Jika Anda diberkati dengan renungan ini Silahkan berikan comment Anda dan bagikan juga kepada saudara seiman yang lainnya.

Untuk mendapat renungan rutin, bahan kotbah saya dan ilustrasi, Anda bisa mendownload aplikasi saya cara nya; Buka Google Play Store di Smart Phone atau Android Anda. Ketik Gelphy Nartha di searching lalu download aplikasinya.

God Bless...!

https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha

http:gelphyministry.blogspot.co.id   

Senin, 21 Oktober 2019

KARUNIA MENIKMATI



How are you today?
Firman Tuhan : 
Baca: Pengkotbah 5:7-19 

Setiap orang yang dikaruniai Allah kekayaan dan harta benda dan kuasa untuk menikmatinya, untuk menerima bahagiannya, dan untuk bersukacita dalam jerih payahnya--juga itu pun karunia Allah. (Pengkotbah 5:18) 

Bacaan Alkitab Setahun:  
Lukas 2-3

Saya ingin sekali berkeliling Indonesia. Menikmati keindahan alam dan budayanya, dari ujung barat sampai timur. Saya bertekad, jika kelak memiliki cukup banyak uang, saya akan melakukannya. Mendengar hal itu, seorang rekan berkata, “Jika kelak kamu memiliki cukup banyak uang, belum tentu kamu bisa melakukan apa yang kamu inginkan.” Ucapannya bukan tanpa alasan. Sekalipun ia sendiri memiliki cukup banyak uang, ia tidak selalu bisa melakukan apa yang ia inginkan. Alasannya: sibuk.

Ironis memang. Penghasilan yang diperoleh seseorang dari pekerjaannya seharusnya membuatnya lebih leluasa melakukan apa yang ia inginkan. Nyatanya, tak selalu demikian. Kesibukan bekerja dapat berbalik menjadi penghambat. Lebih parah lagi, pekerjaan yang seharusnya membuat seseorang bisa membahagiakan keluarga, tidak jarang justru menjadi sumber kehancuran keluarga.

Pengkhotbah menasihati kita untuk bekerja dengan baik (Pkh. 9:10). Dengan demikian, melalui pekerjaan kita, kemuliaan Allah dinyatakan. Melalui pekerjaan kita, semakin banyak orang diberkati. Karena itu, jangan izinkan pekerjaan menjauhkan kita dari impian kita. Jangan izinkan pekerjaan menghancurkan kebahagiaan keluarga kita. Kita harus tahu, kapan kita harus berhenti. Bukan untuk berpangku tangan, tapi untuk beristirahat dan menikmati hidup. Berhentilah sejenak dari kesibukan kerja. Bersukacitalah dalam hasil jerih payah kita (ay. 17-18). Nikmati hal-hal yang menyenangkan hati (ay. 19). Itu semua adalah karunia Allah.

Salam dahsyat dan tetap semangat....
Jayapura, 21 Oktober 2019
Ps. Gelphy Nartha

Jika Anda diberkati dengan renungan ini Silahkan berikan comment Anda dan bagikan juga kepada saudara seiman yang lainnya.

Untuk mendapat renungan rutin, bahan kotbah saya dan ilustrasi, Anda bisa mendownload aplikasi saya cara nya; Buka Google Play Store di Smart Phone atau Android Anda. Ketik Gelphy Nartha di searching lalu download aplikasinya.

God Bless...!

https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha

http:gelphyministry.blogspot.co.id   

Minggu, 20 Oktober 2019

MELIHAT ALLAH


How are you today? 
Firman Tuhan : 
Baca: Kisah Pr. Rasul 1:6-11 

Kamu akan menjadi saksi-saksi-Ku. (Kisah Pr. Rasul 1:8) 

Bacaan Alkitab Setahun:  
Lukas 1 

Suatu ketika para pengguna media sosial ramai membagikan artikel dari sebuah blog tentang 12 alasan seseorang membenci Kekristenan. Sudah bisa diduga, tidak sedikit orang yang melontarkan komentar klise atas artikel itu, “Jangan lihat orangnya, lihat Tuhannya.” Pertanyaannya, bagaimana cara kita melihat Tuhan? Apakah kita bisa melihat Dia dengan mata telanjang? Atau apakah kita harus berdoa agar mata rohani kita terbuka sehingga kita bisa melihat Dia seperti melihat manusia lainnya?

Allah bisa saja menyatakan diri-Nya melalui mimpi atau penglihatan kepada seseorang. Namun, setelah Kristus naik ke surga, pada umumnya Allah menyatakan diri-Nya melalui manusia, dalam hal ini melalui jemaat, tubuh Kristus yang ada di bumi ini. Ya, kita adalah “cermin” Allah bagi dunia dan sesama orang Kristen. Bagaimana orang lain bisa melihat Kristus? Antara lain dengan melihat hidup kita.  

Karena itu, menyatakan agar kita tidak melihat pada manusia, melainkan melihat pada Tuhan, ada tidak tepatnya juga. Kehadiran Allah justru antara lain dapat dideteksi melalui kehidupan umat-Nya. Pertanyaannya, gambaran Allah seperti apakah yang kita tampilkan? Apakah kita menampilkan sosok Allah yang memicu lebih banyak orang menulis artikel mengenai alasan mereka membenci Kekristenan? Atau sebaliknya, dengan memandang hidup kita, orang malah ingin mengenal Allah? Marilah sekali lagi kita merendahkan diri dan meminta Allah memproses kita sedemikian rupa sehingga gambar-Nya yang benar boleh tampak melalui kita.

Salam dahsyat dan tetap semangat....
Jayapura, 20 Oktober 2019
Ps. Gelphy Nartha

Jika Anda diberkati dengan renungan ini Silahkan berikan comment Anda dan bagikan juga kepada saudara seiman yang lainnya.

Untuk mendapat renungan rutin, bahan kotbah saya dan ilustrasi, Anda bisa mendownload aplikasi saya cara nya; Buka Google Play Store di Smart Phone atau Android Anda. Ketik Gelphy Nartha di searching lalu download aplikasinya.

