Perumpamaan tentang
Seorang Penabur Benih
Matius 13:18-23 (Lihat juga Lukas
8:4-8, 11-15)
Perumpamaan Dasar
Di pesan ini, kita akan melihat apa yang ingin disampaikan oleh
Yesus melalui perumpamaan. Yesus banyak mengajar dengan memakai perumpamaan-perumpamaan.
Dengan bersandar pada kasih karunia Tuhan, saya akan membahas setiap
perumpamaan-perumpamaan tersebut secara sistematis.
Kita akan memulai dengan perumpamaan yang disebut sebagai
Perumpamaan Dasar: yaitu Perumpamaan tentang Seorang Penabur. Perumpamaan
ini sangatlah kaya makna. Di Lukas pasal 8, dari ayat 4 sampai 8
merupakan isi dari perumpamaan tersebut, sedangkan ayat 11-15 adalah bagian
penjelasannya. Ini adalah satu-satunya perumpamaan di mana Yesus memberikan penjelasan
langsung. Lewat penjelasan itu, Yesus sedang mengajarkan para murid cara untuk
memahami perumpamaan. Mari kita baca perumpamaan di Lukas 8:4-8:
Ketika orang banyak
berbondong-bondong datang, yaitu orang-orang yang dari kota ke kota
menggabungkan diri pada Yesus, berkatalah Ia dalam suatu perumpamaan:
"Adalah seorang penabur keluar untuk menaburkan benihnya. Pada waktu ia
menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu diinjak orang dan
burung-burung di udara memakannya sampai habis. Sebagian jatuh di tanah yang
berbatu-batu, dan setelah tumbuh ia menjadi kering karena tidak mendapat air.
Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, dan semak itu tumbuh bersama-sama dan
menghimpitnya sampai mati. Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, dan setelah
tumbuh berbuah seratus kali lipat." Setelah berkata demikian Yesus
berseru: "Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia
mendengar!"
Yesus sendiri memberi penjelasan di ayat 11-15. Dan penjelasannya
adalah sebagai berikut:
Inilah arti perumpamaan itu: Benih
itu ialah firman Allah. Yang jatuh di pinggir jalan itu ialah orang yang telah
mendengarnya; kemudian datanglah Iblis lalu mengambil firman itu dari dalam
hati mereka, supaya mereka jangan percaya dan diselamatkan. Yang jatuh di tanah
yang berbatu-batu itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu,
menerimanya dengan gembira, tetapi mereka itu tidak berakar, mereka percaya
sebentar saja dan dalam masa pencobaan mereka murtad. Yang jatuh dalam semak
duri ialah orang yang telah mendengar firman itu, dan dalam pertumbuhan
selanjutnya mereka terhimpit oleh kekuatiran dan kekayaan dan kenikmatan hidup,
sehingga mereka tidak menghasilkan buah yang matang. Yang jatuh di tanah yang
baik itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam
hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan."
Berdasarkan Markus 4:13, kita tahu bahwa ini adalah perumpamaan
foundasi karena Yesus berkata, "Tidakkah kamu mengerti perumpamaan ini?
Kalau demikian bagaimana kamu dapat memahami semua perumpamaan yang lain?"
Apa yang dibicarakan di dalam perumpamaan ini? Yesus berbicara
tentang seorang penabur yang sedang menaburkan benih. Ini adalah gambaran yang
sangat umum di daerah-daerah pertanian. Pada saat seorang petani menaburkan
benih, ia menghamburkannya begitu saja. Tergantung di dadanya, adalah sebuah
kantong yang digantung melingkari bahunya, lalu ia mengambil segenggam benih
dan menebarkannya dengan agak melingkar. Ia berjalan menyusuri ladang sambil
menaburkan benih.
Pada saat benih ditabur, beberapa benih akan jatuh ke tanah yang
keras, misalnya di pematang yang merupakan tanah yang mengeras, karena
merupakan jalur umum yang melintasi ladang, dan sering diinjak-injak oleh orang
yang lalu-lalang. Benih yang jatuh di tanah yang keras (seperti pematang itu),
jelas tidak akan dapat masuk ke dalam tanah; mereka tetap tinggal di permukaan.
Dan selalunya di mana ada petani menabur benih, pasti akan ada sekawanan
burung, yang menunggu kesempatan untuk memakan benih yang tertinggal di
permukaan. Jadi, bagi benih-benih yang jatuh di pematang, burung-burung akan
datang dan mengambilnya - benih yang bisa dijangkau oleh burung-burung
tersebut.
Lalu Yesus berkata bahwa ada lagi benih yang jatuh ke tanah yang
dangkal. Ketika hujan turun dan tanah itu mulai membungkus benih tersebut,
benih itu akan bertumbuh dengan sangat cepat. Benih itu sepertinya bertumbuh
dengan sangat baik dan bahkan menunjukkan pertumbuhan yang luar biasa. Akan
tetapi sesudah beberapa waktu, akar itu segera tertahan oleh bebatuan di
lapisan bawah. Ada batas sejauh mana akar itu bisa menjalar. Ketika akar
menyentuh lapisan batu, pertumbuhannya terbantut. Karena dibatasi oleh
bebatuan, akar itu tidak dapat masuk lebih jauh untuk mendapatkan air dan akan
mulai layu. Tanaman itu akhirnya mati karena kekurangan air.
Ada lagi yang jatuh di tanah yang memungkinkan pertumbuhan, akan
tetapi lahannya tidak murni. Tanah ini berisi berbagai macam benih, beragam
akar dan beragam tumbuhan. Berbagai macam benih tumbuhan ini tidak kelihatan
pada awalnya, tapi mereka lalu tumbuh bersama-sama dengan benih gandum itu dan
menjepitnya. Pada waktu menabur, Anda tidak melihat adanya semak atau tumbuhan
yang lain di sana. Akan tetapi sesudah beberapa waktu, mereka mulai tumbuh
bersama dengan benih gandum. Kemudian akar semak duri itu membelit akar gandum
yang masih muda ini dan menjepitnya sehingga tanaman gandum ini tidak mendapat
asupan gizi yang dibutuhkannya. Akhirnya gandum yang baru tumbuh ini juga mati.
Tanah Menggambarkan Hati Manusia
Benih-benih ini dapat dibagi ke dalam dua kelompok. Masing-masing
kelompok terdiri dari tiga kategori atau tiga tipe. Jadi ada dua kelompok dan
tiga tipe dalam setiap kelompok. Setiap tipe di dalam masing-masing kelompok
memiliki perbedaan yang cukup nyata. Tidak semua orang yang tidak percaya dapat
dianggap sama rata, dan tidak semua orang percaya dapat disama-ratakan pula.
Kita tidak boleh membayangkan bahwa semua orang non-Kristen memiliki kondisi
hati yang sama, memiliki kerohanian yang sama rata. Mereka masing-masing
memiliki perbedaan dalam menanggapi berita Injil.
Seperti apa ketiga tipe di dalam kelompok yang pertama? Kelompok
yang pertama adalah mereka yang tidak diselamatkan. Mereka sering disebut
sebagai orang yang tidak percaya. Akan tetapi pernyataan ini kurang tepat,
karena pada kenyataannya, hanya satu kategori dari kelompok yang 'tidak
diselamatkan' ini yang benar-benar tidak percaya, sedangkan dua kategori atau
dua tipe yang lain adalah orang-orang percaya.
Kunci untuk Memahami Perumpamaan
Tipe yang pertama dari kelompok yang tidak diselamatkan adalah
orang-orang yang hatinya mengeras. Kunci pemahaman perumpamaan ini sebenarnya
sangat sederhana. Pertama, benih itu adalah Firman Allah. Orang yang
mengabarkan Firman Allah adalah penaburnya. Setiap kali Anda memberi kesaksian
demi Kristus atau mengabarkan Firman Allah, maka Anda sedang menabur benih.
Penabur yang pertama adalah Yesus sendiri, namun sesudah itu, kita semua yang
mengabarkan Injil adalah penabur. Itu sebabnya para murid juga disebut sebagai
penabur benih di Matius 10. Tugas mereka adalah menabur benih.
Benih adalah Firman Allah, atau disebut juga sebagai Firman
Kerajaan Allah atau Firman tentang Kerajaan Sorga (Matius 13:19). Kata
'kerajaan' berarti pemerintahan, pengaturan atau kehendak Allah. Kerajaan Allah
terletak di setiap tempat di mana kehendak Allah dijalankan. "Datanglah
kerajaanMu, jadilah kehendakMu." Itu sebabnya mengapa kata 'kerajaan'
dan 'kehendak' memiliki makna yang sama karena kerajaan Allah berada di setiap
tempat di mana kehendakNya dijalankan. Firman tentang Kerajaan Sorga adalah
pesan yang berisi panggilan kepada setiap orang untuk menyerahkan hidupnya
kepada Allah.