God Bless...!

https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha

http:gelphyministry.blogspot.co.id   

Sabtu, 19 Oktober 2019

PENEMUAN BERHARGA


How are you today? 
Firman Tuhan : 
Baca: Filipi 3:1-16 

Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia daripada semuanya. Karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus, dan berada dalam Dia. (Filipi 3:8, 9) 

Bacaan Alkitab Setahun:  
Markus 14-16 

Pada 1847, Dr. James Simpson, dokter Skotlandia, memelopori ilmu pembiusan dengan kloroform untuk menidurkan pasien yang dibedah. Pada masa tuanya, ada mahasiswa bertanya, “Penemuan apakah yang dokter anggap paling berguna selama hidup dokter?” Mahasiswa mengira ia akan menyebutkan kloroform. Ternyata, ia menjawab, “Penemuan saya yang paling berharga ialah menemukan bahwa saya orang berdosa dan Yesus Kristus adalah Juruselamat saya.”

Pandangan dokter itu selaras dengan sikap Paulus, yang menganggap penemuan paling berharga selama hidupnya adalah pengenalan akan Kristus Yesus. Paulus mengacu pada hubungan seumur hidup dengan Kristus. Penekanannya di sini bukan pada pengenalan akan fakta-fakta tentang Yesus, melainkan mengalami hubungan yang erat dengan Kristus dan berada di dalam Dia.

Paulus membedakan antara mereka yang “bermegah dalam Kristus” dan yang “menaruh kepercayaan pada hal-hal yang lahiriah”. Berdasarkan pengalamannya sendiri, ia menyadari betapa sia-sia menaruh kepercayaan pada hal-hal yang lahiriah. Sebagai orang Yahudi yang bersunat dan orang Farisi, dengan sangat teliti ia mematuhi setiap detail hukum Taurat. Bahkan ia mengaku, “Tentang kebenaran dalam menaati hukum Taurat, aku tidak bercacat.” Tetapi, setelah bertemu dengan Kristus, ia menganggap segala pencapaian dan prestasi masa lalunya sebagai “sampah” karena Kristus lebih mulia dari semua yang ada.

Bagaimana kita menghargai pengenalan kita akan Kristus?

Salam dahsyat dan tetap semangat....
Jayapura, 19 Oktober 2019
Ps. Gelphy Nartha

Jika Anda diberkati dengan renungan ini Silahkan berikan comment Anda dan bagikan juga kepada saudara seiman yang lainnya.

Untuk mendapat renungan rutin, bahan kotbah saya dan ilustrasi, Anda bisa mendownload aplikasi saya cara nya; Buka Google Play Store di Smart Phone atau Android Anda. Ketik Gelphy Nartha di searching lalu download aplikasinya.

God Bless...!

https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha 

http:gelphyministry.blogspot.co.id   

Jumat, 18 Oktober 2019

AKU LEMAH, MAKA AKU KUAT


How are you today? 
Firman Tuhan : 
Baca: 2 Korintus 12:1-10 

Karena itu, aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesengsaraan karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat. (2 Korintus 12:10) 

Bacaan Alkitab Setahun:  
Markus 12-13 

Sue Rhodes memiliki anak yang didiagnosis mengalami keterbelakangan mental. Namun, Alex, nama anak itu, selalu memandang hidup itu dengan cara yang sangat istimewa. Ia memberi tahu setiap orang bahwa Yesus tinggal dalam hatinya. Ketika pulang sekolah, ia tidak sabar memberi tahu ibunya bahwa hari ini Tuhan telah membantunya memahami pelajaran di sekolah. Saat mengatakan hal itu, Alex seolah-olah melihat Tuhan berdiri tepat di sampingnya. Ia tidak pernah terganggu oleh pendapat orang lain, tidak pula terganggu oleh cara pandang dunia. Ia mampu melihat Tuhan dengan cara yang barangkali lebih nyata dan dekat dari kebanyakan orang.

Ujian iman sesungguhnya tampak ketika seseorang berada dalam kondisi lemah. Rasul Paulus pun pada akhirnya memahami mengapa Allah “menghadirkan” kelemahan di tubuhnya. Ia menyadari bahwa kelemahan membuatnya tidak tinggi hati. Kelemahan membuka matanya akan kehadiran Allah yang selalu menyertainya. Paulus belajar memandang hidupnya yang lemah itu dengan cara yang paling sederhana: mengucap syukur dan berterima kasih atas kasih karunia Allah. 

Kelemahan seperti apa yang sedang kita alami? Mari belajar memahami bahwa kehadiran Tuhan tidak ditentukan oleh seberapa baik atau buruknya kondisi kita. Mari belajar memandang hidup dengan cara yang paling sederhana: Belajar untuk tidak menyesali apa pun keberadaan hidup kita dan mengucapkan syukur atas kasih karunia Allah yang menguatkan kita hingga hari ini.

Salam dahsyat dan tetap semangat....
Jayapura, 18 Oktober 2019
Ps. Gelphy Nartha

Jika Anda diberkati dengan renungan ini Silahkan berikan comment Anda dan bagikan juga kepada saudara seiman yang lainnya.

Untuk mendapat renungan rutin, bahan kotbah saya dan ilustrasi, Anda bisa mendownload aplikasi saya cara nya; Buka Google Play Store di Smart Phone atau Android Anda. Ketik Gelphy Nartha di searching lalu download aplikasinya.

God Bless...!

https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha

http:gelphyministry.blogspot.co.id   

Kamis, 17 Oktober 2019

TUHAN TIDAK MENDENGAR


How are you today?
Firman Tuhan : 
Baca: Mazmur 66:1-20 

Seandainya ada niat jahat dalam hatiku, tentulah Tuhan tidak mau mendengar. (Mazmur 66:18) 

Bacaan Alkitab Setahun:  
Markus 10-11 

Apakah Allah mendengarkan setiap doa yang dinaikkan umat manusia? Biasanya orang akan cepat menjawab “Ya”. Namun, hari ini kita akan merenungkan kemungkinan bahwa Tuhan ternyata tidak mau mendengarkan doa kita. Setidaknya, itulah yang diyakini oleh pemazmur dalam bacaan hari ini. 

Pemazmur memulai rangkaian mazmurnya dengan ajakan untuk memuji, meninggikan, dan memuliakan Tuhan karena kedahsyatan perbuatan-Nya. Ia kemudian melanjutkan dengan pengalaman pribadinya (ay. 9-15)—pengalaman yang melahirkan pemahaman mengenai Allah, yang menginginkan kemurnian dalam hati umat-Nya. Seandainya ada niat jahat dalam hati, tentu Tuhan tidak mau mendengar. Wow! Mungkin kita bertanya-tanya, “Mungkinkah menaikkan doa dengan kondisi ada niat jahat dalam hati?” Jawabannya: Mungkin sekali! Kondisi hati manusia yang rapuh, mudah terkoyak, dan tak jarang memendam sakit hati, iri hati, kebencian, dan kepahitan yang berakar membuat kita dapat menaikkan doa dengan niat jahat di dalamnya.

Niat jahat dalam hati sering kali tidak kita sadari. Hanya Tuhanlah, lewat karya Roh Kudus, yang membantu kita dalam kelemahan kita dan berdoa untuk kita kepada Allah (Rm. 8:26). Ketika kita mempersilahkan Roh Kudus bekerja dalam hati kita, segera kita akan dapat mengetahui ketika ada niat jahat dalam hati, yang perlu segera dibersihkan. Jadi, adakah masih ada niat jahat dalam hati kita? Bereskan dengan segera supaya doa kita tidak terganggu!

Salam dahsyat dan tetap semangat....
Jayapura, 17 Oktober 2019
Ps. Gelphy Nartha

Jika Anda diberkati dengan renungan ini Silahkan berikan comment Anda dan bagikan juga kepada saudara seiman yang lainnya.

Untuk mendapat renungan rutin, bahan kotbah saya dan ilustrasi, Anda bisa mendownload aplikasi saya cara nya; Buka Google Play Store di Smart Phone atau Android Anda. Ketik Gelphy Nartha di searching lalu download aplikasinya.

God Bless...!

https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha

http:gelphyministry.blogspot.co.id   

Rabu, 16 Oktober 2019

BINASA KARENA HARTA



How are you today? 
Firman Tuhan : 
Baca: Kisah Pr. Rasul 8:4-25

Tetapi Petrus berkata kepadanya, "Binasalah kiranya uangmu itu bersama dengan engkau, karena engkau menyangka bahwa engkau dapat membeli karunia Allah dengan uang.” (Kisah Pr. Rasul 8: 20)

Bacaan Alkitab Setahun:
Markus 8-9


Dinda beranjak dari duduknya dan segera membungkam mulut Linda, adiknya. Sambil memberikan isyarat untuk diam, Dinda meraih sebatang cokelat dari dalam tas. Ia menyodorkan camilan kegemaran Linda itu dengan satu syarat: tidak mengadu pada ibu kalau Dinda tidak belajar, melainkan menonton film.

Meskipun belum mengenal istilah korupsi atau kasus suap, ternyata anak-anak pun bisa melakukannya tanpa diajari. Ya, sejak manusia pertama jatuh dalam dosa, manusiatermasuk anak-anakmemang memiliki kecenderungan untuk berbuat dosa. Dan korupsi atau suap termasuk bentuk dosa yang sudah ada sekian lama. Alkitab pun menuliskannya, antara lain dalam bacaan hari ini.

Saat Simon si tukang sihir dari Samaria mengaku bertobat dan menerima baptis, ia begitu takjub melihat para rasul menjadi perantara mengalirnya kuasa Roh Kudus dalam diri orang Samaria yang bertobat. Seperti pelaku suap saat ini, Simon menawarkan sejumlah uang untuk membeli karunia Tuhan itu. Sangkanya segala sesuatu dapat dibeli dengan uang. Beruntung karena Simon mau mendengar nasihat Petrus untuk bertobat dari pikirannya yang jahat, yang dapat menjadikannya binasa.

Bagaimana dengan kita? Apakah kita bersikap takut akan Tuhan? Ataukah kita bersikap seperti Simon, mencoba menyuap Tuhan melalui persembahan dan pelayanan kita? Akankah kita mengejar harta dan kesenangan duniawi dengan mengabaikan harta surgawi yang tak ternilai harganya?

Salam dahsyat dan tetap semangat....
Jayapura, 16 Oktober 2019
Ps. Gelphy Nartha

Jika Anda diberkati dengan renungan ini Silahkan berikan comment Anda dan bagikan juga kepada saudara seiman yang lainnya.

Untuk mendapat renungan rutin, bahan kotbah saya dan ilustrasi, Anda bisa mendownload aplikasi saya cara nya; Buka Google Play Store di Smart Phone atau Android Anda. Ketik Gelphy Nartha di searching lalu download aplikasinya.

God Bless...!

https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha

http:gelphyministry.blogspot.co.id   

Selasa, 15 Oktober 2019

SIAP TURUN TANGAN


How are you today? 
Firman Tuhan : 
Baca: Roma 8:31-39 

Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimana mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia? (Roma 8:32) 

Bacaan Alkitab Setahun:  
Markus 6-7 

Sebagai ayah, saya mengajar ketiga anak saya bertanggung jawab atas tindakan mereka. Suatu kali, anak bungsu saya, tak sengaja memecahkan gelas. Saya membuat pengecualian. Usia saat itu baru empat tahun. Saya tak bisa meminta dia bertanggung jawab. Sayalah yang menyediakan diri turun tangan, membersihkan pecahan gelas. Saya tidak mau dia terluka. 