Setiap pengajar yang tidak menjadikan hal ini sebagai pokok utama,
yang tidak mengajarkan bahwa setiap orang Kristen sejati adalah orang yang
hidup di bawah kehendak Allah, berarti tidak sedang mengajarkan Firman Allah
dengan sejujurnya. Jika kita mengabarkan keselamatan hanya dengan mengatakan,
"Datanglah kepada Yesus untuk menerima damai sejahtera dan sukacita",
maka tindakan itu bukanlah mengabarkan Firman Allah. Pertama-tama kita harus
mengatakan, "Datanglah dan hiduplah di bawah pemerintahan Allah, di bawah
kehendak Allah. Biarkan Allah yang menjadi Raja dalam kehidupan Anda! Biarlah
Yesus menjadi Tuan dan Penguasa dalam hidup Anda!" Itulah yang disebut
mengabarkan Injil. Jika Anda hidup seperti itu, maka akan ada damai sejahtera
dan sukacita di dalam hati. Dan akan ada juga penindasan, penganiayaan dan
penderitaan, sebagaimana yang akan kita lihat nanti. Setiap pengkhotbah yang
tidak menyebutkan hal ini sangat tidak layak untuk mengabarkan Injil karena ia
tidak mengabarkan Injil sebagaimana yang dimaksudkan oleh Yesus. Kita dipanggil
bukan untuk menjual permen. Kita dipanggil bukan untuk menjual manisan. Kita
dipanggil untuk mengabarkan kebenaran, bukan untuk mengatakan hal-hal yang
ingin didengarkan oleh orang-orang, melainkan untuk mengatakan kebenaran kepada
mereka. Seorang dokter seringkali harus menyampaikan kebenaran kepada
pasiennya. Anda mungkin tidak suka mendengarkannya, akan tetapi itulah
kebenaran. Tidak ada orang yang senang diberitahu bahwa ia berada dalam keadaan
sakit yang parah. Jadi kita dapat melihat di sini bahwa mengabarkan Firman
Allah berarti mengabarkan kerajaan Allah, kehidupan di bawah kedaulatanNya dan
hidup di bawah pemerintahanNya. Tidak ada orang yang layak menjadi Kristen yang
belum menyerahkan kehidupannya kepada Yesus sang Raja.
Itulah yang disebut sebagai Firman Allah, dan si penabur adalah
orang yang mengabarkan hal itu. Sebagai pendahulu, Yesus menjadi penabur yang
pertama, dan selanjutnya kitalah yang melakukannya. Setiap kali Anda bersaksi
kepada teman, setiap kali Anda berbicara tentang Firman Allah kepada orang
lain, itu berarti Anda sedang menabur benih.
Jika benih adalah Firman Allah, dan penabur adalah orang yang
mengabarkannya, lalu apa arti tanah? Tanah, yang menerima benih, sebagaimana
yang dijelaskan oleh Yesus, adalah hati. Hati seseorang digambarkan seperti
tanah, tempat benih ditabur. Hal ini dapat dilihat di Matius 13:19. Benih ditaburkan
ke dalam hati seseorang. Ini berarti bahwa berbagai macam tanah yang
digambarkan di dalam perumpamaan ini merupakan gambaran dari berbagai macam
sikap hati.
Tipe pertama - Orang yang Menolak Injil
Sekarang kita mulai membahas 3 tipe orang yang tidak diselamatkan
- dan kita akan membahas fakta-fakta yang membedakan ketiganya. Tipe yang
pertama adalah mereka yang digambarkan seperti pematang di mana benih itu jatuh
tetapi tidak dapat memasukinya, karena tanah pematang itu keras. Ini
menggambarkan jenis orang yang hatinya sudah dikeraskan sepenuhnya terhadap
Allah. Anda sampaikan Injil kepada orang ini dan pesan itu akan berlalu seperti
air yang menggelincir di punggung bebek. Anda seperti menabur di atas batu
karang. Tidak ada hasilnya. Benih itu tidak dapat masuk ke dalam tanah. Orang
seperti ini, hatinya sudah keras sepenuhnya; mereka sama sekali tidak ingin
berurusan dengan Injil. Hati mereka mengeras terhadap Injil. Mereka tidak ingin
mendengarkan Firman Allah. Atau jika mendengar sekalipun, hanya untuk
mencemoohkannya, untuk kemudian menolaknya. Mereka menginjak-injak Injil di
bawah kaki mereka. Dalam hal ini, Injil benar-benar tidak dapat masuk ke dalam
hati mereka. Mereka tidak percaya sama sekali.
Tipe Kedua - 'Orang Percaya' yang Dangkal
Tipe kedua di dalam kelompok yang tidak diselamatkan ini sangatlah
berbeda. Hati mereka, di permukaannya, sangat tanggap terhadap Injil. Yesus
menggambarkan keadaan hatinya seperti tanah subur yang dangkal dengan lapisan
batu di bawahnya. Ini adalah jenis orang yang dapat dikatakan memiliki
keyakinan yang dangkal. Dan orang-orang semacam ini selalu menjadi masalah
besar bagi gereja, akan tetapi mereka malah menjadi kesukaan para penginjil,
karena mereka adalah orang-orang yang cepat tanggap. Mereka adalah orang-orang
yang cepat mengangkat tangannya dalam setiap KKR. Mereka sepertinya tidak
mengalami pergumulan yang berarti dalam menanggapi Injil. Seperti yang
disampaikan dalam Alkitab, mereka menerima Firman Allah "dengan gembira".
Mereka dengan senang hati menerima Firman. Ayat 13 berkata: "Yang jatuh
di tanah yang berbatu-batu itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu."
Demikianlah Firman Allah - "menerimanya dengan gembira," akan
tetapi mereka tidak berakar. Mereka tidak memiliki kedalaman. Penjelasan ini
dapat dilihat dengan sangat jelas di Matius 13:5 dalam ungkapan "tanahnya
tipis".
Anda sampaikan Injil kepada mereka, mereka menerima hal itu dengan
senang hati, dan berkata, "Haleluyah! Ini luar biasa. Oh, sangat luar
biasa." Jika Anda berkata, "Setiap orang yang sudah memutuskan untuk
menerima Yesus, angkatlah tangan Anda", maka tangan mereka akan melesat
seperti roket. Mereka adalah orang-orang yang segera meluncur ke depan. Mereka
adalah orang-orang yang selalu hadir dalam KKR. Tentu saja, saya tidak bermaksud
mengatakan bahwa setiap orang yang mengacungkan tangannya dalam sebuah KKR
termasuk ke dalam kategori ini. Ada juga orang yang mengacungkan tangannya dan
memang benar-benar mengasihi Tuhan, dan yang benar-benar memiliki kedalaman.
Mereka tetap setia di dalam Tuhan sampai pada akhirnya. Kita tidak boleh
mengabaikan keberadaan mereka.
Saya sering melihat orang yang datang kepada Tuhan dengan air
mata, dengan ketakutan dan kesungguhan. Orang-orang seperti ini seringkali
lebih mantap dan kokoh. Akan tetapi ada jenis orang yang sekadar berlari ke
depan tapi mereka tidak memiliki kedalaman. Jadi, mereka menerima Firman Allah
dengan segera dan langsung menunjukkan tanda-tanda pertumbuhan. Mereka
bertumbuh jauh lebih cepat dibandingkan dengan yang lainnya! Para pakar
menjelaskan bahwa pertumbuhan yang cepat ini diakibatkan oleh kehangatan
tambahan yang diberikan oleh bebatuan di lapisan bawah. Demikianlah, benih itu
bertumbuh lebih cepat; mendapat tanggapan yang sangat cepat. Anda akan melihat
orang ini melesat dalam pertumbuhan, sementara yang lainnya bertumbuh lebih
lambat. Manusia jenis ini bertumbuh secepat kilat sehingga Anda mungkin
berkata, "Benar-benar orang Kristen yang luar biasa!" Namun jika Anda
berpengalaman dalam Firman Allah, jangan langsung senang dulu. Waktu akan
membuktikan apakah ada akar di bawah sana atau tidak.
Apa yang kita lihat di dalam kategori ini adalah mereka yang
kepercayaannya dangkal. Memang ada tanggapan rohani, namun tanggapan itu kurang
mendalam. Mengapa? Karena di bawahnya ada penolakan yang mendasar, penolakan
terhadap Firman Allah. Mereka hanya mau maju sampai batas tertentu saja. Mereka
tidak berserah sepenuhnya. Mereka menyerahkan diri, namun hanya sampai pada
titik tertentu. Itu sebabnya saya selalu mengingatkan Anda bahwa iman yang
menyelamatkan yang sesuai dengan Alkitab adalah komitmen yang total dan tanpa
syarat karena jika tidak total, maka itu berarti bahwa Anda sudah menarik suatu
garis batas di dalam hati Anda. Anda sendiri yang tahu di mana batas itu. Atau
mungkin Anda sendiri tidak tahu di mana garis batas itu, akan tetapi pada suatu
hari, akar tanaman akan menyentuh batu tersebut. Akar itu tidak dapat bertumbuh
lagi, dan apa yang akan terjadi ialah bahwa tanaman itu layu dan mati.
Mereka yang sudah lama melayani Tuhan tentunya telah melihat
betapa banyak kerohanian yang mati dan ambruk, terlalu banyak kejadian seperti
itu. Seringkali, yang mati ini merupakan mayoritas. Saya ingin agar Anda
menguji hati Anda. Apakah Anda sudah memberi tanggapan kepada Allah? Ya. Namun
apakah tanggapan itu tanpa syarat? Apakah Anda memiliki suatu garis batas di
suatu tempat di dalam hati Anda dan berkata, "Saya akan menjadi orang
Kristen yang baik sampai di batas ini saja. Saya tidak mengizinkan Firman Allah
untuk mendorong saya melewatinya; harus berhenti di titik ini. Selama tidak
melanggar batas ini, saya akan melayani dengan penuh semangat. Mereka memang
sangat aktif, selama batas itu tidak dilampaui. Secara mental, atau jauh di
dalam hati mereka, sudah ditetapkan satu garis batas yang tidak ingin mereka
lewati. Jika Anda menekan lebih dalam lagi, jika Anda menguji, Anda akan
mendapati bahwa batang yang Anda tancapkan akan segera menyentuh batu dan tidak
dapat masuk lebih jauh lagi.