Bapa Surgawi juga mengajar kita bertanggung jawab atas perbuatan kita. Dan, Dia pun tahu, ada kalanya kita anak-anak-Nya tak mampu bertanggung jawab atas apa yang telah kita lakukan. Untuk hal seperti ini, kita tidak perlu khawatir. Allah yang penuh kasih dan memahami keadaan kita pasti bersedia turun tangan. Dia akan menolong kita mengatasi ketidakberdayaan dan keterbatasan kita.

Tetapi, bagaimana jika masalah itu akibat dosa dan ketidaktaatan kita? Apakah Bapa di surga masih bersedia turun tangan? Sepintas, kita pantas tidak ditolong. Tapi bagaimana mungkin, Bapa yang tidak menyayangkan anak-Nya sendiri, tetapi menyerahkan-Nya bagi kita semua (ay. 32), angkat tangan atas hidup kita? Dia berfirman, “Tidak ada yang dapat memisahkan kita dari kasih Bapa” (ay. 39).

Apa pun masalah dan pergumulan yang kita hadapi, sekalipun hal itu terjadi akibat dosa dan ketidaktaatan kita, Bapa Surgawi bersedia turun tangan. Tentu saja, bukan berarti kita menyalahgunakan kebaikan hati Bapa itu dan boleh hidup sembarangan. Biarlah Bapa juga mengajar kita bersikap bijaksana, supaya kita terhindar dari bencana.

Salam dahsyat dan tetap semangat....
Jayapura, 15 Oktober 2019
Ps. Gelphy Nartha

Jika Anda diberkati dengan renungan ini Silahkan berikan comment Anda dan bagikan juga kepada saudara seiman yang lainnya.

Untuk mendapat renungan rutin, bahan kotbah saya dan ilustrasi, Anda bisa mendownload aplikasi saya cara nya; Buka Google Play Store di Smart Phone atau Android Anda. Ketik Gelphy Nartha di searching lalu download aplikasinya.

God Bless...!

https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha

http:gelphyministry.blogspot.co.id   

Senin, 14 Oktober 2019

MARA DAN ELIM


How are you today? 
Firman Tuhan :
Baca: Keluaran 15:22-27 

Sesudah itu sampailah mereka di Elim; di sana ada dua belas mata air dan tujuh puluh pohon korma, lalu berkemahlah mereka di sana di tepi air itu. (Keluaran 15:27) 

Bacaan Alkitab Setahun:  
Markus 4-5 

Perjalanan bangsa Israel dari Mesir menuju Kanaan sering dikatakan sebagai gambaran perjalanan hidup orang percaya. Seperti bangsa Israel yang harus melewati Mara, kita juga berhadapan dengan hal-hal yang bisa jadi memahitkan hati. Kita jadi bertanya-tanya, “Kenapa harus ada ‘Mara’?” 

Ya, kenapa harus ada Mara? Ayat 25 memberikan jawabannya, yaitu karena di sanalah Tuhan mengajarkan berbagai ketetapan dan peraturan-Nya. Jawaban ini ditegaskan pula oleh Daud, yang menyatakan: “bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapanMu (Mazmur 119:71). Sejujurnya, saat berhadapan dengan masalah kita biasanya lebih serius mencari Tuhan dibandingkan saat keadaan semuanya berjalan lancar. Itulah sebabnya Tuhan tidak jarang bekerja melalui persoalan hidup untuk mengajar kita lebih mengenal Kristus secara pribadi. 

Menarik bagi saya bahwa peristiwa Mara dan Elim dicatat dalam satu peringkop yang sama. Kebetulan? Menurut pemahaman saya, hal ini bukanlah kebetulan, melainkan memuat suatu janji Tuhan: bahwa di balik Mara, Dia menyediakan Elim. Seperti apakah Elim? “Di sana ada 12 mata air dan 70 pohon korma” (ay. 27). Tuhan tidak akan membiarkan kita terus terpuruk dalam kepahitan; sebaliknya, Dia menuntun kita untuk meraih berkat yang sudah Dia sediakan. 

Apakah saat ini Anda sedang berada di “Mara”? Marilah menguatkan dan meneguhkan hati untuk berjalan terus. Yesus pasti menyertai kita menuju “Elim”. 

Salam dahsyat dan tetap semangat....
Jayapura, 14 Oktober 2019
Ps. Gelphy Nartha

Jika Anda diberkati dengan renungan ini Silahkan berikan comment Anda dan bagikan juga kepada saudara seiman yang lainnya.

Untuk mendapat renungan rutin, bahan kotbah saya dan ilustrasi, Anda bisa mendownload aplikasi saya cara nya; Buka Google Play Store di Smart Phone atau Android Anda. Ketik Gelphy Nartha di searching lalu download aplikasinya.

God Bless...!

https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha

http:gelphyministry.blogspot.co.id   

Minggu, 13 Oktober 2019

SIAPAKAH SAYA?


How are you today? 
Firman Tuhan : 
Baca: Lukas 18:9-14 

Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah sedangkan orang lain itu tidak. Sebab siapa saja yang meninggikan diri, ia akan direndahkan dan siapa saja yang merendahkan diri, ia akan ditinggikan. (Lukas 18:14)

Bacaan Alkitab Setahun:  
Markus 1-3 

Perumpamaan Tuhan Yesus mengenai orang Farisi dan pemungut cukai ini begitu kuat pesannya dan penuh makna. Namun, saya terbiasa membacanya tanpa mengaitkannya dengan kehidupan pribadi. Saya menempatkan diri sebagai pemungut cukai yang diperkenan Tuhan. Namun, ketika membacanya lagi suatu kali, kegelisahan melanda. Saya merasa sesungguhnya sayalah si orang Farisi!

Orang Farisi merasa dirinya baik, bermoral tinggi. Ia membandingkan diri dengan orang lain dan, dengan itu, merendahkan mereka. Jabatannya sebagai ahli kitab membuat dirinya merasa layak berdoa tanpa harus mengaku keberdosaannya. Dengan penuh percaya diri, ia melaporkan aktivitas keagamaannya. Keangkuhan menutupi mata rohaninya sehingga ia tidak melihat betapa berdosa dirinya. Sebaliknya, si pemungut cukai bukan saja menyadari dosanya, ia memohon belas kasihan dan pengampunan Tuhan. Dan, ia dibenarkan oleh Tuhan.

Bila kita tidak menyadari keberdosaan kita, bukankah kita tak ubahnya orang Farisi tadi? Keangkuhan mengikis kepekaan kita akan dosa. Kita jadi lebih mudah mencela orang lain, merasa puas oleh aktivitas pelayanan kita. Meskipun berdoa kepada Tuhan, kita seolah tidak membutuhkan Dia. Padahal, sesungguhnya kita tidak layak menghadap ke hadirat-Nya. Kita membutuhkan anugerah pengudusan oleh pengurbanan Yesus di kayu salib, agar kita beroleh keberanian menghadap takhta Allah dalam doa kita. Marilah kita merendahkan diri di hadapan-Nya, dan biarlah Dia sendiri yang meninggikan kita oleh rahmat-Nya!

Salam dahsyat dan tetap semangat....
Jayapura, 13 Oktober 2019
Ps. Gelphy Nartha

Jika Anda diberkati dengan renungan ini Silahkan berikan comment Anda dan bagikan juga kepada saudara seiman yang lainnya.

Untuk mendapat renungan rutin, bahan kotbah saya dan ilustrasi, Anda bisa mendownload aplikasi saya cara nya; Buka Google Play Store di Smart Phone atau Android Anda. Ketik Gelphy Nartha di searching lalu download aplikasinya.

God Bless...!

https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha

http:gelphyministry.blogspot.co.id   

Sabtu, 12 Oktober 2019

TOTALITAS ELISA


How are you today? 
Firman Tuhan : 
Baca: 1 Raja-raja 19:19-21 

Lalu berbaliklah ia dari pada Elia, ia mengambil pasangan lembu itu, menyembelihnya dan memasak dagingnya dengan bajak lembu itu sebagai kayu api; ia memberikan daging itu kepada orang-orangnya, kemudian makanlah mereka. Sesudah itu bersiaplah ia, lalu mengikuti Elia dan menjadi pelayannya. (1 Raja-raja 19:21) 

Bacaan Alkitab Setahun:  
Matius 27-28 

Ketika nabi Elia melemparkan jubahnya kepada Elisa yang sedang membajak, Elisa tahu nabi itu sedang memanggilnya untuk suatu tugas pelayanan khusus. Ia pun melakukan tindakan yang radikal: pamit kepada keluarga, menyembelih sepasang lembu, dan memasaknya dengan kayu bajaknya. Ia pun mengikuti Elia dan menjadi pelayannya. Ia sedang dipersiapkan menjadi nabi Allah bagi Israel. 

Tindakan Elisa ini menunjukkan sebuah totalitas. Ia tidak berencana untuk kembali kepada profesi lamanya suatu hari nanti. Ia mengikut nabi Elia sepenuhnya. Kerendahan hatinya juga nyata melalui kesediaan dan kesetiaannya menjadi seorang pelayan bagi Elia. Setelah Elia terangkat ke surga, Elisa pun menjadi penyampai firman Allah yang setia kepada umat-Nya di sepanjang hidupnya, hingga ia mati (2 Raj. 13:20).

Panggilan untuk mengikuti dan melayani Tuhan sebenarnya berlaku untuk semua orang, sekalipun tidak semua orang dipanggil-Nya menjadi pelayan sepenuh waktu. Namun, kita semua dapat meneladani totalitas Elisa dalam mengikuti dan melayani Tuhan. Sesungguhnya, kita semua dipanggil untuk memuliakan Tuhan melalui berbagai profesi yang kita jalani. Kiranya totalitas kita dapat menginspirasi orang-orang lain sehingga mereka juga semakin termotivasi untuk mengikut dan melayani Tuhan dengan setia.

Salam dahsyat dan tetap semangat....
Jayapura, 12 Oktober 2019
Ps. Gelphy Nartha

Jika Anda diberkati dengan renungan ini Silahkan berikan comment Anda dan bagikan juga kepada saudara seiman yang lainnya.

Untuk mendapat renungan rutin, bahan kotbah saya dan ilustrasi, Anda bisa mendownload aplikasi saya cara nya; Buka Google Play Store di Smart Phone atau Android Anda. Ketik Gelphy Nartha di searching lalu download aplikasinya.

God Bless...!

https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha

http:gelphyministry.blogspot.co.id   

Jumat, 11 Oktober 2019

MAKANAN JENIS BARU


How are you today? 
Firman Tuhan : 
Baca: Yohanes 4:1-42

Kata Yesus kepada mereka, "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.” (Yohanes 4:34) 

Bacaan Alkitab Setahun:  
Matius 25-26  

Memahami perkataan dalam pengajaran Yesus memang gampang-gampang susah. Ada kalanya kita dapat begitu mudah memahami perkataan atau pengajaran-Nya, tetapi pada kesempatan lain kita akan dibuat mengernyitkan dahi hanya untuk memahami satu atau dua kalimat yang Dia sampaikan. Salah satunya ada dalam nats hari ini.

Untuk dapat memahami konteks renungan hari ini, kita perlu mencermati beberapa ayat kunci (ay. 8, 31-34). Ketika Yesus bercakap-cakap dengan wanita Samaria, murid-murid sedang ke luar kota. Ketika mereka kembali sambil membawa makanan, mereka lalu meminta agar Yesus makan. “Pada-Ku ada makanan yang kamu tidak kenal,” jawab Yesus. Jawaban yang mengejutkan sehingga para murid menyangka ada yang memberi Yesus makan selagi mereka pergi (ay. 33). Yesus lalu menjelaskan jenis “makanan” yang Dia maksudkan, yakni berkaitan dengan melakukan kehendak dan menyelesaikan pekerjaan Bapa. Hari itu kepada para murid, Yesus memperkenalkan jenis “makanan” yang selama ini belum mereka kenal.