Perhatikanlah bahwa mereka yang masuk pada kategori kedua ini
merupakan orang-orang yang percaya. Mereka termasuk sebagai orang
"Kristen". Mereka adalah orang yang, sesudah menerima Firman Allah,
akan segera minta dibaptis, mulai menjalankan banyak hal. Jadi kita dapat
segera melihat bahwa mereka memang percaya, namun sayangnya, seperti yang
dijelaskan di dalam ayat 13, "mereka percaya sebentar saja dan dalam
masa pencobaan mereka murtad". Mereka orang percaya! Jadi tidaklah
benar bahwa sekali Anda percaya, maka Anda akan selamanya selamat. Kita diberitahu
berdasarkan perkataan Yesus sendiri bahwa "mereka percaya sebentar saja
dan ... mereka murtad". Riwayat mereka tamat!
Jangan tenggelam dalam keyakinan yang berbahaya, sambil berkata
kepada diri sendiri, "Saya baik-baik saja, saya sudah percaya. Saya sudah
dibaptis." Mungkin Anda justru masuk ke dalam kategori ini, tapi saya
harap tidak! Tapi bagaimana jika Anda memang masuk ke dalam kategori ini? Anda
sudah dibaptis, Anda sudah percaya, lalu mendapatkan kehangatan yang cukup,
Anda menjadi sangat bersemangat untuk sementara, namun ketika penindasan
datang, Anda berpaling dan murtad. Saya berdoa kepada Allah supaya tak seorang
pun dari Anda yang masuk kategori ini. Jadi demikianlah mereka yang masuk
kategori kedua, orang yang percaya, tetapi yang percaya hanya untuk sementara.
Tipe Ketiga - "Orang
Kristen" yang Mendua Hatinya
Tipe yang ketiga ini pun termasuk yang tidak selamat. Akan tetapi
mereka berbeda dari kedua tipe sebelumnya. Kategori yang ini tidak memiliki
masalah sama sekali dengan bebatuan. Hati mereka terbuka sepenuhnya terhadap
Firman Allah. Tidak ada lapisan batu sama sekali di dalam tanahnya. Tanah itu
subur. Memiliki kedalaman. Tampaknya baik. Lalu apa masalahnya? Ketika Firman
Allah ditaburkan, mereka menerima Firman Allah itu sepenuh hati, seperti tipe
yang kedua, namun kali ini tidak disebutkan "dengan gembira".
Penerimaan mereka lebih mendalam. Mereka mungkin menerima Firman itu dengan
penuh keraguan, mungkin dengan gemetar, dengan pergumulan keras. Mereka tidak
memberi tanggapan yang berisi sukacita. Sangat mengagumkan jika kita perhatikan
ketepatan dari pengajaran Yesus. Yesus menambahkan keterangan 'dengan
gembira' hanya kepada mereka yang di dalam kategori kedua. Sedangkan yang
di dalam kategori ketiga tidak menerima Firman dengan cara ini.
Mungkin mereka maju ke depan dengan air mata; mereka meratap; dan
penuh keseriusan. Hati mereka terbuka kepada Allah. Tidak ada garis batas di
hati mereka, namun - apa yang menjadi masalah mereka? Tetapi ada perkara lain
di dalam hati. Hati mereka tidak murni di dalam pengabdian dan komitmen kepada
Tuhan. Mereka tidak membuang benih-benih lain dari dalam hati mereka. Yang
terjadi adalah Firman Allah itu bertumbuh di dalam hati mereka, namun
hal-hal lainnya ikut bertumbuh dan menjepitnya. Akhirnya tanaman itu gagal
bertumbuh. Inilah tragedi besar yang dialami oleh kategori ini. Mereka gagal
untuk menjalankan firman, "Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan
kepada Mamon". (Mat.6:24,Luk.16:13).
Anda tidak dapat mencampur-adukkan keduanya! Anda tidak boleh mengabdi kepada
Allah dan kepada Belial. Anda tidak boleh mengabdi kepada Allah sekaligus
kepada berhala-berhala lainnya. Anda tidak boleh mengabdi kepada Allah
sekaligus kepada dunia. Sudahkah Anda menetapkan pilihan? Tahukah Anda di mana
posisi Anda sekarang? Adakah hati Anda murni di hadapan Allah?
Itu sebabnya mengapa Yesus menyatakan di Matius 6:22, "Jika
matamu baik" (Mat.6:22)
maka kamu tidak akan bermaslah. Tapi jika mata Anda tidak baik atau tidak
terfokus, maka Anda akan mengalami masalah pandangan yang mendua, dan terang di
dalam diri Anda akan menjadi gelap. Dan jika terang yang ada di dalam diri Anda
itu gelap, "betapa gelapnya kegelapan itu" (ay.23). Semuanya
ini karena mata Anda tidak terfokus. Mata Anda tidak berfungsi. Anda tidak
memusatkan pandangan kepada Allah; Anda mencoba untuk melirik dunia; Anda
mencoba untuk melirik berhala; melihat-lihat kesenangan dunia. Anda tidak akan
dapat bertahan dengan keadaan seperti ini! Anda harus sepenuhnya dan tanpa
syarat berkomitmen kepada Allah untuk dapat bertahan. Tidak ada jalan lain.
Ujilah hati Anda di hadapan Allah. Perhatikanlah bahwa tidak
disebutkan tentang dosa di sini. Tidak disebutkan bahwa hati mereka penuh dosa.
Tidak! Mereka menerima Injil dengan sukacita. Mereka mengasihi hal-hal yang
baik. Mereka mengasihi jemaat. Mereka juga mengasihi Firman Allah. Akan tetapi
Firman Allah plus ini dan itu. Kristus plus ini dan itu. Dan sekali Anda
melakukan hal seperti itu, jika Kristus tidak menjadi segala-galanya, Anda
tidak akan dapat bertahan!
Markus 4:19 berkata bahwa tanaman ini terjepit. Firman Allah
terhimpit oleh hal-hal yang lain itu. Kategori ini juga sangat menguatirkan,
karena mereka memulai dengan baik, mereka tidak dangkal, akan tetapi mereka
tidak dapat memusatkan perhatiannya, tidak ada ketetapan hati. Hati mereka
terpencar-pencar, tidak terfokus. Anda tidak akan dapat bertahan tanpa
kebulatan hati!
Tipe yang Pertama Tidak Pernah
Percaya, dan Dua yang lainnya Murtad
Ketiga tipe ini sangat berbeda. Dari ketiga macam orang yang tidak
diselamatkan ini hanya satu yang tidak percaya; dua yang lainnya menerima
Firman Allah namun kemudian murtad. Lukas memberitahu kita bahwa "mereka
percaya sebentar saja" dan kemudian mereka "murtad".
Dan kata "murtad" ini sangat mutlak sifatnya. Kata Yunani yang sama
digunakan di 1 Timotius 4:1 "sebagian orang akan murtad". Roh
Kudus menyebutkan dengan tegas bahwa di hari-hari akhir, di akhir zaman, "sebagian
orang akan murtad". Kata yang sama seperti yang tercatat di Lukas
8:13. Di Ibrani 3:12, kita dapati lagi kata Yunani yang sama dengan maksud yang
sama.
Ayat di Ibrani 3:12 sangat penting karena ditujukan kepada
orang-orang Kristen: "Waspadalah, hai saudara-saudara, supaya di antara
kamu jangan terdapat seorang yang hatinya jahat dan yang tidak percaya oleh
karena ia murtad dari Allah yang hidup." Ayat-ayat ini ditujukan pada
orang-orang Kristen yang "hatinya yang jahat dan yang tidak percaya"?
Apa yang ia maksudkan dengan "hati yang jahat"? Kata 'jahat' di sini
tidak dimaksudkan untuk menggambarkan tindakan pembunuhan atau perampokan;
tidak satupun orang Kristen yang mau melakukan hal itu. Namun yang dimaksud
adalah hati yang 'tidak percaya', yaitu hati yang tidak mengizinkan Allah untuk
berkuasa atau memerintah atasnya. Mereka tidak mengizinkan Allah untuk menjadi
Raja atas kehidupan mereka - dan ini adalah satu kejahatan di mata Allah. Hal
ini merupakan kejahatan karena hal ini merupakan suatu tindakan pemberontakan
terhadap kedaulatan Allah. Akibatnya adalah kemurtadan dari Allah yang hidup.
Di Lukas 13:27, kata Yunani yang sama digunakan lagi sebagai
ungkapan penolakan yang sangat keras: "Enyahlah dari hadapan-Ku, hai
kamu sekalian yang melakukan kejahatan!" Kata ini diterjemahkan dengan
ungkapan 'enyah'. "Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu sekalian yang
melakukan kejahatan!". "Aku tidak tahu dari mana kamu datang".
Di sini Yesus sedang berbicara pada orang yang mengaku dirinya sebagai orang
Kristen. Mereka sudah menolak Kristus di dalam hati mereka lewat cara hidup
mereka, walaupun tidak lewat mulut mereka.