Makanan berkaitan dengan rasa kenyang dan puas. Jika dikaitkan dengan perkataan Yesus di atas, berarti seseorang yang melakukan kehendak dan menyelesaikan pekerjaan Tuhan dapat merasa kenyang dan puas sekalipun secara fisik ia belum makan. Apakah kita pernah merasakan jenis “makanan” ini? Jika belum, kita bisa memulainya sesegera mungkin. Belajarlah melakukan kehendak-Nya dan menyelesaikan pekerjaan yang sedang Dia tugaskan kepada kita. Lakukanlah semuanya karena kita mengasihi Tuhan.

Salam dahsyat dan tetap semangat....
Jayapura, 11 Oktober 2019
Ps. Gelphy Nartha

Jika Anda diberkati dengan renungan ini Silahkan berikan comment Anda dan bagikan juga kepada saudara seiman yang lainnya.

Untuk mendapat renungan rutin, bahan kotbah saya dan ilustrasi, Anda bisa mendownload aplikasi saya cara nya; Buka Google Play Store di Smart Phone atau Android Anda. Ketik Gelphy Nartha di searching lalu download aplikasinya.

God Bless...!

https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha

http:gelphyministry.blogspot.co.id   

Kamis, 10 Oktober 2019

LAKUKAN PERAN ANDA


How are you today? 
Firman Tuhan : 
Baca: Efesus 6:1-4 

Dan kamu, Bapak-bapak, janganlah bangkitkan kemarahan di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan. (Efesus 6:4) 

Bacaan Alkitab Setahun: 
Matius 23-24 

Saat bermain peran, Aldo, anak TK, sering menyisipkan adegan pertengkaran. Misalnya, ketika ia memerankan seorang ayah, ia memaki temannya yang berperan sebagai ibu. Usut punya usut, ia kerap melihat pertengkaran kedua orangtua di rumah. Dan, secara sadar atau tidak sadar, ia belajar memaki dari perilaku orangtuanya.

Membaca Efesus 6:1-3 rasanya sangat melegakan orangtua. Ayat ini mendorong anak-anak agar menghormati orangtua. Tidak main-main, karena perintah penting ini bersumber dari Allah sendiri. Bahkan, perintah itu mengandung janji kebahagiaan dan panjang umur di dunia ini. 

Namun, sebagai orangtua tidak sepatutnya kita menjadi angkuh. Kita perlu memperhatikan ayat 4, yang menunjukkan peran orangtua. Ayat itu menyatakan dengan jelas bahwa orangtua bertanggung jawab mendidik anak dengan baik sesuai dengan kemauan Tuhan. Tidak benar jika orangtua hanya menuntut penghormatan anak-anak. Orangtua juga tidak diperkenankan membuat anak-anak jengkel dengan hardikan atau kata-kata kasar yang menyakitkan hati. Hal itu dapat membuat anak kehilangan rasa percaya kepada orangtua, bahkan membuat mereka berani memberontak.

Mendidik anak merupakan peran yang harus dilakukan bersama oleh pasangan suami-istri. Mendidik anak bukan sekadar ambisi yang cukup diungkapkan melalui perkataan atau nasihat, melainkan perlu disampaikan pula melalui keteladanan. Oleh karena itu, sebagai orangtua, kita harus memainkan peran yang sesuai dengan karakter Kristus dalam mengasuh anak.

Salam dahsyat dan tetap semangat....
Jayapura, 10 Oktober 2019
Ps. Gelphy Nartha

Jika Anda diberkati dengan renungan ini Silahkan berikan comment Anda dan bagikan juga kepada saudara seiman yang lainnya.

Untuk mendapat renungan rutin, bahan kotbah saya dan ilustrasi, Anda bisa mendownload aplikasi saya cara nya; Buka Google Play Store di Smart Phone atau Android Anda. Ketik Gelphy Nartha di searching lalu download aplikasinya.

God Bless...!

https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha

http:gelphyministry.blogspot.co.id   

Rabu, 09 Oktober 2019

ORANG SEPERTI APA DIA INI?


How are you today?
Firman Tuhan : 
Baca: Matius 8:23-27 

Lalu bangunlah Yesus membentak angin dan danau itu, sehingga danau itu menjadi teduh sekali. Orang-orang itu pun heran dan berkata, "Orang seperti apa Dia ini, sehingga angin dan danau pun taat kepada-Nya?" (Matius 8:26-27) 

Bacaan Alkitab Setahun:  
Matius 21-22 

Orang apakah Dia ini? Dia sama dengan kita, tetapi juga sangat berbeda dari kita. Seperti kita, Dia dapat menjadi lelah dan perlu tidur. Tetapi, berbeda dari kita, Dia berbicara dan mendiamkan angin ribut. Dia dilahirkan oleh anak dara, dan Dia tidak memiliki ayah biologis; sesungguhnya, Dia Anak Tunggal Allah yang dikandung dari Roh Kudus. Dia merasa lapar, tetapi Dia juga mampu memberi makan 5.000 orang dari hanya lima roti dan dua ikan.

Dia telah dicobai dalam segala hal, tetapi, tidak seperti kita, Dia tidak berbuat dosa. Dia mati, tetapi Dia bukan sekadar mengembuskan napas terakhir, melainkan mati untuk menebus dosa seluruh dunia. Dia juga dikuburkan, tetapi pada hari ketiga Dia bangkit dari antara orang mati, selaras dengan perkataan-Nya: “Akulah kebangkitan dan hidup, barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan mati selama-lamanya walaupun ia sudah mati” (Yoh. 11:25).

Orang apakah Dia ini? Dia hidup, mati, dan bangkit kembali untuk memberikan kehidupan kekal kepada semua orang yang percaya kepada-Nya. Dia bisa mengampuni dosa, termasuk mengampuni mereka yang membunuh-Nya, juga mengampuni dan menyelamatkan orang jahat di kayu salib (Luk. 23:43). Dan Dia sampai sekarang masih menyelamatkan setiap orang yang percaya kepada-Nya apa pun dosa mereka (Yoh. 3:16).

Orang apakah Dia ini? Siapakah Yesus ini? Bersyukurlah kepada Yesus karena Dia telah menyelamatkan kita dan menciptakan kita kembali menjadi serupa dengan diri-Nya.

Salam dahsyat dan tetap semangat....
Jayapura, 09 Oktober 2019
Ps. Gelphy Nartha

Jika Anda diberkati dengan renungan ini Silahkan berikan comment Anda dan bagikan juga kepada saudara seiman yang lainnya.

Untuk mendapat renungan rutin, bahan kotbah saya dan ilustrasi, Anda bisa mendownload aplikasi saya cara nya; Buka Google Play Store di Smart Phone atau Android Anda. Ketik Gelphy Nartha di searching lalu download aplikasinya.

God Bless...!

https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha

http:gelphyministry.blogspot.co.id   

Selasa, 08 Oktober 2019

IMAN WALAU....


How are you today? 
Firman Tuhan : 
Baca: Keluaran 17:1-7 

 … sesuai dengan titah TUHAN, lalu berkemahlah mereka di Rafidim, tetapi di sana tidak ada air untuk diminum bangsa itu. (Keluaran17:1) 

Bacaan Alkitab Setahun: 
Matius 18-20

Gurun bukanlah tempat yang nyaman untuk perjalanan yang panjang. Hampir tidak ada biro perjalanan yang menawarkan paket wisata ke gurun selama 12 hari. Dan hampir tidak ada manusia yang mau menjalani hidup di gurun selama bertahun-tahun. 

Namun, bangsa Israel harus menempuh perjalanan di gurun selama 40 tahun. Tidak bisa lain. Dan Rafidim masih menjadi salah satu tempat persinggahan pada awal perjalanan mereka setelah Mara, Elim, dan padang gurun Sin (Kel. 15:22-16:1). Di tempat ini, mereka kembali gagal untuk memercayai Tuhan karena tidak adanya air untuk diminum. Seperti biasanya, reaksi mereka begitu-begitu saja: “bertengkar dengan Musa” (ay. 2) dan “bersungut-sungut” (ay. 3). Sikap yang sangat menyedihkan, mengingat mereka sudah menyaksikan rangkaian mukjizat yang Tuhan lalukan di depan mata mereka.

Reaksi seperti sikap bangsa Israel nyatanya masih sering kita jumpai saat ini. Tidak jarang kita sendiri, ketika tersudut oleh keadaan yang sulit dan tidak menyenangkan, mulai mempertanyakan kehadiran dan kebaikan Tuhan. Kita mulai meragukan penyertaan dan pertolongan-Nya. Alih-alih meneguhkan iman dengan mengingat perlindungan Tuhan yang pernah kita alami, kita malah jatuh ke dalam dosa mengasihani diri sendiri dengan membesar-besarkan masalah dan kelemahan kita. Padahal Tuhan hendak mengajar kita supaya mata kita senantiasa berfokus kepada pribadi dan kasih setia-Nya. Dengan demikian, kita belajar memiliki iman “Aku percaya walau…” bukannya “Aku percaya kalau…”

Salam dahsyat dan tetap semangat....
Jayapura, 08 Oktober 2019
Ps. Gelphy Nartha

Jika Anda diberkati dengan renungan ini Silahkan berikan comment Anda dan bagikan juga kepada saudara seiman yang lainnya.

Untuk mendapat renungan rutin, bahan kotbah saya dan ilustrasi, Anda bisa mendownload aplikasi saya cara nya; Buka Google Play Store di Smart Phone atau Android Anda. Ketik Gelphy Nartha di searching lalu download aplikasinya.

God Bless...!

https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha

http:gelphyministry.blogspot.co.id   

Senin, 07 Oktober 2019

TAKE AND GIVE


How are you today? 
Firman Tuhan : 
Baca: Lukas 14:12-14

Tetapi apabila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh dan orang-orang buta. (Lukas 14:13)

Bacaan Alkitab Setahun: 
Matius 15-17 

Take and give. Jika kita memberi, kita akan menerima. Pepatah Jawa berkata: Sapa nandur, ngunduh (siapa menanam, akan memetik buahnya). Sayangnya, tidak sedikit orang menerapkan slogan ini secara tidak tepat. Ketika seseorang memberikan bantuan, misalnya, ia berharap kelak ia menerima balasan yang setimpal. Ada juga orang yang mengadakan pesta dengan dana minim, lalu mengundang orang-orang yang dirasa berduit, berharap sumbangan yang masuk menutupi modal dan berlebih.

Memberi dengan mengharapkan balasan itu menunjukkan sikap hati yang tidak tulus. Untuk menguji apakah kita tulus saat memberi, Yesus memberi kita perintah: “Tetapi apabila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh dan orang-orang buta” (ay. 13). Sungguh terbalik dengan prinsip kita, bukan? Mana ada orang mau rugi? Ya, mereka orang yang tidak akan bisa membalas budi baik kita! Tapi di sinilah sesungguhnya letak kebahagiaan yang dikatakan Yesus. Kebahagiaan karena kemurahan hati kita telah menghadirkan rasa bahagia di hati orang yang menerimanya. 

Allah telah menunjukkan kebaikan-Nya kepada kita, manusia berdosa. Kebaikan-Nya tetap diberikan sekalipun kita tidak layak menerimanya. Sebab itu, sebagai orang yang telah menerima kemurahan hati-Nya, kiranya kita menjalani hidup bukan sekadar dengan prinsip take and give, tetapi lebih digerakkan oleh semangat kemurahan hati yang tidak pernah menuntut balas.

Salam dahsyat dan tetap semangat....
Jayapura, 07 Oktober 2019
Ps. Gelphy Nartha

Jika Anda diberkati dengan renungan ini Silahkan berikan comment Anda dan bagikan juga kepada saudara seiman yang lainnya.