Sehubungan dengan kedua tipe ini, sekalipun mereka dikatakan
murtad tapi bukan berarti bahwa mereka tidak lagi datang ke gereja. Akan
tetapi yang menjadi makna utamanya adalah bahwa di dalam hati mereka, sudah
timbul penolakan terhadap kerajaan Allah. Kehendak Allah sudah tidak lagi menjadi
hal yang utama buat mereka. Mereka adalah orang-orang yang masih datang ke
gereja, dan sesudah ibadah mereka bergegas pulang untuk mengejar hal-hal tidak
membangun. Seperti bermain judi, memasang taruhan di pacuan kuda atau
berbagai kegiatan terlarang lainnya. Mereka orang Kristen, tetapi mereka
melakukan hal-hal itu. Termasuk orang Kristen yang macam apakah Anda? Pada masa
yang lalu, mungkin mereka pernah menjadi 'semacam' orang Kristen. Sekarang
mereka masih hadir di gereja. Ibadah di gereja dapat saja menjadi semacam
kebiasaan. Anda merasa ada yang kurang jika tidak ke gereja pada hari Minggu.
Jika Anda sudah secara rutin mengunjungi gereja selama bertahun-tahun, hal itu
dapat menjadi kebiasaan bagi Anda. Anda tidak tahu apa yang harus dilakukan di
hari Minggu pagi atau sore, jika saat-saat itu tidak dihabiskan di gereja. Akan
tetapi hal itu tidak lagi mencerminkan kualitas hidup Anda. Jadi makna
'kemurtadan', berdasarkan Alkitab, tidak harus dinyatakan melalui tindakan
meninggalkan gereja, walaupun memang ada yang seperti itu. Hati mereka - harap
diingat, pokok utama yang kita bahas adalah keadaan hati seseorang - telah
meninggalkan Allah.
Itulah tiga tipe dalam kelompok yang pertama - kelompok yang tidak
diselamatkan.
Kelompok yang Diselamatkan
Kelompok yang kedua juga terdiri dari tiga tipe atau kategori.
Kelompok ini digambarkan sebagai menghasilkan buah: ada yang tigapuluh kali,
enampuluh dan seratus kali lipat dari jumlah yang ditabur. Di sini kita melihat
adanya suatu keseimbangan yang sempurna di dalam perumpamaan ini, antara mereka
yang tidak diselamatkan dengan yang diselamatkan. Sangat perlu saya sekali lagi
mengingatkan Anda bahwa dari antara mereka yang tidak diselamatkan, hanya
kategori yang pertama saja yang benar-benar tidak percaya, sedangkan dua
kategori lainnya merupakan orang-orang yang pada awalnya percaya. Mereka
percaya, seperti kata Yesus hanya, "sebentar saja".
Di kelompok yang kedua ini, sekalipun mereka menghasilkan buah
tapi terdapat perbedaan. Perbedaan itu terletak dalam hal kualitas. Benih
yang ditabur sama, akan tetapi benih yang sama memberikan hasil yang berbeda
sesuai dengan kesuburan tanahnya. Firman Allah yang Anda dengarkan sama dengan
yang didengar oleh John Wesley (pendiri gerakan Metodis di Inggris). Namun,
mengapa Anda tidak menjadi seperti John Wesley? Firman Allah yang Anda
dengarkan sama dengan yang pernah didengar oleh John Sung. Akan tetapi mengapa
Anda tidak menjadi seperti John Sung? Ia membaca Alkitab yang sama dengan yang
Anda baca; ia menerima Roh Kudus yang sama dengan yang Anda terima, tapi
mengapa Anda memberi hasil yang berbeda dengan dia? Apa yang menimbulkan
perbedaan ini?
Di sini kita melihat ada yang menghasilkan seratus kali lipat,
sementara yang lain hanya tigapuluh kali lipat. Jumlah yang dihasilkan masih
kurang dari sepertiga orang yang memberi seratus kali lipat. Di mana
perbedaannya? Perbedaannya terletak pada kualitas tanahnya - kualitas tanggapan
Anda terhadap Allah. Anda cukup membaca tulisan orang-orang seperti John Sung
dan Wesley untuk memahami kualitas tanggapan mereka. Kualitas yang berbedalah
yang menjadi penyebabnya. Dengan demikian kita dapat memahami mengapa mereka
mengalami kuasa Allah yang bekerja melalui mereka dengan kekuatan yang sebesar
itu. Semestinya hal ini menjadi tantangan bagi kita. Ingatlah terus akan hal
ini: Firman Allah yang Anda dengar sama dengan Firman Allah yang membentuk
Paulus, membentuk Augustinus, John Wesley, John Whitfield dan sebagainya.
Firman Allah yang sama! Di mata kita, orang-orang itu seperti raksasa; sementara
sebagian besar yang lain seperti orang cebol. Yang satu menghasilkan seratus
kali lipat, dan yang lain hanya tigapuluh kali. Tentunya ini bukan salah Firman
Allah; bukan pula kesalahan Roh Allah sehingga Anda tidak dapat menjadi seperti
John Wesley. Kualitas tanggapan yang berbeda, perbedaan kesuburan tanah,
kualitas hati, itulah persoalannya.
Orang Kristen macam apakah Anda? Apakah Anda ingin menjalani hidup
bersama Allah tanpa menghasilkan apa-apa? Kita sudah membahas hal itu ketika
berbicara tentang 'keselamatan' yaitu bahwa jika kita tidak menghasilkan buah,
maka tidak akan ada keselamatan. Kita sudah melihat di Yohanes pasal 15 bahwa
setiap cabang yang tidak menghasilkan buah akan dipotong dan dibuang ke dalam
api. Hal ini sudah sangat jelas dinyatakan. Walaupun Anda sudah menjadi cabang,
Anda tetap dipotong. Pernyataan tersebut sudah sangat jelas, dan tidak perlu
diperjelas lagi. Lalu "dicampakkan ke dalam api" (ay.6) juga
merupakan pernyataan yang sangat jelas. Tidak perlu diperjelaskan lagi.
Sekarang pertimbangkanlah hal ini. Tanyakanlah di hadapan Allah:
"Jenis tanah yang seperti apakah hati saya ini? Seberapa jauh tanggapan
saya?" Dan jangan mengira bahwa dengan berkata, "Baiklah saya akan
mengejar yang tigapuluh kali lipat saja", maka berarti Anda tidak
meninggikan diri. Itu sama sekali bukan sikap merendah! Anda justru sedang
menghambat kuasa Firman Allah yang bekerja melalui Anda. Benih yang seharusnya
dapat menghasilkan seratus kali lipat Anda hambat sehingga tinggal tigapuluh
kali lipat saja hasilnya. Alasan apa yang akan Anda berikan nanti? Jadi baiklah
kita berdoa supaya Allah dapat memakai kita sepenuhnya, supaya kehendak Allah
dapat dilakukan sepenuhnya di dalam hidup kita. Tanpa hambatan sama sekali!
Katakan, "Tuhan, inilah saya dengan segala kelemahan saya, dengan segala
kegagalan saya, biarlah kuasa yang daripadaMu saja, dan bukan kekuatan saya,
yang bekerja selanjutnya. Pakailah hidup saya sepenuhnya! Genapilah kehendakMu!
Hindarkanlah saya dari kecenderungan untuk menghalangi kuasa FirmanMu."
Kunci untuk dapat Berbuah -
Ketahanan Menghadapi Penderitaan
Apa yang menjadi perbedaan utama dari kedua kelompok ini? Ini
adalah hal yang ingin saya ulas sampai ke dasarnya. Apa yang membedakan mereka
yang selamat dan yang tidak dapat bertahan? Apa yang membedakan antara
yang akan bertumbuh semakin kuat secara rohani dan yang tidak akan menghasilkan
apa-apa, sampai kepada mereka yang akhirnya murtad.
Apa kuncinya? Inilah poin yang ingin saya tanamkan di dalam hati
Anda. Semua pembahasan ini sebenarnya berkisar pada satu hal: apakah Anda
memahami arti penderitaan dan apakah Anda bersedia menanggungnya. Itulah hal
yang akan memberi perbedaan. Saat ini Anda mungkin masih belum memahaminya,
akan tetapi saya ingin agar Anda merenungkannya sejenak.
Kata terakhir di dalam bagian perumpamaan tentang penabur di Lukas
ini adalah "ketekunan". Kata ini mengandung makna 'ketahanan
atau daya tahan'. Kata terakhir inilah yang menjadi kuncinya. Kata terakhir di
dalam perumpamaan ini haruslah Anda ingat baik-baik. Jika Anda tidak ingat
keseluruhan isi perumpamaannya, maka paling tidak Anda ingat pada kata
'ketekunan' ini. Kata ini menunjukkan bahwa Anda tidak duduk diam sambil
menunggu sesuatu terjadi. Kata ini menunjukkan suatu daya tahan di dalam
menjalani penderitaan.
Kita tidak perlu membuang waktu memikirkan tipe pertama yang tidak
diselamatkan karena mereka memang tidak akan mau menerima Firman Allah. Akan
tetapi kita perlu memperhatikan tipe kedua dan ketiga itu. Mereka orang-orang
yang menerima Firman Allah, yang telah menjadi orang percaya, namun hanya
sebentar saja dan kemudian murtad. Mengapa mereka ambruk? Karena tidak tahan
menghadapi tekanan. Mereka menjadi orang Kristen mungkin karena beberapa
pengajar yang berkhotbah seperti ini: "Jika Anda datang kepada Yesus maka
Anda akan memperoleh damai sejahtera dan sukacita". Mereka menawarkan
manisan. Siapa yang tidak suka manisan? Dan memang demikian, seringkali
pekabaran Injil berlangsung seperti obralan permen.