Untuk mendapat renungan rutin, bahan kotbah saya dan ilustrasi, Anda bisa mendownload aplikasi saya cara nya; Buka Google Play Store di Smart Phone atau Android Anda. Ketik Gelphy Nartha di searching lalu download aplikasinya.

God Bless...!

https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha

http:gelphyministry.blogspot.co.id   

Minggu, 06 Oktober 2019

KETIKA TUHAN BERTINDAK


How are you today? 
Firman Tuhan : 
Baca: Bilangan 13:1-33 

Tetapi orang-orang yang pergi ke sana bersama-sama dengan dia berkata: "Kita tidak dapat maju menyerang bangsa itu, karena mereka lebih kuat dari pada kita." (Bilangan 13:31) 

Bacaan Alkitab Setahun:  
Matius 13-14 

Sudah 4 tahun gereja sahabat saya menyewa rumah untuk pusat belajar dan pos pelayanan di sebuah daerah. Ketika masa kontrak habis, pemilik berniat menjual rumah itu. Ia memberi mereka dua pilihan: membeli rumah itu atau menyewa rumah lain--yang sulit didapati di daerah itu. Mereka berharap dapat membelinya, namun persediaan dana mereka bahkan tidak mencapai 10 persen dari harga rumah. Pengurus berdoa dan mengambil langkah iman membeli rumah itu, lalu menginformasikannya kepada jemaat gereja mereka. Puji Tuhan, kurang dari dua minggu, dana yang terkumpul melebihi yang mereka perlukan.

Sepuluh dari 12 pengintai Israel berpendapat bahwa mereka sebaiknya jangan memasuki Kanaan. Setelah 40 hari pengintaian, mereka sudah dapat memetakan kekuatan musuh: terdapat kota-kota berkubu, pasukan perang yang kuat, dan manusia-manusia raksasa. “Kita pasti kalah! Jangan memerangi mereka!” simpul mereka. Hal itu sangat melemahkan dan mengintimidasi bangsa Israel. Ya, dengan mengandalkan kekuatan sendiri, mereka pasti kalah. Syukurlah dua pengintai lain–Yosua dan Kaleb–tetap beriman teguh pada Allah, yang telah berjanji menyerahkan negeri itu. Tuhan mengizinkan mereka memasuki Kanaan dan menyaksikan bahwa Tuhanlah yang berperang bagi mereka. Contohnya, mereka hanya perlu mengelilingi Yerikho selama 7 hari, dan benteng kota itu pun roboh.

Segala sesuatu tidak bergantung pada kekuatan kita. Bagian kita adalah melangkah dengan iman, dan kita akan terpesona ketika melihat Dia bertindak.

Salam dahsyat dan tetap semangat....
Jayapura, 06 Oktober 2019
Ps. Gelphy Nartha

Jika Anda diberkati dengan renungan ini Silahkan berikan comment Anda dan bagikan juga kepada saudara seiman yang lainnya.

Untuk mendapat renungan rutin, bahan kotbah saya dan ilustrasi, Anda bisa mendownload aplikasi saya cara nya; Buka Google Play Store di Smart Phone atau Android Anda. Ketik Gelphy Nartha di searching lalu download aplikasinya.

God Bless...!

https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha

http:gelphyministry.blogspot.co.id   

Sabtu, 05 Oktober 2019

SIAP MENDERITA BERSAMA DIA


How are you today? 
Firman Tuhan :
Baca: Filipi 1:27-30 

Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia (Filipi 1:29) 

Bacaan Alkitab Setahun:  
Matius 12

Menjadi relawan bukanlah tidak berisiko. Terlebih di kala bencana atau di tengah kerusuhan. Niat mulia hendak membantu sesama harus diikuti dengan keberanian dan keikhlasan. Itulah yang dialami oleh Olesya Zhukovska ketika menolong korban kerusuhan demonstrasi di Kiev, Ukrania, pada Februari 2014 lalu. Sementara menjadi relawan, ia sendiri malah tertembak oleh penembak misterius. Beruntung, nyawanya masih terselamatkan.

Dengan penuh kesabaran dan semangat tinggi, Rasul Paulus memberitakan Injil keselamatan Kristus. Ia berjalan dari kota ke kota, dari satu negara pindah ke negara lain. Menempuh perjalanan yang berbahaya dan sulit. Terkadang Paulus harus berjalan hingga ratusan mil, di waktu lain ia juga menyeberangi lautan. Menghadapi binatang buas, pula gelombang laut yang ganas. Tak jarang juga ia harus menghadapi fitnah keji yang berujung pada aniaya dan hukuman penjara dari para penghambat Injil Kristus (2 Kor. 11:23-27). Namun, kesulitan demi kesulitan itu tak menyurutkan semangatnya untuk memenangkan jiwa-jiwa bagi Kristus.

Paulus mengakui bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu bukan berasal dari dirinya sendiri, tetapi dari Kristus Yesus yang sudah menyelamatkan hidupnya (2 Kor. 4:7). Maka, adalah suatu kehormatan jika Kristus berkenan memakainya menjadi saksi Kristus, agar banyak jiwa dapat memperoleh keselamatan dari Kristus.

Bagaimana respons Anda dan saya setelah ditebus Kristus? Adakah kita bersedia bekerja dengan rela demi menjadi saksi bagi-Nya?

Salam dahsyat dan tetap semangat....
Jayapura, 05 Oktober 2019
Ps. Gelphy Nartha

Jika Anda diberkati dengan renungan ini Silahkan berikan comment Anda dan bagikan juga kepada saudara seiman yang lainnya.

Untuk mendapat renungan rutin, bahan kotbah saya dan ilustrasi, Anda bisa mendownload aplikasi saya cara nya; Buka Google Play Store di Smart Phone atau Android Anda. Ketik Gelphy Nartha di searching lalu download aplikasinya.

God Bless...!

https://play.google.com/store/apps/detail?id=com.itant.gia.gelphynartha

http:gelphyministry.blogspot.co.id