Kesukaran Pasti Menimpa orang
Kristen
Cara Yesus mengabarkan Injil sangat jauh berbeda. Ia menyatakan
bahwa menjadi orang Kristen bukanlah perkara gampang. Anda harus bertahan
menghadapi tekanan. Anda harus melewati banyak tekanan. Injil secara
terang-terangan menyebutkan hal ini. Rasul Paulus, saat mengabarkan Injil,
tidak pernah mengobralnya seperti permen. Lihat saja di Kisah 14:22. Apa yang
terbaca di sana? "Untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami
banyak sengsara". Itulah pernyataan dari Injil. Anda akan memasuki
kerajaan Allah, benar, tapi harus melalui banyak sengsara. Saya berterima kasih
kepada Allah yang membawa saya kepada para pengajar yang jujur akan hal ini.
Saya muak melihat orang yang mengobral kerajaan Allah seperti barang murahan.
Kemudian, ketika segala sesuatu mulai bermasalah, Anda bertanya-tanya,
"Hei, apa yang terjadi dengan saya? Mengapa muncul banyak masalah justru
sesudah saya menjadi Kristen?" Tepat sekali! Ketika Anda menjadi Kristen,
Anda akan mendapati bahwa segala sesuatu di dunia ini mulai menjauhi Anda.
Segala sesuatu mulai menjadi masalah. Dengan begitu Anda akan tahu bahwa Anda
sudah menjadi Kristen. Begitulah cara untuk mengetahui apakah Anda Kristen atau
bukan. Jika Anda menyangka bahwa segala sesuatunya akan menjadi indah buat
Anda, maka Anda masih belum memahami persoalannya. "Untuk masuk ke dalam
Kerajaan Allah," kata Paulus, "Kita harus mengalami banyak
sengsara".
Di
sini Yesus mengatakan hal yang persis sama. Ia berkata bahwa ketika benih mulai
tumbuh, maka akan terjadi tiga hal. Yang pertama tercatat di Mat.13:21, yaitu 'penindasan'. Yang kedua adalah
'penganiayaan'. Dan yang ketiga terlihat di Lukas 8:13, yaitu 'pencobaan'. Kita
perlu mempelajari ketiga hal ini: (1) penindasan, (2) penganiayaan, dan (3)
pencobaan.
1. Penindasan (Tekanan)
Ketiga
hal ini akan menimbulkan tekanan yang luar biasa atas diri Anda. Suatu tekanan
yang sangat berat. Kenyataannya, memang demikianlah arti dari penindasan di
dalam bahasa sumbernya. Kata Yunani untuk 'penindasan' pada dasarnya berarti
'tekanan'. Berada di bawah penindasan berarti berada di bawah tekanan. Kata
yang sama digunakan pula di dalam Kisah 14:22: "Untuk masuk ke dalam
Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara". Artinya Anda akan
masuk dalam banyak rupa tekanan sepanjang waktu. Saya yakin bahwa mereka yang
baru dibaptis pasti mulai mengalami tekanan, bukankah demikian? Jika Anda belum
mendapatkannya, maka itu akan datang segera. Tetapi, jika Anda terus saja tidak
mengalami tekanan, maka saya akan menguatirkan apakah Anda mengerti apa arti
menjadi orang Kristen. Anda pasti akan mengalami tekanan. Inilah arti dari kata
'penindasan'.
Lalu
bagaimana sikap seorang Kristen dalam hal ini? Apa yang disampaikan oleh rasul
Paulus di dalam Roma 5:3? Ini adalah kata-kata yang perlu Anda tanamkan di
dalam hati jika Anda ingin menjadi orang Kristen sejati. Rasul Paulus berkata,
"Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan
kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan
ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan
pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam
hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita" (Rom5:3-5). Perhatikan kata-kata "Kita malah bermegah
juga dalam kesengsaraan kita". Kata yang diterjemahkan dengan
'kesengsaraan' adalah kata yang sama dengan 'penindasan' dalam bahasa Yunani.
Yaitu kata yang berarti 'tekanan': "kita bermegah di dalam tekanan".
Sekarang
ini, gereja dipenuhi oleh orang-orang Kristen yang datang untuk mencari
manisan. Mereka menjadi Kristen untuk menyenangkan hati sendiri. Tidak heran
jika mereka segera mengeluh ketika tekanan mulai berdatangan. Mereka mulai
mengeluh, "Hei, apa yang terjadi? Ada apa ini?" Ya, yang terjadi
sebenarnya adalah Anda mulai mengalami kehidupan Kristen. Jika ada pengkhotbah
yang tidak memberitahukan Anda bahwa ketika Anda menjadi Kristen, Anda akan
masuk ke dalam tekanan, pengkhotbah itu tidak layak mengabarkan Injil. Ia tidak
pantas mengabarkan Injil.
Orang-orang
datang kepada saya dan mengeluh, "Mengapa? Mengapa semuanya menjadi kacau?
Ayah saya jatuh sakit; ibu saya dibelit masalah keuangan; dan usaha saya
berantakan. Saya sendiri harus menghadapi masalah pribadi di sana-sini. Apa
yang terjadi? Saya kan sekarang sudah jadi orang Kristen! Allah seharusnya memberi
saya gula-gula!" Allah tidak pernah menjanjikan manisan kepada Anda.
Pelajarilah isi Alkitab! Jika Anda tahu apa artinya menjadi orang Kristen,
seharusnya Anda bermegah bersama rasul Paulus yang berkata, "Bahkan lebih
dari itu, kami justru bermegah di dalam kesengsaraan." Lalu Anda menyahut,
"Ada apa dengan Paulus? Apa dia sejenis orang gila? Apa dia jenis orang
yang gemar siksaan?" Bukan, tapi Paulus adalah orang yang memahami apa
arti hidup sebagai orang Kristen; yaitu selalu berada di bawah tekanan. Saya
harap Anda mencamkan hal itu baik-baik. Maka Anda akan dapat bersyukur kepada
Allah atas tekanan yang Anda hadapi. Anda akan belajar untuk bersama rasul
Paulus berkata, "Aku bermegah". Kita bermegah atas penderitaan,
tekanan, yang harus kita tanggung.
2. Penganiayaan
Kata
yang kedua adalah 'penganiayaan'. Anda belum benar-benar orang Kristen jika
Anda belum mengalami aniaya. Cepat atau lambat Anda akan mengalaminya, dan
bentuk aniaya yang paling buruk adalah yang berasal dari sesama orang Kristen.
Ingatlah selalu bahwa orang yang menganiaya Yesus sebagian besar berasal dari
kalangan religius. Golongan Farisi, adalah kelompok orang yang fanatik;
golongan ahli Taurat, adalah para teolog; imam-imam di Bait Allah, adalah para
pemimpin agama di zaman itu - ketiga kelompok inilah yang menjatuhkan hukuman
mati kepada Yesus. Ingatlah hal itu baik-baik!
John
Wesley, seorang hamba Allah yang luar biasa, sepanjang hidupnya dianiaya oleh
sesama orang Kristen. Tahukah Anda akan hal itu? Bukan orang non-Kristen yang
menimbulkan aniaya berat bagi John Wesley. Ia juga mengalami aniaya dari orang
non-Kristen. Akan tetapi orang Kristenlah yang paling menyusahkannya. Pada
awalnya, ia diusir dari Gereja Inggris (gereja resmi kerajaan Inggris). Ia
tidak diizinkan untuk berkhotbah di dalam setiap cabang Gereja Inggris, karena
ia mengajar tentang kekudusan, dan Gereja Inggris tidak mau mendengar khotbah
tentang kekudusan. Mereka mengusirnya keluar sehingga John Wesley harus
berkhotbah di jalanan, karena ia tidak lagi boleh berkhotbah di mimbar gereja.
Namun syukur kepada Allah, karena melalui John Wesley terjadi suatu kebangkitan
rohani yang luar biasa di Inggris, yang tidak pernah dapat diimbangi oleh
peristiwa-peristiwa kebangkitan rohani lainnya sepanjang sejarah Inggris. John Wesley
sadar bahwa ia akan mengalami penganiayaan. Ia tidak menyimpan dendam terhadap
mereka yang menganiaya dia. Dan sekarang ini, Gereja Inggris sangat menyesali
apa yang sudah mereka perbuat terhadap John Wesley dahulu. Mereka sekarang
mencoba untuk merangkul Gereja Metodis agar mau kembali ke Gereja Inggris.
Ingatlah
hal ini baik-baik. Bagi mereka yang melayani Tuhan. Jika Anda setia kepada
Injil, Anda akan menghadapi penganiayaan dari orang non-Kristen sekaligus dari
sesama orang Kristen. Kadang kala Anda akan bertanya-tanya, "Mengapa saya
dimusuhi semua orang?"
Di
masa awal sejarah gereja, Athanasius, seorang hamba Allah yang luar biasa dari
abad ke-4, mengalami pengucilan sampai tujuh kali. Siapa yang mengucilkannya?
Sesama orang Kristen! Ia diusir keluar dari lingkungan gereja. Hanya cabang
tempat ia melayani saja yang setia mempertahankannya. Gereja secara umum saat
itu mengucilkan dia. Namun kemudian segala sesuatu mulai berbalik. Athanasius
sekarang ini kita kenal sebagai seorang penyelamat besar di tengah lingkungan
jemaat, ia menyelamatkan jemaat dari ancaman kesesatan yang mengerikan. Akan
tetapi pada zamannya, ia sendiri malah dituduh sebagai orang sesat.
Sekarang
kita sudah mendapatkan gambaran yang semakin jelas. Kata yang pertama adalah
'tekanan'. Kata yang kedua adalah 'penganiayaan'. Rasul Paulus berkata di 2 Tim.3:11, "Engkau telah ikut menderita penganiayaan dan
sengsara seperti yang telah kuderita." Dan ia melanjutkan dalam ayat
berikutnya, ay.12: "Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam
Kristus Yesus akan menderita aniaya". Anda harus menderita aniaya. Jangan
mengira bahwa Anda adalah pengecualian! Jika Anda ingin dikecualikan, jangan
menjadi orang Kristen. Saat Anda menjadi orang Kristen, sadari hal ini,
"Saya akan menderita aniaya." Namun jika Anda tidak ingin menderita
aniaya, maka kemasilah barang-barang Anda dan lupakan Kekristenan. Anda tidak
usah menjadi orang Kristen sama sekali.
3. Pencobaan
Kata
yang ketiga adalah kata ‘pencobaan’ di Lukas 8:13. Kata 'pencobaan' di dalam
bahasa Yunani memiliki dua makna. Makna pertama dari kata 'pencobaan' adalah
ujian dari Allah. Jadi merupakan tindakan Allah untuk menguji Anda. Dalam
pengertian ini, terjemahan yang dipakai bukanlah 'pencobaan'; karena merupakan
ujian. Kata Yunani yang sama dipakai di 1 Pet.4:14 dengan makna pengujian ini. Di ayat ini, rasul Petrus
berkata, "Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus,
sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu." Di sini kata
tersebut diterjemahkan dengan kata 'dinista' - menderita penistaan karena nama
Kristus - dan Anda bisa saja diuji dengan cara ini. Berada di bawah tekanan,
mengalami ujian Allah - diuji dengan api - merupakan bagian dari kehidupan
orang Kristen. Anda akan selalu menghadapi ujian. Kita akan membahas hal itu
sebentar lagi.
Makna
kedua dari kata 'pencobaan' adalah digoda untuk berbuat dosa. Di sini
pengertiannya sangat jauh berbeda. Dalam maknanya kali ini, Iblislah yang
memegang peranan. Tentu saja, Iblis ikut berperan di dalam setiap ujian, dalam
arti ia selalu mencoba untuk menjatuhkan Anda, menjauhkan Anda dari Allah.
Namun, di dalam makna yang kedua ini, ia berperan langsung, bukannya sekadar
dilibatkan. Ia menggoda Anda untuk berbuat dosa; mengumpankan dosa kepada Anda.
Ia akan memamerkan kenikmatan dosa. Ia mencoba menjerat Anda ke dalam dosa. Ini
dapat kita lihat contohnya di dalam Lukas 4:13, di mana setan mencoba untuk
menggodai Yesus, mencoba untuk menjatuhkannya.
Penderitaan - bisa Membinasakan atau Memberi
Pertumbuhan
Secara
keseluruhan, kita dapat melihat bahwa penderitaan memang tidak terpisahkan dari
kehidupan orang Kristen. Kita sudah melihat arti dari ketiga kata yang dipakai
oleh Yesus dalam menjelaskan mengapa benih yang jatuh di tanah yang
berbatu-batu itu layu. Perhatikan perumpamaan ini sekali lagi. Di dalam
perumpamaan ini, penderitaan dibandingkan dengan matahari. Sangatlah penting
untuk dapat memahami hal ini. Dikatakan bahwa ketika matahari terbit, maka
benih yang tumbuh di tanah berbatu-batu itu mati, karena mereka tidak berakar
dan tidak mendapat cukup air. Renungkanlah hal ini. Di dalam pengajaran Yesus
kali ini, matahari dibandingkan dengan penderitaan. Hal ini sangat penting.
Matahari dapat membinasakan ataupun membantu pertumbuhan. Ini sebabnya saya
nyatakan bahwa poin ini sangat penting dalam memahami perumpamaan ini.
Tanpa
matahari, tidak ada tanaman yang dapat bertumbuh. Matahari sangatlah
dibutuhkan, dalam pengertian tertentu, oleh tanaman yang menghasilkan buah. Ia
memampukan tanaman untuk dapat menghasilkan banyak buah. Akan tetapi bagi
tanaman yang tidak berakar, matahari akan membinasakannya. Penindasan sama
seperti matahari. Ia akan membawa Anda semakin masuk dalam kerohanian, atau
akan membinasakan kerohanian Anda, dan itu semua bergantung pada Anda, bukannya
pada matahari. Kita akan menelaahnya dengan lebih teliti sesaat lagi.
Tiga Perkara Fatal bagi Orang Kristen
Mari
kita lihat satu lagi kategori orang percaya yang gagal bertahan, yaitu benih
yang tumbuh di tengah semak belukar. Pada saat benih jatuh ke tengah semak
belukar, semak itu masih tidak kelihatan. Benih firman dan benih semak belukar
itu tumbuh bersama-sama dan dengan berjalannya waktu, semak itu mulai mencekik
benih yang ditabur. Di bagian ini, kita juga melihat ada tiga hal yang
berkaitan dengan semak belukar itu (Mk 4:19). Kita mulai dari ayat
18: "Dan yang lain ialah yang ditaburkan di tengah semak duri, itulah
yang mendengar firman itu," - sekarang perhatikan tiga hal yang
disampaikanNya - "lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan dan
keinginan-keinginan akan hal yang lain..."
Yesus
menggunakan tiga kata bagi penderitaan: aniaya, tekanan dan pencobaan
sehubungan dengan mereka yang tumbuh di tanah berbatu-batu. Selanjutnya, Yesus
memakai tiga ungkapan pula dalam hubungannya dengan mereka yang tumbuh di
tengah semak belukar; yaitu, (1) kekuatiran dunia ini, (2) tipu daya kekayaan
dan (3) keinginan-keinginan akan hal yang lain. Ketiga hal ini akan menjadi
perkara yang fatal bagi orang Kristen yang coba-coba memberi lahan bagi hal-hal
tersebut - mementingkan dunia, mementingkan masa sekarang.
Menghindari Penderitaan berarti Mengejar Kesenangan
Duniawi
Sekarang
cobalah tanyakan pada diri Anda sendiri mengapa ketiga hal tersebut akan
berdampak besar bagi orang Kristen. Seseorang yang tidak mau menderita adalah
orang yang hanya ingin menikmati apa yang disebut 'kehidupan'. Ia ingin
menghindari penderitaan. Jadi, pada dasarnya, hal yang sama berlaku di sini.
Jika Anda tidak ingin menderita, maka Anda pasti akan pergi mengejar kekayaan.
Mengejar kenikmatan duniawi. Itulah cara untuk lari dari penderitaan. Jadi
mereka yang percaya tetapi gagal bertahan sebenarnya adalah sama persis dengan
mereka yang pertama, yang tumbuh di tanah berbatu-batu; mereka semua mau lari
dari tekanan. Mereka ingin mencari pelarian di dunia ini, mereka kuatir jika
mereka tidak dapat meraih apa yang mereka kejar di dunia ini.
Pada
dasarnya, kedua-duanya memiliki mentalitas yang sama tapi hanya pengungkapannya
yang berbeda. Mengapa seorang Kristen mencintai uang? Karena uang dapat
menyingkirkan tekanan dari pundak mereka, bukankah begitu? Uang dapat menolong
mereka untuk mendapatkan mobil mewah; uang dapat membantu mereka mendapatkan
rumah yang lebih indah; uang dapat membantu mereka untuk meringankan beban dan
penderitaan. Lagi pula, apa arti penderitaan sesungguhnya? Penderitaan
sebenarnya berarti masuk dalam tekanan keuangan. Anda tidak mau berada di bawah
tekanan keuangan, dan untuk itu Anda berusaha untuk mendapatkan uang.
Apa
artinya? Anda tidak ingin menghadapi aniaya; Anda ingin dihormati semua orang.
Bagaimana cara agar dihormati orang? Hanya jika Anda memiliki uang! Anda dapat
mengendarai mobil mewah; dapat menjalani hidup penuh gaya. Orang akan
menghormati Anda; mereka tidak akan menganiaya Anda. Terlebih lagi, jika Anda
punya banyak uang, sangat berbahaya jika ada orang yang coba-coba menganiaya
Anda. Anda dapat membayar pengacara. Orang Kristen yang miskin tidak dapat
menyeret Anda ke pengadilan; tapi jika ia orang kaya, dan Anda mengganggunya,
maka ia akan menyeret Anda ke pengadilan. Ia punya banyak pengacara. Jika Anda
memfitnahnya, atau mengucapkan hal-hal yang buruk tentangnya, Anda akan masuk
dalam masalah besar. Tidak ada orang yang berani mengganggu orang kaya, tapi
banyak yang berani menyerang orang miskin. Orang miskin tidak dapat membela
diri, tapi orang kaya mereka tidak berani serang.
Selanjutnya,
tentu saja, Anda mulai menginginkan banyak hal karena Anda mampu membelinya.
Orang miskin tidak punya uang untuk itu; ia hanya dapat mengkhayal tentang
barang-barang mewah. Jika Anda tidak punya uang untuk membelinya, Anda hanya
bisa mengaguminya dari balik kaca. Tetapi orang kaya, dengan uang yang
dimilikinya, ia menginginkan segalanya, karena ia memiliki kuasa untuk
mendapatkan apa yang diinginkannya. Jika ia ingin berlibur ke Florida (Amerika),
ia segera berangkat ke sana. Dapatkah Anda berlibur ke Florida? Tidak! Itu
karena Anda tidak cukup kaya. Jadi Anda hanya bisa mengagumi Florida dari
halaman majalah. Anda menikmati keindahan alam Florida dari gambar-gambar di
majalah. Ada gambar kapal layar di sana, dan Anda membayangkan, "Wah,
seperti apa rasanya berlibur di sana." Anda hanya dapat menikmatinya dari
kejauhan, lalu Anda mulai membatin, "Saya harus mencari lebih banyak uang.
Saya harus bekerja lebih keras lagi, sehingga saya dapat menikmati hidup
ini."
Jadi
kategori ini pun mencoba untuk lari dari penderitaan sejauh mungkin, dan
mencari pelarian di dunia. Perbedaan di antara yang selamat dengan yang gagal
terletak pada pemahaman akan makna penderitaan serta kesediaan untuk menanggungnya.
(1) Anda mungkin memahaminya, tetapi Anda tidak mau menerimanya, hal ini tidak
menolong Anda. (2) Anda bersedia menerimanya, dan seperti Paulus, bermegah
dalam kesengsaraan. Itulah perbedaan antara kelompok yang selamat dengan yang
tidak selamat.
Penderitaan itu Tidak Terelakkan dan Perlu
Sekarang
kita sampai ke bagian kesimpulan tentang penderitaan. Hal pertama yang
berkaitan dengan penderitaan adalah: Penderitaan bagi orang Kristen tidak
mungkin dapat dihindari. Sama seperti sinar matahari; matahari bersinar tidak
hanya kepada orang non-Kristen akan tetapi juga bersinar atas orang Kristen. Ia
bersinar atas semua orang. Ia akan membinasakan yang satu, tetapi juga membantu
pertumbuhan yang lain. Alasan mengapa satu tanaman layu terkena sinar matahari
bukan semata-mata karena terik matahari itu saja. Matahari tidak memusatkan
sinarnya kepada satu titik saja; ia bersinar ke segala arah. Jika ia bersinar
atas tanaman yang kemudian layu, ia juga bersinar atas tanaman yang semakin
subur. Jadi sia-sia jika seseorang yang gagal lalu mengeluh, "Saya
menderita lebih dari yang lain." Anda tidak menderita lebih dari yang
lain. Saya jamin bahwa penderitaan Anda tidak ada sepersepuluh dari penderitaan
Paulus atau Kristus. Tapi perhatikanlah orang Kristen yang lemah. Ia menggerutu
setiap kali ada masalah. Selalu bertanya, "Mengapa Allah berbuat ini
kepada saya?" Ia melakukan hal itu kepada Anda karena Anda memang
membutuhkan sinar matahari. Tidak ada tanaman yang bertumbuh tanpa sinar
matahari. Anda harus dapat bertahan. Benih yang jatuh ke tanah keras juga
mendapat sinar matahari. Tentu saja ia tidak perlu kuatir karena ia tidak akan
berlama-lama di sana. Matahari bersinar ke segala arah. Jadi dengan cara yang
sama, di dalam hidup ini, tidak ada jalan untuk menghindari penderitaan dan
aniaya. Anda dapat melarikan diri dengan mengandalkan dunia ini, namun itu
hanya membuat Anda masuk ke dalam masalah yang lain.
Dunia
ini penuh dengan tipu daya. Tampaknya Anda diberi sesuatu yang baik; lalu Anda
dijerat untuk semakin jauh masuk ke dalamnya; dan pada akhirnya Anda mendapati
bahwa hal iu tetap berakhir dalam penderitaan tapi dalam bentuk yang berbeda.
Di dalam hidup ini, tidak ada tempat untuk lolos dari penderitaan, setidaknya
dalam jangka panjang. Orang Kristen yang bijak sudah memahami hal itu. Ia tahu
bahwa mereka yang kaya juga tidak dapat tidur nyenyak karena kuatir mungkin
akan diculik demi tebusan; atau bank tempat ia menyimpan dananya ditutup; atau
perusahaan asuransi yang menjaminnya bangkrut; atau harga saham-saham yang
dibelinya ternyata anjlok; dan masih banyak lagi kekuatiran lainnya. Kekuatiran
mereka tidak ada akhirnya. Siapa yang akan menerima warisan jika ia mati, dan
apakah keluarganya akan berkelahi memperebutkan warisan itu nantinya. Ada yang
lebih buruk lagi, yaitu mereka yang sudah kehilangan kesehatannya sebelum
menjadi kaya. Seperti yang sudah pernah saya ceritakan kepada Anda, ada
beberapa orang yang mengorbankan kesehatannya untuk dapat memperoleh kekayaan,
lalu kemudian, sesudah menjadi kaya, mereka menggunakan kekayaan itu untuk
mengembalikan kesehatan mereka. Dan hal yang begini sering terjadi.
Selanjutnya
hal kedua yang perlu kita pahami sehubungan dengan penderitaan adalah ini:
alasan mengapa Anda bermegah atas penderitaan adalah karena Anda tahu bahwa
penderitaan itu membasmi dosa di dalam hidup Anda. Hal ini ada di 1 Pet.4:1:
"Barangsiapa telah menderita penderitaan badani, ia telah berhenti
berbuat dosa." Sangatlah penting untuk memahami bahwa: penderitaan
akan memangkas akar-akar dosa. Penderitaan merupakan jalan untuk membasmi
lalang di dalam hidup Anda, membasmi sampai ke akarnya. Jika Anda izinkan
penderitaan itu bekerja dan jika akar-akar lalang itu dihadapkan ke matahari,
maka lalang itu akan dibasmi. Penderitaan akan memurnikan hidup Anda. 1 Pet. 1: 6,7memberitahu kita bahwa itulah ujian bagi iman
kita, seperti emas yang diuji dengan api sehingga menjadi semakin murni. Atau,
jika kita kaitkan dengan perumpamaan ini, sejalan dengan semakin teriknya sinar
matahari, tanaman tersebut menancapkan akarnya semakin jauh ke dalam tanah.
Kualitas kehidupan rohaninya meningkat karena ia tahu bahwa ia harus bergerak
lebih jauh lagi ke dalam untuk dapat menyerap semakin banyak air yang
dibutuhkannya.
Yang
ketiga, penderitaan pada kenyataannya adalah tanda dari kasih Allah. Sinar
matahari demikian indahnya! Sinar matahari membantu pertumbuhan tanaman. Jika
Anda memiliki akar, tanaman yang memiliki akar justru menikmati sinar matahari.
Sangat luar biasa! Ia bertumbuh justru karena sinar matahari. Ini menggambarkan
kasih Allah kepada kita, sebagai contoh di Ibrani12:10. Kita diberitahu bahwa
melalui penderitaan dan disiplin, kita dapat beroleh bagian dalam kekudusanNya.
Tahukah Anda akan hal itu? Kekudusan hanya dapat diperoleh melalui penderitaan!
Allah memberi penderitaan agar supaya "kita beroleh bagian dalam
kekudusanNya" - supaya kita dapat menjadi serupa dengan Dia. Secara
umum, Ibrani 12:3-11 berbicara tentang fakta bahwa Allah mendisiplin kita
karena Ia mengasihi kita. Saya mendisiplin anak saya karena saya mengasihinya.
Disiplin adalah ungkapan kasih dan kepedulian saya. Saya tidak mendisiplin anak
tetangga saya, karena itu anak orang lain, jika anak itu melakukan kenakalan,
seperti merusak rumahnya sendiri, maka itu bukan tanggung jawab saya. Saya
tidak akan mendatanginya dan menegur, "Mengapa kamu merusak rumah
kamu?" Jika orang tuanya tidak menghentikannya, mengapa saya harus
melakukannya? Akan tetapi saya mempedulikan anak saya. Jika anak saya melakukan
hal itu, maka saya akan mendisiplinnya. Hal ini akan melukai hatinya; dan saya
juga, akan tetapi penderitaan adalah ungkapan dari kasih.
Kita Dipanggil untuk Masuk dalam Persekutuan
Penderitaan Yesus
Dan
terlebih lagi, kita dipanggil untuk masuk ke "persekutuan dalam
penderitaan-Nya" (Flp.3:10). Yesus berbicara tentang hal yang sama:
"Barangsiapa yang ingin mengikut Aku, ia harus memikul salibnya setiap hari
dan mengikut Aku." Anda mau mengikut Yesus? Anda harus berjalan di
belakangnya. Ia memikul salibnya; dan Anda memikul salib Anda. Anda mengikut
dia dalam - "persekutuan dalam penderitaan-Nya". Hal ini
sangat penting untuk dipahami. Dan hal ini juga mengandung berbagai macam
makna:
Pertama,
itu berarti bahwa ketika Anda menanggung penderitaan, maka Anda adalah
muridnya. Anda mengikut jejaknya. Di 1 Pet.2:21 dikatakan bahwa Yesus meninggalkan teladan untuk kita
mengikuti jejaknya. Itu sebabnya ketika Anda menanggung penderitaan maka Anda
tahu bahwa Anda adalah seorang murid. Penderitaan ini adalah buktinya.
Kedua,
penderitaan ini membuktikan bahwa kita memuliakan Kristus dengan tubuh kita.
Rasul Paulus berkata bahwa ia bermegah di dalam penderitaannya. Di Filipi 1:20
ia berkata, "Sebab yang sangat kurindukan dan kuharapkan ialah ... Kristus
dengan nyata dimuliakan di dalam tubuhku, baik oleh hidupku, maupun oleh
matiku." Di mana ada orang Kristen seperti ini sekarang? Di mana kita
dapat menemukan orang seperti itu? Orang sekarang hanya ingin hidupnya saja,
bukan matinya. Paulus berkata, "Aku lebih suka mati." Ia tidak takut
mati karena "Kristus dimuliakan dengan matiku". Kita melihat bagaimana
ia berkeras untuk pergi ke Yerusalem sekalipun yang lain berusaha mencegahnya.
Ia tidak pernah takut untuk mati. Ia akan memuliakan Allah di dalam
penderitaannya.
Ketiga,
kita dapati bahwa hanya melalui penderitaan kita akan dapat mengenal Yesus sampai
ke tingkat yang terdalam. Kepada orang Kristen semacam inilah kita perlu
bersekutu, sayangnya mereka tergolong langka. Dengan mereka Anda dapat
bersekutu sampai tingkat yang terdalam. Anda tahu mengapa? Karena mereka
benar-benar mengenal Yesus. Bagaimana cara mereka mengenal Yesus? Di mana
mereka mengenal dia? Di dalam kelas penderitaan! Seorang Kristen yang telah
mengalami penderitaan akan memiliki kedalaman yang tidak dimiliki oleh orang
Kristen lainnya. Mereka memiliki kedalaman. Mereka benar-benar mengenal Yesus -
bukannya sekadar berkata, "Aku percaya padanya." Mereka mengenal
Yesus sampai ke tingkat yang terdalam. Ini adalah jenis orang Kristen yang
sudah langka sekarang ini. Jika suatu hari nanti Anda mendapat kesempatan untuk
bertemu dengan saudara-saudara seiman di China, Anda akan mengerti maksud saya.
Orang yang sudah pernah mengalami kesulitan di tempat kerja paksa adalah orang
Kristen dengan kualitas yang berbeda. Ia bukanlah tipe orang Kristen Hari
Minggu. Bukan pula orang Kristen yang gemar bertamasya. Ia adalah orang Kristen
yang sudah mengalami masa kerja paksa, penderitaan, pukulan dan interogasi. Ada
kualitas yang berbeda di dalam diri orang-orang ini. Mereka mengenal Yesus
secara khusus.
Inilah
yang Paulus rindukan. Ia berkata, "Apakah engkau ingin mengenal Yesus?
Saya beritahu cara untuk mengenal Yesus. Kamu dapat mengenalnya di tempat
penderitaan." Jika Anda tidak ingin menderita, maka Anda tidak akan
mengenal Yesus. Anda tidak akan dapat mengenal Yesus dengan memasuki sekolah Alkitab
dan belajar di sana. Itu bukan tempat untuk mengenal Yesus; itu tempat untuk
memperoleh pengetahuan akademis. Tidak seorang pun yang lulus dari sekolah
Alkitab memiliki pengenalan akan Yesus seperti pengenalan yang dimiliki oleh
Paulus, dengan cara sebagaimana yang sudah kita bicarakan. Tak seorangpun
lulusan dari sekolah Alkitab yang memiliki pengenalan akan Yesus seperti
saudara-saudara di China yang mungkin tidak memiliki pendidikan tinggi. Jika
Anda berbicara dengan kedua macam orang ini, maka Anda akan melihat perbedaan
seperti perbedaan di antara langit dan bumi. Mereka merupakan dua tipe orang
yang berbeda sepenuhnya. Yang satu mengenal Yesus; yang satunya lagi hanya
memiliki pengetahuan tentang Yesus. Perbedaannya sangatlah besar.
Yang
mana yang Anda inginkan? Jika Anda ingin tahu lebih banyak tentang teologi, ada
banyak toko buku Kristen di kota Anda. Beli saja beberapa buku dan bacalah.
Anda ingin mendapat pengetahuan teologis yang sistematis, cari bukunya dan
bacalah. Namun Anda tidak akan mengenali Yesus lebih mendalam hanya berbekalkan
buku-buku itu. Mengenal Yesus hanya dapat dilakukan di dalam kelas penderitaan,
di dalam persekutuan dalam penderitaannya. Itu sebabnya mengapa di Filipi 3:10,
rasul Paulus berkata, "Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa
kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi
serupa dengan Dia dalam kematian-Nya". Ia meletakkan semua itu di
dalam satu kalimat. Mengapa? Karena memang tidak terpisahkan. Apakah Anda ingin
mengenal dia? Anda akan dapat mengenalnya di dalam persekutuan dalam
penderitaannya. Itulah saat di mana Yesus menjadi lebih dekat kepada Anda; saat
di mana Anda paling membutuhkan dia; dan saat di mana ia akan berbicara dengan
sangat jelas kepada Anda.
Saya
menyampaikan hal ini berdasarkan pengalaman. Masa tiga tahun di China, ketika
saya menghadapi kelaparan dan aniaya sampai batas tertentu, adalah saat di mana
saya melangkah di dalam persekutuan yang termanis dan terdekat dengan Yesus. Di
bawah tekananlah, di dalam "persekutuan dalam penderitaannya" saya
mengenalnya secara mendalam - saat yang jauh lebih berharga ketimbang masa
belajar di sekolah Alkitab, ketimbang masa kuliah teologia. "Persekutuan
dalam penderitaanNya!" Saya harap semua ini membantu Anda dalam
memahami makna penderitaan, makna dan nilai dari penderitaan. Saat menanggung
penderitaan adalah masa di mana Anda mengalami kedekatan yang paling erat
dengan Yesus.
Namun
itu terjadi hanya jika Anda menancapkan akar lebih jauh ke dalam tanah.
Penderitaan juga dapat menjauhkan Anda dari Tuhan, sebagaimana yang terjadi
dengan dua kategori yang murtad. Penderitaan juga dapat menarik Anda kepada
Allah, tergantung pada Anda, pada kondisi hati Anda. Jika Anda mengalami
penderitaan, bersyukurlah kepada Allah, katakanlah, "Sekarang kesempatan
saya untuk dapat mengenalNya." Mendekatlah kepadaNya. Bertahanlah di dalam
Tuhan, maka Anda akan mendapati bahwa Tuhan mendampingi Anda - dalam
persekutuan dengan Anda. Maka Anda akan dapat merasakan manisnya suatu
persekutuan. Anda tidak akan pernah tahu seberapa dekat Tuhan bagi Anda sampai
tibanya saat penderitaan itu. Anda akan berkata, "Tuhan, saya tidak pernah
tahu sebelumnya bahwa Engkau begitu dekat di sisi saya. Engkau selalu bersama
saya setiap saat." Di dalam setiap penderitaan Anda, Anda akan mendapati
bahwa Ia pun ikut menderita bersama Anda.
Penderitaan berat disiapkan untuk Orang-orang pilihan
Terakhir,
ada satu kategori penderitaan yang saya sendiri tidak berani menyebutkannya,
karena kategori penderitaan yang satu ini disiapkan hanya untuk orang-orang
pilihan Allah, bejana kemuliaan Allah. Ini adalah kesempatan istimewa untuk
menanggung penderitaan yang hanya disediakan bagi mereka yang sudah ditentukan
oleh Allah. Kebanyakan di antara kita tidak layak untuk menjalaninya. Anda tahu
ketika Allah memilih Paulus, inilah yang dikatakanNya di dalam Kisah 9:15-16:
"Orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku"
dan "Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan
yang harus ia tanggung oleh karena nama-Ku." Apakah Anda ingin menjadi
alat pilihan? Itu dia! Saya sudah mendengar banyak orang yang berkata,
"Tidak adil. Allah memilih Paulus." Apakah Anda bersedia menanggung
penderitaan hebat? Anda dapat saja menjadi Paulus yang berikutnya. Anda
berpeluang untuk itu. Namun, sebelum saatnya tiba, jangan terlampau yakin akan
hal itu. Hal lainnya adalah, jika Dia memilih Anda, maka Anda akan memikul
beban salib yang luar biasa beratnya di pundak Anda. Paulus adalah jenis orang
yang bermegah di dalam kesengsaraan. Allah memilih dia dan berkata, "Aku
sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia
tanggung oleh karena nama-Ku."
Saya
teringat pada Wang Ming Dao sebelum ia masuk ke penjara. Ia berkata, "Saya
tidak layak untuk menderita bagi Kristus." Ia terus menerus berkata bahwa
ia tidak layak untuk menderita bagi Kristus. Mungkin ia menyadari poin ini:
dipanggil untuk menderita bagi Kristus adalah suatu kesempatan yang sangat
istimewa, yang tidak diberikan kepada sembarang orang. Orang-orang Kristen di
China tahu persis akan hal ini. Akhirnya Wang Ming Dao mendapat kesempatan
istimewa ini. Apakah ia masih hidup sekarang ini, kita tidak tahu persis. Akan
tetapi ia, paling tidak, memahami bahwa ini adalah kesempatan istimewa yang
tidak diberikan kepada sembarang orang.
Apakah
Anda melihat hal ini sebagai suatu kesempatan istimewa? Apakah mata Anda
terbuka untuk memahami makna penderitaan? Jika ya, maka Anda akan menjadi
bagian dari mereka yang tidak saja menghasilkan buah, akan tetapi menghasilkan
sampai tigapuluh, enampuluh atau bahkan seratus kali lipat!